Dimulai
Pada Saat Selesai mandi aku ke ruang tamu nonton bola, beberapa orang
tetanggaku datang ke rumahku seperti biasanya kalau ada pertandingan bola live
rumahku rame layaknya bioskop. Di sela-sela nonton kami sering mengobrol mulai
update politik, kabar tetangga sampai urusan wanita. Pak Hendro adalah seorang
tetanggaku yang tekenal suka bercanda tapi yang berbau pornografi, dia
tiba-tiba nyeletuk katanya dia membeli sebuah obat perangsang wanita Cair yang
harganya mahal, diapun mulai cerita panjang lebar tentang khasiat obat
Perangsang Cair itu katanya bisa meningkatkan libido wanita dengan cepat.
Aku
pun iseng-iseng minta ke dia obat perangsang wanita itu pengin buktikan, karena
kami memang sudah cukup akrab diapun tanpa pikir panjang memberikan sebotol
kecil obat perangsang wanita itu, tapi pesannya jangan dipakai semua, sisanya
dia minta dikembalikan, percaya ga percaya akupun mengambilnya, meski dalam
hati bertanya juga mau dicobain ke siapa ya, wanita di rumahku Cuma ada
pembantuku sementara istriku sedang pulang ke rumah orang tuanya…. ah sudahlah
sementara disimpan dulu.
Pertandingan
bola sudah berlangsung 45 menit, televisi sudah menghadirkan komentator dan
diselingi iklan, di waktu jeda seperti itu bapak-bapak biasanya juga ikut
komentar sambil ngobrol satu sama lain. Akupun ke luar sebentar untuk
menjernihkan mataku yang sedikit pedes, aku keluar di halaman rumah untuk
beberapa saat. Kemudian muncul lah dua anak SMU masih dengan seragamnya
menyapaku karena lewat depan rumahku, aku mengenali mereka berdua anak tetangga
RT sebelah, namanya Lia dan Vini. Setelah berjalan beberapa langkah melewati
rumahku tiba-tiba mereka berhenti dan sepertinya saling berbisik kemudian
kembali lagi mendekatiku, mereka menyodorkan sebuah Proposal untuk kegiatan
Karang taruna, aku terima proposalnya dan aku suruh mereka kembali lagi nanti
sore untuk ambil uangnya.
Akupun
masuk ke rumah melanjutkan nonton TV pertandingan sepakbola, semakin seru dan
sesekali bapak-bapak bersorak ketika tim kesayangannya berhasil menjebol gawang
lawan. Beberapa menit kemudian pertandingan pun selesai dengan hasil imbang
2-2. Satu persatu mulai pamit pulang dan rumahku pun kembali sepi. Pembantuku
mulai membersihkan ruangan dan mencuci gelas-gelas kotor karena memang tadi
tetanggaku banyak sekali yang datang. Perutku mulai terasa lapar dari tadi
belum makan, akupun menuju ruang makan.
Pembantuku
membuatkan teh panas dan menaruhnya di dekatku, ide jahil muncul dalam
pikiranku, aku ingin menguji keampuhan obat perangsang cair yang diberi Pak Hendro
tadi, kuteteskan obat Perangsang cair ke dalam teh panas dan aku memanggil
pembantuku, “Susan, ini tehnya buat kamu aja, aku dari tadi sudah terlalu
banyak minum manis, aku air putih saja”. Susan pun memberikan air putih
kepadaku dan membawa teh panas itu ke dapur. “Jangan dibuang lo San, sayang, kamu
minum aja gapapa”, kataku.
Dan
jebakanku pun berhasil, kuperhatikan dari ruang makan, Susan meminum teh panas
yang sudah kucampur dengan obat perangsang wanita tadi. Hampir setengah gelas
ia teguk, dan ia melanjutkan mencuci gelas dan piring, beberapa saat kemudian
ia meminum lagi teh itu dan menghabiskannya, mungkin karena gelasnya mau
sekalian dicuci.
Wah,
jebakanku berhasil, Susan sudah meminum semua, aku tinggal menunggu reaksi obat
perangsang wanita itu. Beberapa menit kemudian Susan mengambil sapu untuk
membersihkan ruang tamu, aku pura-pura cuek masuk ke kamar dan membaca koran,
tapi pintu kamar kubiarkan terbuka untuk memperhatikan gerak-gerik Susan dari
kejauhan, ternyata benar gelagat Susan mulai tampak aneh, dia menyapu tak
selincah biasanya, tatapannya seperti melamun mirip orang yang sedang
memikirkan sesuatu.
Susan
meletakkan sapunya dan masuk ke dalam kamarnya.
Aku
keluar kamar pura-pura ke kamar mandi, sesampai di depan kamar Susan kuintip dia
dari lubang yang di pintu.
Wah….dugaanku
benar, Susan masturbasi untuk memuaskan nafsunya, ternyata khasiat obat
perangsang wanita itu sudah terbukti, kulanjutkan mengintip Susan mencoba tak
mengeluarkan suara, takut mengganggu konsentrasi Susan, lagipula aku menikmati
pemandangan itu, ternyata tubuh Susan indah juga, wajahnya nampak cantik
sewaktu melakukan masturbasi, dia membuka lebar-lebar pahanya, selangkangannya
diraba-raba dengan tangannya sendiri dan satu lagi tangannya meremas-remas
payudaranya.
Matanya
terpejam bibirnya sedikit tergigit seperti menahan nikmat yang begitu hebat.
Kemudian jarinya ia masukkan ke dalam Vaginanya yang lebat dengan rambut hitam
di sekelilingnya. Dikocok-kocoknya kemaluan Susan jarinya keluar masuk semakin
cepat kemudian melambat dan kemudian dipercepat lagi, dimainkannya itil yang
sedikit nampak berwarna merah, diputar-putar kemudian digesek-gesek. Wajahnya
mendongak ke atas dengan mata tetap terpejam Susan mempercepat jarinya keluar
masuk ke dalam vaginanya. Terus terang akupun mulai terangsang, aku membuka
perlahan retsletingku dan kukeluarkan batangku, dengan tangan kananku
kuurut-urut penisku maju mundur, aku onani di depan pintu kamar Susan.
Sambil
terus mengintip dari lubang pintu itu kubayangkan aku sedang meniduri Susan,
aku berada di atas tubuh Susan dan memasukkan penisku ke dalam kemaluannya,
bayangan itu semakin jelas dalam pikiranku yang semakin kotor, aku mengocok
penisku terus menerus tapi berusaha tak mengeluarkan suara, takut Susan
mengetahuinya, beberapa saat kemudian Susan sedikit mengerang tapi mencoba
menahan suaranya, pinggulnya naik sedikit ke atas kepalanya merebah ke samping
tangannya keluar masuk kemaluannya semakin cepat dan kemudian terhenti, Susan
terkulai lemas sepertinya dia sudah mencapai puncaknya, Susan orgasme,
sementara aku masih onani karena nanggung penisku sedang nikmat-nikmatnya
dikocok, kuintip Susan masih terkulai lemas dengan pahanya masih terbuka lebar,
kukocok-kocok kembali semakin cepat sambil kuperhatikan gundukan kemaluannya
yang basah, oh menggairahkan sekali, tak lama kemudian aku pun mengeluarkan
sperma di depan pintu Susan, cepat-cepat kubersihkan dengan keset di dekat
pintu kamarnya dan kumasukkan kembali batangku, aku pun kembali ke kamarku
berpura-pura tidak terjadi apa-apa.
Dari
kamar kulihat Susan melanjutkan menyapu lantai ruang tamu, kuperhatikan Susan
dan kuingat pemandangan tadi ternyata Susan cantik juga sewaktu telanjang.
Jam
menunjukkan pukul 5 sore, aku keluar dari kamar untuk memberi makan ikan-ikanku
di akuarium, Susan mendekatiku membawa sebuah tas kecil, dia tampak cantik
sepertinya segar habis mandi dan berdandan dengan sedikit make up di wajahnya,
dia pamit mau pulang karena di rumahnya ada hajatan mungkin besok sore baru
bisa kembali lagi.
aku
memberi uang Rp.50.000 untuk naik angkot dan ojek. Susan pun berlalu dari
pandanganku dan kuperhatikan dari belakang bokongnya yang tampak sintal dan
seksi, kubayangkan dia telanjang seperti tadi sore waktu dia aku intip sedang
masturbasi. Susan memang cantik untuk ukuran seorang pembantu, sayang mungkin
karena faktor ekonomi jadi orangtuanya tidak mampu membiayainya sekolah. Beberapa
saat kemudian pintu rumahku diketuk, sepertinya ada tamu.Ternyata Vini, anak
SMU yang tadi memberiku proposal dan aku janji mau memberikan sumbangan sore
ini, aku menyuruhnya masuk.
“Mana
Lia?”,tanyaku.
“Lia
ke rumah Pak RW ngambil sumbangan juga, kami bagi tugas”,jawab Vini.
Aku
pun masuk ke dapur dan membuat Vini minuman, saat memasukkan gula ke dalam
gelas, muncul niat jahilku, aku teringat dengan obat tetes yang tadi sukses
mengerjai Susan pembantuku. Akupun mencoba untuk ngerjain Vini, kuteteskan
beberapa tetes ke dalam teh yang aku buat untuk Vini dan kubawa ke ruang tamu.
Aku mempersilakannya minum dan kukatakan padanya bahwa pembantuku sedang ada
perlu dan pulang ke rumahnya, jadi aku yang membuatkan minuman.
“Ah jadi
ngrepotin om, makasih ya”, Vini meminum seteguk dan kami pun ngobrol,
kuperhatikan Vini menjelaskan panjang lebar tentang kegiatan yang akan dilaksanakan
sambil kuperhatikan sesekali dia meneguk minuman yang kucampur obat tetes itu. Aku
menunggu reaksinya tapi berpura-pura memperhatikan apa yang dia omongkan.
Beberapa menit kemudian Vini mulai tersedak, omongannya mulai sedikit gagap dan
sebentar-bentar terhenti, aku tersenyum kecil dan dalam hati bersorak karena
obat perangsang wanita itu mulai menunjukkan reaksinya, kaki Vini
bergerak-gerak kecil seperti menggesekkan pahanya ke kemaluannya, tapi dia
berusaha menyembunyikannya dariku, padahal aku tahu itu karena libidonya mulai
naik. “Minumnya dihabiskan mumpung masih anget, apa aku tambah lagi?” kataku.
“ah
u…udah ga usah ma…makasih”, jawabnya sambil sedikit terbata dan menghabiskan
minumnya, Vini berdiri dan mau pamit. Dia mengulurkan tangannya untuk
bersalaman, kupegang tangannya dan kurasakan sedikit bergetar.
“Nanti
aja pulangnya, kita ngobrol dulu”, kudekati tubuhnya dan kupegang tangannya
yang satu lagi. kami pun berpegangan tangan dan berdiri berhadapan. Vini mulai
salah tingkah dan kutarik tubuhnya pelan-pelan dan sedikit menyentuh tubuhku,
kurasakan dadanya berdegup kencang dia menundukkan pandangannya. Kuangkat
dagunya dan dia menatapku, kami bertatapan dengan mesra kusentuh bibirnya yang
mungil, Vini diam saja dan kurasakan dadanya semakin berdegup kencang.
Kudekatkan
tubuhku hingga tubuh kami bersentuhan kupegang pinggulnya, dan menariknya ke
tubuhku pelan-pelan. Kudekatkan bibirku ke wajahnya, kusentuh bibirnya dengan
bibirku, Vini diam saja malah memejamkan matanya seolah mengijinkan aku menciumnya,
selanjutnya bibir kami pun berpagutan, kami berciuman cukup mesra layaknya dua
orang yang saling mencintai. Tanganku mulai bergerilya, kuremas-remas bokongnya
dengan tanganku, batangku mulai ereksi karena bersentuhan dengan kemaluannya
yang kenyal. Tubuh kami bergerak-gerak seperti sedang mencari kenikmatan yang
mulai terasa mengalir ke darah kami masing-masing.
Kudorong
tubuhnya ke pintu kupeluk dia dan ciuman ku turunkan ke lehernya, kuciumi
lehernya yang putih dan itu membuat Vini semakin pasrah dalam kenikmatan,
kuturunkan lagi wajahku menciumi dadanya, sambil perlahan tanganku mengangkat
kaosnya ke atas, kuremas dadanya dengan tanganku, Dia menggelinjang kuciumi
kembali lehernya dan kubuka pengait BHnya dari belakang.
Kini
puting susunya nampak jelas di depanku, kumainkan dengan jariku dan
kuremas-remas kemudian kuhisap-hisap, Vini menggelinjang dan
menggoyang-goyangkan tubuhnya. Vini mulai kesetanan, aku semakin bernafsu saja
melihat Vini yang pasrah menyerahkan tubuhnya untuk kunikmati.
Tanganku
turun ke bawah menyelinap ke dalam celana Vini, kurasakan kehangatan kemaluan
Vini yang masih mungil, kugesek-gesek dengan jariku dan kucoba memasukkan
dengan lembut jariku ke dalam kemaluannya. Vini memegang tanganku seperti
menahan dan menyuruhku memasukkan jariku dengan perlahan. Akupun memasukkan
jariku jauh lebih ke dalam, Vini mendesah semakin nikmat. Aku juga semakin
bersemangat mengocok-ngocok jariku ke dalam vaginanya.
Tanganku
ingin semakin bebas meraba-raba kemaluannya sehingga aku turunkan saja celana sekaligus celana dalamnya, Ia memelukku erat seperti tidak ingin
kehilangan kenikmatan itu. Kubalas pelukannya dengan memeluknya juga semakin
erat, kuraba-raba kemaluannya dan kujilati puting susunya. Aku sangat menikmati
permainan itu.
Kugendong
tubuhnya masuk ke dalam kamarku, kurebahkan dia di atas kasur, kutelanjangi dia
dan dia diam saja hanya sedikit menutup vaginanya dengan tangannya mungkin
malu. Akupun melepaskan baju dan celanaku, sehingga kami berdua sama-sama
telanjang bulat. Aku tidak menyangka bisa mendapatkan rejeki nomplok sehebat
ini.
Seorang
cewek sekolah cantik yang tentunya sedang nikmat-nikmatnya kini bertelanjang
bulat di depanku dan pasrah aku entot. Oh ini berkat obat perangsang wanita cap
kuda laut dari Pak Hendro. Aku membuka pahanya lebar-lebar dan menidurinya,
kuciumi bibirnya sambil tanganku meremas-remas kedua belah dadanya, penisku
seperti menemukan sarangnya, tangan Vini memegang penisku dan mengarahkan ke
dalam lubang senggamanya, beberapa saat kemudian sleeppppp penisku masuk ke
dalam vagina Vini, dinding vagina yang masih sempit memberikan sensasi
kenikmatan yang luar biasa bagiku. penisku seperti disedot-sedot oleh kemaluannya,
sempit kenyal dan hangat,oh nikmat sekali.
Kukeluar
masukkan Penisku dengan lembut karena takut menyakiti Vini, kukocok-kocok
dengan perlahan kukeluarkan dan kumasukkan lebih ke dalam. Vini mengerang
kenikmatan, bibirnya digigit dengan giginya, aku juga semakin nikmat saja.
Kuangkat pahanya ke atas, kutarik penisku dan kumasukkan dari arah atas kemaluannya,
kumasukkan lagi perlahan dan sleepp… batangku masuk lagi ke lubang kemaluannya
yang semakin hangat, kini penisku menancap semakin dalam di lubang vagina Vini.
Vini
memelukku semakin erat, terus saja kukocok-kocok batangku keluar masuk dan
semakin cepat kemudian semakin cepat dan penisku terasa panas spermaku seperti
mau keluar, cepat-cepat kucabut penisku takut spermaku masuk di dalam, nanti
Vini hamil. Kugesek-gesekkan batangku di belahan dadanya. tangan Vini
membantu mengurut-urut penisku, dan cuuurrrr spermaku pun keluar membasahi dadanya. Kukocok-kocok terus untuk membersihkan sisa-sisa sperma di dalam penisku.
Oh
nikmat sekali ngentot kemaluan anak SMU, kapan-kapan akan kuulangi lagi, Vini
sudah bersedia menyerahkan tubuhnya ke aku, ah siapa tahu besok Lia atau
temannya kesini akan kuberi obat perangsang Ampuh juga dan akhirnya … kuentot
juga… ahhh ahhh aaaahhh nikmatnya.
Komentar
Posting Komentar