Langsung ke konten utama

Hidup Tidak Selalu Sial

Suatu hari, disebuah tempat yg biasa disebut WC umum...
" Aduuuhhh.... siapa sih didalam? Lama banget... gua udah gak tahan ini.. " gerutu Ridwan alias Dwan dari depan pintu WC yg tertutup
" Tok...tok...tokkk... tokkk.... !!!!! "
" Woy... siapa sih didalam?? Cepetan dong gantian pake WC nya... " Pekik Dwan di luar WC
Kata-kata Ridwan tidak di pedulikan orang yg berada dalam WC tersebut, ia tetap saja diam tak bersuara. Hal itu membuat Dwan menjadi berang. Oleh karena sudah tidak tahan lagi, Ridwan pun meradang. Langsung saja ia menggedor sekuat tenaga agar pintu WC tersebut terbuka...
" Tok..tok... tokk.. tooookkkkk !!!!! "
" Woy... cepetan donk !!!! " Teriak Ridwan.
" Preeetttt.... Preeetttt..... "
" Ahhhh.... yaaahhhhh... keluar deh... sialan nih orang sampe bikin gua berak dicelana " gerutu Ridwan dalam hati.
Akhirnya Ridwan pun tidak lagi bisa menahan keinginannya untuk buang air besar. Ia pun buang air besar dicelana, sungguh kejadian yg sangat tidak diinginkan siapapun. Betapa malunya bila ada orang yg tahu jika kita buang air besar dicelana apalagi yg dialami Ridwan ini.

Tak lama kemudian sesosok gadis cantik keluar dari dalam WC tersebut. Ia sangat kaget ketika mencium aroma tidak sedap saat ia keluar dari WC tersebut. Padahal ia sudah memastikan bahwa ia sudah membersihkan kotorannya di WC.

" Sialan... bau apa nih?? Hah... lo be'ol ya? Hihhhh.... jorok " kata gadis itu langsung menutup hidung saat ia tahu sumber bau itu ada pada orang didepannya
Lisa
" Aaahhh... sudah... minggirr..... sana, gua mau masuk " kata Ridwan langsung masuk kedalam WC dan langsung mengunci pintu WC dari dalam.

Gadis itu pun berlalu meninggalkan WC umum tersebut, sedangkan Ridwan terpaksa menanggung malu didepan gadis cantik. Setelah selesai buang air besar, Ridwan pun langsung mencuci celananya yg terkena kotorannya sampai bersih.

" Hahh... sialan, baru kali ini gua berak dalam celana... moga aja gadis itu gak cerita sama orang kalo gua berak dalam celana " kata Dwan dalam hati sambil meneruskan mencuci celananya. Setelah memastikan tidak ada kotoran lagi yg menempel dicelananya ia pun langsung memakai celananya kembali dalam keadaan basah.

" Biarin dah basah... daripada gua keluar gak pake celana... ntar gua dibilang orang gila lagi ma orang-orang " kata Ridwan

Setelah semua beres Dwan pun keluar dari WC tersebut. Dengan santai ia berjalan menuju rumahnya dengan memakai celana basah. Didalam perjalanan tampak seorang pengendara motor dari jauh yg hendak menghampiri Dwan. Dan dalam hitungan detik pengemudi motor tsb sudah sampai dan berhenti didepan Dwan.

" Ah lo bongkok... gua kirain siapa bawa motor laju gitu, mau nabrak gua lo? " kata Ridwan marah saat tahu itu adalah teman karibnya.

" Woy... ngapain lo jalan kaki pake celana basah gitu " tanya seorang lelaki bongkok yg masih duduk di motornya.

" Ah gak kok... kebetulan aja celana gua pada basah semua, jadi ya terpaksa gua pake celana basah gini daripada pake celana kotor " kata Ridwan berbohong pada temannya

" Ya udah deh kalo gitu, gua tadinya pengen ajak lo temenin gua. Tapi liat lo pake celana basah gitu, gua gak jadi ngajak lo. Ntar motor gua kotor lagi " kata bongkok ngeledek Dwan

" Sialan lo bisa ngomong gitu ke Gua... awas lo ya kalo ada apa-apa gua gak bakal nolongin lo " kata Dwan

" Sorry men.... Gua jalan dulu ya... gua udah telat nih " kata Bongkok langsung men-starter motornya dan langsung menancap gas meninggalkan Dwan.

" Setan lo ya... awas lo... " kata Dwan sambil mengacungkan tinjunya kearah Bongkok yg dengan cepat menghilang dari pandangannya.

" Hai cantik... mau kemana jalan kaki gini? mau dianterin gak? " tanya Bongkok saat sedang nongkrong di sepeda motornya melihat seorang gadis cantik yg melintas didepannya.

Gadis itu diam saja dan berlalu dari pandangan Bongkok.
Bongkok pun penasaran, ia langsung menghidupkan sepeda motornya dan mengejar gadis itu.
" Ngeenggggg...ngeenggg.... Ngeeeeeeeeeeeeeeennnngggggg... "
" Didepan itu banyak penjahatnya... hati-hati kalo lewat sana " kata Bongkok
" Eh... udah deh... lo jangan sok-sok mau jadi pahlawan pake ngingetin gua segala " kata gadis itu marah
" Waahhh... marah... ya udah terserah... kalo ada apa-apa nanti jangan salahin gua ya " kata Bongkok dengan santai
" Ihhh... siapa juga yg nyalahin lo... asal lo tau aja, didepan itu anak buah bokap gua... bapak gua juga ada disana " kata gadis itu 

" Ah yg bener? emang siapa bokap lo? " tanya Bongkok tidak percaya dengan gadis itu
" Bokap gua namanya Obet... " kata gadis itu menegaskan perkataannya
" Apa? bokap lo bang Obet? ah gua gak percaya, bang Obet itu bapak lo. Bang Obet itu item, orang ambon... masa anaknya putih gini. Gak percaya gua " kata Bongkok
" Ya udah kalo gak percaya... kalo lo masih penasaran... lo datang aja kesana dan tanya sama bokap gua, berani lo kesana? " tantang gadis itu
" Jelas gua berani... tapi gua mesti nanya sama bang Obet gimana? gua aja gak tahu nama lo " kata Bongkok dengan cepat tanggap ingin berkenalan dengan gadis itu.

" Gua Lisa Rumbewas... Panggil aja Lisa.. " kata gadis itu yg ternyata namanya adalah Lisa Rumbewas.
" Gua Bongkok... " kata Bongkok mengulurkan tangannya ingin bersalaman dengan gadis itu.
" Hahhahaha... serius itu nama kamu? Cocok... nama kamu cocok, sesuai dengan orangnya... hahaha " kata gadis itu tertawa geli mendengar nama Bongkok

" Setan lo ngetawain gua... puas lo hina gua? " kata Bongkok marah...
" Sorry... gua gak ada waktu ngobrol sama lo... gua mau kesana dulu... bye... " kata Lisa melambaikan tangannya dan pergi berlalu dari hadapan Bongkok.

Bongkok pun sangat marah, ia tidak terima dengan perkataan gadis itu.

" Awas lo... tunggu aja pembalasan dari Gua " gumam Bongkok dalam hati.

Sementara itu di lain tempat...
" Eh busyet.... cewek mana tuh? maen pipis sembarangan.. di kiranya gak ada yg lewat sini apa? " kata Dwan kaget ketika melihat seorang gadis lumus, dekil n de kumal sedang kencing di lahan kosong yg memang sedang sepi. 

Dari kejauhan Dwan pun memantau kegiatan gadsi yg sedang kencing itu hingga selesai.
" Setan... bulunya masih jarang gitu... putih pula kulitnya. Tapi sayang pakaiannya tidak mendukung, penampilannya membuat Gua tidak sreg banget.. " guman Dwan dalam hati memperhatikan gadis itu.

Setelah selesai kencing, gadis itu kembali memakai celananya dan langsung pergi dari pandangan Dwan. Dan Dwan pun mengikutinya dari belakang secara diam-diam tanpa sepengetahuan gadis itu. Setelah keluar dari lahan kosong itu, gadis itu pun langsung mengambil gerobak dorongnya yg berukuran agak besar. Langsung saja gadis itu melanjutkan perjalanannya sambil menarik gerobaknya.

" Wah... ternyata gadis itu seorang pemulung... gak nyangka gua cantik gitu rupanya seorang pemulung " gumam Dwan dalam hati

Dwan terus mengikuti gadis itu sampai di sebuah tempat teduh di sebuah rumah kosong. Tak lama kemudian, tampak sesosok lelaki tua paruh baya keluar dari dalam gerobak yg dibawa gadis itu. Lelaki tersebut pun lalu duduk disamping gadis itu sambil memegang sebuah bungkusan. Tak lama kemudian lelaki itu membagikan sebuah bungkusan kepada gadis itu. Dan merekapun membuka bungkusan tersebut yg ternyata adalah nasi bungkus. Merekapun lalu makan bersama ditempat tersebut.

" Siapa lelaki tua itu? sepertinya mereka akrab sekali.. apa mungkin itu ayahnya? " tanya Dwan dalam hati

Tak lama kemudian mereka pun selesai makan. Dwan pun masih tetap mengintai mereka dari kejauhan. Tak lama kemudian lelaki tua itupun masuk kembali kedalam gerobak. Sementara itu gadis itu tampak sedang membaca sebuah buku sambil duduk.

" Kasihan sekali gadis itu, andai saja Gua orang kaya... sudah aku ambil dia dan aku rawat dia dan ayahnya itu biar tidak menjadi pemulung lagi. Aahhh... sudah lah, aku tidak boleh terus bermimpi " kata Dwan dan berlalu meninggalkan mereka.

Dan di lain tempat...

" Ampun bang Obet.... bulan ini usaha saya sedang sepi... saya janji jika bulan depan usaha saya lancar saya akan bayar dua kali lipat " kata seorang lelaki yg sedang memelas pada seorang lelaki hitam besar tinggi yg bernama Robert Timotheus alias Obet

" Aaahh bohong lo... gua kagak percaya... usaha lo sedang rame gini lo bilang sepi. Bilang aja lo gak mau bayar jatah gua bulan ini " kata Obet

" Plakkkk... " suara tamparan Obet pada lelaki yg sedang ketakutan
" Beh... apa-apaan sih? maen pukul aja " tiba-tiba terdengar suara seorang gadis ditelinga Obet dari belakang.
" Eh Lisa... " kata Obet yg langsung berubah sikapnya saat melihat anaknya.
" Beh, pokoknya Lisa gak mau liat babeh mukul orang lagi. Apa babeh gak kapok apa keluar masuk penjara? " kata Lisa memarahi ayahnya.
" Eh gak kok... babeh gak ada mukul dia kok... " kata Obet yg jelas-jelas berbohong pada anaknya
" Gak ada mukul? itu apa sampe berdarah gitu mukanya " tanya Lisa dengan tegas.
" Ya udah, babeh khilaf... babeh minta maaf... " kata Obet lalu memandang wajah orang yg sudah tidak berdaya itu.

" Pak Kartopo, maafin saya ya... saya khilaf " kata Obet sambil memberi aba-aba pada orang tersebut agar tidak berani macam-macam didepan anaknya.
" Gak apa-apa bang Obet... saya maafin kok " kata lelaki tersebut
" Pokoknya Lisa gak mau lagi lihat Babeh kayak gini. Babeh itu udah tua dan seharusnya sudah insyaf " kata Lisa mengomeli ayahnya

" Udah deh jangan marah lagi... iya babeh akan insyaf... tapi kamu jangan marah lagi ya " kata Obet sambil tersenyum..
" Neh... ada surat penagihan iuran sekolah, udah 3 bulan belum bayar. Kalo babeh gak mau bayar, terpaksa Lisa berhenti sekolah " kata Lisa sambil memberikan surat dari sekoah pada ayahnya.

" Setan... bangsat... Eh Kartopo... kalo sampe anak gua berhenti sekolah gara-gara lo gak mau bayar uang jatah gua sekarang, lo siap-siap aja pergi mati lewat tangan gue ini " kata Obet yg tak bisa mengendalikan emosinya didepan anaknya.

" Babeh !!!! kenapa babeh ngomong gitu sih. Seharusnya babeh tuh cari kerja, bukan malak orang terus kerjanya " bentak Lisa.

" Udah.. udah nak Lisa... cukup.. jangan marah-marah sama bang Obet " kata orang yg bernama Pak Kartopo, korban penindasan Obet.

" Bang Obet... Saya akan bayar iurannya, nanti datang lagi kesini ntar sore, soalnya saya mesti ke bank buat ambil uang dulu untuk bang Obet " bisiknya di telinga Obet

" Baik... kalo sampai hari ini gak ada uangnya, gua jamin besok lo pasti mati. Ntar sore si Acung sendiri yg ngambil uang gua sama lo " bisik Obet pada Kartopo.

" Beh.. ngapain bisik-bisik ngomongnya... awas ya macem-macem " ancam Lisa.


" Ah gak kok... babeh cuma ngomong minta maaf sama pak Kartopo ini, bener kan pak Kartopo? " tanya Obet pada Kartopo


" Iya bener nak Lisa.... " kata Pak Kartopo mengiyakan perkataan Obet karena takut dengan Obet.


Disebuah pinggiran kali yg tampak kotor banyak sampahnya dan bau, tampak seorang pemuda yg sedang duduk melamun. Pemuda tersebut meratapi nasibnya yg tak kunjung memilik kekasih selama hidupnya. Ia marah, ia sedih, ia tersenyum mengenang hidupnya.


" Hidup gua itu takdir dari tuhan, gua jelek itu juga takdir tuhan... Gua biar gimana pun harus menjalani hidup ini, lihat aja sampah-sampah ini. Jika dibersihkan tentu saja air kali ini tidak akan bau. Lihat saja si Bongkok, walau ia fisiknya tidak sempurna tapi ia sering mendapatkan kekasih. Kenapa gua mesti kalah sama Bongkok? " kata Dwan dengan keras berpikir tentang nasibnya dari dalam hati.

" Oh ya, tentang gadis yg kemaren.. tapi... gimana caranya gua bisa berkenalan dengannya? sedangkan setiap harinya ia selalu bersama ayahnya, dan lagi pula gua tidak tahu harus mencarinya kemana. Gua tidak tahu ia tinggal dimana. Ah... kalo memang jodoh pasti ketemu lagi " kata Dwan yakin gadis itu adalah jodohnya.


Sedang asyik melamun, tiba-tiba terdengar suara teriakan yg sangat jelas ditelinga Dwan. Dan membuat Dwan membuyarkan lamunannya dan mencari sumber suara itu. Dwan pun bangkit dan menelusuri asal suara itu. Betapa kagetnya Dwan ketika tahu suara itu berasal. Ia melihat seorang lelaki hitam yg besar tinggi sedang memperkosa seorang gadis. Dwan kenal betul siapa lelaki itu dan Gadis yg sedang tak berdaya di tangan lelaki itu. Lelaki itu adalah Obet, preman besar dikampungnya sedangkan gadis korban perkosaan itu adalah gadis pemulung yg baru saja ia lamunkan tadi.

" Astaga... " tiba-tiba pandangan dwan menjadi gelap. Ia tidak menyangka gadis yg ingin dicarinya itu sedang dalam genggaman Obet. Tampak sekali gadis itu meronta-ronta berusaha melepaskan cengkaraman Obet. Namun apa daya, tenaga seorang perempuan tidak sebanding dengan tenaga lelaki. Gadis itu hanya bisa pasrah menerima kenyataan pahit. Berkali-kali penis Obet menusuk keluar masuk didalam kemaluannya. Darah segar terus mengalir diselangkangan gadis itu. Penis Obet yg sangat besar itu terus mengoyak keperawanan gadis itu.

" Sialll... setann... bangsat... kenapa kau tega melakukan itu bang Obet? " geram Dwan dalam hati.

Dwan tidak terima dengan perlakuan Obet terhadap gadis pujaannya itu. Namun Dwan harus berpikir ulang, dia tahu betul siapa Obet sebenarnya. Melawannya berarti mencari mati. Dwan pun melangkahkan kakinya secara pelan agar tidak menimbulkan suara. Langkah kakinya terhenti saat melihat ayah gadis itu sedang disekap oleh Acung di depan rumah kosong yg menjadi tempat pemerkosaan Obet.

" Bajingan... Setan... apa salah mereka? mengapa lo juga ikut bang Acung?? kenapa lo sekap ayahnya? dimana letak belas kasihan kalian??? " gumam Obet sambil memegang kepalanya dengan kedua tangannya.

" astaga... kenapa harus menyaksikan ini??? aku tak sanggup tuhan... sungguh aku tak sanggup " kata Dwan sambil melihat keatas mengadu pada maha pencipta.

Setelah puas memperkosa gadis itu, Obet pun memakai celananya kembali dan langsung keluar dari rumah kosong tersebut. Obet dan acung pun berlalu pergi meninggalkan 2 orang manusia yg tak bersalah itu dengan santai seolah tak pernah merasa berdosa. Dwan pun menyimpan dendam kepada dua preman tersebut.

" Kalian tunggu saja pembalasan gua... Kali ini emang gua gak bisa ngelawan kalian berdua, tapi nanti... nanti tuhan akan membalas kalian " kata Dwan murka melihat 2 orang preman tersebut dengan santai berlalu meninggalkan tempat itu.

Dwan pun tak kuasa melihat keadaan 2 orang korban kekejaman para preman itu, ia pun berlari meninggalkan tempat itu. Ia berlari dengan kencang, dan tak pernah memikirkan kemana arah yg akan di tuju. Dwan sangat marah, ia tidak terima dengan kenyataan itu. Akhirnya Dwan pun merasa lelah karena kehabisan tenaga, ia berlari sepanjang jalan yg di telusurinya dan ia pun berhenti disebuah jembatan.

" Yaaa... gua tahu sekarang... Lo punya anak gadis juga... Lo bakal rasakan betapa sakitnya orang yg lo sayang kehilangan harta yg paling berharga... Bila tiba waktunya nanti, lo akan tahu itu " gumam Dwan merasa ingin membalas dendam.

Beberapa bulan kemudian....

" Nah ini dia men... cewek yg udah hina gua " kata Bongkok pada Dwan saat sedang berada dibengkel tempatnya bekerja.

" Emang lo kenal dengan cewek itu Bongkok? " tanya dwan merasa heran dengan perkataan temannya itu.
" Ya... dia anak preman, anaknya bang Obet " kata Bongkok
" Serius lo Bongkok? " tanya Dwan untuk meyakinkan dirinya pada Bongkok.
" Masa gua bohong sama lo men... gua punya dendam sama dia men... " kata Bongkok sambil tersenyum.
" Dendam apa lo cinta sama dia Bongkok? " tanya Dwan untuk memastikan perkataan Bongkok.
" Gak tahu gua men... Gua ngerasa, gua dendam sama dia karena udah hina gua kemaren, tapi gua juga suka sama dia. Lo kan sahabat gua men, lo kasi pendapat lo tentang cewek itu " kata Bongkok bingung dan meminta pendapat pada Dwan.
" Sebaiknya cinta lo itu diberikan sama orang yg membutuhkan " kata Dwan sambil memegang bahu Bongkok.
" Sialan lo... Lo pikir cinta gua buat sumbangan apa... setan lo " kata Bongkok marah
" Hahaha... santai men... Lo tahu kan siapa bang Obet? mending lo mesti mikir dua kali deh, kalo bisa lebih kalo mau mendapatkan dia. Emang lo berani sama bang Obet? " tanya Dwan pada bongkok

" Nah itu dia men... Gua juga bingung.. bapaknya penjahat, anaknya bukan. tapi serius gua suka sama cewek itu " kata Bongkok

" Sebaiknya lo cari cewek lain aja. Cewek itu buat gua aja... Bagi-bagi dikit lah sama teman lo yg gak pernah sama sekali pernah dapat cewek ini.. Kasihan donk ama gua Bongkok " kata Dwan merayu bongkok

" Ah... gak bisa... masalah lo gak pernah dapat cewek itu derita lo... sekarang ini gak ada yg harus gue mesti ngalah sama lo. Itu cewek gebetan gua, lo aja cari cewek laen " kata Bongkok bersikeras tidak mau mengalah sama Dwan.

" Please men... please... " Dwan memohon

" Ya udah, karena lo lebih jelek daripada gua... jadi gua ngalah sama lo. Sekarang buktikan kalo lo bisa dapet cewek biar gua gak malu sama orang yg udah mau jadi teman lo " kata Bongkok merasa dirinya lebih ganteng dari Dwan.


" Hahahaha.... gua emang jelek, apa lo merasa diri lo ganteng? darimana gantengnya? pake teropong bintang gitu mandangnya biar muka lo itu bisa berubah ganteng? " kata Dwan membalas perkataan Bongkok


" Yeee... buktinya gua udah berkali-kali gonta-ganti cewek. Nah lo sekali pun belum pernah. Artinya kan lebih ganteng gua daripada lo " kata Bongkok pede.


" Eh men... cewek yg lo pacarin itu semuanya cacat mata. Apa yg dipandang dari lo? muka lo ini? kagak men... semuanya itu tergantung diri kita. Gua bukannya gak laku, cuma gua nya aja males cari cewek. Kalo gua mau, gua bisa seperti lo " kata Dwan panas.


" Hahaha... baru kali ini liat lo jadi panas gini. Ya udah lo ambil aja kalo lo mau cewek itu, males gua debat sama orang kayak lo " kata bongkok


" Nah gitu donk, sebagai junior harus ngalah sama senior " kata Dwan merasa bangga menjadi senior Bongkok


Namun didalam hati Dwan tersimpan dendam yg mendalam. Ia sengaja tidak menceritakan kejadian itu pada Bongkok. Ia tidak mau seorang pun akan tahu tentang dendamnya itu karena akan bisa berbahaya bagi diri Dwan. Ia dan Bongkok kembali bekerja di bengkel tersebut seperti biasanya dan membiarkan gadis itu berlalu dari pandangan mereka.


" Ini barang yg lo pesen " kata Obet menyerahkan sebuah bungkusan plastik kecil pada seorang gadis yg cantik disebuah tempat kosong.


" Makasih bang... ini uangnya " kata seorang gadis cantik berbaju merah dan memakai celana jeans hitam pada Obet dan berlalu pergi dari Obet.

Setelah kepergian gadis itu, Obet pun tersenyum senang. Ia berhasil menjual barang palsu. Didalam bungkusan tersebut isinya bukan lah shabu yg dipesan oleh gadis itu padanya, melainkan bubuk perangsang birahi. Obet memang licik, ia tidak peduli dengan perasaan orang yg telah ditipunya dan tak pernah memikirkan akibat dari perbuatannya.
" Mampus lo... abis ini lo bakal jadi sange... hahahahaha " kata Obet dalam hati sambil tersenyum.

Di lain tempat..

Seorang gadis tadi yg telah membawa barang yg dibeli dari Obet tampak seperti sedang sakaw, ia sudah tidak sabar lagi untuk memakai barang tersebut. Ia pun memutuskan untuk memakai barang tersebut di sebuah WC Umum yg kebetulan sedang sepi. Tidak tampak di matanya ada seorang penjaga WC umum tersebut karena sang penjaga WC tersebut sedang keluar entah kemana. Gadis itu pun masuk kedalam WC dan langsung mengunci pintunya dari dalam. Ia pun langsung menyiapkan alat untuk menghisap shabu dan menyalakan korek api yg sudah di modif untuk membakar shabu. Ia pun langsung mengeluarkan bungkusan plastik kecil disakunya dan langsung dituangkan isinya dalam bungkusan tersebut pada sebuah kertas alumunium poil. Gadis itu pun langsung membakar kertas alumunium poil itu dari bawah dan yg bagian atasnya adalah bubuk seperti shabu. Langsung saja ia menghisap sedotan asap yg keluar dari pembakaran tersebut sedalam-dalamnya. Dan di hembuskannya secara perlahan. Ia terus melakukannya berulang hingga bubuk-bubuk tersebut habis terbakar.

Gadis itu tidak tahu bahwa yg di hisapnya itu bukan lah shabu melainkan bubuk perangsang birahi. Setelah barang tersebut habis ia pun langsung duduk bersandar di atas closet. Tak lama kemudian ia merasakan hawa yg sangat panas dari dalam tubuhnya.

" Sial... kenapa jadi panas gini badan Gua. Barang apa yg udah dikasi ke Gua tadi? " Guman gadis itu.

Ia sangat gerah sekali didalam WC tersebut dan ia pun membuka bajunya hingga menyisakan BH. Ia sama sekali tidak tahu ada sepasang mata yg sedang mengawasinya dari luar dengan melihat nya dari celah lubang yg ada tepat didepan gadis itu berada. Gadis itu pun mulai meraba-raba buah dadanya yg membuatnya hanyut dan secara otomatis ia menikmati setiap remasan-remasan tangannya pada buah dadanya. Dalam sekejap BH yg dikenakannya terlepas dan Buah Dada yg berukuran 36C itu pun terpampang didepan sepasang mata yg sedang mengawasinya.

Sedangkan orang yg sedang mengintip gadis itu dari luar adalah Dwan, yg tadinya ia ingin buang air besar. Namun karena ia merasa dari dalam WC tersebut tak kunjung keluar dari tadi, Maka Dwan Pun berusaha mencari tahu dengan cara mengintip dari lubang kecil yg ada di WC tersebut. Dwan pun sangat kaget ketika tahu orang yg sedang berada dalam WC tersebut adalah seorang gadis cantik yg sedang memakai shabu. Dwan pun meneruskan aksi mengintipnya yg membuatnya membatalkan niatnya untuk buang air besar.


" Busyettt.... abis make shabu jadi berubah sange gitu.. sialan Gua jadi ikut sange juga lihat nya, mana susunya gede pula " gumam Dwan dalam hati sambil terus mengawasi gadis itu dari luar.


Tak lama kemudian gadis itu melorotkan celananya serta celana dalamnya yg mungil berwarna hitam kebawah, dan kemudian gadis itu langsung meraba-raba kemaluannya.


" Anjrrittt... buka celana juga, bulunya tipis lagi... wah ini gak bisa dibiarin ini, Gua mesti masuk bantuin dia daripada dia maen sendiri. Tapi apa Gua yakin bisa melakukannya? Ah bodoh amat... " kata Dwan langsung mendobrak pintu WC yg terbuat dari bahan yg tidak kuat.


Pintu yg terbuat dari bahan kayu lempung dan triplek itupun dengan mudah terbuka setelah di dobrak Dwan. Gadis itu sangat kaget sekali saat melihat Dwan yg sudah berdiri didepannya. Langsung saja ia menutup seadanya bagian vital dari tubuhnya itu dengan kedua tangannya.


" Eh siapa lo? Gue teriak nih sekarang kalo lo berani dekat lagi " kata gadis itu ketakutan melihat Dwan.

" Lo juga ngapain disini lama-lama? Lo kira gua gak tahu apa yg lo buat didalam WC ini? " kata Dwan semakin bernafsu ingin mendekat.

" Ampun bang, jangan... Gua tadi niatnya cuma mau make shabu disini, gua tadi abis beli sama bang Obet, tapi gua gak tahu ternyata yg diberikan bang Obet itu bukan shabu... tapi obat perangsang bang " kata gadis itu ketakutan dan berusaha menjelaskan kenyataan yg sedang dialaminya.

" Apa? Lo beli shabu sama bang Obet? Kok bisa? Lo kan cewek, kenapa mesti pake shabu segala " tanya Dwan beruntun pada gadis itu.

" Tadinya gua jadi ikut sange waktu ngintip lo. Tapi setelah tahu ternyata itu perbuatan bang Obet yg udah buat lo jadi sange, gua jadi hilang nafsu ke lo... Sekarang lo pake pakaian lo dan cepat pergi dari sini. Gua mau pake WC ini karena gua udah dari tadi nungguin lo, Gua udah sakit perut dari tadi. Cepat !! " kata Dwan yg ternyata berubah pikiran.

" Baik bang... Tapi... " kata gadis itu terpotong karena malu untuk melanjutkan perkataannya.
" Tapi apa? " tanya Dwan
" Hmm tolongin Gua bang... Serius Gua lagi pengen gituan gara-gara udah pake obat perangsang tadi bang " pinta gadis itu.

Dwan pun langsung terdiam kebingungan, saat ini ia memang sedang sakit perut dan sudah tidak tahan ingin buang air besar. Tapi satu sisi ia juga mau melayani gadis itu.

" Ya udah.. gini aja. Lo tunggu di luar aja dulu, gua udah kebelet nih. Nanti abis ini gua bakal layanin lo.. " kata Dwan membuat keputusan

" Baik bang... " kata gadis itu menuruti Dwan.

Gadis itu pun langsung keluar setelah memakai pakaiannya kembali. Ia menunggu di luar. Sedang kan Dwan pun langsung menyampaikan hajatnya didalam WC tersebut. Setelah selesai buang air besar Dwan pun keluar dan melihat gadis itu masih berada di depan menunggunya. Ia melihat wajah gadis itu sedang sayup, keringatnya pun keluar membasahi wajahnya.

" Eh, nama lo sapa? " tanya Dwan
" Lisa bang " jawab gadis itu sayup
" Gua Dwan.. kasian banget lo jadi gini. Ya udah, sekarang ikut gua.. mau gak " tawar Dwan
" Kemana bang? " tanya gadis itu yg bernama Lisa
" Ya cari tempat lah... masa maen di WC... bau tuh didalam " kata Dwan sambil menarik tangan gadis itu.

Gadis itu pun tak kuasa menolak ajakan Dwan, ia pun menuruti Dwan yg membawanya pergi. Akhirnya Dwan pun menemukan sebuah tempat kosong, sebuah rumah yg sudah tidak ada penghuninya selain mahluk halus. Dwan pun menghapus keringat yg keluar dari wajah gadis itu dengan sapu tangannya.

" Jujur gua gak tega liat cewek kayak gini... lo sih yg salah, kenapa lo mesti pake narkoba segala...kalo lo gak pake narkoba, pasti lo gak akan jadi kayak gini " kata Dwan sambil mengusap pipi gadis itu yg berkeringat.

Gadis itu yg sudah tidak tahan membendung nafsunya langsung mencium bibir Dwan. Ia langsung melumatnya. Dwan pun kaget namun ia membiarkan gadis itu menciumi bibirnya. Tanpa sadar tangan Dwan menyentuh buah dada gadis itu dan langsung ia meremas-remas buah dada gadis itu.

" Buka bang " kata gadis itu meminta pada Dwan membuka bajunya

Dwan pun menuruti gadis itu, ia langsung membuka bajunya. Gadis itu langsung menciumi leher Dwan dan turun ke dada Dwan. Sementara Dwan berusaha membuka pakaian gadis itu dan berhasil terbuka. Sambil membiarkan gadis itu mencumbui dadanya Dwan pun mulai meraba tubuh gadis itu dan mencari pengait BH gadis itu dan langsung membukanya. Buah dada gadis itu pun tersembul keluar dengan pentil yg masih kecil kecoklatan. Saat melihat buah dada gadis itu, Dwan pun dengan reflek mendorong gadis itu supaya melepaskan ciumannya di dadanya hingga gadis itu tersandar di dinding. Dwan langsung mengulum pentil gadis itu, dengan lembut lidah Dwan bermain di pentil gadis itu dan membuat gadis itu mendesah.

" Aaahhh... eeehhmmm terus bang " desah nya

Gadis itu pun berusaha membuka celana jeansnya sendiri dan melepaskannya beserta celana dalamnya yg sudah basah. Dwan pun melihat kearah bawah dan berhenti mengulum pentil gadis itu. Ia melihat kemaluan gadis itu yg ditumbuhi bulu-bulu halus dan ia langsung meraba-raba kemaluan gadis itu.

" Bang... please bang... bantu gua " kata gadis itu yg sudah tidak tahan memberi aba-aba pada Dwan agar menjilati kemaluannya yg sudah basah.

Dwan pun menuruti gadis itu. Langsung saja ia mengarahkan kepalanya tepat didepan kemaluan gadis itu dan ia pun mengeluarkan lidahnya. Dwan pun mempermainkan kemaluan gadis itu dengan lidahnya. Dan gadis itu menggelinjang saat lidah Dwan menyentuh lubang kemaluannya

" Ohhhh yesss bang... aaahhhh " desah gadis itu.

Dwan tak menghiraukan gadis itu, ia terus memainkan lidahnya dengan menusukkan lidahnya kedalam lubang kemaluan gadis itu yg membuat gadis itu dengan reflek memegang kepala Dwan.
Dibantu jari tengah nya, Dwan terus menerus mempermainkan kemaluan gadis itu dengan menekan-nekan klitoris gadis itu. Tak lama kemudian kepala Dwan terhimpit oleh kedua paha gadis itu yg ternyata sedang mengalami Orgasme.

" Ooowww... yeeesssss aaaaaaahhhhh " desah gadis itu saat sedang orgasme.

Cairan bening yg keluar secara perlahan dari dalam kemaluan gadis itu pun langsung di lahap Dwan sampai habis tak bersisa. Setelah habis Dwan pun berdiri membuka celananya beserta celana dalamnya. Ia pun mengarahkan senjatanya yg sudah tegak berdiri tepat didepan wajah gadis itu.

" Lisa... " pinta Dwan.

Gadis itu pun mengerti maksud Dwan, ia pun langsung meraih kontol Dwan dan membuka mulutnya. Gadis itu langsung mengulum kontol Dwan. Tampak sekali gadis itu sudah mahir dalam melakukan blowjob.

" Aaahhh terus Lisa... " desah Dwan sambil memegang kepala gadis itu.

Gadis itu pun meludahi kontol Dwan dan di olesnya kontol Dwan dengan air ludah tersebut. Dwan menggelinjang saat merasakan air ludah hangat dari Lisa. Dan Lisa pun kembali mengulum kontol Dwan. Tak beberapa lama kemudian Dwan pun mendorong tubuh gadis itu dan segera membuka kedua kaki gadis itu hingga kemaluan gadis itu terbuka lebar.

" Lisa... Gua masukkin ya? " tanya Dwan
" Tapi jangan di keluarin di dalem ya bang Dwan " pinta gadis itu

Dwan pun mengangguk, langsung saja ia mengarahkan kontolnya tepat didepan kemaluan gadis itu yg sedang menganga. Di usap-usapnya kemaluan gadis itu dengan menyentuhkan kepala kontolnya di kemaluan gadis itu. Dwan merasa yakin bahwa gadis itu sudah tidak perawan, dan dengan cepat Dwan menekan kontolnya masuk kedalam gadis itu. Dan benar saja, kontol Dwan pun dengan mudah masuk kedalam kemaluan gadis itu hingga dalam.

" Aaahhhhh " desah gadis itu

Dwan pun merasakan kedutan dikepala kontolnya. Terasa pada Dwan kepala kontolnya seperti sedang di hisap dari dalam kemaluan gadis itu. Dwan pun secara perlahan-lahan menggoyangkan pinggulnya.
 
" Aaahhhhhh " desah gadis itu saat merasakan kontol Dwan mulai bereaksi bergerak keluar masuk secara perlahan di dalam kemaluannya.

Hanya beberapa kali goyangan, gadis itu sudah mencapai orgasme. Tampak cairan putih kental di batang kontol Dwan saat menggenjot kemaluan gadis itu. Dwan memberi waktu sejenak pada gadis itu untuk menikmati orgasmenya. Ia melihat gadis itu menggelinjang dan mencengkaram tangan Dwan.

" Baanggg... aaaaahhhhhhhh " desah gadis itu

Setelah Dwan melihat tak ada reaksi lagi dari gadis itu Dwan pun kembali meneruskan genjotannya. Dwan semakin beraksi dengan cepat menggenjot kemaluan gadis itu dan tak lama kemudian Dwan merasa kelelahan. Langsung saja ia membalikkan tubuh gadis itu yg dalam sekejap berada diatas Dwan. Gadis itu pun mengerti dengan maksud Dwan yg sedang kelelahan. Langsung saja ia bergerak turun naik memompa kemaluannya. Dwan sangat menikmati sekali permainan yg diberikan gadis itu. Sungguh Dwan tak menyangka mendapat lawan main yg pandai dalam melakukan hubungan sex.

" Terus Non sayang... teruss " seru Dwan pada gadis itu agar mempercepat gerakannya.

Gadis itu pun menuruti perkataan Dwan dan langsung mempercepat gerakannya. Dalam beberapa menit kemudian gadis itu pun berhenti melakukan gerakan karena sedang mengalami orgasme. Dwan merasakan cairan hangat dari dalam gadis itu yg menyembur keluar mengenaii kepala kontol Dwan dan apa kontol Dwan merasakan denyutan dari dalam kemaluan gadis itu..

" Ahhhhh... yeeaahhhhh " desah gadis itu sambil menjepit kontol Dwan dan langsung berbaring di atas dada Dwan.


Dwan pun menggeser sedikit tubuhnya, ia mencoba gaya dari samping dengan mengangkat sebelah kaki gadis itu. Dwan pun langsung menusukkan kontolnya keluar masuk kedalam kemaluan gadis itu sambil mencumbui bibir gadis itu. Sementara tangan Dwan meremas buah dada gadis itu. Semakin cepat semakin terasa dari dalam tubuh Dwan ingin mencapai klimaksnya. Dwan pun dengan cepat mencabut kontolnya dari dalam kemaluan gadis itu. Dwan pun langsung mengarahkan kontolnya didada gadis itu. Dan gadis itupun menjepit kontol Dwan dengan menggunakan kedua tangannya. Sementara itu Dwan terus mengesek-gesekkan batang kontolnya yg sedang terjepit dibuah dada gadis itu. Dalam hitungan menit, sperma Dwan pun menyembur keluar dan mengenai dagu gadis itu.

" Crotttt... crrottt...crottt..crottt "
" Ohhhhhh... yeeeesssss aaahhhhhhhhh " desah Dwan

Dwan sungguh merasakan sekali kenikmatan yg luar biasa itu dengan memejamkan kedua matanya. Setelah tak ada lagi sperma yg keluar Dwan pun membuka matanya kembali dan melihat wajah gadis itu yg ternyata juga sedang mengalami orgasme. Setelah puas Dwan pun terkulai lemas disamping gadis itu.
" Aaahhh... aaaahhh.... gak nyangka Gua lo ahli banget soal ini " kata Dwan

" Apaan sih ngomongnya? " tanya gadis itu langsung mengambil celana dalamnya dan membersihkan bagian yg terkena sperma Dwan.
" Serius, Gua puas maen sama Lo.. " kata Dwan
 
Gadis itu pun hanya diam dan memakai pakaiannya kembali...
" Eh abis ini lo mau kemana? " tanya Dwan
" Ya pulang lah " sahut gadis itu.
" Abis ini ikut gua yuk, makan... " ajak Dwan
" Hmmm boleh... " kata gadis itu mengangguk
" Oh ya udah yuk... " kata Dwan langsung memakai pakaiannya kembali.
" Kamu suka nya makan apa? " tanya Dwan.
" Huh.. kayak banyak duit aja " sorak gadis itu
" Gak banyak sih, tapi cukuplah buat makan kita berdua " kata Dwan sambil mengeluarkan dompetnya.
" Udah, kita makan di emperan aja. Simpen duit lo bang" kata Lisa sambil merapikan tubuhnya.
" Eh, menurut lo gua ganteng gak? " tanya Dwan tiba-tiba.
" Apa? Hahahaha... pertanyaan yg aneh. Ya jelas lah gak ada ganteng nya sama sekali " kata gadis itu tertawa
" Pantes Gua susah dapet cewek... ternyata gua jelek " kata Dwan sambil mengusap rambutnya.
" Gua mau kok jadi cewek lo bang " kata gadis itu tiba-tiba
" Eh apa? gak percaya gua.. baru kenal aja langsung ngomong gitu... " kata Dwan tidak percaya.
" Ya udah kalo gak mau... ya udah yuk jalan " kata gadis itu yg sudah rapi semula

Dwan pun langsung berdiri dan langsung keluar dari rumah kosong tersebut bersama Lisa. Mereka pun akhirnya singgah di sebuah rumah makan padang dan akhirnya mereka makan disana. Hari itu Dwan merasa senang dan bahagia, ia tidak menyangka setelah pertemuan di WC umum yg secara tidak disengaja itu membuatnya melakukan hubungan sex dengan gadis itu.

" Lisa, kerjaan lo apa sih? " tanya Dwan saat makan
" Gua ini masih kuliah, sekarang gua lagi magang di kantor dekat tempat tadi " sahut Lisa sambil makan
" Oh ternyata kamu mahasiswi ya? Oh ya, kamu tinggal dimana? " tanya Dwan.
" Gua tinggal di aspol bang " jawab Lisa santai.
" Aspol? Maksud lo asrama polis gitu? " tanya Dwan semangat
" Ya bang... " jawab gadis itu sambil meneruskan makannya
" Perasaan gua di sini gak ada aspol deh... emangnya lo dari aspol terus magang kesini tiap hari bolak balik donk " tanya Dwan

" Ya gak lah... Gua nge kost dekat situ juga " jawab gadis itu sambil mengunyah makanan.
" Oh gitu... nah terus, kalo lo tinggal di aspol berarti bokap lo polisi donk " tanya Dwan semakin penasaran.
" Kalo iya emangnya kenapa? " tanya gadis itu
" Oh gpp... gua gak nyangka ternyata lo anak polisi. Tapi kok... bisa jadi gini ya... heran gua " kata Dwan heran
" Ya hidup itu pasti ada masalah... Gua juga punya masalah, makanya gua jadi gini " kata gadis itu pada Dwan

Dwan tak mengindahkan perkataan gadis itu, ia pun mulai memkirkan untuk mengambil kesempatan pada gadis itu. Sungguh ia tidak menyangka bahwa Lisa itu adalah anak polisi. Dengan begitu misi balas dendamnya akan semakin mudah dilaksanakan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Draft Amarah Para Buruh 21

Draft Amarah Para Buruh 20

Lust in Broken Home 4

Lust In Broken Home 5

Terjebak Didalam Kelas

Akibat Kena Gendam Tetanggaku

Kisah Tragis Dikebun Karet

Amarah Para Buruh 10

Amarah Para Buruh 17

Binalnya Ibu Tiriku 4