Pagi itu memang berbeda dari biasanya karena ketika bangun
tidur badanku terasa tidak enak sekali. Saat itu Aku merasakan pusing kepala yang
cukup hebat, tiba-tiba saja suhu badanku tinggi dan terasa linu-linu di seluruh
badan. Sakit ini datang dengan begitu saja, padahal kemarin Aku masih bisa
menyetir mobil dan tanpa ada rasa apapun. Terpaksa hari itu aku pun memutuskan
untuk tetap dirumah dan tidak berangkat kerja seperti biasanya karena keadaan
yang tidak memungkinkan. Aku sudah beberapa kali meminum obat warung yang
sengaja kusediakan didalam rumah untuk keadaan darurat namun tidak ada hasilnya
malah membuat tubuhku semakin lemah saja.
Sebagai seorang bujangan yang tinggal sendirian dirumah
kontrakan terpaksa aku harus mengurus diri sendiri tanpa bantuan orang lain. Karena
Aku merasa sudah tidak kuat lagi, maka pada pukul 17.00 tepatnya, akhirnya Aku
memutuskan untuk pergi kesalah satu RS ( rumah sakit ) yang tidak begitu besar.
Saat mengendarai mobil suhu badanku masih cukup tinggi dan membuatku sesekali
menggigil hingga aku kurang dapat berkonsentrasi saat mengemudi bahkan aku
sempat dimaki oleh seorang pengendara motor yang hampir saja kutabrak saat itu.
Sesampainya disana Aku langsung meminta cek darah di
laboratorium, dan ternyata hasilnya trombositku turun. Karena Aku tidak mau
menanggung resiko, sore itu juga Aku meminta kepada dokter untuk rawat inap.
Satu-satunya kamar yg masih tersedia di rumah sakit itu
adalah kamar dengan fasilitas ruangan no satu. Memang pada waktu itu sedang
musim penyakit demam berdarah, sehingga kamar yg lain sudah terisi penuh dengan
pasien yg sebagian besar menderita demam berdarah seperti Aku. Ketika itu kamar
Aku di isi 2 orang, yg satu Aku dan satunya lagi seorang pasien laki-laki
juga.Karena kami satu ruangan akhirnya Akupun sempat mengobrol dan bertanya
pada pasien itu ternyata dia sakit gejala tifus.
Susi |
Pada akhirnya Aku-pun menghabiskan malam itu di rumah sakit.
Baru beberapa jam saja di RS Aku sudah merasa jenuh sekali, huh. Untung saja,
pasien yg satu kamar dengan Aku orangnya asik, sehingga kebosananku-pun agak
hilang. Tidak terasa kami mengobrol sudah cukup lama juga, ketika Aku melihat
jam dinding waktu sudah menunjukan pukul 00.00. ketika itu kamipun ditegur oleh
seorang Perawat untuk segera beristirahat, sebenarnya tidak usah ditegur-pun Aku
sudah mengantuk, akhirnya kamipun tertidur karena sudah capek.
Singkat cerita kamipun tertidur pulas, bahkan saking
nyenyaknya Aku terkejut pada pagi hari Aku dibangunkan oleh seorang Perawat.
Sungguh pagi itu sungguh pagi yg indah, baru bangun tidur Aku sudah
melihat Perawat cantik, selain
cantik itu juga memiliki tubuh yg sangat
seksi dan semok. Aku kira itu mimpi, eh ternyata nyata.hhe. Aku-pun kemudian
mengucek mata Aku., dan Aku sempat membaca name tag di payudaranya ternyata dia
bernama Susi.
Mas, sudah pagi. Sudah waktunya bangun, kata Perawat Susi. Nggg dengan sedikit rasa segan
akhirnya Aku bangun juga sekalipun mata masih terasa berat.Sekarang sudah tiba
saatnya mandi, Mas, kata Susi lagi.Oh
ya. , Aku pinjam handuknya deh. Aku mau mandi di kamar mandi.Lho, kan Mas
sementara belum boleh bangun dulu dari tempat tidur sama dokter. Jadi?Jadi Aku
yg mandiin.Dimandiin? Wah, asyik juga kayaknya sih. Terakhir Aku dimandikan
waktu Aku masih kecil oleh ibuku.
Setelah menutup tirai putih yg mengelilingi tempat
tidurku, Susi menyiapkan dua buah baskom
plastik berisi air hangat. Kemudian ada lagi gelas plastik berisi air hangat
pula untuk gosok gigi dan sebuah mangkok plastik kecil sebagai tempat
pembuangannya. Pertama-tama kali, yg
cantik itu memintAku gosok gigi terlebih dahulu.
“Okey, sekarang Mas buka bajunya dan berbaring deh,
kata Susi lagi sambil membantuku
melepaskan baju yg kupakai tanpa mengganggu selang infus yg dihubungkan ke
pergelangan tanganku. Lalu Aku berbaring di tempat tidur. Susi menggelar selembar handuk di atas pahaku.
Dengan semacam sarung tangan yg terbuat dari bahan
handuk, Susi mulai menyabuni tubuhku
dengan sabun yg kubawa dari rumah. Ah, terasa suatu perasaan aneh menjalari
tubuhku saat tangannya yg lembut tengah menyabuni dadAku. Ketika tangan Susi mulai turun ke perutku, Aku merasakan
gerakan di selangkanganku.
Astaga! Ternyata batang kejantananku menegang!
Aku sudah takut saja kalau-kalau Susi melihat hal ini. Uh, untung saja,
tampaknya dia tidak mengetahuinya. Rupanya Aku mulai terangsang karena sapuan
tangan Susi yg masih menyabuni perutku.
Kemudian Aku dimintanya berbalik badan, lalu
Susi mulai menyabuni punggungku, membuat kejantananku semakin mengeras.
Akhirnya, siksaan (atau kenikmatan) itu pun usai sudah. Susi mengeringkan tubuhku dengan handuk
setelah sebelumnya membersihkan sabun yg menyelimuti tubuhku itu dengan air
hangat. Nah, sekarang coba Mas buka celananya. Aku mau mandiin kaki Mas.
Tapi, Aku mencoba
membantahnya.Celaka, pikirku.Kalau sampai celanAku dibuka terus Susi melihat tegangnya batang kejantananku,
mau ditaruh di mana wajahku ini.
“Nggak apa-apa kok, Mas. Jangan malu-malu. Aku sudah biasa
mandiin pasien. Nggak laki-laki, nggak perempuan, semuanya.
Akhirnya dengan ditutupi hanya selembar handuk di
selangkanganku, Aku melepaskan celana pendek dan celana dalamku. Ini membuat
batang kejantananku tampak semakin menonjol di balik handuk tersebut. Kacau, Aku
melihat perubahan di wajah Susi melihat
tonjolan itu. Wajahku jadi memerah dibuatnya.
Susi kelihatannya sejenak tertegun menyaksikan ketegangan batang
kejantananku yg semakin lama semakin parah. Aku menjadi bertambah salah
tingkah, sampai Susi kembali akan menyabuni
tubuhku bagian bawah.
Susi menelusupkan
tangannya yg memakai sarung tangan berlumuran sabun ke balik handuk yg menutupi
selangkanganku. Mula-mula ia menyabuni bagian bawah perutku dan sekeliling
kejantananku. Tiba-tiba tangannya dengan tidak sengaja menyenggol batang
kejantananku yg langsung saja bertambah berdiri mengeras. Sekonyong-konyong
tangan Susi memegang kejantananku cukup
kencang. Kulihat senyum penuh arti di wajahnya.
Aku mulai menggerinjal-gerinjal saat Susi mulai menggesek-gesekkan tangannya yg
halus naik turun di sekujur batang kejantananku. Makin lama makin cepat.
Sementara mata Aku membelalak seperti kerasukan setan. Batang kejantananku yg
memang berukuran cukup panjang dan cukup besar diameternya masih dipermainkan Susi dengan tangannya.
Akibat nafsu yg mulai menggerayangiku, tanganku menggapai-gapai
ke arah dada Susi.
Seperti mengetahui apa maksudku, Susi mendekatkan payudaranya ke tanganku.
Ouh, terasa nikmatnya tanganku meremas-remas payudara Susi yg lembut dan kenyal itu. Memang, payudaranya
berukuran kecil, kutaksir hanya 32 B.
Tapi memang yg namanya payudara wanita, bagaimanapun
kecilnya, tetap membangkitkan nafsu birahi siapa saja yg menjamahnya. Sementara
itu Susi dengan tubuh yg sedikit
bergetar karena remasan-remasan tanganku pada payudaranya, masih asyik
mengocok-ngocok kejantananku. Sampai akhirnya Aku merasakan sudah hampir
mencapai klimaks.
Air maniku, kurasakan sudah hampir tersembur keluar dari
dalam kejantananku. Tapi dengan sengaja,
Susi menghentikan permainannya. Aku menarik nafas, sedikit jengkel
akibat klimaksku yg menjadi tertunda. Namun Susi malah tersenyum manis.
Ini sedikit menghilangkan kedongkolanku itu. Tahu-tahu,
ditariknya handuk yg menutupi selangkanganku, membuat batang kejantananku yg
sudah tinggi menjulang itu terpampang dengan bebasnya tanpa ditutupi oleh selembar
benang pun. Tidak lama kemudian, batang kejantananku mulai dilahap oleh Susi.
Mulutnya yg mungil itu seperti karet mampu mengulum hampir
seluruh batang kejantananku, membuatku seakan-akan terlempar ke langit ketujuh
merasakan kenikmatan yg tiada taranya. Dengan ganasnya, mulut Susi menyedoti kejantananku, seakan-akan
ingin menelan habis seluruh isi kejantananku tersebut. Tubuhku
terguncang-guncang dibuatnya.
Dan nan rupawan itu
masih menyedot dan menghisap alat vitalku tersebut. Belum puas di situ, Susi mulai menaik-turunkan kepalanya, membuat
kejantananku hampir keluar setengahnya dari dalam mulutnya, tetapi kemudian
masuk lagi.
Begitu terus berulang-ulang dan bertambah cepat.
Gesekan-gesekan yg terjadi antara permukaan kejantananku dengan dinding
mulut Susi membuatku hampir mencapai
klimaks untuk kedua kalinya. Apalagi ditambah dengan permainan mulut Susi yg semakin bertambah ganasnya. Beberapa
kali Aku mendesah-desah. Namun sekali lagi,
Susi berhenti lagi sambil tersenyum. Aku hanya keheranan, menduga-duga,
apa yg akan dilakukannya.
Aku terkejut ketika melihat
Susi sepertinya akan berjalan menjauhi tempat tidurku. Tetapi seperti
sedang menggoda, ia menoleh ke arahku. Ia menarik ujung rok perawatnya ke atas
lalu melepaskan celana dalam krem yg dipakainya. Melihat kedua gumpalan
pantatnya yg tidak begitu besar namun membulat mulut dan kencang, membuatku
menelan air liur.
Kemudian ia membalikkan tubuhnya menghadapku. Di bawah
perutnya yg kencang, tanpa lipatan-lipatan lemak sedikitpun, walaupun tubuhnya
agak gempal, kulihat liang Vaginanya yg masih sempit dikelilingi bulu-bulu
halus yg cukup lebat dan tampak menyegarkan.
Tidak kusangka-sangka, tiba-tiba Susi naik ke atas tempat tidur dan berjongkok
mengangkangi selangkanganku. Lalu tangannya kembali memegang batang
kejantananku dan membimbingnya ke arah liang Vaginanya. Setelah merasa pas,ia
menurunkan pantatnya, sehingga batang kejantananku amblas sampai pangkal ke
dalam liang Vaginanya.
Mula-mula sedikit tersendat-sendat karena begitu sempitnya liang
kenikmatan Susi. Tapi seiring dengan
cairan bening yg semakin banyak membasahi dinding lubang Vagina tersebut,
batang kejantananku menjadi mudah masuk semua ke dalamnya.
Tanganku mulai membuka kancing baju Susi. Setelah kutanggalkan bra yg dikenakannya,
menyembullah keluar payudaranya yg kecil tapi membulat itu dengan puting
susunya yg cukup tinggi dan mengeras. Dengan senangnya, Aku meremas-remas
payudaranya yg kenyal.
Puting susunya pun tidak ketinggalan kujamah. Susi menggerinjal-gerinjal sebentar-sebentar
ketika ibu jari dan jari telunjukku memuntir-muntir serta mencubit-cubit puting
susunya yg begitu menggiurkan.
Dibarengi dengan gerakan memutar, Susi menaik-turunkan pantatnya yg ramping itu
di atas selangkanganku. Batang kejantananku masuk keluar dengan nikmatnya di
dalam lubang Vaginanya yg berdenyut-denyut dan bertambah basah itu. Batang
kejantananku dijepit oleh dinding Vagina
Susi yg terus membiarkan batang kejantananku dengan tempo yg semakin
cepat menghujam ke dalamnya.
Bertambah cepat bertambah nikmatnya gesekan-gesekan yg
terjadi. Akhirnya untuk ketiga kalinya Aku sudah menuju klimaks sebentar lagi. Aku
sedikit khawatir kalau-kalau klimaksku itu tertunda lagi.
Akan tetapi kali ini, kelihatannya Susi tidak mau membuatku kecewa.
Begitu merasakan kejantananku mulai berdenyut-denyut
kencang, secepat kilat ia melepaskan batang kejantananku dari dalam lubang
Vaginanya dan pindah ke dalam mulutnya. Klimaksku bertambah cepat datangnya
karena kuluman-kuluman mulut sang cantik
yg begitu buasnya.Dan...
!!!Crot crot crot ...!!!
beberapa kali air maniku muncrat di dalam mulut Susi dan sebagian melelehi buah zakarku.
Seperti orang kehausan, Susi menelan
hampir semua cairan kenikmatanku, lalu menjilati sisanya yg belepotan di sekitar
kejantananku sampai bersih.
Tiba-tiba tirai tersibak. Aku dan Susi menoleh kaget. Yeni yg tadi memandikan teman sekamarku masuk
ke dalam. Ia sejenak melongo melihat apa yg kami lakukan berdua. Namun sebentar
kemudian tampaknya ia menjadi maklum atas apa yg terjadi dan malah menghampiri
tempat tidurku. Dengan raut wajah memohon, ia memandangi Susi.
Susi paham apa niat Yeni.
Ia
langsung meloncat turun dari atas tempat tidur dan menutup tirai kembali.
Yeni yg berwajah manis, meskipun tidak secantik Susi, sekarang gantian menjilati seluruh
permukaan batang kejantananku. Kemudian, batang kejantananku yg sudah mulai
tegang kembali disergap mulutnya. Untuk kedua kalinya, batang kejantananku yg
kelihatan menantang setiap wanita yg melihatnya, menjadi korban lumatan.
Kali ini mulut Yeni
yg tidak kalah ganasnya dengan Susi,
mulai menyedot-nyedot kejantananku. Sementara jari telunjuknya disodokkan satu
ruas ke dalam lubang anusku. Sedikit sakit memang, tapi aduhai nikmatnya.
Merasa puas dengan lahapannya pada kejantananku. Yeni kembali berdiri. Tangannya membukai
satu-persatu kancing baju perawat yg dikenakannya, sehingga ia tinggal memakai
bra dan celana dalamnya. Aku tidak menygka,
Yeni yg bertubuh ramping itu memiliki payudara yg jauh lebih besar
daripada milik Susi, sekitar 36
ukurannya.
Payudara yg sedemikian semoknya itu seakan-akan mau melompat
keluar dari dalam bra-nya yg bermodel konvensional itu. Sekalipun bukan
termasuk payudara terbesar yg pernah kulihat, tapi payudara Yeni itu menurutku termasuk payudara yg paling
indah. Menyadari Aku yg terus melotot memandangi payudaranya, Yeni membuka tali pengikat bra-nya.
Benar, payudaranya yg besar menjuntai semok di payudaranya
yg putih dan mulus. Rasa-rasanya ingin Aku menikmati payudara itu. Tetapi
tampaknya keinginan itu tidak terkabul.
Setelah melepas celana dalamnya,
seperti yg telah dilakukan oleh
Susi, Yeni, dengan telanjang
bulat naik ke atas tempat tidurku lalu mengarahkan batang kejantananku ke liang
Vaginanya yg sedikit lebih lebar dari
Susi namun memiliki bulu-bulu yg tidak begitu lebat.
Akhirnya untuk kedua kalinya batang kejantananku tenggelam
ke dalam Vagina wanita. Memang, batang kejantananku lebih leluasa memasuki
liang Vagina Yeni dari pada Vagina Susi tadi. Seperti Susi, Yeni
juga mulai menaik-turunkan pantatnya dan membuat kejantananku sempat mencelat
keluar dari dalam liang Vaginanya namun langsung dimasukkannya lagi.
Tidak tahan menganggur, mulut Susi mulai merambah payudara rekan kerjanya.
Lidahnya yg menjulur-julur bagai lidah ular menjilati kedua puting susu Yeni yg walaupun tinggi mengeras tapi tidak setinggi
puting susunya sendiri.
Aku melihat, Yeni
memejamkan matanya, menikmati senggama yg serasa membawanya terbang ke
awang-awang. Ia sedang meresapi kenikmatan yg datang dari dua arah. Dari bawah,
dari Vaginanya yg terus-menerus masih dihujam batang kejantananku, dan dari
bagian atas, dari payudaranya yg juga masih asyik dilumat mulut temannya.
Tiba-tiba tirai tersibak lagi. Namun ketiga makhluk hidup yg
sedang terbawa nafsu birahi yg amat membulak-bulak tidak mengindahkannya.
Ternyata yg masuk adalah teman sekamarku dengan keadaan bugil. Karena ia merasa
terangsang juga, ia sepertinya melupakan gejala tifus yg dideritanya.
Sejak saat itu Aku tidak mengetahui lagi apa yg terjadi antara dia dengan Susi. Yg kudengar hanyalah desahan-desahan dan suara nafas yg terengah-engah dari dua insan berlainan jenis dari balik tirai, di sampingku sendiri masih tenggelam dalam kenikmatan permainan seks-ku dengan Yeni.
Batang kejantananku masih menjelajahi dengan bebasnya di dalam lubang Vagina Yeni yg semakin cepat memutar-mutar dan menggerak-gerakan pantatnya ke atas dan ke bawah. Tidak lama kemudian, kami berdua mengejang. Aku mau keluar katAku terengah-engah.
“Ah Keluarin di dalam saja Mas jawab Yeni.Akhirnya dengan gerinjalan keras, air maniku berpadu dengan cairan kenikmatan Yeni di dalam lubang Vaginanya. Saking lelahnya, Yeni jatuh terduduk di atas selangkanganku dengan batang kejantananku masih menancap di dalam lubang Vaginanya.
Kami sama-sama tertawa puas. Sementara dari balik tirai masih terdengar suara kenikmatan sepasang makhluk yg tengah asyik-asyiknya memadu kasih tanpa mempedulikan sekelilingnya. Tepat seminggu kemudian, Aku sudah dinyatakan sembuh dari DBD yg kuderita dan diperbolehkan pulang. Ini membuatku menyesal, merasa akan kehilangan dua orang yg telah memberikan kenikmatan tiada tandingannya kepadaku beberapa kali.
Hari ini Aku sedang sendirian di rumah dan sedang asyik membaca majalah dewasa yg baru Aku beli di tukang majalah dekat rumah.
Ting tong Bel pintu rumahku dipencet orang.Aku membuka pintu.
“Astaga! Ternyata yg ada di balik pintu adalah dua orang gadis rupawan yg selama ini Aku idam-idamkan, Susi dan Yeni.
Kedua makhluk cantik ini sama-sama mengenakan baju oblong, membuat lekuk-lekuk tubuh mereka berdua yg memang indah menjadi bertambah molek lagi dengan payudara mereka yg meskipun beda ukurannya, namun sama-sama membulat dan kencang.
“Astaga! Ternyata yg ada di balik pintu adalah dua orang gadis rupawan yg selama ini Aku idam-idamkan, Susi dan Yeni.
Kedua makhluk cantik ini sama-sama mengenakan baju oblong, membuat lekuk-lekuk tubuh mereka berdua yg memang indah menjadi bertambah molek lagi dengan payudara mereka yg meskipun beda ukurannya, namun sama-sama membulat dan kencang.
Sementara Susi dengan celana jeansnya yg ketat, membuat pantatnya yg semok semakin menggairahkan, di samping Yeni yg mengenakan rok mini beberapa sentimeter di atas lutut sehingga memamerkan pahanya yg putih dan mulus tanpa noda.
Kedua-duanya menjadi pemandangan sedap yg tentu saja menjadi pelepas kerinduanku. Tanpa mau membuang waktu, kuajak mereka berdua ke kamar tidurku. Dan seperti sudah kuduga, tanpa basa basi mereka mau dan mengikutiku. Dan tentu saja, para pembaca semua pasti sudah tahu, apa yg akan terjadi kemudian dengan kami bertiga.
Komentar
Posting Komentar