Memang kata orang menikah dengan seilisih
umur yang cukup jauh akan menimbulkan masalah dan hal ini pun bener benar
kurasakan dan terjadi pada diriku sendiri.
Sepertinya bukan salahku bila saat ini aku
masih menggebu-gebu dalam bersangkutan soal seks, Sayangnya suamiku yang telah
uzur, kami memang berselisih umur nyaris 15 tahun, sampai-sampai dia bukan lagi
dapat memberi kepuasan kepadaku. Dan bukan salahku pula lantas aku menggali
pelampiasan pada pria-pria muda di luar sana ,
untuk mengisi hasrat seks-ku yang makin menggebu di usiaku yang 30an tahun ini.
Awalnya perselingkuhanku memang berjalan
lancar dan sesuai rencana namun sepandai-pandainya aku berselingkuh
kesudahannya ketahuan juga.
Saat itu Suamiku marah bukan kepalang
memergoki aku berdekapan dengan seorang lelaki muda seraya telanjang bulat di
suatu motel. Dan ultimatum pun terbit dari suamiku yang tak rela membiarklan
diriku membohonginya selama ini.
Aku dilarang olehnya beraktivitas di luar
lokasi tinggal tanpa pengawalan. Entah tersebut dengan suamiku ataupun kedua
anakku. Tak sedikitpun aku lepas dari pemantauan mereka bertiga. Secara
bergantian ketiganya mengawasiku. Tommy anak sulungku yang baru masuk kuliah
bisa giliran memantau di pagi hari sebab dia masuk siang.
Sebulan berlalu dan aku merasa mulai stres
berat karena birahiku yang tidak terlampiaskan. Bahkan frekuensi masturbasiku
terus bertambah, hingga pernah sehari 5 kali kulakukan demi memuaskan nafsuku.
Tapi tetap saja tak pernah menjangkau kepuasan yang total. Aku masih perlu
kemaluan laki-laki untuk memberiku kepuasan yang sesungguhnya.
Suatu hari ketika bangun pagi jam 8 aku
melihat keadaan rumah yang sudah sepi. Sepertinya Suamiku dan Bagus telah pergi
keluar, dan hanya tinggal anakku Tommy yang masih ada di dalam rumah.
Aku masih belum bangun dari tempat tidurku
karena masih ingin bermalas-malasan. Tiba tiba aku tersentak sebab merasa
darahku mengalir dengan cepat. Ini memang kebiasaanku ketika bangun pagi, nafsu
seks-ku muncul. Sebisanya kutahan-tahan, namun selangkanganku telah basah
kuyup. Aku juga segera melorotkan CD-ku dan langsung menyusupkan dua jari
tangan kananku ke lubang kemaluanku.
“ahhh… Aku mendesis pelan ketika kedua
jari tersebut masuk, terus kukeluar-masukkan dengan pelan namun pasti. Aku
masih asyik bermasturbasi, tanpa menyadari terdapat sesosok tubuh yang sedang
memperhatikan kelakuanku dari pintu kamar yang terbuka lebar. Dan ketika mukaku
menghadap ke pintu itu, aku terkejut menyaksikan Tommy, anak sulungku, sedang
memperhatikanku bermasturbasi.
Karena sudah terlanjur basah maka
kuputuskan untuk tetap melanjutkan aksi gilaku dihadapannya.
Tapi herannya aku tidak kelihatan marah
sama sekali, tangan kanan masih terus memainkan kemaluanku, dan aku justeru
mendesah keras sambil menerbitkan lidahku hingga membuat Tommy terperangah
seolah tak percaya dengan apa ayng dilihatnya saat itu.
Aku jadi salah tingkah, tapi menikmati
liang vagina yang kian basah saja, aku turun dari tempat tidur dan berjalan ke
arah Tommy. Anak sulungku tersebut masih tenang-tenang saja, sebenarnya saat
turun dari lokasi tidur aku telah melepas pakaian dan sekarang telanjang bulat.
Aku yang telah terbuai oleh nafsu seks tak mempedulikan statusku lagi sebagai
mamanya.
Saat kami berhadapan tangan kanan langsung
meraba selangkangan anak sulungku itu.
“Bercintalah dengan Mama, Tommy!” pintaku
seraya mengelus-elus selangkangan Tommy yang telah tegang.
“apa ma ? bercinta… ? tommy ga salah
denger kan ? mama
gak lagi bercanda kan ? ujar tommy
“sudahlah kamu ga usah banyak mikir. Kamu
tahu kan
papamu tidak bisa memuaskan mama selama ini. ujarku
“duhh gimana ya ma.. soalnya tommy belum
pernah begituan. Ujar tommy
“kamu ga usah pura pura lagi tom. Mama tau
kok selama ini kamu suka ngintip kalau mama lagi mandi iya kaan ? ujarku
“iya ma. Maaf kan tommy. Soalnya waktu itu tommy lagi
sange sih. Ujar tommy
“daripada kamu Cuma ngintip lalu onani
mending sekarang bercinta sama mama aja biar kita sama sama puas. ujarku
Tommy tersenyum, “Mama tahu, semenjak
Tommy berumur 15 Tommy telah sering menginginkan bagaimana nikmatnya kalo Tommy
bercinta dengan Mama…”
Aku terperangah mendengar omongannya.
“Dan tidak jarang kalo Mama tidur, Tommy sering
masuk kekamar sambil meraba raba tubuh mama.
Aku tak percaya mendengar ucapan anak
sulungku ini.
“Dan sekarang dengan senang hati Tommy
bakal entot Mama hingga Mama puas!”.
Tommy langsung memegang daguku dan mencium
bibirku dan melumatnya dengan penuh nafsu. Lidahnya menyelusuri rongga mulutku
dengan ganas seperti sedang kerasukan. Sementara kedua tangannya bergerilya ke
mana-mana, tangan kiri meremas-remas payudaraku dengan lembut sedangkan tangan
kanannya membelai permukaan kemaluanku. Aku langsung pasrah diperlakukan anakku
sedemikian rupa hingga membuatku mendesah dan menjerit kecil. Perlahan nafsu
birahiku kembali naik dan dorongan didadaku semakin bertamabh kuat hingga
membuatku mulai terasa sesak.
Ternyata Tommy tidak bisa diremehkan dan
tak perlu diajari lagi soal bercinta
mungkin karena ia sudah sering menonton film porno sehingga kini tinggal
mempraktekannya saja.
Puas berciuman, Tommy melanjutkan
sasarannya ke kedua payudaraku.
Kedua puting susuku yang masa-masa kecil
pernah Tommy hisap, kini kembali dihisap oleh anak sulungku tersebut dengan
lembut. Kedua permukaan payudaraku dijilati hingga mengkilat, dan aku tidak
banyak menjerit kecil ketika putingku digigitnya pelan tetapi mesra. Aduh, tak
henti-hentinya aku mendesah dampak perlakuan Tommy.
Ciuman Tommy berlanjut ke perut, dan
anakku tersebut pun berjongkok sedangkan aku tetap berdiri. Aku tahu apa yang
bakal Tommy kerjakan dan ini ialah bagian di mana aku tidak jarang orgasme.
Yah, aku sangat tak tahan bila kemaluanku di oral seks.
Tommy tersenyum sebentar ke arahku,
sebelum mulutnya menghirup permukaan lubang lokasi di mana dia dulu pernah
keluar. Lidahnya juga menari-nari di liang vagina mamanya, membuatku melonjak
laksana tersetrum. Kedua tanganku terus memegangi kepalanya yang terbenam di
selangkanganku, ketika lidahnya menjilati klitorisku dengan lembut.
Dan benar saja, tak lama lantas tubuhku
mengejang dengan hebatnya dan desahanku semakin keras terdengar. Tommy tak
peduli, anak sulungku tersebut terus menjilati kemaluanku yang memuncratkan
cairan-cairan kental ketika aku berorgasme tadi.
Aku yang keletihan langsung mengarah ke
tempat istirahat dan istirahat telentang. Tommy tersenyum lagi. Anakku tersebut
kini melucuti pakaiannya sendiri dan siap guna menyetubuhi mamanya dengan
penisnya yang sudah tegang. Tommy bersiap memasukkan penisnya ke lubang
vaginaku, dan aku menahannya,
“Tunggu sayang, biar Mama kulum burungmu
tersebut sebentar.”
Tommy menurut, di sodorkannya penis yang
besar dan keras tersebut ke arah mulutku yang langsung mengulumnya dengan penuh
semangat. Penis anakku tersebut kini kumasukkan seluruhnya ke dalam mulutku
sedangkan anakku mengelus rambutku dengan rasa sayang. Batangnya yang keras
kujilati sampai mengkilap hingga membuatnya keenakan dan matanya terlihat meram
melek.
“Hegh… hu… huoooooooh… enak terus
ma.. ”, Tommy melenguh saat batangnya
kukulum dan kusedot.
Beberapa saat kemudian aku mengeluarkan
batang yang sudah terlihat basah itu dari mulutku kemudian aku menggenggamnya
dengan tanganku sambil kuperhatikan ukurannya yang cukup panjang dan besar.
“wah ternyat punyamu lebih panjang dari
punya papamu tom !! kamu jangan bikin kecewa mama hari ini ya. Ujarku sambil
berusaha untuk mengocoknya.
Perlahan batang milik tommy terasa makin
membesar dan mengeras sehingga membuatku semakin penasaran dan tak sabar untuk
merasakan sodokannya.
“Sekarang kau boleh entot kemaluan Mama,
Tom..” kataku sesudah puas mengulum penisnya. Anakku tersebut mengangguk.
Penisnya segera dituntun anakku mengarah ke lubang kemaluanku yang sudah basah.
Vaginaku yang basah kuyup mempermudah penis Tommy guna masuk ke dalam dengan
mulus.
“Ahh.. Tomm!” aku mendesah ketika penis
Tommy amblas dalam kemaluanku. Tommy kemudian langsung menggenjot tubuhnya
dengan cepat, kemudian berubah lambat namun pasti. Diperlakukan begitu kepalaku
berputar-putar saking nikmatnya.
Apalagi Tommy seringkali tidak
mempedulikan kepala penisnya menggesek-gesek permukaan kemaluanku sampai-sampai
aku kegelian. Berbagai macam posisi diperagakan oleh Tommy, mulai dari gaya anjing hingga
tradisional membuatku orgasme berkali-kali.
Tapi anak sulungku tersebut belum juga
ejakulasi hingga membuatku semakin penasaran dan bangga.
“wah anak Ini memang perkasa. Lebih hebat
dari bapaknya. Ujarku dalam hati.
Kami pun berganti posisi dan kini aku
berada diatas tubuhnya yang sedang berbaring diatas ranjang. Tommy terlihat
muai kewalahan menghadapi diriku yang semakin liar tak terkendali. Aku terus
menggoyangkan pinggulku hingga tubuhku terlonjak lonjak dengan hebatnya untuk
menjangkau puncak kenikmatan.
Dengan berada diatas tubuhnya aku dapat
mengatur sendiri irama genjotan tubuhku dan berhasil membuat anakku melenguh
berkali kali karena merasakan kenikmatan yang luar biasa.
Dan ketika Tommy mendekap dengan erat,
saat tersebut pula air mani anak sulungku tersebut membasahi kemaluanku dengan
derasnya, membuatku kembali orgasme untuk yang kesekian kalinya. Selangkanganku
sekarang sudah banjir tidak karuan bercampur aduk antara mani Tommy dengan
cairanku cintaku sendiri. Tommy seperti belum puas dan masih memelukku sambil
melumat bibirku dengan lembut.
Kami terus bercinta hingga siang hari dan
baru berhenti ketika Bagus kembali dari sekolahnya. Sejak kejadian saat itu
kini aku tidak lagi stress karena sudah mendapat pelampiasan dari anakku
sekaligus memuaskan nafsuku yang sanagt besar.
Komentar
Posting Komentar