Bu Linda adalah nama ibu
kostku, dia seorang janda beranak 2 namun semua anaknya sudah kawin dan tidak
tinggal serumah lagi dengannya. Untuk ukuran wanita setengah baya, tubuh Bu
Linda masih terbilang bagus, Tubuhnya begitu montok dengan pantatnya yang semok
dan buah dadanya yang besar. Rambutnya yang hitam panjang selalu di jepitnya di
belakang kepalanya. Orangnya sangat tenang dan ramah. Kalau sedang dirumah
wanita itu paling sering memakai daster sehingga bentuk tubuhnya menggodaku
agar terus melihatnya. Buah dadanya yang besar itu juga sering ku lihat
terkadang tanpa di tutupi BH sehingga nampak menggantung bergoyang-goyang saat
badannya menunduk membersihka tanamannya.
Ada satu hari ketika itu aku
kerja masuk siang jadi agak santai. Setelah aku membeli koran dan kembali ke
kamar untuk membacanya, pintu kamar ku biarkan saja terbuka. Beberapa saat
kemudian ku lihat ibu kost berjalan ke arah kamar mandi sambil membawa handuk,
rupanya dia mau mandi. Koq belum berangkat Rud,tanyanya kepadaku. Iya bu, hari
ini masuk siang,jawabku. Wah enak dong bisa santai..kata Bu Linda lagi sambil
tersenyum dan meneruskan langkahnya menuju kamar mandi. Dari kamar mandi aku
mendengar Bu Linda bersenandung kecil dengan suara bunyi air.
Saat itu pikiranku langsung
ngeres dengan membayangkan tubuh Bu Linda yang telanjang dan itu membuat
kemaluanku mengeras. Lalu timbul keinginanku untuk mengintipnya. Sesegera
mungkin kututup pintu kamarku dan dengan sangat berhati-hati aku mencari celah
sambungan papan antara kamarku dengan kamar mandi. Ternyata ada sedikit lubang
tipis yang karena catnya sudah hancur, celah itu tepat agak dibawah dekat bak
mandi. Dengan hati senang, aku intip Bu Linda, tampak dia telanjang bulat,
badannya masih bahenol untuk ukuran usianya. Payudaranya sudah agak turun tapi
besar dan menantang, sedangkan kemaluannya ditutupi bulu cukup lebat.
Aku melihat dia menyabuni
dua gunungnya agak lama, lalu dia permainkan putingnya dengan jari-jari tangan
kanannya, sedangkan tangan yang satu lagi menyabuni kemaluannya, jari tengahnya
sesekali dia masukan sedangkan matanya tampak terpenjam mungkin sedang
menikmati. gerakannya itu kulihat seperti orang bersetubuh. Setelah itu Bu
Linda menghentikan kegiatannya lalu berjongkok tepat menghadapku untuk mencuci
BH dan celana dalamnya sehingga dapat kulihat kemaluannya dengan jelas. Hal itu
membuat penisku langsung berdiri tegap, lalu kumainkan dengan tangaku tak
kuperdulikan lagi kemungkinan seandainya Bu Linda mengetahui apa yang aku
lakukan. Semakn lama nafsu ku semakin tidak terkendali, kepalaku sudah tidak
bisa berfikir jernih lagi, yang ada di kepalaku sekarang adalah bagaimana
caranya bisa menikmati tubuh Bu Linda. Pada akhirnya Bu Linda pun selesai
mandi, setelah mengelap tubuhnya dengan handuk, dililitkannya handuk itu
menutupi tubuhnya, sedangkan pakaiannya dimasukan ke dalam ember yang ada di
dalam kamar mandi. Aku pun langsung bersiap-siap dengan rencanaku. Ketika Bu
Linda melewati kamarku cepat ku buka pintu kamarku dan tanpa berkata-kata lagi
kupeluk butuh Bu Linda dari belakang sambil menarik handuk yang di pakai Bu
Linda hingga akhirnya telanjang, tanganku langsung meremas buah dadanya. Aww,
aduhh.. apa-apaan ini..Bu Linda terkejut.
“Aduhh Rud, jangan Rudi Bu
Linda mencoba menghindar. Aku tetap tidak perduli lagi, tangan kananku malah ku
arahkan ke kemaluannya, ku masuk dan keluarkan lalu ku colok dengan jariku
masuk ke dalamnya sambil ku ciumi lehernya dari belakang. Tubuh Bu Linda
mencoba berontak agar lepas tapi aku tidak memberikan kesempatan dengan semakin
mempererat pelukanku.
“Aduhh.. Rud ingat Rud.. ibu
sudah tua Rud. Lepasin ibu Rud,kata Bu Linda memohon. Gak bu, ibu masih seksi
koq, buktinya saya nafsu sama ibu.. Udah deh mendingan ibu nikmati aja lagian
kan ibu sudah lama tidak beginian,kataku sambil memaksa. Tapi ibu malu rud,
nanti kalau ada orang yang tahu gimana..?tanya Bu Linda. Ya makanya, mending
ibu nikmati saja, kalau begitu kan tidak ada yang bakal tahu,balasku.
Akhirnya Bu Linda pun
terdiam, tubuhnya tidak berusaha memberontak lagi aku pun semakin leluasa
menjelajahi semua bagian tubuh Bu Linda, kadang ku elus-eluskan terkadang ku
remas-remas seperti pada pantatnya yang besar dan montok itu. Menyadari sudah
tidak ada penolakan dari Bu Linda, aku semakin bersemangat. Akhhh.. ssshhh,
aaahhh, geli Rud,Bu Linda mendesah pelan pertanda nafsu seksnya sudah bangkit.
Ku putar tubuhku menghadap Bu Linda, sambil tetap ku peluk, ku ciumi bibirnya
dan lidahku kumasukan ke dalam mulutnya.
Bu Linda ternyata mulai
mengimbangiku, dia balas ciuman ku dengan ketat, aku dan Bu Linda bergantian
saling menghisap bibir dan lidah. Sambil begitu ku tuntun tangan Bu Linda ke
kemaluanku dan ku selipkan tangannya ke dalam celana pendek yang ku pakai.
Tanpa ku minta Bu Linda menarik ke bawah celanaku hingga kemaluan ku bebas
mengacung. Digenggamnya penisku, dengan jempolnya ke kepala penisku
dielus-elusnya kemudian dikocoknya. Buah zakarku pun tidak luput di jamahnya
dengan meremasnya pelan, sesekali jarinya terasa menelusuri belahan pantatku
melewati anus, sensasi seks yang kurasakan benar-benar lain. Sementara itu,
leher Bu Linda ku ciumi lalu turun ke bagian dadanya. Buah dadanya yang besar
itu kuciumi, kuremas-remas, kusedot-sedot dan ku jilati sepuasnya sedangkan
pada putingnya selain ku jilat, aku hisapi seperti bayi yang sedang menetek pada
ibunya, ternyata membuat Bu Linda semakin hot. Tangannya mengacak-acak rambutku
dan terkadang menekan kepalaku ke payudaranya. Aduhhh… ahhh… shhh.. terus
Rud, ahhhh.
Dengan posisi tubuh Bu Linda
yang tetap berdiri, aku menurunkan badanku, kuarahkan mulutku ke
selangkangannya, Bu Linda ternyata tau apa yang akan kulakukan, di bukanya
kedua kakinya lebar sehingga sedikit mengangkang yang membuatku lebih leluasa
menciumi kemaluannya. Aku mainkan lidahku di bibir kemaluan Bu Linda, itilnya
aku jepit dengan bibirku sebelum kuhisap-hisap. Tidak ketinggalan jariku pun ku
colokan masuk ke dalam kemaluan Bu Linda. Apa yang ku lakukan itu membuat Bu
Linda semakin horny dengan mulutnya yang tak berhenti berdesah-desah.
“Ahhh Awww.. yahhh shh terus
Rud !! Begitu nafsunya aku dan Bu Linda bercinta, hingga aku dan Bu Linda sudah
tidak perduli lagi kalau waktu itu kami bermain di udara terbuka di belakang
rumah Bu Linda. Tapi akhirnya kekhawatiranku muncul juga. Ku hentikan sejenak
aktifitasku. Bu sebentar yah, aku mau mengunci pintu dulu, takut ada yang
datang,kataku sambil beranjak. Ohh iya. untung kamu ingat, tapi cepat ya Rud,
ibu sudah ngak tahan neh,jawabnya nakal. Aku pun tersenyum, sambil berlalu
kuremas dulu dada Bu Linda. Bisa dibilang jarak ke pintu hanya beberapa meter
saja, berhubung aku dan Bu Linda sedang dinaungi rasa nikmat hingga tidak mau
kehilangan waktu sedetik pun. Setelah menuntup pintu aku kembali, penisnya
terayun-ayun waktu berjalan karena celana dalam ku terlepas meskipun aku masih
memakai baju. Kalau pagar depan dikunci ngak Bu? tanyaku ketika sudah dekat Bu
Linda. Dikunci koq, dari pagi Ibu belum membukanya,jawab Bu Linda sambil
merangkul tubuhku ke pelukannya. Rud kita pindah ke kamar yuk,kata Bu Linda.
“Disini aja ya Bu, cari
suasana lain, pasti Ibu belum pernah ngentot di sini kan sama bapak dulu.
“Ah,, kamu ini ada-ada aja,jawab
Bu Linda sambil membuka bajuku.
Aku dan Bu Linda kembali
berpelukan di atas kursi yang ku tarik dari kamar depanku, tubuh Bu Linda ku
pangku di atas pahaku, Bu Linda semakin aktif menciumi ku, pentilku pun di
hisap dan di jilatinya sedangkan tanganku mulai aktif mencari kemaluannya yang
semakin basah. Bu Linda kemudian berdiri lalu jongkok di hadapanku, di langsung
memasukan mulutnya ke penisku, di hisap-hisapkannya dengan menggerakan
kepalanya maju mundur, kemudian kedua telur kecil ku juga di hisapnya. Gerakan
lidah Bu Linda benar-benar membuatku mabuk kepayang. Ahh, enak Bu..,erangku
penuh nafsu. Tanganku juga ku arahkan ke buah dadanya yang menggantung
bergoyang-goyang, sesekali ku remas rambutnya dan ku tekan kepalanya agar
semakin dalam mulutnya menghisap penisku. Bu Linda lalu menghentikan hisapannya
pada penisku. Rud, ayok penismu masukin sekarang, kemaluan Ibu sudah pengen
banget dimasukin penismu itu,pintanya sambil membaringkan tubuhnya di atas
tikar dengan kedua kakinya dilebarkan. Tanpa basa-basi lagi, aku menyusul Bu
Linda dan ku kangkangi tubuhnya dari atas, Bu Linda meraih penisku lalu di arahkannya
ke lubang kemaluannya. Setelah pas lalu ku tekan pelan-pelan hingga penisku
masuk semuanya dalam kemaluan Bu Linda, ku tarik dan ku masukan lagi dengan
gerakan semakin cepat. Mulut Bu Linda terus berdesah menahan nikmat. Tubuh Bu
Linda terhentak karena dorongan tubuhku, buah dadanya yang bergerak-gerak indah
ku remas penuh nafsu, sambil terus bergerak aku dan Bu Linda berpelukan erat,
mulutku dan mulutnya saling hisap.
Bu Linda lalu memintaku
berganti posisi di atas, aku pun berbaring dan Bu Linda duduk di atas
selangkanganku setelah penisku di masukannya ke dalam kemaluannya. Bu Linda
bergoyang-goyangkan pantatnya, terasa seperti kemaluannya membelit penisku.
Dari bawah buah dada Bu Linda tampak lebih indah menggantung bergoyang-goyang.
Aku dan Bu Linda kembali ke posisi semula, gerakan aku dan Bu Linda semakin
liar saja. Tusukan penisku semakin cepat dan diimbangi dengan gerakan pantat Bu
Linda yang kadang bergoyang ke kira dan ke kanan, kadang juga ke atas dan ke
bawah semakin panasnya permainan seks yang aku lakukan dengan Bu Linda.
Hingga akhirnya ku rasakan
cairan spermaku segera keluar. Bu aku mau keluar,,,desahku. Ibu juga mau keluar
Rud,erangnya. Aku dan Bu Linda saling berpelukan dengan ketat, bibirku dan
bibir Bu Linda saling hisap dengan erat dan spermaku pun menyemprot di dalam kemaluan
Bu Linda. Beberapa saat aku dan Bu Linda saling diam menikmati sisa-sisa
kenikmatan. Sambil berbaring di atas tikar di bawah pohon rambutan yang rindang
dengan tubuh sama-sama telanjang aku dan Bu Linda melepas lelah sambil ngobrol
dan bercanda. Tanganku mempermainkan buah dada Bu Linda, entah kenapa aku suka
sekali dengan buah dada Bu Linda itu. Aku dan Bu Linda lalu pergi membersihkan
badan di kamar mandi, saling gosok dan sambil meremas hingga gairah ku dan
gairah Bu Linda kembali bangkit, aku dan Bu Linda kembali bersetubuh di kamar
mandi sampai puas. Wanita seusia Bu Linda memang sangat berpengalaman dalam
memuaskan pasangannya, mereka tidak egois dalam menyalurkan gairah seksnya,
bahkan yang kurasakan Bu Linda cenderung memanjakanku agar dapat kenikmatan
yang setinggi-tingginya. Maka karena itulah aku pun merasa di tuntut untuk bisa
mengimbanginya. Gairahku kepada Bu Linda entah kenapa selalu menyala, maunya
setiap hari aku bisa menggaulinya, dan ternyata Bu Linda pun demikian.
Hal ini ku dengar sendiri
ketika aku mengajaknya untuk bersetubuh padahal ketika itu teman kostku sedang
ada di kamarnya. Saat Bu Linda sedang mencuci piring ku dekap dia dari
belakang, tapi dengan halus Bu Linda menolaknya. Jangan sekarang Rud, nanti
temanmu tahu,kata Bu Linda.
“Tapi Bu, aku sudah ngak
tahan..sanggahku.
“Ibu juga sama, malahan ibu
pengennya setiap hari begituan sama kamu.
Akhirnya aku mengalah dan
kembali ke kamarku dengan kepala penuh hasrat yang tidak terlampiaskan. Sudah
lebih dari 4 hari hasratku tidak tersalurkan, aku dan Bu Linda hanya bisa
saling bertukar kode tanpa bisa berbuat lebih, hingga pada suatu sore, mendadak
temanku mau pulang ke kampungnya setelah dapat telepon ibunya sakit. Setelah
temanku pergi ku kunci pintu lalu segera aku mencari Bu Linda. Di dalam rumah
tampak Bu Linda baru keluar dari kamarnya. Bu Linda ketika itu memakai baju yang
cukup rapi.
“Mau ke mana Bu? tanyaku
mendekatinya.
Ibu mau pergi ke rumah teman
dulu Rud. jawab Bu Linda.
“Bu, ayok dong, sudah lama
nih..,bujuku.
“Nanti aja ya Rud, Ibu cuma
sebentar saja koq.
“Ayo lah Bu sebentar saja..,paksaku
sambil ku peluk Bu Linda.
Tanganku segera aja menjalar
ke balik baju Bu Linda yang gombrong. Buah dada Bu Linda yang besar selama
beberapa hari ini ku rindukan, jadi mainanku. Dasar kamu nakal banget,, tapi
sebentar saja ya,ucap Bu Linda sambil pasrah. Ternyata Bu Linda sudah panas,
ciuman bibirku segera di balasnya dengan begelora.
Meskipun saat ini Bu Linda
memakai baju agak tertutup hal ini tidak menghalangi aku dan Bu Linda untuk
saling berbagi kenikmatan malahan aku merasa ada nuansa yang lain kian membuat
gairah bercintaku menjadi-jadi.
Ahh, kamu ini ada-ada saja.Sambil
terus berciuman Bu Linda melepas BHnya, lalu bajunya ku angkat ke atas dan ku
sorongkan wajahku menjamah buah dadanya. Ku ciumi dan ku jilati sepuas-puasnya.
Bu Linda merengek kecil sambil tangannya mengerumasi rambutku. Ahh,, shhhh,,,
ahhh..suara Bu Linda pelan. Tangan Bu Linda menarik celanaku hingga penisku
yang sudah keras itu mengacung bebas, lalu di permainkannya penisku dengan
meremas-remasnya. Kain bawahan yang di pakai Bu Linda ku angkat dan ku
gulungkan di pinggangnya, lalu pantatnya ku remas-remas ku tarik celana
dalamnya.
“Rud, ayo cepat masukin !! pinta
Bu Linda.
“Iya Bu, disini aja ya bu,jawabku
sambil membimbing tubuh .
Dia ke kursi panjang yang
ada di ruang tamu. Tapi nanti kalau ada orang gimana Rud?tanya Bu Linda
khawatir. Tenang saja bu, kan kita ngak telanjang.Rud, Ibu di atas yah,Bu Linda
meminta posisi di atas. Aku pun mengiyakan kemauan Bu Linda, ku dudukan tubuhku
di atas kursi panjang dengan posisi agak berbaring, selanjutnya Bu Linda
menempatkan tubuhnya di atasku, dengan kedua kaki melipat sejajar dengan
pahaku, lalu Bu Linda menurunkan tubuhnya dan mengarahkan kemaluannya ke
penisku. Penisku di pegangnya agar pas dengan lubang kemaluannya.
Setelah itu Bu Linda menekan
tubuhnya hingga penisku masuk ke dalam kemaluannya sampai dasar lalu di putar-putar
dengan gerakan semakin cepat. Buah dada Bu Linda yang besar bergoyang keras
mengikuti gerakan tubuh Bu Linda yang semakin liar itu segera ku sosor dengan
mulutku, ku ciumi dan ku hisapi hingga meninggalkan tanda merah, sementara
tanganku meremas-meremas pantatnya. Biarpun ia tidak melepaskan pakaiannya
namun persetubuhan aku dan Bu Linda tetap dahsyat malah semakin membuatku
bernafsu. Ku imbangi gerakan Bu Linda dengan menghentakan pantatku ke atas
apabila Bu Linda menekan ke bawah hingga aku merasakan penisku seperti
menghujam ke dalam kemaluan Bu Linda, hal itu membuatnya semakin terhempas
dalam kenikmatan. Akhhh.. akhhh.. mmhhh…mulut Bu Linda tidak berhenti
mendesah.
“Ayo Rud, terus masukan
lebih dalam lagi..katanya di sela-sela desahan. Setelah beberapa saat aku dan
Bu Linda saling menggenjot dengan posisi Bu Linda tetap di atas, kurasakan
spermaku mau keluar. Bu, aku mau keluar..erangku. Ibu juga Rud, mau keluar..
akhhh..balas Bu Linda. Gerakan tubuhku dan tubuh Bu Linda sudah tidak beraturan
lagi, aku dan Bu Linda semakin liar menjelang klimaks.
Tubuhku dan tubuh Bu Linda
saling berpelukan erat, bibir ku dan bibir Bu Linda saling hisap, hingga
akhirnya tubuhku dan tubuh Bu Linda sama-sama mengejang, spermaku pun tumpah di
dalam kemaluan Bu Linda. Aku dan Bu Linda bersama-sama menikmati puncak
permainan seks yang bergelora walaupun tidak begitu lama. Aku dan Bu Linda
sama-sama terdiam dengan masih berpelukan menikmati sisa-sisa gairah. Setelah
keadaan dirasa normal Bu Linda mengangkat tubuhnya lalu berdiri, baru tampak
olehku kalau pakaian dan kerudung yang dipakai Bu Linda begitu acak-acakan
akibat pertemuparan tadi. Sudah ya Rud, Ibu mau berangkat,kata Bu Linda sambil
beranjak menuju kamar mandi. Aku lalu mengikutinya dan sama-sama masuk kamar
mandi untuk membersihkan cairan sisa pertempuran. Sambil saling bercanda aku
dan Bu Linda saling tuduh. Gara-gara ini nih Ibu jadi terlambat,,kata Bu Linda
sambil meremas pelan penisku yang mulai layu. Aku hanya tersenyum mendengar
gurauan Bu Linda. Setelah dirasa bersih aku dan Bu Linda keluar dari kamar
mandi, aku masuk ke dalam kamarku sedangkan Bu Linda berjalan ke dalam rumah.
Ku ganti kaos dan celanaku lalu aku duduk di depan kemarku sambil merokok dan
baca koran.
Dari dalam terlihat Bu Linda
berjalan ke arahku dia sekarang sudah rapi kembali. Rud, ibu berangkat ngaji
dulu yah..kalau mau istirahat jangan lupa pintu depan kunci dulu,kata Bu Linda.
Iya bu,jawabku sambil berdiri dan berjalan mengikuti Bu Linda, iseng dari
belakang ku remas pantat Bu Linda yang bergoyang-goyang. Bu Linda hanya berkata
manja. Rud, akhh nakal kamu, belum puas ya..?Ngak tahu nih bu, kalau ngelihat
Ibu bawaannya jadi nafsu saja,Setelah menutup pintu aku kembali ke kamar untuk
tidur. Malamnya aku dan Bu Linda nonton TV berdua di rumahnya, kami hanya
ngobrol dan bercanda saja, tak enak juga mengajak Bu Linda bersetubuh lagi
kasih sepertinya dia kecapean.
Ketika aku mau kembali ke
kamar telepon Bu Linda berbunyi yang ternyata dari cucunya Bu Linda yang
mengatakan bahwa besok siang mau berkunjung. Wah alamat gairahku bisa tidak
tersalurkan lagi nih, kataku dalam hati. Jam setengah tujuh pagi aku bangun dan
langsung bergegas ke kamar mandi, saat berjalan ke kamar mandi ku lihat Bu
Linda sedang berada di dapur dengan hanya memakai daster tipis dan langsung
membuat gairahku naik. Ketika mandi pikiranku tertuju terus ke Bu Linda, dan
acara mandi pagi pun ku percepat. Pikirku kalau sekarang ngak bisa menikmati tubuh
Bu Linda bisa gigit jari, soalnya cucu Bu Linda datang bisa berhari-hari mereka
akan tinggal. Aku segera mengganti kaos, sedangkan celana pendek tetap ku pakai
biar praktis.
Aku lalu mengendap-ngendap
mendekati Bu Linda yang sedang berdiri di depan meja dapur dengan posisi
membelakangiku. Setelah dekat dengan Bu Linda kepalaku langsung ku arahkan ke
bawah pantat Bu Linda setelah terlebih dulu bagian bawah dasternya ku angkat
dan langsung ku ciumi belahan pantat Bu Linda yang ternyata tidak memakai celana
dalam. Aww.. apaan nih,,teriak Bu Linda terkaget-kaget setelah tiba-tiba merasa
ada sesuatu yang mendesak-desak pantatnya, tapi setelah tahu aku yang
melakukannya Bu Linda pun tenang kembali. Iiihh, kamu ini ngapain sih, ngagetin
Ibu aja, untung ibu ngak jantungan.Aku terus saja menciumi sekeliling pantat Bu
Linda yang masih berwangi sabun, rupanya Bu Linda juga baru habis mandi.
Dari
balik dasternya, tangaku ku julurkan ke atas untuk meraih teteknya yang
menggantung yang juga tidak memakai BH, setelah terpegang lalu ku remas-remas,
sedangkan Bu Linda sejauh ini masih cuek saja dengan terus memilih sayuran. Rud,
ibu sih sudah menebak kalau pagi ini kami pasti minta jatah sama Ibu,kata Bu
Linda. Memangnya kenapa bu? tanyaku dari dalam dasternya. Iya, kamu semalam
dengar kan kalau cucu ibu mau datang. kasihan deh kami Rud bakal nganggur
beberapa hari ini, he.. he.. hee.. hee,jawab Bu Linda sambil tertawa sambil
membayangkan penderitaanku nanti. Nasib-nasib..sesalku. Bu Linda kembali
tertawa mendengar ratapanku itu.
Sambil terus menciumi pantat
Bu Linda, ku minta dia agar sedikit melebarkan kedua kakinya dan setelah kedua
kakinya lebar mengangkang ku geser tubuhku sekami ke dalam lalu ku balikan
badan dengan wajahku menghadap keatas pas di bawah kemaluannya. Kemaluan Bu
Linda yang berbulu tebal itu lalu ku ciumi dan ku jilati, dan lubang kemaluannya
ku masukan dengan jari tengahku sambil ku putar-putar di dalamnya. Bu Linda pun
mengimbangi dengan menggoyang-goyangkan dan menekan-nekan pantatnya, sepertinya
gairah Bu Linda pun mulau naik. Rud berhenti dulu sebentar,mintanya. Dan
setelah aku menghentikan kegiatanku dengna masih tetap berdiri di tariknya
kursi makan di sebelahku lalu diangkatnya satu kakinya dan di letakan di atas
kursi, dengan posisi seperti itu memungkinkan aku bebas menjelajahi kemaluannya.
Kemaluan Bu Linda kembali ku
jelajahi dan tidak lama berselang kurasakan Bu Linda mengejang dengan kepala
kini menumpu di atas meja satu tangannya menekan kepalaku tersuruh kian dalam
ke kemaluannya.. lalu gerakan Bu Linda pun melemah kemudian terhenti, hanya
terdengar nafasnya masih cepat. Seiring dengna melemahnya gerakan Bu Linda, aku
pun menghentikan permainan ku pada kemaluan Bu Linda. Tanganku kini berpindah
meremasi buah dada Bu Linda yang menggantung bergoyang-goyang karena kepala Bu
Linda masih tergeletak di atas meja dan tubuhnya menjadi kondong ke depan.
Mulutku ikut menyerbu buah
dada Bu Linda dengan rakus ku ciumi, ku hisapi dan ku remas-remas. Setelah
merasa pulih, Bu Linda lalu bangkit dan aku pun kemudian duduk di atas kursi.
Bu Linda lalu memelukku dari arah depan hingga kedua teteknya yang empuk
menghimpitku karena saat itu aku masih duduk di kursi. Bu Linda menciumi
kepalaku lalu ciumannya turun ke wajah, aku dan Bu Linda saling berbalas lidah.
Bu Linda lalu jongkok, di tariknya celana pendekku hingga penisku yang sudah
keras itu mengacung. Di permainkannya penisku dengan mengocoknya lalu
dimasukannya ke dalam mulutnya sambil dihisap-hisap. Aku dan Bu Linda menuju ke
menu utama permainan dengan menurunkan dasternya, Bu Linda lalu tengkurap
diatas meja satu kakinya tetap menginjak lantai sedangkan yang satunya di
angkat melintang di atas meja, menampilkan pemandangan erotis pada kemaluannya.
Terlihat kemaluannya sedikit mendongkak. Segera ku arahkan penisku ke belahan kemaluan
Bu Linda, kemudian ku dorong hingga amblas dan ku tarik lagi dengan lebih
cepat.
Tubuh Bu Linda terhempas
terdorong oleh hentakanku, untung saja meja makan yang di jadikan tumpuan tubuh
Bu Linda kuat, itupun sesekali beradu juga dengan dinding hingga menimbulkan
suara berdegup. Aku dan Bu Linda lalu berganti posisi dengan berbaring di
lantai dapur. Bu Linda memiringkan tubuhnya, aku yang sudah jongkok di depannya
segera mengangkat dan menahannya dengan pundak satu kaki Bu Linda hingga
terpentang, lalu kuarahkan penisku ke kemaluan Bu Linda yang tampak memerah itu
dan kutusukan hingga dasar kemaluan Bu Linda. Ketika kurasakan saat-saat puncak
sudah dekat, kusetubuhi Bu Linda dengan menindihnya dari atas, mulutku menciumi
buah dada Bu Linda. Kedua kaki Bu Linda melingkar di pingganku hingga aku
akhirnya klimaks, sprermaku tumpah di dalam kemaluan Bu Linda. Aku dan Bu Linda
berpelukan erat dengan bibir saling beradu sambil mengakhiri kepuasan.
Setelah itu aku dan Bu Linda
segera bangkit karena khawatir kalau cucu Bu Linda datang, dan benar saja tidak
lama setelah aku tidur-tiduran di kamarku terdengar cucu-cucu Bu Linda datang.
Ternyata cucu Bu Linda tinggal lama karena sekolahnya sedang libur panjang,
tinggal aku yang sengsara menahan gairah sama Bu Linda yang tidak dapat
tersalurkan. Akhirnya aku tidak tahan lagi, suatu sore ketika Bu Linda hendak
mandi dan cucunya sedang main di depan, ku hentikan langkah Bu Linda di depan
kamarku dengan berpura-pura ngobrol aku utarakan hasratku pada Bu Linda. Bu,
saya sudah ngak tahan lagi nih,,ucapku pada Bu Linda.
“Sabar dong Rud, kamu kan
tahu sendiri cucuku, ibu juga sama, sudah kepengen, tapi yang gimana,jawab Bu
Linda. Tuh ibu juga sama, sudah kepengen kan ayolah Bu, sebentar saja,desakku. Iya
sih, tapi ngak ada kesempatannya, cucu ibu itu lho, maunya sama ibu terus..Bu,
gimana kalau nanti malam, setelah cucu ibu tidur, ibu pura-pura sakit perut
atau setelah semua tidur ibu nanti ke sini.Terus kalau pas kita lagi begitu ada
yang ke kamar mandi gimana?kata Bu Linda khawatir. Kitakan begituannya tidak di
kamar mandi.
“Habis dimana?.. di kamarmu?tanya
Bu Linda lagi.
“Ya ngak lah itu sih
resikonya sama, di situ aja tuh, tempatnya kan gelap, orang ngak akan melihat
kita, lagian kalau ada orang rumah yang keluar kita bisa segera tahu,kataku
sambil menunjuk tempat dekat pohon belimbing di depan gudang yang gelap kalau
malam.
“Ya sudah deh kalau begitu,
nanti malam ibu coba kesini, sudah ya nanti ada yang lihat,jawabnya sambil
tersenyum.
Saat Bu Linda berjalan, aku
sempatkan meremas pantatnya setelah melihat keadaan di dalam rumah Bu Linda
sepi. Bu Linda hanya merintih pelan sambil terus berjalan ke kamar mandi.
Untuk semakin mematangkan
rencana maka aku berpura-pura tidur dan lampu kamarku pun kumatikan. Menjelang
tengah malam sekitar jam sebelas aku dengan pintu belakang rumah Bu Linda di
buka, segera ku intip dari celah jendela, dan seperti yang ku harapkan terlihat
memang Bu Linda yang keluar. Segera aku bangun dan keluar. Tanpa mengeluarkan
kata, setelah menutup kembali pintu rumahnya dan melihatku keluar dari kamar,
Bu Linda langsung menuju tempat yang telah direncanakan, aku menyusulnya sambil
hati-hati. Setelah berdekatan, aku dan Bu Linda langsung saling berpelukan
sambil berciuman dengan panas, bibirku dan bibir Bu Linda saling balas dengan
liar dan penuh nafsu untuk melepaskan hasrat yang tertunda. Tanganku dan tangan
Bu Linda sama-sama sibuk saling merabah. Ku nyusupkan tanganku ke balik daster
Bu Linda hingga bagian bawah daster Bu Linda ikut terangkat ketika tangaku
mulai meremas ke belahan pantatnya lalu berpindah ke depan sambil merabah kemaluannya
yang ternyata tidak bercelana dalam.
Bulu jembutnya yang lebat ku
permainkan dulu dengan menarik-narik dengan pelan sebelum menjamah kemaluannya.
Kemaluan Bu Linda yang tembam itu lalu kupermainkan, itilnya kucubit-cubit
halus, jariku lalu ku masukan ke belahan kemaluan Bu Linda dan kuputar-putar di
dalamnya. Sedangkan tanganya segera mencari penisku yang sudah tegang di
kocok-kocoknya perlahan batang penisku seperti sedang mengurut, kemudian
berpindah meremas buah zakarku. Karena situasinya tidak begitu kondusif aku dan
Bu Linda tidak berlama-lama melakukan pemanasan, segera saja aku dan Bu Linda
bersetubuh, dengan tetap berwaspada kalau ada orang rumah yang keluar.
Tubuh Bu Linda berdiri
menyender di dinding dengan ujung daster bagian bawah di tariknya ke atas, satu
kakinya naikan ke atas dan ku tahan dengan tanganku, tubuhku menghimpit tubuh
Bu Linda ke dinding dan setelah dirasa posisinya pas mulai ku masukan penisku
ke kemaluan Bu Linda. Biarpun dalam keadaan yang tidak begitu leluasa, aku dan
Bu Linda saling berciuman dengan liar. Aku dan Bu Linda sama-sama penuh gairah
dalam persetubuhan yang kami lakukan. Nafasku dan nafas Bu Linda saling
memburu, dengan tetap menusuk-nusukan penisku tubuh Bu Linda sedikit ku angkat
dengan tanganku yang sebelumnya meremas-remas bongkahan pantat Bu Linda. Aku
dan Bu Linda terus bergerak untuk saling berbagi kenikmatan dengan mulut yang
tanpa mengeluarkan suara kutahan. Dengan cara seperti itu ternyata aku
merasakan sensasi bersetubuh yang lain, yang tidak kalah nikmatnya dengan
persetubuhan biasa. Aku dan Bu Linda menjadi lebih panas dan penuh gairah untuk
segera menuntaskan permainan penuh nafsu ini.
Mukaku langsung ku arahkan
di tengah-tengah payudaranya setelah Dia membuka kancing dasternya, lalu ku
permainkan buah dadanya dengan mulutku dengan menciumi dan menghisapinya dan
pada putingnya seperti menyusui, hal itu membuat Bu Linda menahan kenikmatan.
Dan akhirnya dengan tanpa merubah posisi kami yang tetap berdiri aku dan Bu
Linda sampai ke ujung klimaks, tubuhku dan tubuhnya semakin merapat, pantat Bu
Linda bergoyang-goyang tak beraturan dengan semakin liar dan ku tancapkan
penisku semakin kencang sedangkan bibirku dan bibirnya terus beradu dengan
ganas saling melumat dan bertukar lidah, hingga pada akhirnya tubuhku dan tubuh
Bu Linda sama-sama mengejang menahan kenikmatan yang tiada tara itu, spermaku
pun tumpah memenuhi rongga-rongga kemaluannya.
Komentar
Posting Komentar