Selama liburan kuliah aku lebih banyak
menghabiskan waktuku dirumah saja karena teman temanku sibuk dengan urusan
mereka masing masing. Berhari hari tinggal dirumah memang sangat membosankan
hingga membuatku merasa suntuk dan ingin pergi keluar saja.
Tidak ada yang harus kukerjakan hari itu
dan kuputuskan pergi belanja soft drink dan snacks ke sebuah supermarket kecil
yang sebenarnya tidak terlalu jauh dari rumahku. Aku memang berencana untuk
nongkrong disana selama beberapa jam untuk menghilangka rasa jenuhku selama
masa liburan ini. Karena udara siang yang panas maka aku memutuskan untuk
menggunakan mobil untuk pergi kesana sekaligus berjalan jalan sebentar
menikmati pemandangan kota .
Sesampainya disana kulihat pengunjung
cukup ramai sehingga mobilku terpaksa kuparkir melintang dibelakang mobil lain karena
penuhnya tempat parkir.
Aku sedikit kesal dan menggerutu mengenai
keadaan yang sering terjadi ini.
Inilah yang sering tidak diperhitungkan
oleh para developer, bangunan dibuat sebesar-besarnya tapi fasilitas parkir
tidak dipikirkan. Sebenarnya mereka mengharapkan customer banyak datang enggak
sih? Pikirku dalam hati
Ayu |
Selesai belanja aku mengantri agak lama
untuk membayar belanjaanku. Kemudian aku kembali ke tempat parkir mengambil
mobilku. Tanpa harus terburu-buru perlahan kujalankan mobil keluar berbelok ke
kiri meninggalkan tempat parkir super market yang penuh sesak itu.
Kuputuskan untuk berputar putar sebentar
untuk berkeliling sebelum pulang ke rumah. Tidak berapa jauh dari super market
tadi aku melihat sebuah papan nama Panti Pijat SR!
Kebetulan Aku sedang santai jadi apa
salahnya mampir menyegarkan tubuh sedikit, pikirku sambil membelokkan mobilku
ke halaman parkir yang cukup lega karena hanya satu dua mobil yang terparkir di
sana ditambah
beberapa sepeda motor.
Seorang wanita paruh baya menyambutku
dengan tersenyum manis, Mau pijat mas, silahkan masuk Aku masuk dan disodori
album dengan beberapa foto beberapa pemijat yang ada. Perhatianku tertarik
dengan sepotong wajah manis.
Walaupun biasanya foto dan aslinya
biasanya berbeda, tapi aku menetapkan pilihanku dan mengembalikan album
tersebut kepada ibu yang bertindak sebagai resepsionis tersebut. Ini saja bu!
kataku. Oh, itu Ayu. Nanti saya panggilkan, silahkan ke kamar nomor 5 mas! Aku
masuk ke kamar nomor 5 yang terletak paling ujung, ternya ada 10 kamar di
dalam.
Tak berapa lama masuk seorang wanita muda,
kali ini aku tak kecewa, karena wajahnya jauh lebih cantik dari fotonya.
Kulitnya putih, rambutnya panjang sampai ke pinggang, bibirnya tipis, tonjolan
buah dadanya sangat mantap disertai bokong yang bulat dengan pinggang ramping.
Dia mengenakan seragam celana panjang
warna hitam dengan baju tangan pendek warna biru tua. Dengan halus dia
menanyakan aku mau minum apa. Soft drink saja Mbak jawabku. Dia meninggalkanku
sebentar dan kembali dengan sebotol Fanta Hijau dingin ditangan kanannya,
sementara tangan kirinya membawa handuk dan body lotion.
Ini minumnya mas, katanya menyodorkan soft
drink tersebut padaku. Kuterima minuman dingin itu, meneguknya sedikit, lalu
bertanya, Namanya siapa Mbak? walaupun aku sudah diberitahu oleh ibu yang
didepan nama Mbak ini.
Ayu, mas. Sering pijat ke sini ya?
tanyanya kemudian. Baru kali ini mbak jawabku jujur. Ooo.. kalau ke tempat lain
sering ya? candanya. Ah, enggak juga. Cari waktu luangnya agak susah. Hari ini
kebenaran agak senggang jadi bisa mampir kesini
Setelah membuka semua pakaianku, aku hanya
mengenakan handuk yang ada untuk menutupi tubuhku. Dengan tubuhku tengkurap,
Ayu mulai menggarapku. Dimulai dari telapak kaki naik ke betis lalu ke paha.
Tampaknya ini metode dasar para peminjam.
Cuma saat memijat bagian paha atasku,
tangan Ayu yang berlumur body lotion memijat paha bagian dalam, menyentuh kedua
bijiku. Kemudian tangannya memijat bagian belahan pantatku, anusku juga di
tekannya berkali-kali. Wah, adik kecilku kontan bergerak.
Dari situ tangannya mulai memijat
pinggangku sampai ke pundak, kedua lengan bagian atas dipijatnya dengan kuat.
Tengkuk dan kepalaku juga di pijatnya. Sewaktu memijat bagian pundak, tanganku
yang nakal beraksi di bongkah pantatnya. Ayu Cuma tersenyum sambil berkata, Mau
gantian mijetin saya ya mas?
Kermudian aku disuruh berbalik terlentang,
dadaku diramas-ramasnya terutama bagian putingnya sehingga aku kegelian tapi
enak! Turun ke perut tangannya yang trampil menekan lembut sampai aku
bersendawa beberapa kali.
Masuk angin nih mas kata Ayu. Masuk angin
tapi kayaknya malah ada yang mau keluar dari tubuhku. Selagi Ayu memijat
tubuhku, aku mulai bergerilya meraba vaginanya yang masih tertutup celana
panjang. Kuraba buah dadanya dari luar baju seragamnya.
Hampir satu jam aku digarap oleh Ayu,
seluruh tubuhku sudah dijelajahi jari-jarinya yang lentik tapi bertenaga. Mana
lagi mas yang perlu di pijat? tanyanya padaku. Nih kepalaku kok masih pusing Yu
jawabku. Lho kan
kepalanya sudah dipijat juga! katanya heran. Itu kepala yang di atas, kepala
yang di bawah kan
belum kataku sambil tersennyum. Hmm.. gitu ya? katanya sambil balas tersenyum.
Di bukanya handuk yang menutup tubuh,
jreng.. penisku yang sudah full cenggur terekspose. Dia menggosok kepala
penisku dengan jari-jarinya yang masih berbalur body lotion. Turun ke batangku,
Ayu mulai mengocok lembut sehingga batang yang sudah cenggur itu makin keras
berdiri. Kocok ya mas? Tanya Ayu. Masukin aja Yu, kurang enak kalau dikocok.
Lagipula kalau sekedar dikocok, saya bisa sendiri dia terkikik mendengar
candaku.
Ayu melepaskan pakaian seragamnya, tinggal
BH dan CD yang terlalu kecil untuk menutupi buah dadanya yang besar dan
gundukan vaginanya yang tebal seperti duren Bangkok itu. Wah, aku udah
bugil begini, kok kamu masih pakai CD dan BH begitu? protesku. Sabar dong mas!
katanya sambil melepaskan pengait BH-nya yang ada didepan, lalu melepas juga
CD-nya. Terbentanglah pemandang indah lembah nan indah dan gunung yang
membusung tinggi.
Ayu menjilati putingku, sementara aku
meremas kedua buah dadanya bergantian. Tangan kirinya menggenggam batang
penisku dan memijat-mijatnya. Aku semakin bernafsu, kutarik pinggangnya merpat
ke tubuhku, lalu penisku yang tegak keras kuarahkan ke vaginanya. Dia duduk
mengangkangiku, memasukkan batang panisku yang sudah licin bekas dikocoknya
dengan body lotion tadi. Begitupun dia mendesah ketika penisku masuk semakin
dalam ke vaginanya, Uh ah ya mas enaknya
Aku menaik-turunkan pinggulku, dan dia
menggoyang pinggulnya turun-naik juga. Waktu pinggulnya bergerak kebawah, aku
menekankan pinggulnya sehingga penisku menancap dalam ke vaginanya. Saat
pinggulnya naik, aku menurunkan pinggulku sehingga penisku menjauh dari
vaginanya.
Dengan begitu penisku dapat masuk dalam
saat aku menusukkannya ke dalam vaginanya. Ini membuat Ayu kesetanan, dia
bergerak naik-turun makin cepat. Semakin cepat samapai akhirnya dia berteriak
kecil, Agh.. mass aku nyampe! sambil tangannya meraih pundakku dan tubuhnya
melengkung ke atas menjauhi tubuhku, tapi vaginanya erat menjepit penisku.
Kugoyang pinggulku ke kiri dan ke kanan,
penisku yang masih tertancap dalam di vaginanya seperti mengobok-obok bagian
dalam tubuhnya. Lalu kubalik tubuhnya membelakangiku. Kugenjot vaginanya
kuat-kuat dari belakang, Ayu mendesah keenakan. Kedua buah dadanya yang
tergantung bergoyang ke depan dan ke belakang.
Kadang Ayu menoleh ke belakang, kadang ke
samping, kadang menunduk menahan kuatnya doronganku memasuk-keluarkan penisku
ke vaginanya. Aku agak kuatir suara teriakan-teriakan kecil dan desahnya
terdengar ke luar kamar. Tapi suara musik dari CD player melaui speaker yang
besar cukup kuat meredam suara yang keluar dari mulut Ayu.
Seperempat jam kemudian dia kembali
mendongakkan kepalanya, Ahh.. egkh.. aku keluar lagi mas! kepalanya kemudian
menoleh ke belakang, aku mengecup bibirnya yang ranum. Kedua buah dadanya
kuremas-remas, sambil terus menancap-nancapkan penisku. Beberapa menit kemudian
terasa lahar panasku mendesak keluar dan.. jrot.. jroot.. jrooot.. jroot..
jrot, air manisku menyemprot ke dalam vaginanya dengan deras.
Kental sekali air maniku yang keluar,
hampir seperti jelly, bercampur dengan cairan vagina Ayu. Kami rebah ke atas
kasur, berpegangan tangan dengan erat.
Aku benar benar puas dengan pelayanan ayu
yang begitu luar biasa. Setelah itu aku pun segera pulang kerumahku dengan
perasaan yang jauh lebih segar dari sebelumnya dan rasa suntuk dikepalaku pun
berangsur hilang setelah menikmati tubuh wanita tadi.
Semenjak itu aku mulai rutin datang ke
tempat itu untuk menikmati tubuh Ayu dan para wanita pemijat lainnya hingga
uangku lebih banyak terkuras disana sekedar untuk bersenang senang menikmati
masa mudaku.
Komentar
Posting Komentar