Langsung ke konten utama

Nikmatnya Tubuh SPG Cantik

Hidupku memang cukup beruntung karena terlahir dalam sebuah keluarga pengusaha yang cukup berhasil dan sukses sehingga hampir semua kebutuhanku dengan mudah terpenuhi. Walaupun tinggal di Jakarta namun orang tuaku memiliki sebuah perusahaan transportasi bus antar kota yang cukup terkenal di Semarang dengan jumlah armada yang cukup banyak. 

Saat sedang liburan sekolah aku sering diajak mereka kesana untuk melihat lihat sekaligus mengenalkanku pada usaha yang dijalankan oleh keluargaku tsb. Karena sebagai anak tunggal tentu saja kelak aku yang akan mewariskan usaha tsb dari orangtuaku.

Teman temanku biasa memanggilku Andre dan postur tubuhku tinggi besar karena aku senang sekali berolah raga basket namun kulitku agak gelap karena sering terjemur matahari saat sedang bermain basket dilapangan. Hampir setiap minggu aku menyempatkan diri bermain basket bersama temanku disebuah lapangan yang berada didalam komplek perumahan elite tempat tinggalku saat itu.

Aku ingat tahun itu, aku masih duduk dibangku SMU dan Umurku saat itu masih 16 tahun namun karena badanku yang besar membuatku terlihat lebih dewasa daripada umurku. Sekolahku dulu memang lumayan ngetop, sekarang sih ngga terlalu.. sekarang cuma tinggal ngetop mahal dan borjunya aja namun menyimpan banyak kenangan indah bagi dirku.
Aku sendiri termasuk murid yang biasa saja disekolah karena nilaiku yang serba pas pasan karena aku memang paling malas kalau disuruh belajar. Aku lebih senang bermain basket bersama teman temanku seharian dibanding harus mengikuti les private pelajaran yang disarankan oleh kedua orang tuaku. Kadang aku berpura pergi ke tempat les private namun kenyataannya aku malah pergi ke lapangan untuk bermain basket bersama teman temanku yang lain.
Setiap pergi sekolah aku selalu diantar jemput oleh sopir keluargaku sehingga aku merasa kurang bebas dalam bergaul.
Larisa
Sebagai seorang anak laki laki yang sedang beranjak dewasa memang membuatku semakin penasaran akan nikmatnya tubuh wanita apalagi aku juga sering menonton berbagai film porno yang kudapat dari teman sekelasku.

Penampilanku memang biasa saja karena kedua orangtuaku terkesan agak kolot sehingga tak begitu mempedulikjan soal penampilan luar. tapi uang sakuku yang lima ratus ribu sehari mungkin ngga kebayang sama temen-temenku yang sok kaya. Lagian aku buat apa bilang-bilang.. kalo gini kan ketauan mana yang temen mana yang bukan.. soalnya teman sekolahku itu dari dulunya hingga sekarang terkenal cukup matre terutama yang wanita

Well, dan gara-gara kata matre itu pula yang bikin aku bisa ngeseks sama Vonny, salah satu kakak kelasku yang sangat cantik tapi sangat memilih pasangan jalannya itu. Aku emang harus sedikit royal kepadanya sehingga ia mau pergi berkencan denganku saat itu.

Eh, tapi.. aku pertama kali ngerasain yang namanya ‘ngentot’ bukan sama dia loh. Pasti kalian ngga pernah kebayang deh sama siapa aku pertama kali ngerasain badan cewek. Mau tahu? Sama seorang sales promotion girl bernama Larisa.

Ceritanya, siang-siang pulang sekolah kami iseng pengen tau seperti apa sih yang namanya pameran otomotif. Kebetulan juga aku memang sedang berniat untuk mencari mobil terbaru yang dijanjikan akan dibelikan oleh ayahku saat naik kelas nanti.

Well, kami liat-liat di sana ternyata sepi-sepi aja karena biasanya tempat itu baru ramai pengunjung pada malam hari. Saat sedang asik melihat lihat berbagai mobil yang dipamerkan aku baru tersadar sudah terpisah sendirian dari temen-temenku.. Rese’ nih pada ngga bilang-bilang kalo kehilangan..

“Siang, dek.. pulang sekolah ya?” seorang gadis cantik berwajah oriental dengan kulitnya yang putih mulus menegurku dengan senyum yang paling indah menawan yang pernah kusaksikan seumur hidupku. Aku balas tersenyum pada SPG yang ramah tapi agak sok akrab itu, “Iya Ci..”, Aku panggil dia Ci sebab sepertinya ia adalah keturunan Chinese.
Dari usianya terlihat lebih tua daripada aku, mungkin 21 atau 22 tahunan. Sedangkan Aku kan masih 16 tahun namun hanya badanku saja yang tinggi besar.

“hayoo kamu pasti bolos sekolah ya !! koq masih pakai baju seragam sekolah ? bandel juga ya hehe.. candanya dengan senyum yang menggoda.
“enak aja. gak donk ci. aku udah pulang sekolah koq. Jawabku sambil terkekeh meski rada kesal karena dibilang bandel.

“iya deh cici percaya kamu gak bolos. Berarti kamu anak yang baik. Kata cici itu sambil tertawa sumringah.
 Aku tertawa, “Hehehe ciecie bisa aja nih.. ”
Lalu aku menudingnya, “Cici ini namanya siapa?”

Dengan gaya bak peragawati, dia membetulkan posisi nametag-nya yang miring sehingga dapat jelas kubaca, “La-r-i-s-a..
“Namanya cantik, Ci sesuai dengan orangnya hehe ..” ujarku seraya memujinya
“Aduh makasih banget, tapinya ngga ada recehan nih.. pake brosur aja ya?” kata Ci Larisa sambil tersenyum
“boleh deh ci. ujarku sambil tersenyum dan mengambil brosur yang ia tawarkan

“Wow, ni mobil keren juga, nih..” aku sampai bersiul terkagum-kagum pada barang dagangannya yang memiliki spesifikasi cukup bagus.

“Iya, dong.. siapa dulu yang jualan” katanya tersenyum sambil menepuk dada.

Dan saat itulah aku mulai memperhatikan baju seragam SPG ketatnya yang menonjolkan buah dadanya yang lumayan besar.. hmm.. dan rok mininya yang ketat tipis sepaha itu, seolah-olah bila kakinya terbuka sedikit lebih lebar maka aku dapat melihat celana dalamnya.. Maka tidak usah ditunggu lagi, aku segera mengikuti kemanapun ia bergerak menerangkan presisi dan kemampuan mobil itu. Sejujurnya aku memang lebih tertarik dengan kemulusan tubuhnya dibanding dengan penjelasan yang diberikannya padaku hingga tatapanku lebih sering kearah tubuhnya ketika ia sedang menjelaskan.

Hehehee.. Beneran deh, Rasanya aku ingin sekali menjamah pahanya yang putih mulus itu sekaligus meremas kedua payudaranya yang indah.
Pikiranku terus melayang sambil membayangkan bisa mengintip isi rok mini Ci Larisa yang tinggi badannya 170 cm lebih dan pake sepatu hak tinggi pula. Makanya aku tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk duduk di dalam mobil sementara ciecie itu menjelaskan dari luar dengan sebelah kaki menginjak sandaran kaki yang ada dibagian bawah.

Tapi aku yakin mukaku menjadi kemerah-merahan, sebab cici cantik ini dari tadi bagaikan tertawa maklum dan betul-betul sapuan matanya menyapu wajahku terus-menerus.. sampai tiba-tiba aku bagai tersadar dari lamunan..

“gimana? udah keliatan belon?” ujarnya
“Apanya nih ? kataku sambil terkaget-kaget di tempat duduk menatap wajahnya yang tersenyum manis
Dia tersenyum lalu gerakan matanya menunjuk arah diantara kedua kakinya yang membuka sambil berkata pelan, “..celana dalemnya cici..”

nah, kebayang kan gimana malunya dan merahnya mukaku saat itu ditembak langsung begitu.. untung dia ngomongnya ngga kenceng. Lalu dia mendekatkan diri padaku dan berkata, “dari tadi cici liat kamu berusaha liat dalemannya cici, jadi tadi ciecie sengaja angkat kaki sedikit biar kamu engga penasaran.. udah liat, kan? Cici pake warna coklat muda..”.

Aku yakin mukaku semerah kepiting rebus. Tapi Ci Larisa tersenyum maklum dan membimbingku bangkit dari tempat duduk sopir dan berkata keras, “Sekarang kamu Ikut Cici ya dek.. Cici akan kasi liat kemampuan ini mobil supaya kamu nanti dibeliin sama bapakmu. ujarnya

Dan seorang pria muda berdasi yang berdiri tidak jauh dari kami tersenyum lebar mendengar ucapannya itu sambil mengacungkan ibu jari. Tapi kulihat Ci Larisa cuek aja, malah mengerdipkan sebelah matanya padaku.

Kami menuju pelataran parkir luar dimana sebuah mobil serupa dipamerkan dan nampaknya bisa dicoba. Ci Larisa memintaku duduk di depan sedang dia sendiri menyetir.

Gugup juga aku waktu liat dia di kursi sopir duduk agak mekangkang sehingga dengan rok mini super pendeknya aku tahu pasti terdapat celah terbuka yang bila aku duduknya maju sedikit pasti aku bisa melihat.. ehmm.. anunya.. yang katanya coklat muda itu..

Cie Larisa tertawa geli melihatku rada panik. Melajukan mobil keluar kompleks gedung pameran, ia berkata, “Nah sekarang kamu bisa liat celana dalam Cici puas-puas tanpa perlu takut ketauan..”

Aku sangat malu. Tapi aku tidak bisa menahan diriku untuk menyandarkan kepalaku ke dashboard sehingga bisa mengintip sesuatu diantara kedua paha mulus ciecie ini..

Dia tersenyum, “Namamu siapa sih, Say?”
“Andre ci. Andre Sulistio” jawabku dengan cepat.
Dia tersenyum, “Nama yang bagus.”
Lalu dia menoleh menatapku sebentar, “Kamu belum pernah liat cewek telanjang ya, Say?”
Aku menggeleng pelan.

“Pengen tau, ya?” dia tersenyum, “Pasti udah sering nonton film dewasa ya?”
Kali ini aku mengangguk pelan.
Dia tertawa.
“Mau liat Cici telanjang ngga, Say?” tanya ci Larisa

Aku cuma bisa menelan ludah gugup. Cici seseksi ini mau telanjang di depanku?
Dia tersenyum, “Tapi Say, Cici boleh minta duit kamu sedikit ya? Cici perlu bayar uang kuliah sama beli buku nih..”
Aku masih terdiam membayangkan dia telanjang di depanku.. Waah, pasti di antara kakinya itu ada..

“Kamu boleh liat badan Cici semuanya, Say..” katanya memutus lamunanku,
“Cici seneng sama kamu, abis kamu kelihatan baik sih..” ujarnya lagi
“Cici emang butuhnya berapa duit?” aku memberanikan diri bertanya.
Dia tersenyum dan jarinya menunjuk angka 5..
“5 ratus ?..” Cuma segitu? Yah, kalo cuma segitu sih gampang lah.. Kebetulan aku juga sedang membawa uang lebih didalam tasku.
Aduh, dengan uang segitu, dia mau telanjang di depanku supaya dia bisa kuliah..

“Ci… tapinya aku boleh cium Cici, ya? Nanti aku kasih tambahan deh” kataku dengan nekat karena gejolak di kepala atas dan bawahku sudah memuncak.
Ci Larisa sedikit kaget dengan perkaataanku yang terlalu polos atau terkesan kurang ajar.
“boleh kok andre sayang !! makasih yah.  jawabnya sambil tersenyum manis

Lalu, Ci Larisa mengarahkan mobil contoh itu ke sebuah daerah yang belum kukenal.(karena salama ini aku memang jarang sekali pergi ke tampat lain selain daerah sekitar rumahku saja.)
Ia memasukkan mobil ke garasi sebuah rumah kecil di pemukiman yang padat dan jalannya ampun deh jeleknyaa..

Lalu Ci Larisa menyilakan aku keluar. Sempat kulihat ia tersenyum pada seorang laki laki tua yang lewat disana, Kudengar ia membahasakan aku ini adik sepupu yang hari ini dititip karena orang tuanya sedang pergi. Wah, kalau sampe sebegitu-begitunya, ini pasti beneran tempat tinggalnya.. Lalu aku mengikutinya masuk ke dalam rumah itu. (Hihihi aku perhatikan ia mengambil anak kunci pintu depan dari balik keset.. Kalo aku maling, habis sudah isi rumah ini..)

“Ini kontrakan Cici..” katanya sambil menunjuk ke ruangan dalam
“Cici Cuma tinggal bertiga di sini. Yang lainnya kalo ngga sekolah ya kuliah..” katanya saat aku bertanya mana yang lain.

Ia membuka kamarnya dan menyilakan aku masuk sementara ia pergi ke ruangan lain mungkin mengambil minuman. Aku perhatikan kamarnya sangat tertata rapi walaupun agak sempit. Sepertinya ia hanya tinggal dengan kedua adiknya yang masih sekolah dan kuliah sementara orangtuanya sudah tak ada lagi. Dari keadaanya sekarang pasti Ci Larisa harus bekerja keras untuk bisa membiayai hidup dan sekolah kedua adiknya tsb karena hanya ia yang bekerja mencari uang diluar.

“Ah, Cici cantik ini memang butuh bantuan banyak dariku. ujarku


Tak lama kemudian Ci Larisa masuk kedalam kamar dengan membawa minuman. Ia tersenyum ramah padaku sambil meletakkan gelas di meja belajarnya lalu mengunci pintu dan berdiri bersandar di pintu sambil memandangiku dengan tatapan yang nakal. Aku duduk di kursi belajarnya dengan perasaan gugup dan jantungku berdebar makin cepat karena tak sabar melihat Ci larisa membuka pakaiannya hingga bugil dihadapanku.

Nampaknya dia sangat mengerti kegugupanku lalu berjongkok di sampingku dan memelukku erat-erat dan terciumn olehku aroma harum tubuhnya yang seksi itu. Tak hanya itu ia pun langsung menciumku pelan hingga membuatku semakin bergairah saja bahkan batang kemaluanku pun ikut menegang hebat.

“kamu udah siap liat tubuh Cici?” tanyanya sambil tersenyum
Aku mengangguk perlahan sambil menahan gejolak nafsu didalam dadaku.
Kemudian Dia tersenyum dan berdiri sambil membelai pipiku. Ia mulai berdiri menjaga sedikit jarak agar aku bisa melihat semua dengan jelas.

Sebetulnya kalo dipikir-pikir saat itu ia melakukannya dengan cepat, kok.. Tapi dalam tegangku, semua gerakannya jadi slow motion. Ia mulai dengan membuka bagian atas baju seragam SPG nya yang seksi itu kemudian melemparnya ke atas tempat tidur.
Ia tersenyum lebar sambil menepuk perutnya yang putih kecoklatan itu sambil membuat gerakan menciumku.. Lalu ia menarik sesuatu di belakang rok mininya hingga terjatuh kebawah dan menutupi jemari-jemari kakinya hingga kini
nampaklah celana dalam coklat muda yang tadi ia katakan..

Sampai di sini, aku tidak kuat duduk.. batang kontolku menegang dan sakit kalo aku tetap duduk. Ia malah mendekat dan memelukku. Mmmhh.. meski jadi sedikit sesak napas, tapi aku sangat senang.. wajahku kini berhadapan dengan wajahnya yang cantik dan rasanya ingin kucium saja bibirnya yang tipis itu. 

Oh, aku tentu saja balas memeluknya.. dan terpeluk olehku pinggul dan pantatnya yang sekel itu.. Dan saat terpegang olehku celana dalamnya, spontan aku masukkan jari-jariku ke dalamnya, membuatnya menjerit kecil..
 “Aih.. ngga sabaran banget sih kamu dre..” ujarnya

Spontan ia melucuti celana dalamnya lalu mengangkat kaki kirinya memeluk pantatku sehingga rambut tipis jembutnya menggesek-gesek perutku.. Aduh cici ini.. aku kan pengin liat.. Tapi ia menciumku di pipi dan membimbingku ke cermin yang tertempel di lemarinya memperlihatkan seluruh badan telanjangnya kecuali di sekitar payudaranya.. Aku mengerti.

Aku ke belakangnya dan membuka kaitan BH nya sehingga nampak juga akhirnya puncak gunung yang coklat muda indah itu.. membuatku segera menarik tubuhnya menghadapku.. dan mulai meremasinya buah dada itu.. Ia sedikit melenguh dan terduduk di kursi.. Menyandarkan punggungnya di sandaran kursi sehingga dadanya membusung kedepan. sedang posisi pinggul dan kemaluannya tersodor maju bagai ingin disajikan untukku..

Aku langsung menciumi payudaranya itu lalu kuhisap kuat-kuat membuatnya menggelinjang sampai akhirnya dengan satu sentakan ia mendorongku jatuh ke tempat tidurrnya.
Ia bangkit berdiri setengah membuka pahanya sambil bertolak pinggang menonjolkan dadanya yang masih mancung dan ranum itu.. tubuhnya yang putih mulus membuatku ingin segera menggumulinya saat itu.

Aduh aku ngga kuat lagi. Dengan terburu buru Aku membuka celana seragam sekolahku sehingga batang kontolku mencuat keluar dengan bebas mengambil posisi tempur. lalu kucopot juga bajuku sehingga tinggal singletku saja yang masih menempel ditubuhku. Sementara itu ia hanya tersenyum saja melihat tingkahku yang sudah tak karuan.

Lalu ia memegang kontolku dan mulai mengocoknya hingga batangku terasa semakin tegang dan membesar saja.
“wah ngak nyangka ya.kamu masih kecil tapi batangnya udah sebesar ini. ujarnya sambil menggeleng gelengkan kepala.
“Kamu udah kerangsang, ya? Tanya Ci larisa sambil meraba bagian dadaku.
“Iya, cie.. aku udah ga tahan nih. Badan cici mulus banget sih hehe ujarku

Dia cuma tertawa geli sambil menggenggam batang kemaluanku dengan kuat. Lalu ia menotol-notolkan telunjuknya pada kepala kontolku.. dan setiap kali jarinya menyentuh kulit kepala kontolku, setiap kali itu aku merasa tersetrum oleh rasa geli-geli yang aneh tapi nikmat.

“Hhh..,” aku benar benar sampai mendesah nikmat dibuatnya
“ayo ci kita maen sekarang aja. ujarku
“Maen petak umpet?” ujarnya sambil menatapku geli
“bukan !! tapi main kayak yang di film film itu. Ujarku sambil menggeleng tak sabar
 “Film apa dre? Donald Duck?” hehe ujarnya lagi

“Flm BF, Ci.. Ngentot gitu..” akhirnya keluar juga kata itu dari mulutku.
Tapi dia malah menowel hidungku, “Anak bandel, ya? Kecil-kecil udah nonton BF. Kamu udah pernah ‘maen’, ya? sama siapa?”
“belum pernah ci. Cuma nonton doank waktu di rumah teman. Jawabku 
“ohh begitu.. terus kamu pengen ngapain lagi sekarang ? ujarnya
“sekarang aku pengen maen sama cici. Boleh kan ci?  aku udah ga tahan nih. pintaku
“hmmm gimana ya. Soalnya cici masih harus kembali ke tempat kerja tadi nih. ujarnya
“Adduuh.. ayolah ci. aku udah kepengen banget niih.. sebentar aja kok ci !! ujarku
“Ci Larisa.. boleh dong, ya? aku kasih Cici 1 juta deh..” aku merengek..
Dia malah tertawa, “Kamu ini mesti anak orang kaya.. buang duit kayak buang sampah..” ujarnya
Adduuh.. tolong Cie.. cepet dong..
Dia lalu mencium bibirku sehingga batang kontolku tak urung menyentuh daerah sekitar pangkal pahanya..
“ayo dong Ci.. ga usah kelamaan. Jujur aja aku udah lama pengen ngerasain tubuh cewek putih dan sipit kayak cici. ujarku
 
Cie Larisa menghela napas panjang lalu menatapku sambil menggigit-gigit bibirnya sebelum akhirnya berkata “Sebenernya Cici ngga pengen begini. Tadinya niat Cici sama kamu tuh cuma telanjang aja.. Tapi cici memang lagi butuh uangnya sekarang.. jawabnya
Lalu ia menghela napas panjang lagi, “Tapi kamu ini masih sekolah dan cici ngga mau ngerusak kamu dre.. ujarnay lagi

Aku menatapnya protes. Ia pasti melihat tatapan protesku, tapi ia nampak berpikir keras. Tapi akhirnya ia menggelengkan kepala lalu mencium bibirku. Lalu tubuh telanjangnya itu menelungkup menindih tubuh telanjangku..Ia menciumiku sementara tangan kirinya menyentuh-sentuh kepala kontolku dan ampun deh rasanya luar biasa.. (ternyata butuh beberapa tahun kemudian baru aku sadar kalo orang belum pernah kepegang cewek, cukup disentuh kepala kontolnya rasanya sudah selangit..)

Aku meronta, menggelinjang keenakan.. sekaligus tidak puas.. aku ingin ngentot! Dan akhirmya ia memenuhi keinginanku..

ia menjejakkan kaki kirinya di atas ranjang sedang kaki kanannya di lantai, dalam posisi setengah berlutut sehingga kepala kontolku sedikit melesak di antara dua bukit berhutan jarang itu.. Lalu.. ia menekan pantatnya sedang ia membusungkan dadanya dan mendongak sehingga pandanganku hanya berisi payudara dan puting susu kecoklatannya itu.. plus bonus ujung hidungnya..

Slepp.. nampaknya kepala kontolku sudah mulai melesak masuk.. Ia lalu mengambil posisi berlutut, kedua lututnya tertekuk di atas kasur dan pinggulnya menindihku.. Lalu ia sekali lagi mendesakkan pinggulnya.. Bless.. akhirnya masuk juga.. Aku terpesona merasakan gesekan kontolku dengan dinding dalam memeknya.. Ia tersenyum lagi.

Lalu mulai menggoyang-goyangkan pantatnya.. membuat sensasi luar biasa pada setiap gerakannya yang membuat kontolku bergesekan dengan dinding memeknya.. Ohh.. hh.. Badanku rasanya pelan-pelan terbakar oleh perasaan geli-geli yang menjalar yang dingin..

Lalu ia semakin mempercepat gerakannya. Membuat jalaran geli tadi semakin melebar ke seluruh permukaan kulit tubuhku. Nafsuku makin tak tertahankan dan aku pun langsung mendorong tubunya hingga berguling diatas ranjang.
Sejenak kutatap wajahnya yang cantik dan oriental itu lalu aku segera menganggkangi wajahnya seraya menyodorkan batang kemaluanku kearah mulutnya.
“ayo ci kulum punyaku dulu !! pintaku sambil terus memandangi wajahnya yang terlihat memelas itu.
Larisa menuruti keinginanku dan perlahan membuka mulutnya sehingga aku dapat dengan mudah menyodokan batangku yang sudah menegang hebat itu.

“slurp.. slurpp  aku mulai menggenjotnya hingga batangku terlihat keluar masuk dalam mulutnya. Semakin lama aku makin bernafsu dan mempercepat gerakan pinggulku hingga membuat Larisa sangat kewalahan dan hampir tersedak dan kehanbisan nafas.

Sodokan brutal yang kulakukan membuat wajahnya sedikit memerah dan ia pun sempat terbatuk batuk ketika aku membenamkan batangku hingga amblas seluruhnya. Merasa puas mengaduk aduk mulutnya kemudian aku pun segera menarik keluar batangku karena aku tak mau terburu buru mencapai orgasme.

Posisi Larisa masih berbaring telentang diatas ranjang Kini aku telah mengambil posisi diantara kedua pahanya dengan kepala penisku sudah menempel di vaginanya, kedua betis larisa kusangkutkan di atas bahuku yang kekar.

“Nah, sekarang biar aku yang puasin cici, tahan yah ci, uuhh…!!” begitu menyelesaikan kata-kataku lalu segera kutekan penisku itu hingga masuk kedalam.

Larisa melenguh menahan rasa nikmat saat penis besarku menyeruak ke dalam kemaluannya yang sempit, demikian juga aku meringis menahan ngilu merasakan penisku tergesek dinding vaginanya. Dengan beberapa kali gerakan tarik dorong yang keras maupun lembut, penisku akhirnya terbenam seluruhnya. Mata Larisa terlihat terpejam seperti sedang menikamti proses penetrasi masuknya batangku tadi ke dalam liang kemaluannya.

Penisku terasa sangat sesak di liang vaginanya, ini memang bukan pertama kalinya bagi Larisa, namun penisku yang panjang dan besar cukup untuk membuatnya kewalahan.

“Oohh…enak banget ci, sempit, legit, padahal udah gak perawan, hehehe…!” kataku sambil menggenjot.

Aku meningkatkan tempo goyanganku, penisku yang besar dan berurat itu menggesek dan menekan klitorisnya ke dalam setiap kali menghujam. Kedua payudaranya yang membusung tegak itu ikut berguncang hebat seirama guncangan badannya. Aku meraih yang sebelah kanan dan meremasnya dengan gemas. Gairah Larisa mulai bangkit lagi, dia merasakan kenikmatan yang berbeda dari biasanya, yang tidak didapatnya saat bercinta dengan orang lain.
Larisa juga ikut menggoyangkan pinggulnya seolah merespon gerakanku yang sedang menggenjotnya diatas ranjang. Sepertinya Larisa tak menyangka kalau aku dapat memberi sebuah kepuasan pada dirinya karena sejak tadi ia memang seperti meremehkan kemampuanku dalam bercinta.

Mungkin karena aku rajin berolahraga sehingga aku dapat bertahan lama ketika sedang menggauli Larisa diatas ranjang. Hampir 20 menit lamanya aku bertahan dan terus menggenjotnya tanpa henti dan tak lama kemudian Larisa pun menyerah karena aku berhasil membobol pertahanannya dan mengantarnya menuju orgasme
hampir satu menit lamanya, tubuhnya yang putih mulus terlonjak lonjak hingga pantatnya terangkat angkat, kakinya juga melejang lejang sementara tangannya menggengam sprei yang sudah berantakan akibat pergumulan kami. Larisa melenguh panjang, kemudian tubuhnya terlihat lemas tak bertenaga sambil telentang pasrah. Dalam keadaan yang masih terbakar nafsu birahi aku pun terus menggenjotnya tanpa ampun sambil memandangi ekspresi wajahnya yang nampak memelas itu.

Setelah beberapa menita aku pun menghentikan genjotanku dan berniat untuk mencoba gaya lain yang pernah kulihat disalah satu film dewasa.

“Turun Ci, kita ganti gaya !” perintahku

Mungkin karena saking terangsangnya, Larisa menurut saja apa yang kuminta, Aku mengatur posisinya berdiri dengan pantat agak ditunggingkan, tangannya bertumpu pada meja di belajar yang ada didepannya. Dan, penisku kembali memasuki vaginanya dari belakang. Dalam posisi demikian, Aku memaju-mundurkan pinggulnya sambil berpegangan pada kedua payudaranya. Mulutku sibuk menciumi pundak dan lehernya membuat Larisa serasa melayang,

kutarik wajah larisa hingga menengok ke belakang dan begitu wajahnya menoleh bibirku langsung memagut bibirnya. Karena sudah pasrah, Larisa pun ikut membalas ciumanku, lidah kami saling membelit dan berada hingga air liur kami menetes-netes di pinggir bibir.

Setelah sepuluh menit dalam posisi berdiri itu, Aku mempercepat genjotanku hingga akhirnya tubuhku terasa seperti bergetar dan ototku menegang kuat. Bersamaan dengan itu cairan spermaku menyembur keluar membasahi rahimnya.
“ahhh… enak ci !! Aku melenguh panjang, penisku masih menghujam-hujam namun frekuensi goyanganku makin  menurun, sperma yang tadi kutumpahkansebagian meleleh membasahi selangkangan Larisa. Untuk yang satu ini Larisa merasa agak lega karena ia selalu ruitn meminum obat anti hamil untuk mencegah hal yang tidak diinginkannya.

Aku beristirahat sejenak sambil menindih tubuh Larisa yang masih menelungkup diatas meja belajar. Aroma tubuhnya yang harum kembali membangkitkan birahiku dan aku pun kembali menjilati bagian belakang punggungnya yang sangat halus dan nampak berkeringat itu.

Larisa masih terbengong-bengong dengan tatapan mata sayu ketika gairahku mulai bangkit lagi. aku menarik tubuhnya dari meja dan berpindah ke lantai tanpa melepas penisku yang masih menancap, lalu kuatur posisi Larisa seperti sedang merangkak dilantai. Rasa dingin dari lantai kamar itu menjalari tubuh larisa begitu lutut dan tangannya menempel di sana. Kembali aku menghujam-hujamkan penisku dengan berbagai variasi, Larisa pun mengiringinya dengan desahan. Sensasi nikmat nampak mengaliri tubuh gadis berkulit putih itu, sampai suatu saat Aku merasa dinding-dinding kemaluannya makin berdenyut-denyut serta makin menjepit kuat penisku yang sedang menghajarnya.

“Aahh…ahh  enak dre …!” desisnya saat diambang klimaks

Desahan Larisa semakin seru sampai dia merasa ada sesuatu yang meledak-ledak dalam dirinya, tubuhnya mengejang hebat, dan cairan kewanitaannya bercampur dengan sperma yang tadi kutumpahkan hingga meleleh keluar membasahi paha bagian dalamnya. 

Ketika gelombang klimaks mulai surut, Aku melepas penisku dan pindah ke depan, rambut indahnya kujenggut sehingga tubuhnya terangkat ke posisi berlutut.

“Isap ci, cepet !” perintahku setengah memaksa.

Karena ingin cepat menuntaskan permainan ini, Larisa pun meraih penisku yang sudah penuh lendir itu, sambil memejamkan mata dimasukkannya benda itu kemulutnya. Tanpa diperintah lagi ia pun segera menghisap dan mengulum batang kemaluanku yang bulu bulu kasarnya sudah basah.

“Mmmm…gitu ci, gitu, ternyata cici nyepongnya jago yah !” komentarku sambil merem-melek menikmati emutan Ci Larisa.

Lima menitan kemudian, Aku mengerang panjang bersamaan dengan menyemprotnya spermaku di dalam mulutmnya. Larisa kembali gelagapan karena spermaku cukup banyak yang keluar, sebagian cairan kental itu meluap membasahi bibirnya. Sebelum semprotannya berhenti, Aku sudah menarik penisku dari mulutnya sehingga sisanya yang tinggal sedikit mendarat di pipi dan hidungnya.

“Gimana dre? kamu udah puas kan ?  katanya dengan senyum menggoda.
“puas banget ci. tubuh cici benar benar nikmat. Ujarku
“ngomong ngomong koq kamu mainnya ganas juga ya dre ? cici sampe kewalahan menghadapi kamu tadi. ujarnya
“iya ci. soalnya wajah cici nafsuin banget sih. Bikin aku jadi lupa diri. ujarku.

Setelah mandi bersama lalu kami pun segera kembali ke gedung pameran dan Ci Larisa sudah kembali bekerja melayani para pengunjung yang mulai terlihat ramai malam itu. Dari kejauhan aku terus memperhatikannya seperti tak rela untuk meninggalkan dirinya begitu saja.  Penampilannya yang seksi malam itu berhasil memikat banyak perhatian para laki laki yang ada disana dan berusaha mendekatinya.

Sekarang ini aku masih sering bertemu dengannya karena kini Ia bekerja sebagai sekretarisku di sebuah kawasan perkantoran di jakarta. Ya tentu saja kami masih sering melakukannya walaupun aku sudah menikah dan memiliki seorang istri. Tekadang aku menyalurkan berbagai fantasi seksual liar pada dirinya dan ia pun tak pernah menolaknya.
Bagiku tubuh Larisa memang sangat nikmat dan menggairahkan namun sejujurnya aku hanya menginginkan tubuhnya dan bukan cintanya.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Draft Amarah Para Buruh 21

Draft Amarah Para Buruh 20

Lust in Broken Home 4

Lust In Broken Home 5

Terjebak Didalam Kelas

Akibat Kena Gendam Tetanggaku

Kisah Tragis Dikebun Karet

Amarah Para Buruh 10

Amarah Para Buruh 17

Binalnya Ibu Tiriku 4