Aku merupakan seorang pemuda
putus sekolah yang berasal dari dusun terpencil yang berada disebuah pulau. Namaku
Moses dengan perawakan tubuh yang hitam dan kekar serta rambut yang agak ikal. Demi
menggapai impianku guna merubah nasib maka aku pun merantau ke kota yang cukup
jauh hingga perlu berhari hari untuk mencapai tempat tujuan dengan menggunakan
kapal laut. Aku memang sudah terbiasa dengan kehidupan keras selama didesa
sehingga merantau ke tempat lain adalah hal yang biasa saja bagiku.
Beberapa minggu setelah tiba
disana aku bekerja disebuah pabrik tempe sebagai seorang buruh kasar dengan
penghasilan yang tak seberapa. Aku berhenti bekerja karena terlibat cekcok
dengan salah satu pekerja disana dan berakhir dengan perkelahian ditempat
kerjaku.
Suatu hari aku ditawari
sebuah pekerjaan di sebuah club malam yang lumayan besar sebagai penjaga
keamanan disana. Temanku Robert memang sudah terlebih dulu bekerja disana dan
katanya penghasilannya pun cukup lumayan dan tak perlu bekerja keras. Tugasku
hanya menjaga keamanan disana dan memastikan semuanya berjalan lancar.
Semakin lama aku semakin
mengenal para pengunjung disana karena aku memang selalu mengamati kami secara
diam diam. Memang banyak gadis cantik yang sering berkunjung disana yang
sebagian besar berpakaian seksi hingga membuatku betah berkerja disana.
Saat itu aku sedang
berbincang bincang dengan dua temanku didepan pintu masuk. Kami juga merupakan
satpam yang sedang menjaga tempat tsb dan saat itu sudah tengah malam.
Saat itu kami memperhatikan
seorang gadis cantik berkulit putih yang datang kesana bersama beberapa orang
temannya. Setelah dicari tahu rupanya ia sesekali mengonsumsi pil terlarang
yang banyak beredar ditempat itu secara diam diam. Kemudian pikiran licik
temanku pun mulai bekerja dan berusaha menyusun rencana guna menjebaknya.
Sepertinya gadis berwajah oriental itu memang berasal dari keluarga yang cukup
berada karena terlihat dari penampilannya yang serba mewah selain itu ia selalu
pergi kesana dengan membawa mobil yang berharga cukup mahal yang tentunya tak
bisa dibeli oleh orang biasa.
“Gimana mos ? mau kita
lanjutin gak rencana tadi !! ujar Robert
“Usul lo boleh juga bertt !!
lo yakin rencana ini bakal berhasil ? tanyaku padanya.
“udah lo tenang aja. Gua
udah dua kali menjalankan rencana ini dan semua berjalan lancar lancar aja
sampai sekarang !! ujar Robert yang memang sudah cukup lama bekerja di club
malam mewah tsb.
“Oke deh kalau gitu kalian
awasi terus tuh cewek jangan sampai lolos nanti. Ujarku.
Setelah menunggu lama lalu
gadis itu pulang dan menuju ke lokasi tempat parkir mobilnya sementara teman
temannya memakai mobil yang berbeda. Ia berjalan sendirian kesana dengan
langkah yang agak gontai karena sepertinya agak mabuk. Sebelum memasuki
mobilnya lalu temanku segera beraksi dan berpura pura mengaku sebagai petugas
keamanan yang akan memeriksa barang bawaaannya. Setelah memeriksa seluruh
kendaraanya lalu kami pun menemukan sejumlah pil terlarang yang disimpannya
didalam tas.
“wah barang apaan ini yang
ada didalam tasmu ? ujar temanku
“gak tau pak. itu bukan
punya saya. jawabnya
“jangan pura pura kamu !!
udah jelas ini ada didalam tasmu !! ujar temanku
”udah kamu ngaku aja deh.
pasti kamu pemakai barang terlarang ini kan ?
Gadis itu terdiam dan
wajahnya terlihat semakin ketakutan ketika kami terus menekannya dengan kata
kata yang mengancam.
“mending nanti kamu jelaskan
saja dikantor. Ayo cepat bawa dia. Ujar temanku sambil memegangi pergelangan
tangannya.
“sebentar pak. tunggu dulu,
aku mau beritahu papaku soal masalah ini. ujarnya sambil mengeluarkan sebuah hp
dari dalam tasnya
“sudah jangan macam macam
kamu !! kamu pasti mau beritahu teman temanmuu yang lain kan !! ujarku sambil
merampas Hp ditangannya.
“please pak. biarkan aku
menelepon papaku dulu. ujarnya sambil memohon dengan nada suaranya yang
terdengar seperti sedang mabuk.
“buruan ber cepat borgol
tangannya !! ujarku
Kemudian berni segera
menarik pergelangan tangan gadis itu kebelakang lalu mulai memborgolnya.
Sebagai seorang petugas kemanan kami memang selalu dilengkapi dengan peralatan
pengamanan seperti borgol dan lainnya untuk melindungi diri.
“jangan pak. tunggu dulu pak
biar aku jelaskan dulu masalahnya. Ujarny ketakutan.
“udah diem atau kami akan
bersikap kasar sama kamu !! ujarku membentaknya.
Kami memasukannya kekursi
belakang mobil sedannya dan duduk mengapitnya dari kedua sisi sementara Robert
yang mengemudikan mobil tsb. Mobil itu pun segera berputar putar dijalan dan
selama perjalanan kami berusaha berpura pura menginterogasinya lagi.
“kamu dapat barang ini
darimana !! ayo cepat katakan !! ujarku
“aku tadi beli didalam club
pak. tapi gak tahu nama penjualnya. Ujar gadis itu.
“kamu tahu tidak nanti kamu
bisa dihukum lama dipenjara karena masalah ini !! bentakku.
“jangan pak !! jangan !! aku
gak mau dipenjara !! ujarnya ketakutan sambi memohon dilepaskan.
“kalau gak mau dipenjara
kenapa kamu pakai barang terlarang ini !! sekarang kamu harus pertanggung
jawabkan perbuatanmu. bentakku lagi.
“kumohon lepaskan aku pak !!
kita bisa bicarakan dulu masalah ini. ujarnya
“hmm.. baiklah. Kami akan
membebaskanmu tapi kamu ada uang berapa sekarang ? ujarku
“aku gak bawa banyak uang
cash pak. tapi aku punya 3 kartu atm. biar nanti aku ambil dulu disana. Bapak
butuh berapa ? ujarnya
Kemudian kami pun berusaha
mencari kios atm dan mulai menguras isi simpanannya tapi sayangnya isi dalam
rekeningnya tidak seberapa hingga membuat kami agak kecewa. Karena merasa belum
puas meguras uangnya lalu kami pun membuat rencana selanjutnya dan akhirnya
kami pun membawanya kesuatu tempat dipinggiran kota tepatnya dirumah kontrakan
temanku.
“untuk sementara kami akan
menahanmu dirumah ini sampai kami dapatkan jumlah uang yang kami inginkan !!
ujarku padanya
“bangsatt kalian !!
sebenarnya apa yang kalian inginkan lagi !! bentaknya
“kami akan bernegosiasi
dengan keluargamu dulu apabila ada kesepakatan maka kamu akan kami lepaskan.
Ujarku.
Kemudian kami pun mengorek
informasi lebih dalam dengan melihat lihat Hp dan berbagai kartu identitasnya
yang ada didalam tasnya. Rupanya gadis itu bernama evelina dan sepertinya ia
masih kuliah disalah satu perguruan tinggi swasta yang cukup terkenal. Wajahnya
memang sangat cantik dan cukup modis dan seperti kebanyakan gadis keturuan cina
lainnya tubuhnya pun terlihat begitu putih dan mulus hingga sangat
menggairahkan. Bentuk tubuhnya cukup proposional dan lumayan tinggi hingga
membuatnya sangat mempesona dimata laki laki. Namun dibalik kelebihannya ia
juga terlihat cukup jutek dan sering mengumpat dengan kata kata kasarnya hingga
membuat kamu merasa sakit hati.
“wah korbanmu kali ini boleh
juga bert !! menang banyak kita kali ini. ujar johan yang merupakan temanku.
“cewek amoy ini anak orang
kaya. Mending kita peras dia luar dalam sampai tak bersisa hehe.. ujar Berni
“bajingan kalian !! bangsat
!! cepat lepaskan aku !! Tolongg !!! ujar gadis itu sambil berteriak.
Plak !!! sebuah tamparan
keras mendarat dipipinya lalu mulutnya disumpal dengan sebuah kain.
“hmphhmmm… ia terus meronta
dan menggumam namun kedua tangannya yang masih terborgol kebalakang tubuhnya
membuatnya tak berdaya.
Gadis berkulit putih itu
terus meronta mencoba membebaskan dirinya dari belenggu tangannya namun semua
itu malah semakin menguras tenaganya saja. Kami berempat tertawa melihat
kelakuannya bagaikan seekor binatang yang sudah tak berdaya ketika hendak
dipotong. Rok mininya semakin tersingkap ketika dia meronta hingga pahanya yang
begitu putih dan mulus terpampang dihadapan kami.
“glek. Aku menelan air
liurku karena selama tinggal dikampung tak pernah aku meihat wanita seputih dan
semulus dirinya hingga birahiku semakn terpacu saja.
“bert kayaknya gua udah
kagak tahan lagi nih. Boleh kan gua icip icip dikit badannya. Ujarku
“boleh aja mos !! tapi pelan
pelan ya jangan sampe lecet badannya soalnya barang mahal nih hehhe.. ujar Robert.
“jangan pak ! jangan perkosa
!! ujarnya sambil menggeleng gelengkan kepalanya.
“oke kita kerjasama sekali
lagi. Selagi kamu menurut maka kami gak akan menyentuh tubuhmu lagi.
“kalian mau apalagi bangsat
!! tadi kalian sudah kuras semua uangku !! ujarnya
“jumlah segitu mana cukup
buat kita berempat !! Sekarang cepat beritahu papamu bawah kamu sedang
ditangkap oleh petugas dan kalau mau dibebaskan maka ikutsyarat yang kami
ajukan. Robert.
“sekarang aku berikan Hp ini
padamu dan segera hubungi orangtuamu dan minta mereka menyiapkan uang besok
sejumlah yang kami inginkan !! ingat jangan coba cerita macam macam atau kami
akan menjebloskanmu kepenjara. Bentak Robert sambil melotot.
Sepertinya gadis cantik itu
semakin ketakutan ketika kami mengancam akan menjebloskannya ke penjara lalu ia
pun mulai menghubungi orangtuanya dan meminta disiapkan sejumlah uang untuk
membebaskanya. Karena jumlahnya yang cukup besar maka orangtuanya meminta waktu
beberapa hari untuk mengumpulkan uang tsb. Dan tentu saja selama menunggu uang
itu kami semakin tergoda untuk mencicipi tubuh gadis itu.
Malam itu kami berkumpul
dirumah tsb sambil menenggak beberapa botol minuman keras. Dalam keadaan mabuk
lalu birahi kami pun mulai bangkit dan ingin sekali menikmati tubuh gadis itu.
Kami pun segera membuka pintu kamarnya dan melihat evelina tengah tertidur
diatas ranjang berukuran kecil.
Kami semua mulai
mengerubungi tubuhnya yang sedang tertidur lelap. Aku mendekatkan wajahku
kebagian dadanya sambil kuhirupi aroma tubuhnya yang begitu harum menggoda.
“gilee wangi bener badannya
hehe.. ujarku sambil menciumi beberapa bagian tubuhnya.
Kulihat Robert sedang
membelai rambutnya yang panjang dan berwarna agak kecoklatan. Model rambutnya
agak sedikit bergelombang hingga memberi kesan elegan pada dirinya. Ia memegang
ujung rambut gadis itu lalu menciumnya sedangkan johan dan berni lebih memilih
meraba raba sepasang kakinya yang begitu indah terawat.
Kedua kakinya yang putih dan
mulus memang terlihat jelas saat itu karena ia masih mengenakan rok mininya
yang pendek dan ketat.
Kini kusentuh lengan
tangannya sambil kuciumi dengan lembut dan sesekali kuremasi jemari tangannya
yang lembut. Dalam keadaan masih terlelap sepertinya evelina tak sadar kalau
tubuhnya tengah digerayangi oleh kami.
Robert segera mengambil tali
dan mengikat pergelangan tangan gadis itu pada bagian ujung ujung ranjang
sementara kakinya dibiarkan bebas. Setelah selesai mengikat tangannya lalu
Robert mencium bibirnya yang tipis dan menggoda hingga membuat gadis itu
terbangun dari tidurnya. Ia terkejut bukan main ketika menyadari dirinya sudah
dikerubungi oleh kami yang menatap tubuhnya dengan penuh nafsu.
“mau apa kalian !! Pergi !!!
bentaknya sambil berusaha menggerakan tangannya.
Ia semakin terkejut ketika
menyadari kedua tangannya telah terikat kuat pada ujung ranjang hingga ia
merasa tak berdaya.
“bangsat kalian ! cuih !! ia pun meludahi wajah Robert yang
hendak menciumnya lagi.
Plak !! Robert merasa
tersinggun karena telah diludahi olehnya dan membalasnya dengan sebuah tamparan
yang cukup keras diwajahnya.
“arghh… gadis cantik itu
meringis menahan sakit diwajahnya kemudian kembali memaki kami dengan kata kata
kasarnya.
Robert merasa tersingung
oleh kat katanya yang kasar lalu ia pun kembali menampar wajah gadis itu hingga
berkali kal kemudian mencekik lehernya dengan kuat hingga gadis itu melejang
lejang diatas ranjang.
“arghh.. tolong jangan pak..
ampuni saya..” Evelina menangis tersedu-sedu, dia kebingungan bagaimana harus
memohon agar dilepaskan dari cekikan itu.
Tapi ia tau, itu tidak akan
ada gunanya, kami tidak akan peduli dan akan tetap memperkosanya dengan brutal
dan tanpa ampun.
Kami hanya tertawa senang
melihat kepanikan yang melanda dirinya lalu kami pun sepakat untuk melanjutkan
kembali aksi kami yang sempat terhenti itu.
Berni dan dan Johan kembali
menggerayangi kedua kakinya dan kulithat tangan kasar kami yang hitam legam
terlihat kontras dengan kulit kakinya yang puith dan mulus. Tangan Johan yang
kekar dan agak berbulu menelusup kedalam rok mininya dan meraba raba pahanya
yang mulus lalu ia menyingkap rok mini tsb kearah atas pinggang gadis itu
hingga kemaluannya terlihat jelas.
“wahh nih amoy udah gak
pakai daleman lagi rupanya !! ujar Johan
“hhehe pasti dari kemarin
dia udah minta diperkosa sama kita cuma pura pura jual mahal aja. Ucap Berni
Rupanya selama ini Evelina
memang selalu tak penrah memakai pakaian dalamnya ketika tidur hingga saat itu
ia pun tidak mengenakannya lagi. Karena ia hanya mempunyai sebuah pakaian ganti
maka ia terpaksa menggantinya dengan baju tsb. Sepasang baju cadangan itu
memang selalu disimpan didalam mobilnya ketika suatu waktu ia membutuhkannya
karena saat sedang pergi ke club malam ia selalu memakai pakaian yang sangat
seksi.
Aku pun penasaran dan
langsung menarik paksa bagian depan bajunya yang berwarna putih cream hingga
beberapa kancingnya terlepas dan berhamburan entah kemana. Ternyata dugaanku
benar dan ia sama sekali tak memakai pakaian dalamnya hingga buah dadanya yang
tidak terlalu besar terpampang dihadapanku.
Aku terperangah melihat buah
dadanya yang begitu indah dan terlihat masih kencang. Baru kali ini aku melihat
buah dada seindah miliknya yang tentunya sangat terawat dan putingya begitu
menggodaku. Segera kuremas payudaranya dengan kasar hingga tubuhnya
menggelinjang dan kulanjutkan dengan menyusu pada bagian kiri buah dadanya.
Kusedot sedot putingnya
dengan gemas hingga pipiku terlihat kempot ketika sedang menyedotnya. Robert
tak mau ketinggalan dan mengincar bagian buah dadanya yang satu lagi hingga
kini kami berdua terlihat seperti anak yang sedang menyusu pada ibunya. Dalam
keadaan rok yang tergulung keatas kini bibir kemaluan evelina sedang dicumbui
oleh Johan. Lidah temanku itu menyapu kemaluan dan sekitar selangkanganya hingg
mulai basah oleh air liurnya. Robet kembali mencumbui lehernya yang jenjang dan
sesekali mencupangnya hingga memerah sdangkan aku masih sibuk menyusu pada buah
dadanya.
“tolong jangan pak.. ampuni
saya..” Evelina menangis tersedu-sedu, dia kebingungan bagaimana harus memohon
agar dilepaskan. Tapi ia tau, itu tidak akan ada gunanya, kami tidak akan
peduli dan akan tetap memperkosanya dengan brutal dan tanpa ampun.
Evelina bergidik, tubuhnya yang bergetar terlihat jelas dan ekspresi wajahnya yang sangat ketakutan dan panik menjadi kenikmatan tersendiri bagi kami semua yang mengamatinya. Sensasi liar berkobar-kobar dalam diri kami semau dan ingin rasanya kami ‘memeras’ tubuh wanita cantik itu habis-habisan sampai ia tak berdaya lagi atau mungkin sampai mampus dan itu akan bisa menjadi kepuasan tersendiri bagi kami. Teman temanku cekikikan sambil tersenyum karena ini adalah hal yang paling menyenangkan yang pernah ada di dunia ini selama hidup kami dimana kami berkesempatan ‘mengeksekusi’ seorang bidadari seperti Evelina sepuas hati.
“ayo langsung aja kita habisin nih cewek. ujarku sambil membuka celana dalamku sendiri dan melucuti semua pakainnya.
Evelina bergidik, tubuhnya yang bergetar terlihat jelas dan ekspresi wajahnya yang sangat ketakutan dan panik menjadi kenikmatan tersendiri bagi kami semua yang mengamatinya. Sensasi liar berkobar-kobar dalam diri kami semau dan ingin rasanya kami ‘memeras’ tubuh wanita cantik itu habis-habisan sampai ia tak berdaya lagi atau mungkin sampai mampus dan itu akan bisa menjadi kepuasan tersendiri bagi kami. Teman temanku cekikikan sambil tersenyum karena ini adalah hal yang paling menyenangkan yang pernah ada di dunia ini selama hidup kami dimana kami berkesempatan ‘mengeksekusi’ seorang bidadari seperti Evelina sepuas hati.
“ayo langsung aja kita habisin nih cewek. ujarku sambil membuka celana dalamku sendiri dan melucuti semua pakainnya.
Aku langsung menyergap bibirnya
dan sambil berciuman tubuhku menindihnya diatas ranjang berukuran kecil itu
lalu kutempelkan kepala penisku ke bibir vaginanya. Gesekan kepala penis dengan
bibir vagina itu membuat evelina merasa geli sehingga tubuhnya menggelinjang.
Lalu pelan-pelan aku menekan penisku ke liang senggamanya.
“Sshhh…sakit, aawhhh…!!” rintih gadis itu ketika batangku yang besar itu menerobos vaginanya.
Evelina meringis dan merintih menahan rasa sakit pada vaginanya, meskipun sudah tidak perawan tapi kemaluannya masih sempit, lagipula penis para pria yang pernah menidurinya tidak ada yang sebesar ini. Sementara aku terus berusaha memasukkan batangku sambil melenguh-lenguh.
“Sshhh…sakit, aawhhh…!!” rintih gadis itu ketika batangku yang besar itu menerobos vaginanya.
Evelina meringis dan merintih menahan rasa sakit pada vaginanya, meskipun sudah tidak perawan tapi kemaluannya masih sempit, lagipula penis para pria yang pernah menidurinya tidak ada yang sebesar ini. Sementara aku terus berusaha memasukkan batangku sambil melenguh-lenguh.
Setelah beberapa saat
menarik dan mendorong akhirnya masuklah seluruh penis itu ke vaginanya. nafsuku
sudah di ubun-ubun dan aku memberikan beberapa sodokan maut untuk melakukan
penetrasi hingga ia kesakitan. Saat itu airmata Evelina meleleh lagi merasakan
sakit pada vaginanya.
“Huhh…masuk juga akhirnya, memeknya seret banget Non, gua suka yang kaya gini” kataku sambil berbisik ditelinganya.
Sesaat kemudian, aku sudah menggoyangkan pinggulku, mula-mula gerakannya perlahan, tapi makin lama kecepatannya makin meningkat. Evelina benar-benar tidak kuasa menahan erangan setiap kali Aku penis Aku menghujam
Menit demi menit berlalu, Aku masih bersemangat menggenjot Evelina dengan posisi demikian, Aku dapat mengenyot payudara Evelina sambil menikmati goyangan pinggulnya. Kedua tangannya meraih sepasang gunung kembar itu, mulutnya lalu mencium dan mengisap putingnya secara bergantian.
Remasan dan gigitannya yang terkadang kasar menyebabkan Evelina merintih kesakitan. Namun dia merasakan sesuatu yang lain dari persenggamaan ini, lain dari yang dia dapat dengan pria lain yang pernah bercinta dengannya yang umumnya bersikap gentle, gaya bercinta Aku yang barbar justru menciptakan sensasi yang khas baginya yang belum pernah dia dapatkan sebelumnya.
“Huhh…masuk juga akhirnya, memeknya seret banget Non, gua suka yang kaya gini” kataku sambil berbisik ditelinganya.
Sesaat kemudian, aku sudah menggoyangkan pinggulku, mula-mula gerakannya perlahan, tapi makin lama kecepatannya makin meningkat. Evelina benar-benar tidak kuasa menahan erangan setiap kali Aku penis Aku menghujam
Menit demi menit berlalu, Aku masih bersemangat menggenjot Evelina dengan posisi demikian, Aku dapat mengenyot payudara Evelina sambil menikmati goyangan pinggulnya. Kedua tangannya meraih sepasang gunung kembar itu, mulutnya lalu mencium dan mengisap putingnya secara bergantian.
Remasan dan gigitannya yang terkadang kasar menyebabkan Evelina merintih kesakitan. Namun dia merasakan sesuatu yang lain dari persenggamaan ini, lain dari yang dia dapat dengan pria lain yang pernah bercinta dengannya yang umumnya bersikap gentle, gaya bercinta Aku yang barbar justru menciptakan sensasi yang khas baginya yang belum pernah dia dapatkan sebelumnya.
Di ambang klimaks, tanpa
sadar Evelina memeluk pinggangku dengan kedua kakinya dan Aku balas dengan
pagutan di mulutnya. Mereka berpagutan sampai Evelina mendesis panjang dengan
tubuh mengejang, kedua kakinya mencengkram erat-erat pingggangku. Sungguh
dahsyat orgasme pertama yang didapatnya, namun ironisnya hal itu bukan dia
dapat dari kekasihnya melainkan dari seorang pria mesum yang memanfaatkan
situasi tidak menguntungkan ini. Setelah dua menitan tubuhnya kembali melemas
dan aku masih terus menggenjotnya.
Penis Aku yang masih menancap di vaginanya belumlah terpuaskan Akhirnya, Aku menggeram dan merasakan sesuatu akan meledak dalam dirinya, penisnya dia tekan lebih dalam ke dalam vagina Evelina, serangannya juga makin gencar sehingga Evelina dibuatnya berkelejotan dan merintih. Kemudian dia melepaskan penisnya dan cret…cret…cret, spermanya muncrat didalam kemaluannya. Belum cukup sampai situ, lalu aku menyuruhnya menjilati penisku hingga bersih, setelahnya barulah aku merasa puas dan turun dari ranjang
Penis Aku yang masih menancap di vaginanya belumlah terpuaskan Akhirnya, Aku menggeram dan merasakan sesuatu akan meledak dalam dirinya, penisnya dia tekan lebih dalam ke dalam vagina Evelina, serangannya juga makin gencar sehingga Evelina dibuatnya berkelejotan dan merintih. Kemudian dia melepaskan penisnya dan cret…cret…cret, spermanya muncrat didalam kemaluannya. Belum cukup sampai situ, lalu aku menyuruhnya menjilati penisku hingga bersih, setelahnya barulah aku merasa puas dan turun dari ranjang
wajahnya tampak lesu
berkeringat dan bekas air mata, dalam hatinya berkecamuk antara kepuasan yang
sensasional ini dan rasa benci pada pria yang baru saja memperkosanya.
Dia telah mencapai orgasme
pertamanya! dia benar-benar merasa malu pada kami semua karna telah mencapai
orgasmenya. Itu artinya tubuhnya telah menerima dan menikmati serangan birahi
yang dilancarkan ketiga bandot tua itu! Ia gelagapan menahan malu, pada
akhirnya ia hanya bisa memejamkan matanya untuk menahan rasa malunya itu.
Tubuhnya masih bergetar, dan
sesekali masih mengejang setelah orgasme pertamanya tadi.
“mmmmfff…!!” Evelina mengerang kaget saat kedua jari Johan masuk ke dalam mulutnya dan memainkannya disana.
“mmmmfff…!!” Evelina mengerang kaget saat kedua jari Johan masuk ke dalam mulutnya dan memainkannya disana.
Johan mengeluarkan masukan
jarinya di dalam mulut Evelina, Evelina hanya bisa mengerang pasrah menerima
pelecehan itu. Berni meremasi buah dadanya yang tidak terlalu besar sambil tertawa
terbahak-bahak melihat pelecehan yang dilakukan oleh temannya itu. jari-jarinya
lalu meraih putting dada kiri Evelina yang sudah basah kuyup oleh ludahnya
sendiri lalu memelintir dan menariknya dengan sangat keras!
“hiiyyaahhhhhh..!!!” Evelina mengerang kesakitan, sementara mulutnya masih tersumpal oleh jari-jari nakal Johan.. “aaahhhh…!!!!!” Jerit Evelina dengan sangat kencang, nafasnya tak beraturan. Tubuhnya melenting kesana kemari mencoba melepaskan diri sementara kedua tangannya masih terikat kuat pada pinggiran ranjang
“hiiyyaahhhhhh..!!!” Evelina mengerang kesakitan, sementara mulutnya masih tersumpal oleh jari-jari nakal Johan.. “aaahhhh…!!!!!” Jerit Evelina dengan sangat kencang, nafasnya tak beraturan. Tubuhnya melenting kesana kemari mencoba melepaskan diri sementara kedua tangannya masih terikat kuat pada pinggiran ranjang
Robert masih asik menciumi
bagian ketiak gadsi itu sambil tertwa terbahak bahak
Ketika melihat korbannya
sedang dipermainkan oleh kedua rekannya.
Kaki kirinya dipegangi oleh
tangan kiri Berni yang saat ini berada disamping kirinya sedangkan yang kanan
dipegangi oleh Johan yang kini tepat berada ditengah selangkangannya dan sedang
asyik mengobok-obok isi mulut Evelina dengan jari-jari tangan kanannya. Robert
pun ikut bergabung, ia meraih putting kanan Evelina dengan tangan kanannya lalu
memelintirnya sekuat mungkin! Evelina semakin tak berdaya, ia hanya
menjerit-jerit kesakitan sekeras mungkin.
Namun sekeras apapun jeritan
Evelina percuma tidak akan ada siapapun yang mendengarnya karna teredam oleh
suara hujan lebat dan petir yang terus menyambar malam itu. tubuhnya sangat
lemas akibat lapar dan orgasmenya tadi hingga ia tak sanggup lagi
melenting-lenting untuk berontak. nafasnya megap-megap, dan matanya merem-melek
seperti orang yang sedang tenggelam karna tak kuat menerima siksaan pada kedua
dadanya.
“huuaahahhaahahhahhh..!!!! udah euy lepasin aja kasian nih lonte ampe ngis-ngosan gini! Duh duh duh sakit ya???! Sukurin..!!!!! hahahahahahha..!!!!!” seru Johan pada teman-temannya yang disambut dengan tawa terbahak dari kedua rekannya
Kami pun akhirnya menghentikannya
“iya nih kasian ampe mau mampus gini! Hahahahah…. Kalo mau mampusin, ntar aja kalau sudah dapat uang ! Sekarang kita nikmatin dulu sepuasnya baru kita mampusin! Hahahahahahh….” Timpal Robert tertawa lebar dan diikuti kedua rekannya, kami tertawa terbahak-bahak melihat kondisi Evelina yang sudah sangat kepayahan kini, nafasnya masih terengah-engah dan tangisannya malah makin menjadi.
“moy gue nyusu boleh ya” kata Robert cekikikan lalu meraih dada kanan Evelina dengan bibirnya kemudian melumatnya.
“gue pengen cobain nih ketiak amoy kaya apa..hehehe” ujar Berni sambil menghirup ketiak kiri Evelina dalam-dalam lalu kemudian menjilati dan melumatnya dengan sangat rakus, terdengar suara berkecipak disana begitu juga saat Robert memainkan dada kanan Evelina dengan llidahnya, diciumi, dikulum putingnya, dicupangi, dijilati seluruh permukaannya dan terkadang digigitinya bongkahan daging kenyal itu dengan gemas.
Sementara itu Johan mundur
ke belakang dan membiarkan kaki Evelina tetap mengangkang di depannya. Ia
mengambil sebotol miras yang ia bawa tadi lalu membukanya, ia meneguk isinya
sebagian hingga tersisa setengahnya, botol miras itu sendiri berukuran kurang
lebih sebesar botol minuman cola ukuran sedang. Evelina ketakutan dan panik
saat melihat pemerkosanya membawa botol-botol miras dari sela-sela
selangkangannya yang terbuka, entah mengapa ia tidak merapatkan kedua pahanya
saat itu.
“ngoplos miras yuk moy! Bwahahhahahha..!!!!” seru Johan dengan penuh semangat
“ngoplos miras yuk moy! Bwahahhahahha..!!!!” seru Johan dengan penuh semangat
Ia menyentakan ujung botol
itu ke dalam vagina Evelina! Evelina terbelalak! Kakinya meronta, tak hanya Evelina,
Robert dan Berni pun terbelalak melihat aksi keji temannya yang di luar dugaan kami,
kami melirik ke arah selangkangan Evelina sambil terus melanjutkan ‘kegiatan’ kami
masing-masing, birahi kami semakin terbakar saat melihat aksi keji temannya
itu. kaki Evelina meronta-ronta sehingga membuat Johan kewalahan. Johan lalu
menampar wajah Evelina, plak!
“brengsek! kalo lu nggak mau diem gua tarik puting lu kaya tadi!” bentak Johan dengan sangat marah
Mendengar hal itu Evelina langsung ketakutan dan kebingungan, ia mengingat betapa sakit dan tersiksanya ia saat kedua putingnya di plintir tadi.. ia lalu menyerah, ia ketakutan.. akhirnya ia memutuskan untuk menghentikan rontaan kakinya, malah ia membuka pahanya lebar-lebar dan memperlihatkan selangkangannya seolah akan mempersembahkannya pada tuannya.
“mampus lu!” seru Johan sambil menyodokan botol itu keras-keras dalam vagina Evelina
“brengsek! kalo lu nggak mau diem gua tarik puting lu kaya tadi!” bentak Johan dengan sangat marah
Mendengar hal itu Evelina langsung ketakutan dan kebingungan, ia mengingat betapa sakit dan tersiksanya ia saat kedua putingnya di plintir tadi.. ia lalu menyerah, ia ketakutan.. akhirnya ia memutuskan untuk menghentikan rontaan kakinya, malah ia membuka pahanya lebar-lebar dan memperlihatkan selangkangannya seolah akan mempersembahkannya pada tuannya.
“mampus lu!” seru Johan sambil menyodokan botol itu keras-keras dalam vagina Evelina
Gadis cantik itu meresponnya
dengan meringis dan tubuhnya menggigil dan ia sendiri bingung dengan apa yang
dirasakannya sekarang ini. Johan lalu sedikit menengadahkan pinggul gadis itu
agar sedikit mendongak keatas lalu ia menyentak-nyentakan batang botolnya yang
sudah berada di dalam kemaluan gadis cantik tsb
Rupanya ia sedang menuangkan
miras itu ke dalam laing kemaluan gadis cantik itu.
“huahahhahahhaaa..!!!” tawa Johan terbahak-bahak saat melakukannya.
“huahahhahahhaaa..!!!” tawa Johan terbahak-bahak saat melakukannya.
Terlihat sekali kalau ia
sangat menikmati permainan ini dimana ia bisa mengerjai liang kemaluan seorang
gadis berwajah oriental sesuka hatinya.
Setelah dirasanya cukup Johan
lalu menarik botol itu dari kemaluan gadis itu dan kini isinya sudah habis tak
tersisa. Seluruh isi cairan botol itu telah berpindah kedalam rahim gadis
cantik tsb. Dengan gesit Ia lalu menjejalkan kedua jarinya ke dalam kemaluan Evelina
sedangkan mulutnya menangkup kemaluan gadis itu seluruhnya sambil lidahnya
menjilati bibir kemaluannya.
ia menggesekan-nggesekan
jarinya lebih gencar dari yang tadi, perilaku tersebut membuat gadis bermata
sipit itu semakin kelojotan menahan gejolak birahinya yang semakin membuncah.
“aahh..aahhhh..aaahhhhh..aaahhhh!” Evelina mengerang-ngerang menerima serangan jari dan lidah laki laki tsb pada kemaluanya ditambah Robert yang masih asyik mengenyoti susunya dan Berni yang kini sedang asyik menjilati lengannya menambah sensasi kenikmatan tersendiri bagi tubuhnya.
“aahh..aahhhh..aaahhhhh..aaahhhh!” Evelina mengerang-ngerang menerima serangan jari dan lidah laki laki tsb pada kemaluanya ditambah Robert yang masih asyik mengenyoti susunya dan Berni yang kini sedang asyik menjilati lengannya menambah sensasi kenikmatan tersendiri bagi tubuhnya.
Terdengar bunyi kecipak dari
selangkangan gadis cantik itu sepertinya
ia sebentar lagi akan orgasme! Johan makin gencar menggesekan jarinya dalam
vagina Evelina.. croottt…akhirnya untuk yang kedua kalinya Evelina kembali
orgasme dan dengan cepat Johan menarik kedua jarinya dan memegangi pinggul Evelina
yang mengejang-ngejang kenikmatan sementara mulutnya menangkup kemaluan wanita
itu rapat-rapat. Cairan cinta gadis cantik itu bercampur miras menyembur
kedalam mulut Johan dengan sangat kencang! Semburan itu tepat menuju
tenggorokan Johan sehingga memudahkannya untuk menelannya hingga habis.
Tubuh Evelina
mengejang-ngejang menandakan seberapa besar kenikmatan yang ia dapatkan akibat
ulah kami semua pada tubuhnya terutama ulah Johan pada kemaluannya yang tak
wajar itu. sementara mulutnya mengerang tak jelas mengekspresikan kenikmatan
yang baru saja ia dapatkan pada tubuhnya, ludahnya sampai menetes dari tepi
bibir mungilnya. Semburan cairan cinta Evelina bercampur miras murahan itu kini
sudah berhenti tapi Johan masih menjilati kemaluannya untuk menjilati sisa-sia
‘miras oplosannya’ yang tersisa di liang kemaluan gadis berkulit putih itu.
“huehehehehe… gimana rasanya miras dioplos sama peju amoy ? Tanya Robert kegirangan
“muanteepp coy! Gurih bener euy..!! hahahahaa! Jawab Johan yang keliatannya mulai terkena efek memabukan dari minuman keras itu.
“gila nih jadi mabok kan.. lu musti cobain coy, jangan ampe nyesel! hahahahhaaa… ucap johan.
“huehehehehe… gimana rasanya miras dioplos sama peju amoy ? Tanya Robert kegirangan
“muanteepp coy! Gurih bener euy..!! hahahahaa! Jawab Johan yang keliatannya mulai terkena efek memabukan dari minuman keras itu.
“gila nih jadi mabok kan.. lu musti cobain coy, jangan ampe nyesel! hahahahhaaa… ucap johan.
Tatapan Evelina kini seolah
kosongd dan tubuhnya sangat lemas juga semakin tak berdaya. entah sampai kapan
ia sanggup mempertahankan kesadarannya dan rasanya benar-benar lemas sekali.
“huehehehe… amoy kita udah lemes nih, mau mampus kayanya.. hahahahaha….!” Timpal Berni sambil menepuk-nepuk pipi Evelina yang kini sudah lemas tak berdaya
“moy, lu jangan mampus dulu ye.. kite-kite masih pengen ngerasain tubuh lu. ujar Robert “hahahahhhahahahahhahh….!” Kami semua tertawa terbahak-bahak dengan seringai menjijikan yang tersungging diwajah kami, kami benar-benar puas bisa mengerjai seorang wanita cantik dan berkelas seperti dirinya yang selalu bersikap sinis pada orang rendahan seperti kami.
“huehehehe… amoy kita udah lemes nih, mau mampus kayanya.. hahahahaha….!” Timpal Berni sambil menepuk-nepuk pipi Evelina yang kini sudah lemas tak berdaya
“moy, lu jangan mampus dulu ye.. kite-kite masih pengen ngerasain tubuh lu. ujar Robert “hahahahhhahahahahhahh….!” Kami semua tertawa terbahak-bahak dengan seringai menjijikan yang tersungging diwajah kami, kami benar-benar puas bisa mengerjai seorang wanita cantik dan berkelas seperti dirinya yang selalu bersikap sinis pada orang rendahan seperti kami.
Tak pernah terbayangkan
sebelumnya kami akan bisa melakukan hal seperti ini, hal yang selalu kami
idam-idamkan untuk menjadi kenyataan. Dan kini kami mendapat kesempatan itu
maka kami tidak akan menyia-nyiakannya! Kami akan menggarap tubuh bidadari
mulus ini habis-habisan!
Terbayang beribu ide gila
untuk menyiksa wanita malang ini di otak kotor kami. Perasaan berkuasa dan
kepuasan yang berlebih membuat kami gila akan nafsu hewani. Bagi kami raut
wajah Evelina yang putus asa dan teriakan kesakitannya adalah kenikmatan yang
sesungguhnya! Kenikmatan yang kami bisa buat sendiri kapanpun kami mau! Kami
benar-benar sudah ketagihan dan menginginkan kondisi seperti ini terus
berlangsung, kondisi dimana kami berkuasa sepenuhnya atas tubuh seorang
bidadari yang sangat cantik dan bisa berbuat apapun padanya semau kami.
Menyenangkan sekali seandainya ada lebih dari satu bidadari yang kami bisa
kerjai sepuasnya. Saat itu pikiran kami sampai ngelantur kemana-mana dan
membayangkan yang tidak tidak.
Berni meraih rambut Evelina lalu menjambaknya keras
“aaaaghhhh.!” Pekik Evelina karna terkejut
Berni lalu menarik kepala Evelina dan mengarahkannya ke selangkangannya, Evelina merinding saat melihat penis pemerkosa telah mengacung tinggi menantang langit.
“buka mulut lu! isep buruan!” bentak Berni sambil menampar-namparkan penisnya pada pipi gadis cantik itu.
Berni meraih rambut Evelina lalu menjambaknya keras
“aaaaghhhh.!” Pekik Evelina karna terkejut
Berni lalu menarik kepala Evelina dan mengarahkannya ke selangkangannya, Evelina merinding saat melihat penis pemerkosa telah mengacung tinggi menantang langit.
“buka mulut lu! isep buruan!” bentak Berni sambil menampar-namparkan penisnya pada pipi gadis cantik itu.
Dengan patuh Ia membuka
mulutnya dan tanpa ragu lagi ia pun melahap penis hitam kekar yang berada di
depan wajahnya. Gadis itu menggerakan kepalanya naik turun dan lidahnya
menjilati batang penis berurat itu dari dalam. sesekali ia juga menghisap ujung
kepala penis pemerkosanya. sepertinya kami sudah menaklukan gadis amoy tsb dan
membuatnya tunduk sepenuhnya pada perintah kami.
Selain itu kami juga telah
berhasil membuat Evelina untuk berfikir bahwa “ jika Ia melawan tetap tidak
akan ada gunanya, justru mereka malah akan menyiksaku dengan keji dan pada akhirnya
aku tetap akan melakukan apa yang mereka perintahkan padaku, lebih baik aku
menuruti mereka saja tanpa harus disiksa terlebih dulu “
Begitulah, mental dan
keberanian Evelina seolah sudah hancur porak poranda akibat pelecehan dan
penyiksaan yang dilakukan oleh kami semua padanya secara keji dan terus
menerus, entah sampai kapan ia akan sanggup bertahan menghadapi siksaan keji kami
terutama dari teman temanku. sementara itu Robert sudah memposisikan tubuhnya
di antara kedua paha mulus gadis cantik itu dan sepertinya dia sudah siap
melakukan penetrasi pada lubang kemaluan wanita tsb.
“gua udah gak tahan nih
hehehe… kata Robert sambil mengoreki vagina Evelina dengan jari-jarinya.
“sialan lu, gue yang ‘manasin’ lu yang make ckckck yaudahlah! Silahkan genjot tuh kemaluannya ampe jebol. Hahahaha.. seru Johan
“udah kelamaan lu bert. buruan tusuk aje kita udah gak sabar nih. Berni menimpali di sela-sela desahannya menikmati servis oral Evelina pada penisnya. ia memejamkan matanya dan kepalanya mendongak ke atas untuk meresapi kenikmatan yang ia dapat dari mulut Evelina
“oke! Siap-siap ya moy! nih rasain! Mampus lu!” seru Robert sambil mendorong penisnya masuk ke dalam vagina Evelina.
Vagina itu sudah sangat licin akibat miras yang dituangkan Johan bercampur dengan cairan cinta Evelina, sehingga memudahkan penetarsi penis Robert . Penisnya sudah berhasil masuk dan menguasai liang vagina Evelina, ia mendiamkannya sesaat untuk meresapi kenikmatannya dalam tubuhnya yang bersumber dari batang penisnya.
“sssttttt…aaghhhhhh… anjrit ni memek seretnyaa…! Ouugghhhhhh… mantapp!” gumam Robert keenakan, mulutnya terus mendesis untuk mengekspresikan kenikmatan pada kemaluannya yang ia dapatkan dari kemaluan gadis berkulit putih mulus itu.
“sialan lu, gue yang ‘manasin’ lu yang make ckckck yaudahlah! Silahkan genjot tuh kemaluannya ampe jebol. Hahahaha.. seru Johan
“udah kelamaan lu bert. buruan tusuk aje kita udah gak sabar nih. Berni menimpali di sela-sela desahannya menikmati servis oral Evelina pada penisnya. ia memejamkan matanya dan kepalanya mendongak ke atas untuk meresapi kenikmatan yang ia dapat dari mulut Evelina
“oke! Siap-siap ya moy! nih rasain! Mampus lu!” seru Robert sambil mendorong penisnya masuk ke dalam vagina Evelina.
Vagina itu sudah sangat licin akibat miras yang dituangkan Johan bercampur dengan cairan cinta Evelina, sehingga memudahkan penetarsi penis Robert . Penisnya sudah berhasil masuk dan menguasai liang vagina Evelina, ia mendiamkannya sesaat untuk meresapi kenikmatannya dalam tubuhnya yang bersumber dari batang penisnya.
“sssttttt…aaghhhhhh… anjrit ni memek seretnyaa…! Ouugghhhhhh… mantapp!” gumam Robert keenakan, mulutnya terus mendesis untuk mengekspresikan kenikmatan pada kemaluannya yang ia dapatkan dari kemaluan gadis berkulit putih mulus itu.
“hat hati lu bert !! tuh
kemaluannya rasa miras ! Bisa mabok burung lu ntar hahahahaha!” celoteh Johan
sambil cekikikan.
Mendengar itu Robert dan Berni yang sedang menikmati kehangatan lubang-lubang Evelina hanya bisa tertawa geli.
“yah biarin aja mabok, sekalian biar operdosis ! Hahahaha balas Robert sambil menyeringai mesum.
Mendengar itu Robert dan Berni yang sedang menikmati kehangatan lubang-lubang Evelina hanya bisa tertawa geli.
“yah biarin aja mabok, sekalian biar operdosis ! Hahahaha balas Robert sambil menyeringai mesum.
Robert menarik penisnya perlahan lalu mendorongnya lagi, ia terus melakukan itu dan semakin lama gerakannya pun semakin cepat, hingga gerakannya membuat tubuh gadis cantik itu terpental-pental dan mulutnya mengerang-ngerang kesakitan namun juga bercampur dengan kenikmatan. Evelina jadi tidak bisa fokus mengoral penis Berni hingga Bernilah yang harus menggerakan penisnya sendiri keluar masuk mulut gadis tsb. Evelina masih tetap berusaha menjilati penis laki laki kasar itu agar ia tidak mengecewakannya, ia takut kalo sampe ia mengecewakan maka ia akan kembali disiksa dan dilecehkan habis-habisan seperti tadi. .
Cukup lama kami semua
bertahan dalam posisi itu sementara Johan hanya bisa melihat sambil terus
berkata-kata kotor untuk menghina dan meruntuhkan mental gadis tsb dan memberi
semangat kepada kedua rekannya.
“terus ! Terus genjot lubangnya ampe ancur ! Pecun murahan kaya gini emang hobinya ngentot! Nggak tahan die kalo udah ngeliat batang jadi bawaannya pengen ngentot mulu! Kalo ngga ada batang manusia batang sapi pasti juga dimbat! Ayo gasak terus ! sepertinya ia sudah dalam kondisi setengah mabuk.
Disi lain Berni sedang terengah-engah karena kenikmatan yang dirasakan penisnya akibat dioral oleh gadis tsb. ia semakin cepat menyodok-nyodok mulut gadsi cantik tsb dengan penisnya. penisnya tak muat masuk seluruhnya dalam mulut Evelina hanya sekitar setengahnya saja. Berkat itu Evelina tak harus membenamkan wajahnya ke selangkangan Berni yang dipenuhi bulu kemaluan yang berbau busuk tiap Berni menyodokan penisnya dalam mulut Evelina, meskipun begitu ia tetap bisa merasakan bau selangkangan Berni yang seperti kotoran busuk itu. Bau busuk itu ditambah bau ketiga lelaki tua itu benar-benar menyiksanya selain siksaan batin dan fisik yang ia dapatkan.
“terus ! Terus genjot lubangnya ampe ancur ! Pecun murahan kaya gini emang hobinya ngentot! Nggak tahan die kalo udah ngeliat batang jadi bawaannya pengen ngentot mulu! Kalo ngga ada batang manusia batang sapi pasti juga dimbat! Ayo gasak terus ! sepertinya ia sudah dalam kondisi setengah mabuk.
Disi lain Berni sedang terengah-engah karena kenikmatan yang dirasakan penisnya akibat dioral oleh gadis tsb. ia semakin cepat menyodok-nyodok mulut gadsi cantik tsb dengan penisnya. penisnya tak muat masuk seluruhnya dalam mulut Evelina hanya sekitar setengahnya saja. Berkat itu Evelina tak harus membenamkan wajahnya ke selangkangan Berni yang dipenuhi bulu kemaluan yang berbau busuk tiap Berni menyodokan penisnya dalam mulut Evelina, meskipun begitu ia tetap bisa merasakan bau selangkangan Berni yang seperti kotoran busuk itu. Bau busuk itu ditambah bau ketiga lelaki tua itu benar-benar menyiksanya selain siksaan batin dan fisik yang ia dapatkan.
Kepala Berni mendongak ke
atas sambil mulutnya mengerang-ngerang sedangkan gerakan penisnya dalam mulut gadis
tsb semakin cepat sebelum akhirnya, ‘crroott!’ Berni menumpahkan seluruh isi
spermanya di dalam mulut Evelina, spermanya menyembar tepat ke dalam
tenggorokan gadis cantik itu sehingga terpaksa Evelina harus menelan semuanya.
“wwuuaahhhhhhh..! gila ni mulut rasanya ajibb bener dahh! Baru pernah gue nyicipin mulut amoy.. esssttttttttt.. aaahhhhh…” kata Berni sambil mengerang kenikmatan, ia meresapi benar kenikmatan yang didapatkan penisnya berkat oral Evelina.
“isep peju gue sampe abis moy! Sayang kan kalo dibuang..hehehehe…”
Mendengar perintah itu Evelina menurut saja, dalam kondisi vaginanya masih disodok-sodok oleh penis Robert ia menjilati sisa-sisa sperma Berni yang masih tertinggal di batangnya dan menghisapnya sampai habis. Matanya terbelalak, ternyata banyak juga yang berjatuhan di bagian rambut kemaluannya, ia bingung, ia tidak mau menjilati rambut kemaluan bandot tengik itu tapi… tapi jika tak melakukannya ia akan... akhirnya ia menguatkan dirinya, ia melepaskan penis kekar itu dari dalam dari mulutnya lalu mendekatkan bibirnya pada bulu kemaluan Berni lalu ia mulai menjilati bulu kemaluan itu dan awalnya ia melakukannya dengan ragu.
akhirnya ia pasrah juga, tak
hanya menjilati bulu kemaluannya, Evelina juga mengelamutinya dan menghisap
lalu menelannya sampai habis tak berbekas. Kini penis itu semakin melembek,
seluruh batangnya ditambah bulu kemaluannya basah oleh ludah Evelina.
“aahh…aaahhhh..aaahhh.. aaanngghhh..!!” kini Evelina bisa bebas mengerang dan mendesah setelah penis Berni berhenti menyumbat mulutnya.
Robert sangat gemas melihat tubuh Evelina yang terpental kesana kemari saat ia menhujamkan penisnya ke dalam liang vaginanya, ditambah suara erangan Evelina yang bernadakan kenikmatan sekaligus rasa keputusasaan yang amat sangat makin menyiksa birahi Robert .
“eesssstttt…oouugghhhhh…ookhhhh….” Desis Robert gelagapan kenikmatan yang didapatkan penisnya dari kehangatan vagina Evelina yang kemudian menjalar keseluruh tubuhnya hingga ke ubun-ubunnya.
“aahh…aaahhhh..aaahhh.. aaanngghhh..!!” kini Evelina bisa bebas mengerang dan mendesah setelah penis Berni berhenti menyumbat mulutnya.
Robert sangat gemas melihat tubuh Evelina yang terpental kesana kemari saat ia menhujamkan penisnya ke dalam liang vaginanya, ditambah suara erangan Evelina yang bernadakan kenikmatan sekaligus rasa keputusasaan yang amat sangat makin menyiksa birahi Robert .
“eesssstttt…oouugghhhhh…ookhhhh….” Desis Robert gelagapan kenikmatan yang didapatkan penisnya dari kehangatan vagina Evelina yang kemudian menjalar keseluruh tubuhnya hingga ke ubun-ubunnya.
Saking gemasnya ia dengan rasa nikmat yang ia rasakan, Robert kemudian menyodok-nyodokan penisnya sekuat tenaga yang ia bisa bahkan ia melakukannya sekencang mungkin seolah ingin melampaui batas kekuatan yang ia miliki, dia benar-benat kelojotan akibat rasa nikmat yang berlebih pada penisnya! dia ingin meledak!. Sementara Berni mengistirahatkan dirinya ditepi ranjang berukuran lebar itu sambil meneguk minuman keras yang dibawa Johan tadi. Sedangkan Johan bangkit dan merangkak diatas ranjang menuju samping kiri Evelina sambil membawa sebotol miras, ia lalu membukanya.
‘Glek!’
“mmmemmffffh..!” Evelina mengernyit kaget saat tiba-tiba Johan membalikan botol itu lalu menjejalkan ujung botolnya ke dalam mulut Evelina menuju tenggorokannya. Matanya terbelalak, dan kepalanya menggeleng-nggeleng kekanan-kekiri berusaha berontak. Mengantisipasi itu, Johan lalu menjambak rambut Evelina dengan tangan kanannya dan menariknya keras hingga membuat seolah kepala Evelina terkunci dan tak bisa bergerak bebas lagi.
“glek..glek..glek…!”
terdengar suara seperti itu saat cairan yang berada didalam botol itu mengalir
deras turun kedalam mulut Evelina lalu terus turun melewati tenggorokannya.
Wajah Evelina yang terlihat yang sangat gelagapan dan kepayahan membuat ketiga
pejantang kampung itu tertawa terbahak-bahak, selain mendapat kepuasan pada
penis kami masing-masing nanti, kami juga akan mendapat kepuasan batin yang
luar biasa sekaligus menjadi kenangan terindah dalam hidup kami karena telah
berhasil ‘memainkan’ tubuh seorang bidadari sesuka hati dan menjadikannya
seolah seperti mainan yang bebas mau diapakan saja.
“telen moy! Ayo habisin! Kita pesta! Hahahahahaa!!”seru Johan sambil menjejali paksa botol minuman kerasnya ke dalam mulut Evelina, cairan itu sampai meluber didalam mulut Evelina dan mengalir keluar dari mulutnya.
“telen moy! Ayo habisin! Kita pesta! Hahahahahaa!!”seru Johan sambil menjejali paksa botol minuman kerasnya ke dalam mulut Evelina, cairan itu sampai meluber didalam mulut Evelina dan mengalir keluar dari mulutnya.
Evelina sampai tersedak dan
terbatuk namun Johan masih belum menarik keluar botol minuman yang mengandung
kadar alkohol cukup tinggi itu dari dalam mulut Evelina. apalagi ini baru
pertama kalinya bagi Evelina meminum minuman haram seperti itu, terasa sangat
pahit dilidahnya dan panas saat cairan itu mengalir melewati tenggorokannya. Berni
tertawa terbahak melihat kondisi Evelina yang sedang teraniaya tak berdaya
seperti itu, tawanya sangat keras dan terdengar begitu memuakan di telinga Evelina
namun tetap saja suara desiran air hujan di luar meredam suara tawanya.
Baginya itu adalah tontonan
dan hiburan terbaik yang pernah ia dapatkan selama hidupnya. Begitu juga dengan
Robert , melihat kondisi itu membuatnya tak kuasa menahan gejolak birahi
liarrnya yang semakin menggebu-gebu, ia mempercepat sodokan penisnya. tiba-tiba
tubuh bidadari itu mengejang hebat, tubuhnya menggigil, sepertinya sebentar
lagi dia akan mencapai orgasme lagi!
“oohhkk..ogghhh..ohhogghhff…!” suara desahan Evelina terdengar sangat aneh karena mulutnya terhalang botol minuman keras.
“oohhkk..ogghhh..ohhogghhff…!” suara desahan Evelina terdengar sangat aneh karena mulutnya terhalang botol minuman keras.
Kejangan tubuhnya semakin
hebat, dan akhirnya….
“oouughghhhnngg…!” Evelina mengernyit keras saat mencapai orgasmenya yang ketiga! Dengan kondisi mulutnya yang masih tersumpal botol minuman keras.
Sementara tubuhnya mengejan-ngejan hebat karena sentakan orgasmenya yang ketiga, cairan cintanya menyembur dan membasahi penis Robert yang masih berada di dalam vaginanya dengan sangat kencang. Robert bisa merasakan semburannya, terasa liang vagina Evelina semakin lengket dan hangat akibatnya. Tak lama kemudian Robert menyentakan penisnya sekuat mungkin ke dalam vagina Evelina seolah ingin menjebolnya sampai ke perutnya, bahkan tubuh Evelina sampai terdorong karena kuatnya sentakan Robert .
“oouughghhhnngg…!” Evelina mengernyit keras saat mencapai orgasmenya yang ketiga! Dengan kondisi mulutnya yang masih tersumpal botol minuman keras.
Sementara tubuhnya mengejan-ngejan hebat karena sentakan orgasmenya yang ketiga, cairan cintanya menyembur dan membasahi penis Robert yang masih berada di dalam vaginanya dengan sangat kencang. Robert bisa merasakan semburannya, terasa liang vagina Evelina semakin lengket dan hangat akibatnya. Tak lama kemudian Robert menyentakan penisnya sekuat mungkin ke dalam vagina Evelina seolah ingin menjebolnya sampai ke perutnya, bahkan tubuh Evelina sampai terdorong karena kuatnya sentakan Robert .
‘crroottt..croot..!!!’
“aaggggrkhhh…!!” suara Robert mengerang lega
Cairan kental spermanya menyembur kencang di dalam vagina Evelina memasuki sela-sela rahimnya untuk melakukan pembuahan. Evelina pun bisa merasakan semburan cairan kental itu di dalam rahimnya dan membasahi dinding rahimnya. Sangat banyak.. sangat lengket.. Evelina bisa merasaknnya. Sperma kental Robert yang gagal menembus sela-sela dinding rahim Evelina meleleh keluar mengalir membasahi selangkangannya dan juga seprei kasurnya yang kini sudah acak-acakan dan kotor karena keringat dan daki dari tubuh para pemerkosanya yang menempel dan meninggalkan bekas di sana. Nafas Evelina terengah-engah, begitu juga dengan mulutnya megap-megap karena Johan sudah menarik lepas botol mirasnya. Selangkangannya terasa sangat perih dan ngilu sekali akibat gojlokan penis Robert yang berurat pada rongga vaginanya.
“aaggggrkhhh…!!” suara Robert mengerang lega
Cairan kental spermanya menyembur kencang di dalam vagina Evelina memasuki sela-sela rahimnya untuk melakukan pembuahan. Evelina pun bisa merasakan semburan cairan kental itu di dalam rahimnya dan membasahi dinding rahimnya. Sangat banyak.. sangat lengket.. Evelina bisa merasaknnya. Sperma kental Robert yang gagal menembus sela-sela dinding rahim Evelina meleleh keluar mengalir membasahi selangkangannya dan juga seprei kasurnya yang kini sudah acak-acakan dan kotor karena keringat dan daki dari tubuh para pemerkosanya yang menempel dan meninggalkan bekas di sana. Nafas Evelina terengah-engah, begitu juga dengan mulutnya megap-megap karena Johan sudah menarik lepas botol mirasnya. Selangkangannya terasa sangat perih dan ngilu sekali akibat gojlokan penis Robert yang berurat pada rongga vaginanya.
Tubuhnya sudah berhenti
mengejang tapi badannya masih menggigil karena rasa nikmat yang didapatkan pada
tubuhnya yang berasal dari dalam vaginanya. Robert mendekati Evelina kemudian
mengangkangi wajahnya sehingga kini penisnya yang belepotan cairan cinta Evelina
bercampur spermanya sendiri mengacung tepat di atas wajahnya, penisnya masih
mengacung meski tak setegak tadi. Ia mendongakkan wajah Evelina, kemudian
menjejalkan penisnya ke dalam mulutnya. Ia lalu menggerakan pinggulnya
maju-mundur untuk memompa penisnya di dalam mulut Evelina untuk membersihkan
penisnya dari sisa-sisa spermanya dan cairan cinta Evelina.
“haaa..hahahh..hahh…” Robert terengah-engah. “sumpah.. meki nya nih perek seret banget! Kontol gua aja ampe diperes gini pejunya..! uuaaaghhhhh.! gila pokonya maknyuss dah!! Huahahahaaaa..! esstttt.. aahhh…”
“huaahahhaaaa..! gila lu pri, mekinya ampe merah gini!” kata Berni yang sudah memposisikan tubuhnya disela-sela selangkangan Evelina. wah kayaknya baru ada banjir besar ya, banjir peju! Hahahaha” seru Berni yang diikuti tawa kedua temannya.
“okeehh! Giliran gua sekarang buat nyoblos meki lu! Buahahahaaa!”
“haaa..hahahh..hahh…” Robert terengah-engah. “sumpah.. meki nya nih perek seret banget! Kontol gua aja ampe diperes gini pejunya..! uuaaaghhhhh.! gila pokonya maknyuss dah!! Huahahahaaaa..! esstttt.. aahhh…”
“huaahahhaaaa..! gila lu pri, mekinya ampe merah gini!” kata Berni yang sudah memposisikan tubuhnya disela-sela selangkangan Evelina. wah kayaknya baru ada banjir besar ya, banjir peju! Hahahaha” seru Berni yang diikuti tawa kedua temannya.
“okeehh! Giliran gua sekarang buat nyoblos meki lu! Buahahahaaa!”
Berni sudah siap menjebol
bibir vagina Evelina dan mengarahkan penisnya tepat berhadapan langsung dengan
bibir vagina Evelina yang dari dalamnya masih mengalir sisa-sisa sperma kental Robert
yang masih tertinggal didalam rahimnya. Berni lalu menusukan penisnya perlahan
ke dalam rongga vagina Evelina dan menyusuri setiap jengkalnya dengan penis
hitamnya.
“ueheheheeee..! iya Pri masih seret! Padahal udah lu pake tadi! Ckckckck gila emang memek bermutu tinggi kualitasnya emang beda! Salut dah!”
Berni memundurkan penisnya.. lalu..
“Ayo ngentot!!” seru Berni keras sambil menyentakan penisnya kuat-kuat ke dalam vagina Evelina.
“aaannngghhhh…!!” pekik Evelina karna terasa perih saat penis itu menusuk vaginanya dengan brutal. Mulutnya kini sudah bebas dari penis Robert karna sang pemilik penis sudah membebaskannya setelah mulutnya sudah menyelesaikan ‘tugasnya’ membersihkan penis Robert. Berni mulai memompakan penisnya di dalam vagina Evelina mulai dari pelan hingga semakin lama semakin kencang. Ia memompakan penisnya dengan buas dan brutal disana, seolah ada sebuah tembok besar yang menghalangi penisnya untuk terus masuk dan ia berusaha untuk menjebol tembok itu dengan menyodokan penisnya sekuat mungkin. Tubuh Evelina terguncang dan terpental kesana-kemari, mulutnya menjerit lirih karena terasa perih di liang vaginanya saat penis itu keluar masuk vaginanya dengan sangat gencar.
“ueheheheeee..! iya Pri masih seret! Padahal udah lu pake tadi! Ckckckck gila emang memek bermutu tinggi kualitasnya emang beda! Salut dah!”
Berni memundurkan penisnya.. lalu..
“Ayo ngentot!!” seru Berni keras sambil menyentakan penisnya kuat-kuat ke dalam vagina Evelina.
“aaannngghhhh…!!” pekik Evelina karna terasa perih saat penis itu menusuk vaginanya dengan brutal. Mulutnya kini sudah bebas dari penis Robert karna sang pemilik penis sudah membebaskannya setelah mulutnya sudah menyelesaikan ‘tugasnya’ membersihkan penis Robert. Berni mulai memompakan penisnya di dalam vagina Evelina mulai dari pelan hingga semakin lama semakin kencang. Ia memompakan penisnya dengan buas dan brutal disana, seolah ada sebuah tembok besar yang menghalangi penisnya untuk terus masuk dan ia berusaha untuk menjebol tembok itu dengan menyodokan penisnya sekuat mungkin. Tubuh Evelina terguncang dan terpental kesana-kemari, mulutnya menjerit lirih karena terasa perih di liang vaginanya saat penis itu keluar masuk vaginanya dengan sangat gencar.
Tenaganya sudah habis,
ditambah pelecehan dan penyiksaan pada tubuhnya sejak tadi membuat jiwanya
seolah kosong, ia tak mampu berfikir jernih lagi.. ia tak sanggup mengingat
apapun, pandangannya mulai berkunang dan kepalanya terasa sangat pening sekali.
Sepertinya efek dari minuman keras yang dijejalkan Johan secara paksa tadi
mulai bekerja. Dia mulai mabuk! Mulutnya mengeluarkan erangan-erangan tak jelas
dan terus mendesah-ndesah yang terdengar sedikit manja. Kami yang menyadari itu
hanya bisa tertawa tawa terbahak menikmati hasil dari perbuatan kami.
“lihat ni amoy udah mabok kayanya! Hahahahaa!!”
“wah cantik-cantik doyan mabok juga ya, tambahin yok! Kasian dia minta nambah! Bwahahahahaa!
“lihat ni amoy udah mabok kayanya! Hahahahaa!!”
“wah cantik-cantik doyan mabok juga ya, tambahin yok! Kasian dia minta nambah! Bwahahahahaa!
Johan lalu mengambil sebotol
lagi lalu membukanya, kembali seperti tadi, ia menjejalkan ujung botol itu
masuk ke dalam mulut Evelina dan menuangkan seluruh isinya kedalam sana.
“wah bisa mubajir kalo gini caranya..” kata Johan
Kurang ajar! Johan membekap mulut gadis cantik itu dengan tangan kirinya membuatnya tertutup rapat-rapat sehingga tak ada setetespun cairan miras yang keluar dari mulutnya. Ia melakukannya sambil tertawa keji, ia sangat menikmati saat-saat menyiksa gadis cantik itu. Evelina berusaha berontak namun tentu saja sia-sia, Johan malah terus menjejalkan botol itu hingga ujungnya menyentuh tenggorokan Evelina.
“blubukk..blubuukkk..bluukk..plluukk…!” terdengar suara seperti itu saat isi botol itu mengalir ke dalam tenggorokan Evelina.
“wah bisa mubajir kalo gini caranya..” kata Johan
Kurang ajar! Johan membekap mulut gadis cantik itu dengan tangan kirinya membuatnya tertutup rapat-rapat sehingga tak ada setetespun cairan miras yang keluar dari mulutnya. Ia melakukannya sambil tertawa keji, ia sangat menikmati saat-saat menyiksa gadis cantik itu. Evelina berusaha berontak namun tentu saja sia-sia, Johan malah terus menjejalkan botol itu hingga ujungnya menyentuh tenggorokan Evelina.
“blubukk..blubuukkk..bluukk..plluukk…!” terdengar suara seperti itu saat isi botol itu mengalir ke dalam tenggorokan Evelina.
Evelina berusaha menelan
miras yang terjun bebas ketenggorokannya secepat mungkin karena jumlahnya yang
cukup banyak mulai memenuhi mulutnya, tapi tetap saja sebagian cairan itu
masih tertahan di mulut Evelina hingga membuat pipinya sedikit menggembung,
tapi dengan keji Johan menekankan permukaan tangannya pada mulut Evelina agar
seluruh cairannya segera tertelan habis oleh Evelina. Cukup mengerti dengan
penderitaan Evelina, pria itu menarik botol miras itu dari mulut wanita itu,
lalu menuangkan sisanya ke tubuh telanjang Evelina.
“Wuuu....hhhuuu... mandi miras!!!” seru kami melihat tubuh Evelina basah kuyup disirami miras.
Robert kegirangan melihat adegan yang makin panas itu sementara Berni tidak memperhatikan ulah temannya itu karena sedang fokus menikmati kenikmatan surgawi yang berasal dari hangatnya vagina Evelina, kepalanya mendongak keatas sementara matanya terpejam dan mulutnya terus menerus mengerang nikmat.
“sssluurrrp...ssluurrrppp....tambah enak rasanya!!” Robert menyeruput miras yang membasahi tubuh Evelina di bagian payudaranya.
Johan yang sudah setengah mabuk juga ikut melumat payudara Evelina yang satu lagi sambil menggerayangi tubuhnya. Evelina yang sudah sangat lemah itu sudah tidak kuat berteriak apalagi meronta. Penis Berni semakin ganas menyodok-nyodok vaginanya sampai terdengar bunyi kecipak dari tumbukan alat kelamin kami.
“Wuuu....hhhuuu... mandi miras!!!” seru kami melihat tubuh Evelina basah kuyup disirami miras.
Robert kegirangan melihat adegan yang makin panas itu sementara Berni tidak memperhatikan ulah temannya itu karena sedang fokus menikmati kenikmatan surgawi yang berasal dari hangatnya vagina Evelina, kepalanya mendongak keatas sementara matanya terpejam dan mulutnya terus menerus mengerang nikmat.
“sssluurrrp...ssluurrrppp....tambah enak rasanya!!” Robert menyeruput miras yang membasahi tubuh Evelina di bagian payudaranya.
Johan yang sudah setengah mabuk juga ikut melumat payudara Evelina yang satu lagi sambil menggerayangi tubuhnya. Evelina yang sudah sangat lemah itu sudah tidak kuat berteriak apalagi meronta. Penis Berni semakin ganas menyodok-nyodok vaginanya sampai terdengar bunyi kecipak dari tumbukan alat kelamin kami.
Kini Robert sudah berpindah
di belakang kepala Evelina yang saat itu dalam kondisi terbaring dan vaginanya
masih jadi obyek pelampiasan penis raksasa Berni. Ia meraih rambut Evelina
dengan tangan kanannya lalu mendekatkan wajah wanita itu ke penisnya yang
tegang.
“Isep Non!” peritahnya
“buwahahahahah…isep...isep!!!!” Johan tertawa girang menyemangati melihat aksi temannya itu.
“Iyah gitu dong....eeemmm....enak, pinter nyepong ya si Non satu ini!” Robert melenguh nikmat merasakan sapuan lidah Evelina pada penisnya.
Sementara itu Johan kembali membuka sebotol miras lagi, dan kembali menuangkannya di atas kepala Evelina, sekali lagi Evelina merasakan sensasi guyuran miras pada kulitnya.
“sluurrphhh…sluphhh….!” Johan menjilati tubuh Evelina dengan buas, gerakan lidahnya begitu liar dan seenaknya sendiri menggelitik kulit wanita itu. Mulutnya bergerak ke samping lalu menjilati dan melumat pundak Evelina lalu bergerak lagi menuju ke payudaranya lalu dicaploknya bongkahan kenyal itu dengan mulutnya dan dikulum-kulum. Sementara itu Robert sudah melepaskan jambakan pada rambut Evelina, wanita itu kini mengoral penisnya dengan sendirinya mengikuti naluri seksualnya, sedangkan Berni semakin gencar menghujankan batang penisnya didalam vagina Evelina. dan akhirnya.
“Isep Non!” peritahnya
“buwahahahahah…isep...isep!!!!” Johan tertawa girang menyemangati melihat aksi temannya itu.
“Iyah gitu dong....eeemmm....enak, pinter nyepong ya si Non satu ini!” Robert melenguh nikmat merasakan sapuan lidah Evelina pada penisnya.
Sementara itu Johan kembali membuka sebotol miras lagi, dan kembali menuangkannya di atas kepala Evelina, sekali lagi Evelina merasakan sensasi guyuran miras pada kulitnya.
“sluurrphhh…sluphhh….!” Johan menjilati tubuh Evelina dengan buas, gerakan lidahnya begitu liar dan seenaknya sendiri menggelitik kulit wanita itu. Mulutnya bergerak ke samping lalu menjilati dan melumat pundak Evelina lalu bergerak lagi menuju ke payudaranya lalu dicaploknya bongkahan kenyal itu dengan mulutnya dan dikulum-kulum. Sementara itu Robert sudah melepaskan jambakan pada rambut Evelina, wanita itu kini mengoral penisnya dengan sendirinya mengikuti naluri seksualnya, sedangkan Berni semakin gencar menghujankan batang penisnya didalam vagina Evelina. dan akhirnya.
‘crroottt..croott!’ Ia menumpahkan dan menyentakan seluruh persediaan sperma kentalnya jauh ke dalam rongga vagina Evelina menuju rahim wanita cantik itu.
“hah..haahh..hhahh…!” Berni masih terengah-engah dan mendiamkan penisnya di dalam vagina Evelina untuk beberapa saat.
Senyum kemenangan terlihat menyungging di wajahnya saat melihat kondisi Evelina yang sudah ‘porak-poranda’ kini akibat ulah penisnya dan teman-temannya.. hahahaha..! Kini lidah Johan sedang asyik-asyiknya ‘bergulat’ dengan putting kiri Evelina, sedangkan tangannya kanannya mendapat kesempatan untuk bergulat dengan puting kanan Evelina.. sepertinya tangan kanannya menguasai ‘pertandingan’, terbukti semenjak tadi jari-jarinya terus menjepit dan memelintir putting kanan lawannya sesuka hati tanpa lawannya bisa berkutik. Berni melepaskan penisnya dari jepitan hangat vagina Evelina, dia mengambil ketiga botol miras yang tersisa lalu membawanya mendekati Evelina. dia lalu membuka penutupnya.
“amoy sayang minum dulu ya, cup cup cup… acian amoyku tersayang.. hahahaha!” celoteh Berni cekikikan
Ia lalu menjejalkan botol itu ke dalam mulut Evelina dan menuangkan seluruh isinya ke dalam mulut Evelina. Berni melakukannya dengan kasar dan gemas, Evelina yang sudah sangat kepayahan tentu tak mampu menelan cairan haram itu dengan cepat, membuatnya meluber di mulutnya dan menetes keluar dari bibirnya. Berni melanjutkan dengan botol kedua setelah Evelina menghabiskan botol pertamanya. Evelina yang sudah tak berdaya pasrah dan diam saja diperlakukan seperti itu, perlakuan kami semua ini jauh lebih keji daripada perlakuanku padanya, kami benar-benar memperlakukan Evelina seperti seonggok daging tak bernyawa yang bisa diperlakukan semau kami. Kami menggunakan ‘senjata tambahan’ untuk melumpuhkannya yaitu miras yang kami bawa, ditambah lagi kami menyerang Evelina di saat Evelina belum siap, disaat perutnya kosong dan tanpa tenaga.
Pantas saja kami semua mampu
mempora-porandakan Evelina sampai seperti ini. Berni menarik botol mirasnya
setelah seluruh isinya berpindah ke dalam tubuh Evelina, ia hendak melanjutkannya
dengan botol ketiga namun Robert mendahuluinya mengambil botolnya. Robert
membuka tutupnya, lalu dangan santainya ia menuangkan isinya di wajah innocent Evelina.
Evelina gelagapan diperlakukan seperti itu, cairan haram itu memantul
kemana-mana saat jatuh mengenai permukaan wajahnya. Robert menuangkan seluruh
isi dalam botol tersebut sampai habis tak tersisa.
Dijejali 4 botol miras yang memiliki kandungan alkohol cukup tinggi membuat Evelina seperti lumpuh, kepalanya pening dan tubuhnya terasa sangat berat. Namun sepertinya rasa sakit yang mendera tubuhnya membuat efek dasyat dari minuman itu tidak bekerja sepenuhnya pada tubuh Evelina. disamping itu Evelina sudah sangat kelelahan dan hampir kehilangan kesadarannya, pikiran dan tatapannya terasa kosong.
“yo lu ga pengen nyoblos ni memek?!” Tanya Berni kebingungan
“enak aje lu, ada memek amoy gratisan gini kok nggak mau! ntar sabar! Gue mau coblos silitnya dulu aja! Hahahaha..” timpal Johan sambil menjilat bibirnya sendiri yang belepotan ludahnya sendiri karena keasyikan mengenyoti payudara seorang gadis secantik Evelina.
Dijejali 4 botol miras yang memiliki kandungan alkohol cukup tinggi membuat Evelina seperti lumpuh, kepalanya pening dan tubuhnya terasa sangat berat. Namun sepertinya rasa sakit yang mendera tubuhnya membuat efek dasyat dari minuman itu tidak bekerja sepenuhnya pada tubuh Evelina. disamping itu Evelina sudah sangat kelelahan dan hampir kehilangan kesadarannya, pikiran dan tatapannya terasa kosong.
“yo lu ga pengen nyoblos ni memek?!” Tanya Berni kebingungan
“enak aje lu, ada memek amoy gratisan gini kok nggak mau! ntar sabar! Gue mau coblos silitnya dulu aja! Hahahaha..” timpal Johan sambil menjilat bibirnya sendiri yang belepotan ludahnya sendiri karena keasyikan mengenyoti payudara seorang gadis secantik Evelina.
kini dada wanita itu basah
kuyup akibat sapuan lidah Johan, di seluruh permukaan dadanya tak hanya timbul
bekas-bekas cupangan mulut kami semua, tapi juga nampak bekas-bekas gigitan
gigi kuning Johan disetiap jengkal balon dadanya yang tadinya putih mulus. Johan
lalu membalikan tubuh Evelina dan mengangkat pinggulnya membuat Evelina dalam
posisi menungging, Ia sudah tidak mempunyai daya lagi.. tubuhnya terjatuh namun
Johan kemudian menahan pinggulnya dengan kedua tangannya. Johan berada di
belakang Evelina dan sudah memposisikan penisnya tepat berada di depan lubang
anus Evelina.
“wah sialan nih pasti si empet udah pake nih silit berkali-kali.. “ kata Johan sambil mengorek-ngorek lubang anus Evelina, sebelum akhirnya dia lalu menusukan jarinya kedalam anus gadis tsb dengan satu sentakan kuat!
“wiihhh!! Aje gile nih lobang, seret banget coy! Hiahahahhahaaa..!!” seru Johan sambil mengorek-ngorek anus Evelina dan mengeluar-masukan jarinya didalam sana tanpa rasa jijik sedikitpun, ia malah sangat bangga dan menikmatinya bisa melakukan hal itu pada anus seorang wanita yang sangat cantik seperti Evelina yang dianggapnya sebagai bidadari turun dari langit. Ia berusaha merenggangkan lubang sempit itu dengan jarinya.
“wah sialan nih pasti si empet udah pake nih silit berkali-kali.. “ kata Johan sambil mengorek-ngorek lubang anus Evelina, sebelum akhirnya dia lalu menusukan jarinya kedalam anus gadis tsb dengan satu sentakan kuat!
“wiihhh!! Aje gile nih lobang, seret banget coy! Hiahahahhahaaa..!!” seru Johan sambil mengorek-ngorek anus Evelina dan mengeluar-masukan jarinya didalam sana tanpa rasa jijik sedikitpun, ia malah sangat bangga dan menikmatinya bisa melakukan hal itu pada anus seorang wanita yang sangat cantik seperti Evelina yang dianggapnya sebagai bidadari turun dari langit. Ia berusaha merenggangkan lubang sempit itu dengan jarinya.
Evelina sempat merasa
bergidik jika mengingat ‘kenangan pahitnya’ kemarin saat Aku menembus lubang
anusnya berkali-kali sampai ia tak sanggup berdiri lagi, ia ketakutan dan
panik... namun dengan kondisinya kini yang sudah tak memungkinkan bahkan hanya
untuk sekedar berteriak saja ia lalu hanya bisa pasrah, ia tak tau harus
bagaimana dan memikirkan apa.. dalam hatinya ia ingin segera mati saja dan
mengakhiri semua penderitaannya yang masih akan terus berlangsung entah sampai kapan.
Johan mengeluarkan jarinya dari anus Evelina, dia memegangi penisnya sendiri
lalu menuntunnya ke arah lubang anus Evelina. dengan bantuan tangannya Johan
mulai melesakan penisnya masuk ke dalam anus Evelina, anus itu bahkan masih
terasa sempit bagi penis Johan meskipun kemarin sudah berkali-kali Aku
menjejalinya dengan penisnya yang tak kalah besar dari milik Johan, ataupun
kedua rekannya.
“heengghhhhf…!!” “ayo masuk!” seru Johan sambil sekuat tenaga berusaha mendorongkan penisnya masuk ke dalam anus Evelina dengan paksa, ia menyentak-nyentakan penisnya dengan brutal dan tanpa ampun.
Usahanya tak sia-sia, penis hitam itu akhirnya berhasil masuk ke dalam juga, ia begitu menikmati kehangatan jepitan anus Evelina yang membelai urat batang penisnya. Johan sampai merem-melek saat menikmati kelembutan kulit dalam anus Evelina yang terasa begitu lengket.
“Gimana rasanya han ? Ahh jadi pengen gue! buruan tuntasin han gua juga mau!” seru Robert dengan sangat antusias
Johan hanya menjawabnya dengan menoleh ke arah Robert dan Berni yang menatap iri padanya sambil mengacungkan jempolnya kepada kami.
“muantep bro ! desis Johan kegirangan
Johan dapat dengan jelas merasakan tubuh wanita yang hendak ia pompa bergetar, getaran itu hanya pelan tapi Johan dapat merasakannya dengan jelas. Johan menyeringai, dia memundurkan penisnya lalu mendorongnya pelan.
“aaaaghhhh….” terlihat Johan begitu menikmatinya
Dia terus melakukannya dengan itensitas gerakan yang semakin lama semakin cepat layaknya seorang yang sedang melakukan penetrasi pada umumnya. Johan memajumundurkan pinggulnya dengan gencar, membuat tubuh wanita yang sedang digagahinya terpental-pental layaknya seonggok daging yang tak bernyawa. Wanita itu hanya bisa mengerang pelan menahan rasa perih dalam anusnya, mulutnya meringis menggambarkan sakit yang ia rasakan pada anusnya. Robert tidak diam saja, penisnya kini sudah kembali mengacung tegak dan siap digunakan untuk menggempur lubang-lubang wanita cantik itu lagi. ia berdiri dengan lutut tertekuk didepan wajah wanita itu lalu tanpa basa-basi lagi ia kemudian menjejalkan penisnya ke dalam mulut wanita cantik itu. tangannya memegangi kepala wanita cantik yang sudah tak berdaya itu dan segera mulai memompakan penisnya di dalam sana.
Meskipun penis itu
jelas-jelas tidak muat masuk seutuhnya dimulut mungil wanita cantik itu, Robert
tetap terus memaksakannya agar masuk seutuhnya sambil terus memompanya. Saking
lemahnya tubuh Evelina sampai-sampai bau dari selangkangan pria tua itu tak
begitu terasa di sela-sela lubang hidungnya lagi, lagi pula bau dari minuman
keras murahan yang para pemerkosanya bawalah yang mendominasi bau diruangan itu
saat ini. itu lebih baik daripada harus mencium bau keringat ketiga pejantan
kampung itu. Johan dan Robert sama-sama mendongakan kepala kami untuk menikmati
dan meresapi kenikmatan yang membuncah di selangkangan kami yang kemudian
mengalir ke sekujur tubuh hingga ke ubun-ubun. Kedua payudara wanita itupun
seolah tak bisa dibiarkan begitu saja, Robert meraihnya dan memainkan bongkahan
daging kenyal itu dalam genggamannya.
Tak mau ketinggalan, Berni
mengambil botol miras sambil cekikikan. Ternyata ia akan memasukan botol itu
dalam kemaluan gadis cantik itu dan tanpa basa basi lagi ia segera mendorong botol
itu menyeruak masuk kedalam liang senggama gadis tsb. Dia mendorongnya dengan
cukup kuat hingga botol masuk itu masuk setengahnya dan ia sengaja melakukan
itu karna tak ingin ‘melubangi’ vagina Evelina secara berlebihan dan membuatnya
menjadi lebih lebar lagi.
Dia mulai mengeluarkan masukan
botol itu di dalam kemaluan gadis itu dengan cepat. sperma Robert dan spermanya
sendiri yang masih tertinggal di kemaluan gadis itu memudahkannya mengeluar masukan
botol itu dalam kemaluannya. cukup lama kami mengerjai tubuh Evelina dalam
posisi itu, mungkin hampir 20menitan. Dan Evelina masih sanggup bertahan dan
membuka matanya selama itu. meskipun Evelina tak merasakan kenikmatan apapun
dari posisi itu tapi tubuhnyalah yang bereaksi, vaginanya meresponnya dengan
memproduksi cairan cinta dalam jumlah yang cukup banyak dan segera siap untuk
diluncurkan. Robert sepertinya sudah tak tahan lagi menahan spermanya yang
sudah berbaris rapi disekujur batang penis nya hingga ke ujungnya dan seolah
memohon untuk segera ditembakan.
Robert masih mengoyangkan penisnya
hingga beberapa saat di dalam mulut Evelina sesaat setelah ia memuntahkan
sperma kentalnya di dalam sana. Cukup banyak.. Robert lalu menarik penisnya
keluar setelah penis itu mengecil dan kembali kebentuk semulanya dan dirasanya
sudah cukup bersih, karena ia menggunakan air ludah dan dinding mulut Evelina
untuk membersihkan penisnya dari sisa-sisa spermanya sendiri yang menempel pada
batang penisnya. tubuh gadis tsb masih menggigil entah karena kelaparan atau
kenikmatan atau mungkin keduanya. Getarannya tubuhnya semakin cepat, terutama
di bagian pinggulnya.. nampaknya ia akan segera mencapai orgasmenya yang
keempat! Johan semakin gencar menyentakan penisnya ke dalam liang anus Evelina.
Tiba-tiba..“sssrrtttttttt…!” cairan cinta Evelina menyembur dengan derasnya, Berni yang menyadari hal itu langsung mendiamkan botol itu berada di dalam vagina Evelina sehingga hampir seluruh cairan cinta Evelina yang menyembur masuk ke dalam botol miras itu. jumlahnya cukup banyak.. sekitar setengah senti memenuhi botol bagian bawahnya. Ia lalu menariknya keluar saat orgasme gadis tsb juga sudah berhenti.
“hueheheheeehee..! liat nih yang gua dapet!” kata Berni sambil menatap nanar pada botol itu.
“huaahahahaha..!! brengsek lu man, kreatip juga lu yee.. wah pasti mantep tuh peju, bergizi tinggi man! Hahahahaa..” timpal Johan
“sini Ber gua juga mau coba. Ucap Robert
“enak aja lu bert, kalo mau, peres ndiri dong! Usaha makannya!.. pengen..? Berni menggoda Robert yang juga berminat mencicipi cairan cinta dari seorang bidadari yang memang memiliki cita rasa tinggi itu.
Berni lalu memasukan ujung botol itu kedalam mulutnya dan mengalirkan isinya kedalam mulutnya, ia menuangkan seluruhnya sampai habis.. sebagian ditelan hingga tersisa di dalam mulutnya sebagian. Ia menggunakannya untuk berkumur sebentar sambil memandang Robert dan menggodanya karena memang Robert lah satu-satunya pemerkosa Evelina yang belum pernah mencicipi cairan cinta Evelina yang sangat gurih itu, sebelum akhirnya ia menelan seluruhnya ke dalam perutnya.
“nyam nyam nyam nyamm.. enyakkkk….hehehe..” celoteh Berni sambil cengengesan.
Tiba-tiba..“sssrrtttttttt…!” cairan cinta Evelina menyembur dengan derasnya, Berni yang menyadari hal itu langsung mendiamkan botol itu berada di dalam vagina Evelina sehingga hampir seluruh cairan cinta Evelina yang menyembur masuk ke dalam botol miras itu. jumlahnya cukup banyak.. sekitar setengah senti memenuhi botol bagian bawahnya. Ia lalu menariknya keluar saat orgasme gadis tsb juga sudah berhenti.
“hueheheheeehee..! liat nih yang gua dapet!” kata Berni sambil menatap nanar pada botol itu.
“huaahahahaha..!! brengsek lu man, kreatip juga lu yee.. wah pasti mantep tuh peju, bergizi tinggi man! Hahahahaa..” timpal Johan
“sini Ber gua juga mau coba. Ucap Robert
“enak aja lu bert, kalo mau, peres ndiri dong! Usaha makannya!.. pengen..? Berni menggoda Robert yang juga berminat mencicipi cairan cinta dari seorang bidadari yang memang memiliki cita rasa tinggi itu.
Berni lalu memasukan ujung botol itu kedalam mulutnya dan mengalirkan isinya kedalam mulutnya, ia menuangkan seluruhnya sampai habis.. sebagian ditelan hingga tersisa di dalam mulutnya sebagian. Ia menggunakannya untuk berkumur sebentar sambil memandang Robert dan menggodanya karena memang Robert lah satu-satunya pemerkosa Evelina yang belum pernah mencicipi cairan cinta Evelina yang sangat gurih itu, sebelum akhirnya ia menelan seluruhnya ke dalam perutnya.
“nyam nyam nyam nyamm.. enyakkkk….hehehe..” celoteh Berni sambil cengengesan.
Dalam hatinya ia begitu
kagum dengan tubuh wanita muda itu, karna vaginanya bisa memproduksi cairan
cinta yang selezat ini, berbeda dengan cairan cinta istrinya atau pelacur-pelacur
murahan yang pernah ia cicipi sebelumnya. Tubuhnya benar-benar bisa memanjakan
setiap pria yang meniduri dan mereguk kenikmatan darinya. Sejenak dia
membayangkan jika ia bisa membawa pulang wanita cantik yang secantik bidadari
itu bersamanya dan menjadikannya gundiknya. Pasti menyenangkan sekali..
hhmmmmmm..
setengah jam sudah berlalu
semenjak Johan membenamkan penisnya di dalam anus Evelina, akhirnya ia menyerah
juga pada kenikmatan yang terus menderu penisnya dan menyemburkan sperma
kentalnya didalam sana, banyak sekali cairan kental itu terbenam di dalam
lubang pembuangan Evelina. jumlah sperma yang Johan semburkan berbanding lurus
dengan kenikmatan yang ia dapatkan, sangat banyak! Johan menggeram nikmat saat
mencabut penisnya dari dalam anus Evelina.
Tiba-tiba tubuh gadiscantik
itu ambruk begitu saja karna Johan sudah tak memeganginya lagi. kami semua
kaget saat melihat mata Evelina tak sanggup lagi terbuka. kami berusaha
membangunkannya namun gadis itu tetap saja masih belum membukakan kelopak matanya.
Robert memeriksa desiran nafas Evelina yang masih terasa dari kedua lubang
hidungnya itu artinya ia masih hidup
jadi mungkin hanya pingsan saja.
“tenang.. dia masih hidup kok, ni buktinya masih ada nafasnya hehehe..dia cuma pingsan” kata Robert menjelaskan
“huehehehe.. masih idup toh..ya baguslah.. berarti lubangnya juga masih bisa kita pake kan. hahahaha…! seru Berni lega sambil menyeringai mesum.
“weleh..weleh..welehh.. udah K.O toh amoy kita ini, kirain mampus ! Jiahahahahah !! Johan ikut menimpali.
“tenang.. dia masih hidup kok, ni buktinya masih ada nafasnya hehehe..dia cuma pingsan” kata Robert menjelaskan
“huehehehe.. masih idup toh..ya baguslah.. berarti lubangnya juga masih bisa kita pake kan. hahahaha…! seru Berni lega sambil menyeringai mesum.
“weleh..weleh..welehh.. udah K.O toh amoy kita ini, kirain mampus ! Jiahahahahah !! Johan ikut menimpali.
“yaudah ayok lanjut lagi,
kita garap amoy ini sampai pagi! Buahahahahaha!”
Begitulah, kami seolah tak
peduli lagi dengan Evelina yang sudah tak sadarkan diri, bagi kami asalkan
lubang-lubang kenikmatan ditubuh Evelina masih ada dan masih bisa dinikmati,
itu lebih baik daripada tidak ada sama sekali meskipun itu artinya harus
menyetubuhi tubuh Evelina dalam kondisi pingsan. Sepanjang malam kami semua
terus membolak-balik tubuh Evelina dan menjejalkan penis-penis besar kami
kedalam seluruh lubang di tubuhnya. vagina, anus serta bibirnya menjadi obyek
pemerasan sperma bagi ketiga penis besar itu sampai persediaan sperma di
kantong kemaluan kami habis tak tersisa.
Tanpa obat kuat kami semua terus
memainkan tubuh Evelina dengan penis kami masing-masing semalaman. Bagi orang
kasar dan berkarakter keras seperti kami, bisa mengerjai tubuh molek bidadari
sesuka hati seperti sekarang ini adalah impian yang kami selalu idam-idamkan
dan sekarang kami mendapat kesempatan itu kami akan memanfaatkannya sebaik
mungkin. Rasa gemas yang semakin menggebu melihat tubuh bidadari tergolek tak
berdaya bisa dimainkan semau kami kapanpun kami mau dan rasa nikmat pada penis kami
yang kami dapatkan dari tubuh bidadari itu justru menjadi tenaga dan
semangat tersendiri bagi kami untuk terus mengerjai tubuh wanita cantik itu
lagi, lagi dan lagi! terus sampai penis kami loyo tak bisa berdiri lagi! Kami semua akhirnya terlelap juga bersama
bidadari cantik itu setelah semalaman beramai-ramai memperkosanya dan senyum
kepuasan menyungging di wajah kami semua sambil memejamkan mata.
Keesokan harinya kami segera
mengatur rencana untuk bertemu dengan ayahnya dan menerima sejumlah uang yang
disimpan dalam sebuah tas berukuran besar.
“loh mana putri saya pak ?
tanya ayahnya
“tenang saja pak!! putri
bapak masih ada didalam mobil setelah masalahnya selesai maka akan kami
bebaskan. Ujar Robert
“Ingat pak. ini rahasia kita
jadi jangan sampai tersebar ceritanya karena putri bapak nanti bakal mendekam
lama dipenjara ! ujar Robert
“lalu dimana putri saya
sekarang ? ujarnya
“anak bapak ada didalam
mobilnya yang terparkir di basement gedung ini. silahkan bapak temui saja
disana. Ujarku
Setelah itu kami pun segera
menghubungi berni yang menunggu didalam mobil gadis itu dan segera meninggalkan
tempat itu secepatnya. Kami pun segera pulang ke desa sambil membawa sejumlah
besar uang tsb dan menggunakanya untuk bersenang senang.
Komentar
Posting Komentar