Langsung ke konten utama

Pacar Kedua

Perkenalanku dengan Marisa memang sangat tak terduga karena saat itu kami sama sama sedang berada didalam sebuah kantor cabang bank swasta untuk menunggu antrian. Sembil menunggu aku pun memainkan Hpku dan sesekali mengamati pengunjung lain yang ada disekitarku. Ternyata aku baru menyadari kalau ada seorang wanita muda yang cukup modis sedang duduk sendirian di sudut ruangan itu dan bangku disebelahnya pun terlihat kosong.

“wah kesempatan bagus nih. Ujarku dalam hati sambil berdiri dari tempat duduku dan berjalan kearahnya.

Saat itu aku memang cukup terpesona dengannya karena wajahnya yang cukup manis dan tidak membosankan untuk dipandang. Proses menunggu antrian di Teller saat itu memang cukup panjang hingga aku memiliki waktu yang cukup lama mengobrol dengannya. Karena sifatku yang pandai bergaul maka aku dapat dengan mudah berkenalan dengannya walaupun tampangku yang terkesan biasa saja alias tidak tampan.

Setelah mengobrol cukup lama akhirnya Aku mengetahui rupanya dia anak jawa, cewek yang supel dan enak di ajak ngobrol, kalau aku tanya hal apa , dia pasti bisa menjawab seolah olah seperti orang yang banyak pengetahuannya, dan setelah kami berbicara lebih lanjut rupanya tempat tinggalnya pun tidak begitu jauh dari rumahku.


Dari situ karena jarak yang cukup dekat denganku, akhirnya kami berjanji untuk saling bertemu di sebuah cafe disaat ada waktu luang . Dari beberapa pertemuan itu aku mengenal Marisa lebih jauh dan mengetahui kalau ia sedang kuliah di salah satu universitas terkemuka yang cukup terkenal. Sejujurnya aku memang sudah memiliki kekasih namun sebagai seorang laki laki tentu saja aku selalu mencari cari kesempatan untuk bisa berselingkuh untuk mengisi kejenuhan hubunganku dengan pacarku yang memang sering berselisih paham akhir akhir ini.
Marisa
Secara fisik Marisa terlihat biasa saja namun wajahnya memang cantik dan mempesona dan lebih menggairahkan dibanding dengan pacarku sekarang. Ukuran badannya kira-kira setinggi 160 cm dengan tubuh yang langsing. Rambutnya panjang terurai dan cukup terawat sehingga menambah daya tariknya sebagi seorang wanita. 

Tapi ada yang menarik dari penampilannya yaitu payudaranya ! ya toketnya! Toketnya terlihat unik & menantang dan sungguh menggemaskan sehingga membuatku ingin sekali meremasnya. Terkadang Aku hanya bisa menelan ludahku bila tanpa sengaja mengintip bagian yang menggunung itu dari balik bajunya.

Suatu kali Marisa meminta saya untuk mengangkatnya sebagai “adik”, sedangkan saya diangkatnya sebagai “abang”! Sebab ia bilang, Marisa tak mempunyai kakak. Saya setuju-setuju saja asalkan aku punya kesempatan untuk terus bertemu sekaligus mendekatinya lebih lanjut.

Pertemuan selanjutnya kami semakin ‘terbuka’ dan sering menceritakan masalah satu sama lain sehingga Marisa merasa semakin nyaman untuk curhat denganku mengenai semua masalah yang sedang dirasakannya. Setelah kulihat peluang yang cukup baik akhirnya aku pun memberanikan diri untuk menyatakan cinta padanya dan ia pun menerimaku sebagai pacarnya. 

Hatiku merasa senang sekali karena berhasil mendapatkan cintanya namun sejujurnya aku memang lebih tertarik dengan tubuhnya dibanding dengan cintanya. Aku memang cukup lihai menyembunyikan keadaanku yang sudah memiliki pacar sebelumnya hingga Marisa pun begitu percaya padaku bahwa aku sangat setia padanya. Semenjak kenal dengan Marisa aku memang harus pandai mengatur waktu agar hubungan dengan kedua pacarku berjalan tanpa hambatan hingga aku dapat memiliki dua percintaan sekaligus.

Kuakui Marisa memang lebih berpikiran terbuka sehingga belum sampai 2 bulan berpacaran Aku-pun sudah ‘diizinkan’ untuk memegang toketnya yang unik itu. Hanya saja ia bilang “dasar, abang nakal!!” Aku hanya tersenyum…
Kalau sudah dibilangin begitu, maka akupun kadang lebih berani lagi. Tanganku menjelajah ke daerah terlarangnya….

Seminggu yang lalu aku menemuinya walau dengan mengendarai motor bututku, aku sampai juga ke rumahnya setelah berjalan hampir 20 menit dari rumahku. Ternyata kebetulan sekali karena keluarganya sedang pergi keluar sehingga aku dapat bebas bermesraan dengannya dirumah.

Kulihat diwajahnya kegembiraan yang amat sangat, saat ia tahu bahwa aku yang datang keruamhnya. Memang sudah hampir sebulan saya tak main ke rumahnya karena sibuk urusan pekerjaan. Sepertinya ia sudah kangen padaku sehingga ia menyambutku dengan penuh kemanjaan.

Pada saat membukakan pintu Marisa memakai daster putih dan membuatku cukup terpesona dengan kecantikannya yang memancar.
Selaian itu terlihat cukup jelas, pepayanya yang unik menerawang dari balik sangkarnya yang selama ini selalu membuatku penasaran.

“ayo mas silahkan masuk. Ujarnya sambil menarik pergelangan tanganku.

Kemudian Marisa menyilahkanku duduk di bangku sofa yang ada diruang tamu rumahnya & berbalik sebentar ke dapur. Tak lama kemudian ia pun kembali lagi dengan membawakanku segelas minuman dingin. Saat itu tubuhku memang cukup berkeringat setelah terjemur matahari saat mengendari sepeda motor tadi dan minuman dingin itu berhasil menyegarkan badanku kembali.

Setelah ngobrol ngalor ngidul menceritakan berbagai masalahnya lalu perlahan Marisa menyandarkan wajahnya ke dadaku hingga membuat jantungku semakin berdebar.

Saya berusaha menyambutnya dengan tenang. Sebab memang tujuanku ingin mencoba menuntaskan hasratku yang ada selama ini dengannya. Kutundukkan mukaku untuk menjangkaunya lalu mulai menciumnya dengan mesra. Kususuri dengan bibirku mulai dari kening, ciumanku turun ke alis matanya yang hitam lebat teratur, ke hidung & sampai ke bibirnya. Ciuman kami semakin lama semakin bergelora, dua lidah saling berkait diikuti dengan desahan nafas yang semakin memburu.

Tanganku yang tadinya memeluk punggungnya, mulai menjalar ke depan, perlahan menuju ke toketnya yang cukup besar & unik. Unik sebab bentuk toketnya yang memanjang & besar, mirip dengan buah pepaya.
‘Adikku’ ini pintar juga memilih daster yang berkancing di depan & hanya 4 buah, mudah bagi tanganku untuk membukanya tanpa harus melihat. Tak lama kemudian kaitan BH-nya berhasil dilepaskan oleh tanganku yang sudah cukup terlatih ini.

Kedua bukit kembar dengan puncaknya yang coklat kemerahan tersembul dengan sangat indah. Daster & BH itupun segera terlempar ke lantai.
Sementara itu, Marisa juga telah berhasil membuka kancing celana jeanku, lalu berusaha melepas t-shirt yang saya pakai. Saya tetap menjaga agar Marisa tak memelorotkan celana jeanku. Bukan apa-apa, ini kan di rental komputernya? hehehe…

Kulepaskan ciumanku dari bibirnya, menjalar ke arah telinga, lalu desahkan erangan-erangan lembut. ia tersenyum & menatapku sambil terus melanjutkan pengembaraannya menelusuri ‘senjataku’.
Kulanjutkan ciumanku ke lehernya, turun ke dadanya, lalu dengan amat perlahan, dengan lidah kudaki bukit indah itu sampai ke puncaknya.

Kujilati & kukulum puting susunya yang sudah mengacung keras. Marisa mulai mendesah & meracau tak jelas. Sempat kulihat matanya terpejam & bibirnya yang merah indah itu sedikit merekah. Sungguh merangsang.

Tanganku mengelus, meremas & memilin puting di puncak bukit satunya lagi. Saya tak ingin buru-buru, saya ingin menikmati detik demi detik yang indah ini secara perlahan. Berpindah dari satu sisi ke sisi satunya, diselingi dengan ciuman ke bibirnya lagi, membuatnya mulai berkeringat.

Tangannya semakin liar mengacak-acak rambutku, bahkan kadang-kadang menarik & menjambaknya, yang membuat nafsuku semakin bergelora. Apalagi suaranya yang meracau itu sungguh amat menggairahkan.

Dengan berbaring menyamping berhadapan, kulepaskan celana dalamnya. Satu-satunya kain yang masih tersisa. Perlakuan yang sama kuterima darinya, Marisa melepaskan celana jeansku. Aku tak menolak, sebab akupun ingin menuntaskan semuanya. Marisa dengan bersemangat mengocok kontol ku, membuat semakin mengeras & mengacung gagah.

Kubelai kakinya sejauh tanganku bisa menjangkau, perlahan naik ke paha. Berputar-putar, berpindah dari kiri ke kanan, sambil sekali-sekali seakan tak sengaja menyentuh gundukan berbulu yang tak terlalu lebat tapi terawat teratur.

Sementara Marisa rupanya sudah tak sabar, dibelai & digenggamnya kemaluanku, digerakkan tangannya maju mundur. Nikmat sekali. Walaupun hal itu sudah sering kurasakan dalam kencan-kencan liar kami selama beberapa saat sejak saya berkenalan dengan Marisa, tetapi kali ini rasanya lain. Pikiran & konsentrasiku tak lagi terpecah.

Melalui paha sebelah dalam, perlahan tanganku naik ke atas, menuju ke kemaluannya. Begitu tersentuh, desahan nafasnya semakin keras, & semakin memburu. Perlahan kubelai rambut kemaluannya, lalu jari tengahku mulai menguak ke tengah.

Kubelai & kuputar-putar tonjolan daging sebesar kacang tanah yang sudah sangat licin & basah. Tubuh Marisa mulai menggelinjang, pinggulnya bergerak ke kiri-ke kanan, juga ke atas & ke bawah. Keringatnya semakin deras keluar dari tubuhnya yang wangi.

Ciumannya semakin ganas, & mulai menggigit lidahku yang masih berada dalam mulutnya. Sementara tangannya semakin ganas bermain di kemaluanku, maju-mundur dengan cepat. Tubuhnya mengejang & melengkung, kemudian terhempas ke tempat tidur disertai erangan panjang.

Orgasme yang pertama telah berhasil kupersembahkan untuknya. Dipeluknya saya dengan keras sambil berbisik, “Ohhh, nikmat sekali. terima kasih sayang.”
Saya tak ingin istirahat berlama-lama. Segera kutindih tubuhnya, lalu dengan perlahan kuciumi ia dari kening, ke bawah, ke bawah, & terus ke bawah. Deru nafasnya kembali terdengar disertai rintihan panjang begitu lidahku mulai menguak kewanitaannya. Cairan vagina ditambah dengan air liurku membuat lubang hangat itu semakin basah.

Kumainkan klitorisnya dengan lidah, sambil kedua tanganku meremas-remas pantatnya yang padat berisi. Tangannya kembali mengacak-acak rambutku, & sesekali kukunya yang tak terlalu panjang menancap di kepalaku. Ngilu tapi nikmat rasanya.
Kepalanya terangkat lalu terbanting kembali ke atas bantal menahan kenikmatan yang amat sangat. Perutnya terlihat naik turun dengan cepat, sementara kedua kakinya memelukku dengan kuat.

Beberapa saat kemudian, ditariknya kepalaku, kemudian diciumnya saya dengan gemas. Kutatap matanya dalam-dalam sambil meminta ijin dalam hati untuk memasukkan pusaka saya ke liang kenikmatannya. Tanpa kata, tetapi sampai juga rupanya. Sambil tersenyum sangat manis, dianggukkannya kepalanya.

Perlahan, dengan tangan kuarahkan kemaluanku menuju ke kewanitaannya. Kugosok-gosok sedikit, kemudian dengan amat perlahan, kutekan & kudorong masuk. Terasa sekali kalau daerah terlarang itu sudah basah & mengeluarkan banyak cairan. Kudorong perlahan… & terasa ada yang menahan tongkat pusakaku.
Wow…! Marisa ini masih perawan rupanya.

Kulihat ia meringis, mungkin kesakitan, tangannya tanpa kusangka mendorong bahuku sehingga tubuhku terdorong ke bawah. Kulihat ada air mata meleleh di sudut matanya. Saya tak tega, saya kasihan! Kupeluk & kuciumi dia. Hilang sudah nafsuku saat itu juga.
Marisa tahu saya kecewa. Sebab itu ia cepat mendekapku. & tiba-tiba dengan ganasnya, ia melumat & mengulum senjata saya yang mulai mengendur.

“Argh… ” saya mendesis…! Ternyata sedotan demi sedotan dari Marisa mendatangkan kenikmatan yang luar biasa…

Saya membiarkan saja, apa yang dilakukan Marisa. Kulihat Marisa dengan rakusnya telah melahap & mengulum kemaluanku yang sudah kembali membesar & sangat keras. Nikmat tiada tara. Tapi, saya kesulitan untuk melakukan oral terhadapnya dalam posisi seperti ini. Jadi kuminta ia telentang di tempat tidur, saya naik ke atas tubuhnya, tetap dalam posisi terbalik.

Saya pernah beberapa kali melakukan hal yang sama dulu, tetapi rasa yang ditimbulkan jauh berbeda. Hampir bobol pertahananku menerima jilatan & elusan lidahnya yang hangat & lembut itu.
Apalagi bila ia memasukkan kemaluanku ke mulutnya seperti akan menelannya, kemudian bergumam. Getaran pita suaranya seakan menggelitik ujung kemaluanku. Bukan main nikmatnya.
Larva panas hampir tak tertahankan lagi, saya memberi isyarat padanya untuk menghentikan emutannya…namun ia sama sekali tak peduli dan terus mengulum batang kemaluanku hingga akhirnya cairan spermaku berhamburan didalam mulutnya.

“arghh aku melenguh panjang karena merasakan sebuah kenikmatan yang luar biasa saat mencapai orgasme hingga membuat badanku terasa bergetar hebat dan keringatku bercucuran membasahi tubuhku. Marisa memang luar biasa dan berhasil membawaku pada puncak kenikmatan yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Selama ini pacarku memang selalu menolak setiap kali kuajak melakukan oral seks hingga membuatku sedikit kecewa namun beruntung aku menemukan pacar baru yang dapat mengerti semua kemauanku sebagai seorang laki laki hingga membuatku merasa bahagia karena memilikinya.


Sepanjang hari itu kami terus bercumbu dan baru menghentikan percumbuan itu setelah keluarganya pulang ke rumah. Marisa memang belum merelakan kegadisannya direnggut olehku dan kami pun hanya melakukan sebatas oral seks saja namun semua itu sudah cukup memberikan kepuasaan besar bagiku. Semenjak saat itu aku semakin sering datang ke rumahnya ketika keluarganya sedang pergi keluar  sehingga kami dapat dengan bebas bercumbu rayu sambil melampiaskan nafsu birahiku padanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Draft Amarah Para Buruh 21

Draft Amarah Para Buruh 20

Lust in Broken Home 4

Lust In Broken Home 5

Terjebak Didalam Kelas

Akibat Kena Gendam Tetanggaku

Kisah Tragis Dikebun Karet

Amarah Para Buruh 10

Amarah Para Buruh 17

Binalnya Ibu Tiriku 4