Langsung ke konten utama

Pertemuan Yang Manis

Pagi itu kuputuskan untuk pulang ke kota asalku karena kebetulan aku memang sedang liburan semester. namaku Asep seorang mahasiswa berumur 21 tahun dengan badan kurus kerempeng. Sebenarnya dulu badanku tak sekurus ini namun semenjak aku kuliah dan tinggal dikos berat badanku berangsur turun drastis. Hal ini mungkin disebabkan karena aku terlalu sering makan mie instan hingga kekurangan gizi selama merantau. Uang kiriman orangtuaku memang tak seberapa sehingga aku harus pandai berhemat agar bisa mencukupi semua kebutuhanku selama kuliah disana.

Tak hanya itu orangtuaku pun sering terlambat mengirim uang bulanan padaku hingga pemilik kos sering menegur dan memarahiku karena aku terlalu sering menuggak pembayaran kamar kosku. Aku cukup memaklumi keadaan ini karena kondisi ekonomi kedua orangtuaku yang serba kekurangan namun mereka tetap berusaha untuk memenuhi semua kebutuhanku selama kuliah.

Sebenarnya aku sudah berusaha untuk membantu mereka dengan cara bekerja disebuah warnet sambil kuliah. Namun biaya hidup dikota besar memang tak semurah biaya hidup dikampung sehingga aku selalu saja merasa kekurangan uang. Selain itu hidupku pernah tertimpa musibah karena kamar kosku pernah dibobol oleh pencuri dan semua uang simpananku yang kusimpan dibawah kasur lenyap tak bersisa.
Ani
Entah kenapa hidupku tak seindah teman temanku yang serba kecukupan hingga dapat membeli apapun yang mereka inginkan tanpa harus bersusah payah. Pernah juga suatu kali sepeda motorku raib digondol maling ketika aku sedang bekerja sebagai petugas operator warnet didekat kampusku. Padahal waktu itu aku belum sampai satu bulan bekerja disana dan sudah harus mengalami kerugian yang begitu besar dan menyakitkan.

Namun kerja kerasku dan usaha penghematan ekstrem yang kulakukan selama kuliah berhasil membuatku memiliki sebuah sepeda motor baru yang kubeli dengan cara kredit disebuah dealer motor tak jauh dari tempat kosku. Soal pacar aku memang belum sempat untuk memikirkannya karena aku punya keinginan setelah mapan aku baru mau memikirkan hal itu.

Pada saat liburan semester ini aku ingin pulang ke kampungku di Garut karena sudah cukup lama aku tak pulang kesana. Untuk mengatasi kejenuhan selama di kampung, aku jalan-jalan di kota kecil tersebut. Dan masuk ke sebuah pusat belanja di kota kecil itu. Saat aku sedang memakan batagor disebuah food court yang ada dilantai 3 secara tak sengaja aku memandangi seorang gadis yang bisa dikatakan cantik. Wajahnya memancarkan kecantikan alami yang jarang ditemui pada seorang gadis kota.

Aku terus memandanginya karena bagiku dia sungguh menarik dan merupakan type gadis idamanku selama ini. hingga akhirnya kuberanikan diri untuk mendekatinya dan mengajaknya berkenalan.
Setelah mengobrol beberapa saat aku pun semakin mengenalnya dan namanya adalah Ani, berumur 16 tahun. Duh, senang sekali aku bisa kenalan dengan gadis seperti dia. Sepulangnya dari pusat belanja aku pun menawarkan diri untuk mengantarnya pulang ke rumah sehingga aku pun mengatahui tempat tinggalnya yang ternyata tak begitu jauh dari rumahku. Namun ada kejadian kurang enak yang kualami saat mengantarnya pulang karena saat itu ban motorku terkena ranjau paku sehingga kami terpaksa berjalan kaki sambil mencari tukang tambal ban yang ada disana.

Tak terasa bulan demi bulan pun telah berlalu, kami pun semakin akrab dan sering berhubungan lewat telepon. Tak kusangka rupanya Ani merupakan adik salah satu temanku waktu disekolah SD dulu. Aku mengenal kakak laki lakinya yang bernama salim yang dulu seringku bully bersama teman teman disekolah. Namun kejadian itu sudah cukup lama dan kuharap salim tak dapat mengenaliku lagi karena kami memang sudah cukup lama tak bertemu hingga belasan tahun.

Singkat kata, kamipun sepakat untuk menjadi sepasang kekasih. Pada liburan semester selanjutnya, kami berjanji bertemu di rumahnya. Rumahnya sih sederhana, maklum bapaknya hanya pedagang kecil, tapi bukan itu yang aku lihat. Malam itu kami berdua menonton layar tancap, hal yang sebenarnya cukup simple tapi yah namanya juga lagi kasmaran.

Kami pulang jam sembilan malam atas keinginan Ani. Ternyata sampai di rumah pacarku, kami hanya menerima titipan kunci rumah. Keluarganya sedang pergi menegok teman ayah pacarku yang sedang sakit keras.

Malam itu dingin sekali, Ani permisi untuk ganti pakaian. Saat kulihat Ani dengan pakaiannya yang sederhana itu aku terpaku, betapa cantik dan anggunnya dia walaupun hanya memakai pakaian biasa. Aneh, ada seuatu yang aneh yang menjalar ke perasaanku.

“Lho, ada apa Kang?”, tanya Ani.
“Ah, nggak ada apa-apa!”, jawabku.
“Kok melihat Ani terus?”, tanyanya lagi.
“Ngak kok!”, jawabku.
“Kamu cantik, An”.
“Ah Akang!”, katanya lagi dengan tersipu.
“oh yaa badanmu lagi pegal kan. Gimana kalau akang pijat sebentar. ujarku
Lama kami berpandangan, dan aku mulai mendekati dirinya. Aku pegang tangannya, lalu kuraba, betapa lembut tangannya. Kami saling berpegangan, meraba dan membelai lalu mulai mencium bibirnya.

Kami cukup lama berciuman dan kemudian Kulanjutkan dengan mencumbui sekujur tubuhnya. Sementara itu aku semakin erat memeluk pinggangnya seolah olah aku tak tak ingin melepaskannya.
“Mmmhh… kang… katanya mau mijitin Ani??” Ia memprotes di tengah rintihannya.
“Maaf an… akang sudah kepingin sekali…” bisikku di telinga kanannya yang memang kebetulan sedang menjadi korban cumbuanku.
“Ooh…” sesaat kemudian Ia mengeluh pasrah karena seluruh daun telinga kanannya sudah berada dalam kuluman mulutku.
Pandangan matanya mulai meredup seiring dengan makin memburunya nafas ani. Saat ini ani sudah menyerah pada nikmatnya sensasi yang Ia rasakan dari cumbuan liarku. Getaran halus seperti menjalari sekujur lehernya. Kedua tangannya pun tergantung lemas dan tenaganya lenyap entah ke mana.
Sesaat kemudian akuu mengendurkan pelukanku pada pinggangnya, hingga ia merasa sedikit lebih lega sewaktu bernafas.
“Hmm… rambut kamu ini… harumnya…” desahku sambil menciumi rambutnya yang panjang
Ani diam saja membiarkan diriku yang sedang asyik dengan rambutnya. Kedua tanganku ini membelai seluruh rambutnya, dan setelah beberapa saat aku mencoba memegang beberapa ujung rambutnya
“An… Akang lepas ikat rambutnya ya?” tanyaku pada Ani.
“Kenapa kang?” ani bertanya heran.
“Akang suka sekali sama rambutmu. Sudah halus, lembut, harum lagi. Akang jadi ingin merasakan dan membayangkan gimana indahnya rambutmu pas lagi digerai,” Aku menjelaskan alasannya dengan panjang lebar. “Boleh ya An?”
“Iya deh,” jawabnya sambil tersenyum senang. “Akang yang mau ngelepasin, atau saya aja?”
“kamu aja ya? Kalau akang, takutnya nanti non kerasa sakit kalau sampai ada rambutmu yang ikut ketarik,” jawabku .
Ani mengangkat kedua tangannya itu ke belakang kepalanya, dan selagi ia mulai melepas ikat rambutnya, Bersamaan dengan itu kedua tanganku yang sedang melingkar dipinggangnya mulai merayap naik dengan perlahan ke atas punggungnya, sampai akhirnya kedua tanganku menemukan tali bra yang melingkar di sana.
Setelah melepas bra yang dikenakannya lalu aku pun melemparnya ke lantai dan kulanjutkan mencumbui tubuhnya.

Perlahan kubuka pakaian dalamnya satu persatu, kulihat ia dalam keadaan setengah telanjang. Kupandangi dadanya di balik BH putihnya, kupandangi seluruh tubuhnya, kulitnya yang sawo matang.

 “Kang, bener Akang cinta ama saya?”, tanyanya lagi.
“Bener, Akang cinta ama kamu!”, jawabku sambil membuka BH dan Celana dalam warna putihnya.

Kini ia polos tanpa satu benangpun menutupi tubuhnya. Kubaringkan ia di tempat tidur, lalu kuciumi seluruh tubuhnya. Tubuh Ani bergetar hebat, menandakan bahwa dia baru pertama kali ini melakukan hubungan seks dengan lawan jenisnya.
Tanpa menunggu lama, Tubuhku yang sudah telanjang bulat segera merangsek maju dan menindihnya
Ani hanya bisa merintih manja selagi cumbuanku menghujani wajahnya, sementara sepasang payudaranya yang malang itu kembali menjadi sasaran remasan kedua tanganku.
Setelah menggumulinya sebentar, Aku membuka lebar kedua pahanya hingga kepala penisku kini sudah berhadapan dengan bibir kemaluannya.
Ani menggigit bibirnya saat aku dengan nafsu yang berkobar mulai menggesek gesekkan ujung senjatanku itu pada bibir vaginanya.
“an… akang masukin sekarang ya ?” gumamku.
“iya kang tapi pelan pelan ya. Jawabnya sambil memejamkan kedua matanya
Setelah ani menjawab, aku langsung mendorong masuk batan kepenisku da mulai membelah bibir vaginanya yang tadinya masih terkatup rapat. Jantungku berdegup semakin kencang karena baru kali ini aku bercinta dengan seorang wanita. Kudorong batang kemaluanku lebih dalam lagi dan memaksa untuk mengisi liang kemaluannya.
“Aaw… ngghh…” ani merintih dan melenguh nikmat.
lalu kusuruh ia untuk menggigit bantal agar suaranya tidak kedengaran oleh tetangga. Kugerakkan penisku, maju mundur. Mata Ani merem melek keenakan.
Nafasku mulai memburu, dan Ani mulai tidak bisa mengontrol dirinya, dia memegang bantal dengan eratnya, gerakanku semakin cepat, aku ingin sekali menembus pertahanannya yang rapat itu. Kupegangi payudaranya, kujilat, kukulum, dan kurasakan penisku mulai menegang dan, “Cret.., cret.., cret”. Spermaku keluar dengan deras, Ani memelukku dengan erat dan kamipun terbaring kelelahan.
Dalam hati aku bertekad untuk menikahi gadis itu, karena aku sangat mencintainya.

Saat kami sedang kelelahan diatas tempat tidur tiba tiba terdengar dari arah depan kamar suara seseorang yang memanggil Ani.
“an kamu lagi dimana? Itu motor siapa yang ada dipagar depan rumah ? ujar bapaknya

Rupanya keluarganya sudah pulang kerumah dan membuat kami merasa panik sekali karena kautir perbuatan kami dipergoki oleh mereka. Karena sudah terdesak maka aku pun segera keluar dari kamarnya melalui jendela kamar dan kemudian mengendarai motorku untuk pulang ke rumah.
Malam harinya aku tak dapat tertidur lelap karena bayangan indah kejadian saat bercinta dengan Ani tadi terus hadir dalam pikiranku dan membuatku terus bergairah. Semenjak hari itu setiap ada kesempatan aku selalu menemui Ani dan mengajaknya untuk bercinta hingga akhirnya ia pun hamil dan terpaksa aku pun segera menikahinya.
Kini kami sudah memiliki dua orang anak dan merasa sangat bahagia sekali walaupun hidup dengan serba kekurangan.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Draft Amarah Para Buruh 21

Draft Amarah Para Buruh 20

Lust in Broken Home 4

Lust In Broken Home 5

Terjebak Didalam Kelas

Akibat Kena Gendam Tetanggaku

Kisah Tragis Dikebun Karet

Amarah Para Buruh 10

Amarah Para Buruh 17

Binalnya Ibu Tiriku 4