Langsung ke konten utama

Pengorbanan Yang Tak Pernah Berakhir


Sejak kecil hidupku memang serba kecukupan dan kedua orangtuaku sering mengajakku pergi liburan keluar negri dan berbelanja berbagai barang mewah disana. Saat itu ayahku memang masih menjadi pengusaha sukses dan memiliki banyak karyawan dikantornya.
Aku dan adikku bersekolah diesebuah sekolah yang cukup terkenal yang letaknya berada didalam komplek perumahan elite tempat kami tinggal. Ayahku mempekerjakan seorang sopir yang ditugaskan untuk mengantar jemput kami ke sekolah yang bernama pak wanto yang baru berusia 35 tahun.

Dulu keluarga kami sangat bahagia namun ketika krismon tiba, musibah itupun tidak bisa dipungkiri oleh keluarga kami. Usaha keluarga Kami jatuh bangkrut dan menyisakan hutang dimana mana. Selain itu ayahku juga memiliki hutang pajak yang tertunggak dalam jumlah yang lumayan besar.

Hal ini juga mengakibatkan keretakan dalam rumah tangga kedua orang tuaku yang saling menyalahkan satu sama lainnya hingga akhirnya ibuku pun pergi meninggalkan rumah.
Sudah hampir seminggu lamanya, beberapa oknum petugas pajak bolak balik menyatroni rumah kami dan memeriksa segala berkas berkas perusahaan ayahku yang terlihat mencurigakan bagi mereka.

Siang itu sehabis pulang dari sekolah aku segera masuk kedalam rumah dan melewati ruang tamu dimana ayahku dan tiga orang laki laki oknum petugas pajak sedang mengobrol disana. Pembicarran mereka kali ini terlihat sangat serius hingga membuat ayahku sedikit kuatir akan kondisi yang ada.
“sekarang kita sudah punya bukti kuat kalau ternyata bapak sudah cukup lama tidak membayar pajak perusahaan. Ujar laki laki paruh baya berperut gendut itu.
“iya bener. Bapak tahu tidak kalau menggelapkan pajak itu hukumannnya apa? Ujar bapak yang lainnya.

“iya tahu pak. Sebenarnya saya mau bayar semua hutang pajaknya cuma saat ini usaha saya lagi macet jadi saya mau minta tempo lagi untuk menyelesaikannya. Ujar ayahku.
“enak aja. Mana bisa begitu. Bapak bisa punya rumah dan mobil mewah tapi giliran bayar pajak aja gak mau !! ujar salah satu petugas

“udah deh daripada bertele tele mending langsung kita proses aja masalah ini. biar dia ngerasain tinggal di penjara. Ujar petugas yang berkepala agak botak.
“wah jangan deh pak. Kita kan masih bisa diskusikan lagi masalah ini. Ujar ayahku
“hmmm kita sih mau aja diskusi tapi ada syaratnya pak. Ujar petugas itu

“katakan saja pak. Saya pasti bisa memenuhi syarat yang bapak berikan. Ujar ayahku dengan penuh harap.
“begini pak. Awalnya kan kami cuma ingin minta bagian supaya masalah perusahaan bapak bisa selesai. Tapi karena usaha bapak lagi macet maka kita mau kasih solusi lain. ujarnya

“kalau begitu apa solusinya pak? Ujar ayahku
“Solusinya adalah anak gadis bapak yang tadi baru pulang sekolah hehe.. ujar petugas
“loh koq jadi bawa bawa anak gadis saya segala pak. Memangnya dia bisa bantu apa untuk menyelesaikan masalah ini. ujar ayahku
“begini pak. Kita bertiga sebenarnya sudah berunding dari kemarin mengenai masalah ini. jadi menurut kami gimana kalau bapak selesaikan masalah ini dengan menyerahkan anak gadis bapak pada kami. Ujar petugas
“hahh ?? jadi anak gadis saya harus melayani kalian bertiga gitu maksudnya? Ujar ayahku
“bener sekali pak. Itu juga kalau bapak gak keberatan sih. Hehe

“keterlaluan kalian. Jangan sembarangan kalau bicara !! Pokoknya saya ga akan mengorbanka anak gadis saya pada kalian. Ujar ayahku
“ga perlu emosi begitu donk bos. Kalau kata orang bule bilang, Ini namanya win win solution pak. ujar petugas itu
“iyah bapak enak. Kita juga enak. Kan adil namanya hehe. Ujar petugas yang lainnya
“ya sudah. Kami beri waktu sampai besok. Silahkan bapak pikirkan baik baik keputusannya. Ingat !! Kalau lewat dari besok maka ga akan ada negosiasi lagi. Ancam petugas itu.

Sepulangnya para petugas itu dari rumahku membuat Ayahku merasa semakin gundah karena disatu sisi ia tak mau dipenjara dan disisi lain ia juga tak rela jika anak gadisnya diserahkan pada ketiga oknum petugas pajak itu. Karena masalah yang rumit itu maka ketiga petugas pajak pun memberi waktu sehari bagi ayahku untuk memutuskan hal tsb dan mereka mengatakan akan segera kembali pada esok harinya.

Aku memang cukup jelas mendengar pembicaraan mereka karena aku sengaja mencuri dengar dengan berdiri dibelakang lemari yang dijadikan pembatas dengan ruang tengah rumahku.
Perkataan para oknum petugas pajak itu membuatku bergidik ngeri karena aku benar benar tidak menyangka dibalik itu semua ternyata para oknum tsb sungguh bermental bejad. 


Malam itu ayahku benar benar tidak dapat tidur nyenyak karena memikirkan masalah itu dan membuatku merasa kasihan padanya. Seharian aku memperhatikan tingkah lakunya yang sedang berusaha mencari cara untuk menyelesaikan masalah pajak tsb dengan menghubungi beberapa rekan bisnisnya. Namun dikala sedang susah teman yang sesungguhnya memang baru terlihat dan sayangnya tak ada satupu teman ayahku yang mau membantunya.

Namun kuakui kesulitan ayahku kali ini memang sangat berat hingga membuatnya semakin stress setelah kebangkrutan usaha dan kehancuran rumah tangga kini ia harus menghadapi masalah pajak yang akan menyeratnya kedalam penjara.

Siang itu sepulang dari sekolah aku masuk kedalam rumah seperti biasanya dan sepertinya ketiga petugas itu kembali datang dan sudah berada didalam ruangan kerja ayahku untuk menagih janji mereka. Ketika aku menaruh tasku diatas sofa, ayahku memanggilku untuk masuk kedalam ruangan kerjanya yang cukup luas itu.

Dengan masih mengenakan seragam sekolahku aku pun membuka pintu ruangan kerja ayahku dan kulihat tiga orang oknum petugas pajak yang sudah seumuran ayahku sedang duduk disana. Ketiganya pun menyeringai mesum ketika melihat kehadiranku disana dan tak henti hentinya memandangi seluruh tubuhku mulai dari atas hingga bagian bawah tubuhku. Kulit putihku nampak menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka yang sepertinya sudah beberapa hari ini mengincar tubuhku.

Tatapan mereka seperti dipenuhi dengan nafsu dan seolah olah hendak menerkamku saja padahal disana masih ada ayahku yang sedang berbicara dengan mereka. Maklum saja penampilanku memang sangat lembut dan feminin hingga tak sedikit laki laki yang terpesona dengan kecantikanku yang terbilang alami. Seperti umumnya gadis Chinese, kulitku sangat putih dan mulus karena aku selalu merawatnya. Dengan tampang orientalku yang klasik dan innocent membuat banyak laki laki yang ingin mengincarku. Termasuk ketiga oknum petugas pajak yang sedang duduk di hadapanku kala itu.

Kemudian Ayahku secara panjang lebar kembali menceritakan kesulitannya yang dihadapinya dan bagaimana Pak Amir menawarkan bantuannya untuk menghapus hutang pajak yang tertunggak sesuai perhitungannya. Aku pun terus mendengarkan pembicaraan mereka walaupun sejujurnya aku tidak begitu mengerti mengenai masalah pajak tsb namun yang kutahu ayahku akan dipenjara jika tak segera menyelesaikannya.

Tapi untuk itu ada harga yang sangat mahal. Masalahnya, ayahku sedang tidak memiliki uang sama sekali. Sedangkan bila hutang pajak itu tidak diselesaikan, ayahku akan dimasukkan ke penjara. Pak Amir berkata, bisa dibayar asal aku mau memberikan keperawananku kepadanya. Ayahku hanya tertunduk saja. Aku sangat kaget karena mendengar hal gila yang sebelumnya tidak pernah aku bayangkan.

Setelah dijelaskan secara panjang lebar, akupun menyerah dan menuruti perintah ayah. Aku tak kuasa untuk menolaknya karena merasa kasihan dengan ayahku yang sudah cukup tua itu jika harus dipenjara.
Secara gontai, ayahku meninggalkan kami berempat keluar dari ruangan kerja. Saat itu, aku memang masih mengenakan baju dan rok seragam sekolahku yang agak pendek hingga terlihat begitu menggoda.

Dua orang diantara mereka segera berjalan mendekatiku yang sedang berdiri ditengah ruangan lalu mulai memandangi wajahku yang tampak memelas dan ketakutan.
“siapa namamu gadis manis ? ujar pak Amir sambil memegang daguku
“nama saya fania pak... tolong jangan penjarakan ayah saya pak. pintaku dengan suara pelan
“tenang saja manis. Ayahmu akan baik baik saja salama kamu menuruti semua perintah kami. Ujar Pak Amir

Sementara petugas lain yang bernama pak gayus berjalan menuju pintu dan menguncinya dari dalam hingga membuatku semakin ketakutan.
“clekk. Pintu ruangan itu kini sudah terkunci dan pak gayus mengantongi kunci itu dalam saku celananya hingga kesempatanku untuk berubah pikiran sudah cukup terlambat.
“hehe akhirnya kita bisa nyicip amoy juga. Ujar pak Zaenal

Pak Amir yang berkumis tebal secara perlahan mulai mengelus tanganku. Ia cukup lama mengelus tanganku seperti sedang menikmati halusnya kulit tubuhku. Aku hanya bisa memejamkan mata ketika pak Zaenal mulai berani dan mengelus rambutku, tiba-tiba aku mencium bau rokok, ternyata Pak Amir mulai menciumi bibirku. Aku tidak bisa bergerak karena tubuhnya yang besar telah mendekap tubuhku dari arah depan.

Perlahan Ciumannya pun turun ke dadaku yang membusung dan kedua tangannya mulai sibuk melepas kancing baju seragam sekolahku. Kini sudah dua buah kancing bajuku yang dilepasnya sehingga ia dapat melihat belahan payudaraku dengan jelas. Kemudian ia memasukan salah satu tangannya kedalam baju seragamku dan berusaha meremasi payudaraku yang masih tertutup oleh bra ku. Semakin lama remasan tangannya semakin kuat saja hingga membuatku sedikit meringis dan melenguh karena merasakan sensai aneh dalam diriku.

Walaupun banyak laki laki yang mengejarku namun selama ini aku belum pernah berpacaran apalagi berbuat mesum dengan laki laki hingga hal ini merupakan pengalaman pertamaku dalam bercumbu.

Pak Zaenal yang berkepala agak botak itu sudah jongkok didekat kakiku dan berusaha mengibaskan dan menyingkap rok seragam sekolahku. Kedua tangannya menelusuri permukaan kakiku, meraba betis dan naik hingga ke pahaku.

“wah baru kali ini gua bisa pegang paha amoy !! bener bener halus hehe.. ujar pak Zaenal
Pak Amir kembali mencium bibirku dan tak mempedulikan perkataan temannya. Ia meletakan tangan kanannya dibelakang tubuhku sambil membelai rambutku yang indah dan halus. Tangan satunya diarahkan pada salah satu payudaraku yang masih tertutup oleh baju seragamku.

Pak amir sepertinya sangat terpikat dengan kecantikan wajahku yang oriental hingga ia berulangkali melumat bibirku dan seperti tak rela untuk melepaskannya walau hanya sesaat saja. Kini kurasakan tangan lain mulai meraba dan meremas bongkahan pantatku dari arah belakang. Rupanya Pak gayus sudah ikut bergabung hingga kini tubuhku dikelilingi oleh ketiga laki laki paruh baya itu.

Aku semakin kewalahan menghadapi mereka yang tak henti hentinya menjarah seluruh tubuhku dan tanpa kusadari air mataku pun mulai mengalir. Aku merasa sedih karena harus memberikan tubuhku pada ketiga laki laki bejad yang sama sekali tak kusukai walaupun semua ini kulakukan demi kebaikan ayahku yang sudah tua.

Secara perlahan, rokku di kembali kibaskan dan aku merasa bagian kemaluanku dipermainkan oleh sebuah jari. Aku hanya bisa berteriak kecil ketika jarinya menusuk dan menekan nekan alat kemaluanku yang masih tertutup oleh celana dalamku.

Kini celana dalamku mulai dilepaskan dan aku disuruh berlutut dilantai sementara ketiga oknum petugas itu berdiri mengelilingiku yang masih memakai seragam sekolahku walaupun sudah terlihat acak acakan. Ketiga petus itu mulai melepas celana mereka dan dihdapanku kini terpampang tiga buah batang kemaluannya yang sudah membesar dan menegang keras itu. Aku bergidik ngeri melihat ketiga batang berukuran besar itu lagipula baru kali ini aku menyaksikan secara langsung batang laki laki dewasa yang kekar dan berurat itu.

“ayo neng buka mulutnya terus dikulum. Biar nanti bapak yang ajarin caranya nyepong. Ujar pak Amir

Aku mendengak dan menatap wajah pak amir sambil menggelengkan kepala sebagai bentuk penolakan. Namun hal itu malah membuat pak amir marah dan membentakku.
“cepat isap !! kamu mau bapakmu dipenjara !! bentaknya

Aku tak punya pilihan lain dan perlahan membuka mulutku sehingga pak amir dapat dengan mudah membenamkan batang kemaluannya yang besar kedalam mulutku.
Kurasakan batangnya cukup panjang dan besar sehingga mulutku terasa sesak dan tak dapat menampung seluruhnya melainkan hanya setengah saja yang berhasil masuk kedalam.

Aku mencoba berontak, tapi apa daya? Semua sudah terlanjur kuputuskan.
Bau sekali penisnya tapi aku kembali teringat akan nasib ayahku yang saat ini sedang berada di tanganku, mengingat hal itu, aku mencoba merubah sikapku dari pasif menjadi aktif. Aku tidak ragu lagi melahap penis Pak Amir yang besar itu dengan mulutku. Kukulum dan kuhisap seperti orang ahli. Dia memegang kepalaku seakan tidak mau penisnya keluar dari mulutku.

“plak Plak Plak.. Pak amir mulai menggenjot mulutku dengan batang kemaluannya dan membuatku sedikit kesulitan untuk bernafas akibat sodokan yang bertubi tubi itu.
Kedua petugas yang lain tak mau ketinggalan. Pak Zaenal meraih tangan kananku dan menggunakan untuk mengocok batang kemaluannya dan hal yang sama dilakukan oleh Pak gayus dengan tangan kiriku.

Dalam keadaan berlutut tak berdaya, aku harus melayani ketiga batang berukuran besar itu dengan mulut dan kedua tanganku. Aku memang tak pernah membayangkan selama hidupku akan terjebak dalam permainan yang gila ini namun semua ini sudah terlanjur terjadi dan aku tak dapat menolaknya lagi.

Pak Amir menarik keluar batangnya dari dalam mulutku dan memberi kesempatan pada Pak Zaenal untuk memperkosa mulutku. Kini aku harus mengulum batang milik petugas berkepala agak botak dan berperut gendut itu.

“ahhh ah… enak dek.. ayo hisap terus. Ujar pak Zaenal sambil memaju mundurkan pinggulnya.
“isepan amoy memang maknyoss !! ga percuma deh kita bolak balik datang kesini hehe.. ujar Pak Zaenal lagi.

“ayo sayang. Kocokin punya bapak juga donk. Ujar Pak gayus sambil memegangi tanganku.
Batang milik pak gayus sepertinya paling besar diantara mereka bertiga mungkin karena tubuhnya yang tinggi besar hingga ukuran batangnya pun ikut menyesuaikan bentuk tubuhnya.

Setelah ketiganya selesai mengaduk aduk mulutku dan merasa puas, Kemudian Pak Amir membaringkan tubuhku diatas pinggiran meja kerja ayahku yang cukup besar namun posisi kedua kakiku menjuntai kebawah. Petugas bejad itu segera menggulung rok seragamku hingga naik kebatas pinggang dan membuka paksa celana dalamku.

Akupun hanya bisa pasrah dan telentang ketika lidahnya memainkan clitorisku hingga memberikan sensasi geli dan nikmat pada diriku. Kedua mataku terpejam karena merasakan kenikmatan yang begitu dahsyat. Tak lama kemudian, tak hanya lidah saja yang berbicara.

Rupanya Pak Amir tidak sabar lagi untuk mencoba vaginaku yang masih perawan. Aku menjerit kecil ketika aku merasakan penisnya yang besar memasuki vaginaku untuk pertama kalinya. Aku hanya bisa mengaduh kesakitan ketika dia dengan ganasnya melahap keperawananku dalam sekejab. Sambil berdiri dipinggiran meja Pak Amir terus menyetubuhiku tanpa henti hingga membuat tubuhku tersentak sentak diatas meja kerja itu.

Pak Zaenal segera mengambil kesempatan dengan naik keatas meja dan langsung mengangkangi wajahku. Ia menyodorkan batangnya kearah mulutku dan aku pun tahu apa yang harus kulakukan saat itu. Setelah berhasil membenamkan batangnya kemudian ia pun mulai memompa mulutku sambil kedua tangannya menahan dan memegangi bagian belakang kepalaku hingga sedikit terangkat. Bersamaan dengan itu tangan pak gayus mulai sibuk meremasi salah satu payudaraku yang bergoyang goyang ketika tubuhku sedang digenjot oleh pak Amir.
Kulitku yang putih mulus memang menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka sehingga membuat nafsu mereka semakin bergelora saja.

Dari pembicaraan mereka tadi sepertinya ketiga pria paruh baya ini sudah lama memendam hasrat liar terhadap anak gadis berkulit putih dan berwajah oriental seperti diriku. Hal ini terlihat jelas dari cara mereka menatap dan menyetubuhiku dengan sangat ganas. Dalam posisi telentang dimeja itu, mereka secara bergantian berotasi untuk mennyodok liang kemaluanku yang masih sangat sempit.
Penderitaanku semakin menjadi jadi ketika giliran Pak gayus yang menghajar liang kemaluanku. Ukuran batangnya yang sangat panjang dan besar sungguh menyiksaku bahkan membuatku meringis kesakitan.

“gimana moy !! kontol bapak lebih berasa kan daripada punya mereka !! ujar gayus sambil terus memompa tubuhku tanpa ampun.
“wah pelan pelan donk yus !! nanti memeknya bisa lecet tuh gara gara dimasukin kontol lo yang segede gaban. Ujar pak Amir
“hehe pak amir bisa aja. Amoy amoy kayak gini mah paling senang ama kontol gede pak. Tuh buktinya dia sampai teriak teriak keenakan. Ujar Pak zaenal

Puas mengerjaiku dengan posisi itu kemudian Pak Gayus membalikan tubuku hingga menelungkup diatas meja tapi kedua kakiku tetap menapak dilantai. Dalam posisi menelungkup ia menyingkap rok seragam yang kukenakan hingga naik ke pinggangku. kurasakan liang kemaluanku kembali disodok oleh pak gayus dari arah belakang.
“arghh sakit pak… erangku dengan suara pelan.
Pak gayus sepertinya tak peduli dengan keadaaanku yang merasa kesakitan saat disodok oleh batangnya yang super besar itu.

Dengan buasnya ia kembali memompa tubuhku sambil berdiri dengan kedua tangannya berpegangan pada kedua sisi pinggangku yang ramping.
Plak Plak Plak.. sodokannya terasa begitu kuat sehingga membuat tubuhku seperti sedang tersentak sentak dari belakang. Aku berusaha menahan rasa sakit yang timbul akibat sodokan brutal penis pak gayus dengan cara menggigit bagian bawah bibirku.

Dibanding dua rekannya, pak gayus memang terlihat paling kasar sewaktu menyetubuhiku dan sepertinya ia baru merasa puas setelah mendengar erangan suaraku yang sedang kesakitan saat sedang digenjot olehnya.
Tiba tiba Laki laki berbadan besar itu menjambak rambutku dari arah belakang hingga kepalaku sedikit terdengak keatas.
“arghh.. sakit pak… ujarku dengan suara keras
“diem luh. Dasar amoy lonte !! rasain nih kontol gua !! ujar pak gayus sambil menambah kekuatan genjotannya.

Berkali kali aku menjerit kesakitan ketika batangnya merangsek cukup dalam hingga terasa menggedor rahimku. Pak gayus nampak menyukai posisi itu hingga ia pun bertahan cukup lama bahkan hampir sekitar setengah jam. Namun perlahan rasa sakitku mulai sedikit berkurang karena liang kemaluanku mulai terasa basah oleh cairan cintaku. Aku pun mulai bisa beradaptasi dengan batang pak gayus hingga mulai terbiasa dengan ukurannya yang besar.

Beberapa saat kemudian pak gayus talk sanggup lagi menahan dorongan nafsunya dan ia pun melenguh panjang menandakan dirinya akan segera mencapai orgasmenya.
“arghh… akhirnya keluar juga nih gua !! ujar pak gayus sambil melepaskan cengkraman tangannya pada rambutku.
Kurasakan beberapa kali semburan sperma hangat miliknya didalam liang kemaluanku dan membuatku sedikit lega.
Pak gayus menarik keluar batangnya sedangkan aku masih menelungkup diatas meja. Belum sempat beristirahat kini sebuah batang kembali merangsek masuk kedalam liang kemaluanku yang sudah basah oleh semburan sperma pak gayus tadi.

“nah sekarang giliran gua yang ngentotin nih amoy. Ujar Pak Zaenal sambil kedua tangannya memegang pundakku. 

Dengan posisi yang sama seperti pak gayus lalu pak Zaenal mulai menyetubuhiku dari arah belakang. Tubuhku yang sudah lemas dan tak bertenaga kini kembali tersentak sentak diatas meja kerja ayahku. Batang Pak Zaenal memang tak sebesar milik pak gayus namun masih terlalu besar untuk liang kemaluanku yang sempit. Beberapa saat kemudian Pak zaenal menarik kedua pergelangan tanganku kearah belakang dengan kedua tangannnya yang kekar hingga posisi tubuh bagian atasku kini terangkat keatas.

Sambil berdiri dibelakangku, ia terus menggenjotku dengan posisi itu dan tanpa kusadari rupanya Pak Amir sudah naik dan berdiri diatas meja tepat diahadapanku.
“ayo manis !! isepin punya bapak lagi. Ujar pak amir sambil menyodorkan batangnya yang hitam dan berurat itu.
Dalam keadaan disodok dari belakang aku pun mencoba melayani kemauan pak Amir dengan cara mengulum dan menghisap batangnya.
“wah nih amoy ternyata pintar nyepong nal !! gak kalah sama jablay dipanti pijat langganan gua. Ujar Pak amir
“kalau begitu ayo kita hajar barengan pak Amir !! biar tambah nikmat ujar Pak Zaenal.
Tubuhku kini disodok dari dua arah yang berlawanan, pak Zaenal dari belakang menyodok kemaluanku sedangkan Pak Amir yang berada didepan menyodok mulutku dengan ganas.

Pak amir pun bertolak pinggang sambil berdiri diatas meja seraya menikmati pelayanan oral seks yang kuberikan padanya. Sepertinya laki laki itu merasa bangga karena bisa mengerjai seorang gadis amoy yang putih dan sipit seperti diriku.
Pak Zaenal semakin mempercepat pompaannya dan membuatku kembali mengerang karena merasakan sakit dan nikmat secara bersamaan namun suaraku tak dapat keluar karena tersumbat oleh batang pak amir. Tak lama kemudian Pak amir melolong panjang seperti seekor srigala sambil mendengakkan kepalanya keatas.
“eehhhh..…. Sialan Ngecrot juga nih gua.. ujar pak amir sambil mendekap kepalaku kuat kuat sehingga wajahku terbenam di antara selangkangannya.

Dekapan kuat kedua tangan pak amir membuat batangnya melesak semakin dalam hingga pangkal kerongkonganku dan cairan spermanya pun tertelan habis olehku saat itu.
“wah kok udah keluar aja pak amir? Katanya tadi mau ngecrot di memeknya. Ujar pak gayus.
“iya yus !! muka nih amoy nafsuin banget. Bikin gua kagak tahan. Ujar Pak amir
Kini tinggal pak Zaenal yang belum selesai menyetubuhiku. Rupanya ia tetap bertahan dalam posisi yang sama dengan cara menggenjotku dari arah belakang dalam keadaan berdiri dipinggir meja.
Pak Zaenal terus menggenjotku sekuat tenaganya dengan memegangi kedua pergelangan tanganku yang ditariknya kebelakang. Dengan posisi ini membuat dadaku agak condong kearah depan dan membuatku terlihat sangat seksi dihadapan mereka.

Tubuhku mulai terasa semakin panas dan udara dingin diruangan kerja ayahku benar benar tidak terasa lagi olehku hingga membuat tubuhku basah kuyup oleh keringatku sendiri. Saat aku mulai menikmati permaian gila itu tiba tiba tubuh Pak zaenal bergetar hebat dan cengkraman tangannya pada pergelangan tanganku terasa semakin kuat. Beberapa saat kemudian kurasakan cairan spermanya berhamburan keluar membanjiri liang kemaluanku dan mengalir hingga ke selangkanganku. Laki laki itu melepaskan pegangannya pada tanganku dan menarik keluar batang kemaluannya yang sudah mulai mengecil.

Setelah puas menikmati tubuhku lalu mereka kembali memakai baju dan celana mereka dan membuka pintu ruangan kerja ayahku. Tak lama kemudian ayahku berbicara dengan mereka mengenai kelanjutan masalahnya. Namun sepertinya mereka belum mau melepaskanku begitu saja dengan alasan hutang pajak ayahku sangat banyak hingga tak cukup hanya dengan sekali melayani mereka. Dan mereka mengatakan akan kembali menghubungi ayahku jika saatnya sudah tiba dan aku harus bersiap melayani mereka lagi kapanpun mereka mau.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Draft Amarah Para Buruh 21

Draft Amarah Para Buruh 20

Lust in Broken Home 4

Lust In Broken Home 5

Terjebak Didalam Kelas

Akibat Kena Gendam Tetanggaku

Kisah Tragis Dikebun Karet

Amarah Para Buruh 10

Amarah Para Buruh 17

Binalnya Ibu Tiriku 4