Langsung ke konten utama

Perkenalan Yang Berujung Manis

Sudah hampir 4 tahun aku bekerja sebagai kurir disebuah perusahaan swasta yang tidak begitu besar. Sebenarnya aku malas sekali bekerja disana karena gajinya yang tidak seberapa namun tugasnya cukup banyak hingga sering pulang hingga pukul 7 malam dan membuatku sangat lelah. Parahnya sejak pertama kali aku masuk kerja disana hingga saat ini gajiku tak pernah naik sedikitpun hingga membuatku sering merasa iri dengan penghasilan para kurir lain yang sering kutemui dijalan.

Karena aku hanya seorang lulusan smp maka aku tak punya banyak kesempatan untuk bekerja di tempat lain karena terkendal masalah jenjang pendidikan. Terkadang aku menyesal karena dulu sering bolos sekolah dan tak pernah serius untuk belajar sehingga orangtuaku tak mau lagi membiayai sekolahku.

Hari itu aku mendapat rute pengiriman kebanyak tempat sehingga badanku terasa lelah sekali dan tulangku serasa mau patah karena seharian mengendarai sepeda motor.

Sore itu waktu aku sampe dikantor aku disuruh atasanku ku untuk kembali mengirim barang kesuatu tempat yang cukup jauh dan membuatku merasa kesal sekali.

“ton. Kebetulan lo udah pulang. Mending sekarang lo kirim barang ke pak jupri gih. Ujar atasanku


“suruh kurir yang lain aja deh pak. Kan saya baru sampe,lagian badan saya pada pegel semua nih. Ujarku dengan sedikit kesal.

 “wah ga bisa ton soalnya si jaka hari ini mau nganter istrinya periksa kandungan ke bidan. Mending lo aja deh yang pergi nanti biar gua tambahin uang bensin lo. Soalnya orangnya lagi perlu banget sama barangnya. Ujar Atasanku
“perasaan koq istrinya si jaka hamil mulu. Kan baru 4 bulan melahirkan. Ujarku
“biarin itu urusan dia ton. Lo kagak usah ikut campur sih. Ujar atasanku.
“ya udah pak tapi saya istirahat dulu sebentar ya. Nanti baru pergi. Ujarku dengan kesal.


Shintya

“ya udah. Daripada bengong disitu mending lo fotocopy dulu sebentar kesebelah sekalian beli gorengan tempe. Ujar atasanku lagi.

naah beranjaklah aku ke tempat fotokopi disebelah perusahaanku tersebut. Saat sampai di tempat fotokopi tersebut ada pemandangan yang gak biasa aku lihat yaitu sosok gadis seksi dengan paras lumayan cantik dan body yang sangat aduhai. Ternyata gadis itu adalah anak pemilik kios fotokopi tersebut yang kuketahui dari salah satu pegawai disana. Sambil menyantap gorengan pisang aku pun duduk dikursi plastik yang ada didepan kios fotocopi tsb sambil sesekali melirik pada gadis cantik itu.

“anjrit. Anaknya bang dudung semok juga nih. Kenapa dia kagak pernah cerita sama gua ya. Ujarku dalam hati
“tahu begini. Udah dari dulu gua pacarin hehe ujarku lagi dalam hati.

Pertama aku berlagak biasa saja walaupun sebenarnya aku ingin kenalan sama gadis itu. Setelah aku selesai fotokopi aku kembali ke kantor dengan rasa penasaran dan ingin sekali bertemu lagi dengannya.

Keesokan harinya aku kembali ke tempat fotokopi tersebut berniat untuk mengajak kenalan gadis tersebut tapi dengan modus aku berpura pura fotokopi. Dan tak kusangka ternyata gadis itu judes, aku mengajaknya berbicara tapi gadis itu diam saja. Kemudian timbulah dalam fikiranku untuk bisa menikmati tubuhnya yang seksi tersebut tapi aku tak tahu bagaimana caranya.

Beberapa hari kemudian aku bertanya pada teman kantorku ternyata ada yang kenal dengan pegawai fotokopi tersebut kemudian aku meminta no hp dan no WA nya. Ternyata gadis itu namanya Shintya, umurnya sekitar 20tahunan dan sepertinya masih single Lalu aku langsung add no WA nya dan tak lama ternyata chatku langsung diterimanya, tapi aku berpura pura membiarkannya saja dulu supaya tidak terkesan mengejar ngejar.

Suatu malam di profilnya shintya memasang foto yang cantik banget kemudian aku mencoba menggodanya dengan mengawali chat dan ternyata tak kuduga gadis itu membalas pesanku dengan baik. Aku lantas berfikir ternyata gadis ini enggak judes, mungkin aja karena belum kenal maka terliat judes.

Setelah beberapa hari aku chat dengan shintya aku beranikan diri untuk mengajaknya makan siang dan diapun ternyata mau. Lalu aku menjemputnya ditempat ia bekerja lalu aku menuju suatu rumah makan padang sederhana. Sambil makan aku bertanya “apa gak ada yang marah niiih kalo kita makan berdua gini”,
“aaahh gak ada. orang aku masih jomblo kok mas” jawab shintya.
Dalam hati aku berkata “yes” ternyata aku punya kesempatan. Selang 20 menitan kita selesai makan lalu aku mengantarnya kembali ketempatnya bekerja dan akupun kembali bekerja.

Seminggu kemudian waktu malam minggu aku mengajaknya keluar untuk makan malam. aku mengajaknya makan ayam geprek disebuah warung kecil didaerahku. Aku bertekat untuk menyatakan perasaanku kepadanya malam itu entah diterima atau tidak. Disela-sela makan aku bercanda dengannya seolah kita sudah akrab lama. Obrolanpun aku juruskan menuju pernyataan cintaku padanya. Selesai makan tepatnya sebelum pulang aku menyatakan perasaanku padanya dan diapun diam sejenak mendengarkan pernyataanku tersebut. Akupun berfikir “waaah aku pasti bakal ditolak” dan ternyata tak sesuai dugaanku shintya pun menerima cintaku yang membuat perasaanku sangat bahagia sekali.
Sebenarnya aku pun cukup bingung kenapa gadis secantik dia mau menjadi pacarku yang jelek dan bertubuh kerempeng ini bahkan penghasilanku pun pas pasan hanya untuk makan dan membayar uang kontrakan.

Setelah shintya menerima cintaku akupun lantas mengantarnya pulang. Sesampainya dirumahnya terlihat rumahnya sangat sepi. Ternyata dia hanya tinggal dirumah berdua sama neneknya karena kedua orangtuanya sedang pulang ke solo untuk urusan keluarga. Aku sampai dirumahnya sekitar jam 9 malam belum malam-malam banget siih tapi aku memutuskan untuk berpamitan pulang, tapi ketika aku berpamitan untuk pulang ternyata shintya malah menahanku untuk tidak pulang dulu, dia meminta agar aku menemaninya sebentar karena ternyata neneknya sedang ada drumah om nya tidak jauh dari tempat tinggal shintya saat itu.

“Timbulah pikiran kotorku siapa tau aku bisa langsung menikmati tubuh shintya malam ini”. Akupun mengiyakan permintaan shintya dan menemaninya. Gurauan dan candaan pun menghiasi obrolan kita sampai2 tak sengaja tanganku mengenai payudaranya. Langsung candaan kita berhenti dan kita saling bertatap muka. Tanpa berpikir panjang aku langsung mendekatkan wajahku kewajah shintya dan tak kusangka ternyata dia hanya diam saja seaakan memberi tanda untuk aku segera menciumnya. Tak lama aku langsung mencium bibirnya, diapun membalas ciumanku dengan mesra. Lidahku mulai bergerilya didalam rongga mulutnya diapun membalas lidahku. Kita saling menikmati ciuman tersebut.

Tak lama tanganku mulai memegang payudaranya dan diapun diam saja, aku lalu meremas-remas payudranya yang kutaksir sekitar 36 itu. Kurasakan penisku mulai tegang. Ciumanku mulai sampai keleher shintya, aku sengaja membuatnya terangsang. Sambil berciuman aku memasukan tanganku untuk masuk kedalam kaosnya, dan masuklah tanganku. Besar sekali rasa payudaranya saat kupegang. Diapun mulai mendesis pelan. Aku semakin bernafsu, kupegang tangannya dan kuarahkan kepenisku yang sudah sangat keras sekali. Dengan tanpa kusuruh tanganya pun mulai meremas penisku.

Setelah kurasa kita berdua terangsang aku mulai membuka kaos yang dia kenakan dan bra merah yg dia pakai, aq menjilati putting susunya dia mulai merintih keenakan terus tanganku juga mulai masuk kedalam celananya mengobok-ngobok memknya dengan jariku. Shintya lalu membuka resetlingku dan mengeluarkan penisku dari celana dan dengan ganasnya diapun langsung mengulum penisku. Aku merasakan sangat nikmat sekali. Akupun membiarkanya menikmati penisku yang besar itu.

“Gede kan Shin punyaku, pasti kamu bakalan puas deh !” kataku dengan bangga sambil memamerkan senjataku itu. “Nah, ayo Shin isepnya yang kuat. Belum berasa nih!” ujarku
Aku mendesah merasakan belaian lidah Shintya pada penisku serta kehangatan yang diberikan oleh ludah dan mulutnya. Memamg ini Pertama kalinya bagiku bisa merasakan nikmatnya oral seks hingga membuatku sangat terangsang
Shintya sendiri walaupun merasa agak malu tanpa disadari mulai terangsang dan samakin ganas mengulum benda itu dalam mulutnya.

Setelah sekitar 5 menit shintya mengulum penisku aku merasa akan segera keluar sehingga aku segera meanrik batangku dari mulutnya.
aku segera membuka celana dan celana dalamnya lalu aku rebahkan dia disofa. Perlahan aku mulai masukkan penisku kedalam kemaluanya “Bleeeeesssss” penisku masuk liang senggamanya. Aku mulai memaju mundurkan pelan-pelan.

“Aaaaahhhhhh….Aaaahhhhhh….” desah shintya. Aku terus memompanya “Plooook…Ploook…Ploook…”. Aq pandang wajah shintya dia sangat menikmatinya. Setelah beberapa menit aku menarik tangannya dan meminta dia diatasku, diapun menurutinya. Dia terus bergoyang memainkan perannya diatas. Tak lama dia bergoyang shintya berteriak lirih “Say…Saayyyaaank…Aku keluuuaaarr…” akhirnya dia orgasme untuk yang pertama.

Setelah aku merasa bosan dengan gaya itu lalu memintanya untuk nungging, kumasukkan lagi penisku yang keras itu kedalam memeknya dari belakang. Kusodok secara cepat (aku berfikir agar aku segera keluar sebelum nenknya pulang). Shintya merintih “Aaaahhhh….Sayank..pelaan pelaaaan” tapi aku tidak mempedulikannya aku terus menyodoknya dari belakang secara cepat sehingga terdengar suara “ploooook…plooook…plooook” sangat keras..

Kurang lebih 10 menit aku menyodoknya dari belakang, aku merasakan badanku bergetar, aku merasa melayang sampai terasa di ubun-ubunku. Dan akhirnya “Crrooooottt…..Crooottthhh….Croootttttt…” tak terkira berapa kali aku menyemprot liang rahimnya dan aku membiarkan sejenak penisku tertancap di memeknya. Setelah itu kita saling berpakaian, kita membersihkan badan kita hanya dengan tisu yang ada dimeja tamu.

Setelah kita berpakaian aku melihat wajah shintya terdiam murung, kemudian aku bertanya.

“kamu kenapa sayank”
“kenapa tadi keluarkan didalam,nanti kalo aku hamil gimana” jawab shintya
“gak papa sayank,kn Cuma sekali,besok-besok nggak aku keluarkan didalam lagi deeh” jawabku meyakinkannya
“pokoknya kalau aku hamil kamu harus bertanggung jawab” cetus shintya
“iya sayank, aku pasti tanggung jawab kok” jawabku agar shintya merasa tenang
“janji ya” shintya meminta janji
“iya janji sayank” jawabku sambil mengecup keningnya.

Tak berapa lama neneknya pulang diantar om nya, dan aku berjabat tangan sambil aku berpamitan untuk pulang. Dan sesudah kejadian malam itu aku dan shintya sering melakukan hubungan intim, baik dirumahku atau dirumah shintya, kadang week end kalau gak ada tempat kita juga kehotel untuk melampiaskan birahi kita berdua.
Hasilnya Shintya pun ternyata hamil karena perbuatanku namun karena tak ada biaya untuk menikahinya maka aku pun meninggalkannya begitu saja sekaligus berhenti dari tempat kerjaku sekarang.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Draft Amarah Para Buruh 21

Draft Amarah Para Buruh 20

Lust in Broken Home 4

Lust In Broken Home 5

Terjebak Didalam Kelas

Akibat Kena Gendam Tetanggaku

Kisah Tragis Dikebun Karet

Amarah Para Buruh 10

Amarah Para Buruh 17

Binalnya Ibu Tiriku 4