Cerita dewasa - Aku merupakan seoorang mahasiswa salah satu perguruan tinggi di jakarta.Namaku Eric dengan badan yang tinggi besar namun tidak begitu tampan. Saat ini aku masih kuliah jurusan Management dan sejak awal kuliah aku memang tinggal dirumah kakakku yang bernama Kak Sandra.
Usianya terpaut 6 tahun denganku dan sebenarnya ia bukan kakak kandungku namun bagiku ia adalah kakak dalam arti yang sebenarnya. Ia begitu telaten dan memperhatikanku apalagi kini kami hidup merantau dan jauh dari orang tua.
Rumah yang kami tempati, baru satu tahun dibeli kak Sandra. Tidak terlalu besar memang, tapi lebih dari cukup untuk kami tinggali berdua. Setidaknya lebih baik dari pada kost-kostan. Kak Sandra saat ini bekerja disalah satu Kantor Cabang bank swasta nasional yang cukup terkenal. Meskipun usianya baru 28 tahun, tapi kalau sudah mengenakan seragam kantornya, ia kelihatan dewasa sekali. Berwibawa dan tangguh. Matanya jernih dan terang, sehingga menonjolkan kecantikan alami yang dimilikinya.
Rumah yang kami tempati, baru satu tahun dibeli kak Sandra. Tidak terlalu besar memang, tapi lebih dari cukup untuk kami tinggali berdua. Setidaknya lebih baik dari pada kost-kostan. Kak Sandra saat ini bekerja disalah satu Kantor Cabang bank swasta nasional yang cukup terkenal. Meskipun usianya baru 28 tahun, tapi kalau sudah mengenakan seragam kantornya, ia kelihatan dewasa sekali. Berwibawa dan tangguh. Matanya jernih dan terang, sehingga menonjolkan kecantikan alami yang dimilikinya.
Dua bulan pertama aku tinggal dirumah kak Sandra, semuanya berjalan normal. Aku dan kak Sandra saling menyayangi sebagaimana adik dan kakak. Pengahasilan yang lumayan besar memungkinkan ia menangung segala keperluan kuliah ku. Memang sejak masuk kuliah, praktis segala biaya ditanggung kak Sandra.
Namun dari semua kekagumanku
pada kak Sandra, satu hal yang aku herankan. Sejauh ini aku tidak melihat kak Sandra
memiliki hubungan spesial dengan laki-laki. Kupikir kurang apa kakaku ini ?
cantik, sehat, cerdas, berpenghasilan mapan, kurang apa lagi ? Seringkali aku
menggodanya, tapi dengan cerdas ia selalu bisa mengelak.
Ujung-ujungnya ia pasti akan
bilang, “Gampang deh soal itu, yang penting karier dulu…!
aku percaya saja dengan
kata-katanya. Yang pasti, aku menghomati dan mengaguminya sekaligus.Hingga pada
suatu malam. Saat itu waktu menunjukan pukul
21.30, suasana rumah lengang dan sepi. Aku keluar dari kamarku dilantai
atas, lalu turun untuk mengambil minuman dingin di kulkas. TV diruang tengah
dimatikan, padahal biasanya kak Sandra asyik nongkrongin film
kesayangannya.Karena khawatir pintu rumah belum dikunci, lalu aku memeriksa
pintu depan, ternyata sudah dikunci.
Sambil bertanya-tanya
didalam hati, aku bermaksud kembali ke kamarku. Namun tiba-tiba terlintas
dibenakku, “kok baru jam segini kak Sandra
sudah tidur ?”, lalu setengah iseng perlahan aku mencoba mengintip kak Sandra
didalam kamar melalui lubang kunci. Agak kesulitan karena anak kunci menancap
dilubang itu, namun dengan lubang kecil aku masih dapat melihat kedalam.Dadaku
berdegup kencang, dan lututku mendadak gemetar. Antara percaya dan tidak pada
apa yang kulihat. Kak Sandra menggeliat-geliat diatas spring bad. Tanpa busana
sehelaipun !!!
Ya Ampun ! Ia
menggeliat-geliat kesana kemari. Terkadang terlentang sambil mendekap bantal
guling, sementara kedua kakinya membelit bantal guling itu. Kemudian posisinya
berubah lagi, ia menindih bantal guling.Napasku memburu. Ada rasa takut, malu,
dan entah apalagi namanya. Sekuat tenaga aku tahan perasaan yang bergemuruh
didadaku. Kualihkan pandanganku dari lubang kunci sesaat, pikiranku sungguh
kacau, tak tahu apa yang harus kuperbuat. Namun kemudian rasa penasaran
mendorongku untuk kembali mengintip. Kulihat kak Sandra masih menindih batal
guling.Pinggulnya bergerak-gerak agak memutar, lalu kemudian dengan posisi agak
merangkak ia menumpuk dan memiringkan bantal dan guling, lalu meraih
langerie-nya.
Ujung bantal itu ditutupinya
dangan langerie. Kembali aku mengalihkan pandanganku dari lubang kunci itu.
Ngapain lagi tuh ?!!, aku tertegun.Entah kenapa, rasa takut dan jengah perlahan
berganti dengan geletar-geletar tubuhku. Tanpa sadar ada yang memanas dan
mengeras di balik training yang aku kenakan. Aku meremasnya perlahan.
Ahhh…Ketika kembali aku mengintip ke dalam kamar, kulihat Kak Sandra mengarahkan
selangkangannya pada ujung bantal itu, hingga posisinya benar-benar seolah
menunggangi tumpukan bantal itu.Lalu tubuhnya terutama bagian pinggul bergoyang
goyang dan bergerak-gerak lagi, setiap goyangan yang dilakukanya secara reflek
membuat aku semakin cepat meremas batang kemaluanku sendiri. Entah berapa lama
aku menyaksikan tingkah laku kak Sandra didalam kamar. Nafasku memburu, apalagi
manakala aku melihat gerakan kak Sandra yang semakin cepat. Mungkin ia hendak
mencapai orgasme, dan benar saja, beberapa saat kemudian tubuh kak Sandra
nampak berguncang beberapa saat, jemari kak Sandra mencengkram seprai.Aku tak
tahan lagi. Bergegas aku menuju kamarku sendiri. Lalu kukunci pintu. Kumatikan
lampu, lalu berbaring sambil memeluk bantal guling dengan nafas memburu.
Pikiranku kacau. Bagaimanapun aku laki-laki normal. Aku merasakan gelombang
birahi menyala dan semakin menyala didalam tubuhku.Dan makin lama makin
membara.
Ah… aku tak tahan lagi.
Dengan tangan gemetar aku membuka seluruh pakaian yang kukenakan, lalu aku
berguling-guling diatas spring bad sambil mendekap bantal guling. Aku merintih
dan mendesah sendirian. Diantara desahan dan rintihan aku menyebut-nyebut nama
kak Sandra. Aku membayangkan tengah berguling-guling sambil mendekap tubuh kak Sandra
yang putih mulus. Pikiranku benar-benar tidak waras.Aku membayangkan tubuh kak Sandra
aku gumuli dan kuremas remas. Sungguh aku tidak tahan, dengan sensasi dan
imajinasiku sendiri, aku merintih dan merintih lalu mengerang perlahan seiring
cairan nikmat yang muncrat membasahi bantal guling. (Besok harus mencuci sarung
bantal…masa bodo…!!!!)…………….Sejak kejadian malam itu, pandanganku terhadap kak Sandra
mengalami perubahan. Aku tidak saja memandangnya sebagai kakak, lebih dari itu,
aku kini melihat kak Sandra sebagai wanita cantik. Ya wanita cantik ! wanita
cantik dan seksi tentunya. Ah…….! maafkan aku kak SandraTerkadang aku merasa
berdosa manakala aku mencuri-curi pandang. Kini aku selalu memperhatikan
bagian-bagian tubuh kak Sandra. .
mengapa baru sekarang aku menyadari kalau tubuh kak Sandra sedemikian
putih dan molek. Pinggulnya, betisnya, dadanya yang dihiasi dua gundukan itu.Ah
lehernya apalagi, mhhh rasanya ingin aku dipeluk dan membenamkan wajah
dilehernya.
“Hei, kenapa melamun aja ?
Ayo makan rotinya “, kata kak Sandra sambil menuangkan air putih mengisi gelas
dihadapanya, lalu meneguknya perlahan. Air itu melewati bibir kak Sandra, lalu
bergerak ke kerongkonganya…. Ahhh kenapa aku jadi memperhatikan hal-hal detail
seperti ini ?
“Siapa yang melamun, orang
lagi …. ammmm mmm enak nih, selai apa kak ?”, aku mengalihkan perhatian ketika
kedua bola mata kak Sandra menatapku dengan pandangan aneh.“Nanas ! itu kan
selai kesukaanmu. awas abisin yah !”, kak Sandra bangkit dari tempat duduknya
lalu berjalan membelakangiku menuju wastafel untuk mencuci tangan.
“OK, tenang aja !”, mulutku
penuh roti, tapi pandangan mataku tak berkedip menyaksikan pinggul kak Sandra
yang dibungkus pakaian dinasnya. Alamak, betisnya sedemikian putih dan mulus…
“Kamu gak pergi kemana-mana
kan ?“, kata kak Sandra. Hari sabtu aku memang gak ada mata kuliah.“Enggak…”,
kataku sesaat sebelum meneguk air minum.
“Periksa semua kunci rumah
ya Ric kalo mau pergi. Kemarin di blok C11 ada yang kemalingan….!
“Mmhhh… iya, tenang aja…”,
kataku sambil merapikan piring dan gelas bekas sarapan kami.
Beberapa saat kemudian suara
mobil terdengar keluar garasi. Lalu suara derikan pintu garasi ditutup. Dan
ketika aku keteras depan, Honda Jazz warna silver itu berlalu meninggalkan
pekarangan.Setelah memastikan kak Sandra pergi, aku kemudian mulai mengamati
atap dan jarak antar ruangan. Sejak kemarin aku telah memiliki suatu rencana.
Aku mau memasang Mini Camera kekamar kak Sandra, biar bisa online ke TV
dikamarku, he he !.
Sebulan berlalu, otakku
benar-benar telah rusak.
Aku selalu menunggu
saat-saat dimana kak Sandra bermasturbasi. Dengan bebas aku melihat Live Show,
lewat mini kamera yang telah kupasang dilangit-langit kamar Kak Sandra. Aman !
sejauh ini kak Sandra tak menyadari bahwa segala gerak-geriknya ada yang
mengamati.
Benar rupanya hasil survey
sebuah lembaga bahwa 60 % dari wanita lajang melakukan masturbasi. Kalau
kuhitung bahkan ka Sandra melakukanya seminggu dua kali. Pasti tidak terlewat !
malam rabu dan malam minggu.Kasihan kak Sandra. Ia mestinya memang sudah
berumah tangga. Tapi biarlah, kak Sandra toh sudah dewasa, ia pasti tahu apa
yang dilakukannya. Dan yang terpenting aku punya sesuatu untuk kunikmati. Kalau
kak Sandra melakukannya dikamarnya, pasti aku juga. Ahh…..
Seringkali ditengah kekacauan
pikiranku, ingin rasanya aku bergegas kekamar kak Sandra ketika kak Sandra
tengah menggeliat-geliat sendiri.Aku ingin membantunya. Sekaligus membantu
diriku sendiri. Gak usah beneran, cukup saling bikin happy aja. Tapi aku gak
berani. Apa kata dunia ?
Malam ini. Aku tak sabar
lagi menunggu, sudah hampir jam sembilan. Tapi kok gak ada tanda-tandanya. Kak Sandra
masih asyik nongkrong TV diruang tengah. Aku kemudian bergegas keluar rumah
bermaksud mengunci gerbang.
“Mau kemana Ric ? tanya
Sandra
“Kunci gerbang kak soalnya
udah malem nih. kataku sambil menggoyangkan anak kunci dihadapannya.
“Jangan dulu dikunci ric
soalnya temen kak Sandra ada yang mau datang kesini nanti. Ucapnya.
“siapa yang mau kesini. Kok
tumben malam malam. Ujarku.
“Diana…yang dulu permah
datang itu lho. Jawabnya.
“Ohh… aku mencoba mengingatnya.
Diana yang mana ya ? ah masa bodo tapi kalo dia kesini atau kalo dia
nginep.berarti …? Yah…! hangus deh rencanaku.
Aku bergegas kembali masuk
kedalam dan ketika aku menaiki tangga ke lantai atas tiba tiba HP kak Sandra
berdering. Kudengar kak Sandra berbicara dengan seseorang yang sepertinya adalah temannya yang mau datang tadi.
Huh !! menggangu acaraku
saja nih. ucapku dalam hati.
Aku hampir aja ketiduran atau
mungkin memang ketiduran. Kulihat jam menunjukan pukul 10 malam.
“ya ampun aku memang
ketiduran !! uajrku
Lalu aku mencuci muka di
wastafel kemudian mengambil sisa kopi yang tadi sore kuseduh. Dingin tapi
lumayan daripada gak ada. Lalu seteguk air putih. Lalu sebatang Class Mild hingga
asapnya memenuhi ruang kamar.
Kubuka jendela, membiarkan
udara malam masuk kekamarku.
Kok kayaknya Sepi !! mungkin
temennya kak Sandra udah pulang kali. Pikirku dalam hati.
Kunyalakan TV, tapi hampir
seluruh chanel menyebalkan, Kuis, Lawakan, Ketoprak, Sinetron Mistery, fffpuih
! kuganti-ganti channel tapi emang semua chanell menyebalkan, lalu kutekan
remote pada mode video…lho apa itu…?!
Ya ampun ! sungguh
pemandangan yang menjijikan.Apa yang akan dilakukan kak Sandra dan temannya
itu. Aku geleng-geleng kepala, ada rasa marah, kesal. Aku tidak menyangka kalau
kak Sandra ternyata menyukai sesama jenis (Lesbian).Apa kata Mama. Ya
ampuuuuun…!
Kumatikan TV. Aku termenung
beberapa saat.
Aku ambil gelas kopi, satu
tetes, kering. Ah air putih saja. Aku habiskan air digelas besar sampai tetes
terakhir.Tapi…., aku tekan lagi tombol power TV, Upps… masih On Line ! Aku
melihat kak Sandra dengan temannya berbaring miring berhadapan. Aku yakin
mereka tanpa busana. Meskipun berselimut, bagian pundak mereka yang tak
tertutup menunjukan kalau mereka tak berpakaian.
Mereka saling menatap dan
tersenyum.Tangan kiri kak Dianamengelus-elus pundak kak Sandra. Sementara
kuperhatikan tangan kak Sandra nampaknya mengelus-elus pinggang kak Diana,
tidak kelihatan memang tapi gerakan-gerakan dari balik selimut menunjukan hal
itu. Lama sekali mereka saling pandang dan saling tersenyum. Mungkin mereka
juga saling berbicara, tapi aku tak mendengarnya karena aku tidak memasang Mini
Camera dengan Mic.Perlahan kepala kak Dianamendekat, tangannya menghilang
kedalam selimut dan menelusuri punggung kak Sandra.
Aku Cemburu ! Mereka
berciuman dengan penuh perasaan, perlahan saling mengulum dan melumat. fffpuih
! Ternyata benar-benar ada tugas pria yang dilakukan oleh wanita.Untuk beberapa
saat mereka berciuman dan saling meraba. Aku jadi menahan nafas. Mungkin aku
juga ketularan tidak waras, rasanya ada satu gairah yang perlahan bangkit
didalam tubuhku. Bahkan, aku mulai mendidih. Sesaat kak Diananampak menelusuri
leher kak Sandra dengan bibir dan lidahnya, aku mengusap leherku sendiri.Entah
kenapa aku merasa merinding nikmat. Apalagi melihat ekpresi kak Sandra yang
pasrah tengadah, sementara kak Dianadengan lembut bolak-balik menjilat leher,
dagu, pangkal telinga. Aku tak tahan melihat kak Sandra diperlakukan seperti
itu.
Setelah mematikan lampu, aku
kemudian beranjak ke atas spring Bad, mendekap bantal guling, sementara mataku
tak lepas dari layar TV.Situasi semakin seru, kak Sandra kini yang beraksi, ia
kelihatan agak terlalu terburu-buru. Dengan penuh nafsu ia menjilati dan
menciumi leher kak Dianayang kini terlentang ditindih kak Sandra. Kepala kak Dianamendongak-dongak,
aku yakin ia tengah merasakan gelenyar-gelenyar nikmat dilehernya.Kemudian kak Sandra
berpindah menciumi dada kak Diana, sekarang baru nampak jelas wajah kak Diana.
Ia ternyata cantik sekali, bahkan sedikit lebih cantik dari kak Sandra. Ah aku
terangsang. Tonjolan dibalik kain sarung yang kukenakan makin mengeras. Agak
ngilu terganjal ujung bantal guling, sehingga perlu kuluruskan.
Kak Sandra benar-benar
beraksi, ia menciumi dan melahap payudara kak Diana. Wajah kak Dianamengernyit,
dan mulutnya terbuka, apalagi ketika kak Sandra mengemut putting susunya. Ia
Menggeliat-geliat sementara kedua tangannya mendekap kepala kak Sandra.
Bergantian kak Sandra mengerjai kedua payudara kak Diana. Kak Dianamenggeliat-geliat.
Semakin liar, apalgi ketika kak Sandra menyelinap ke dalam selimut.Tiba-tiba
kepala Kak Sandra muncul lagi dari balik selimut, tengadah mungkin ia tersenyum
atau tengah mengatakan sesuatu, karena kulihat kak Dianatersenyum, lalu sebuah
kecupan mendarat dikening Kak Sandra.Sesaat kemudian kak Sandra menghilang lagi
ke dalam selimut. Kak Dianatampak membetulkan posisi badannya, selimutnya juga
dirapihkan, aku tak dapat melihat apa yang tengah dilakukan kak Sandra, tapi
menurut perkiraanku kepala kak Sandra tepat diantara selangkangan kak Diana.
Entah apa yang tengah
dilakukannya.Namun yang terlihat, kak Dianamendongak-dongak, kedua tanganya
meremas-remas kepala kak Sandra. Kepala kak Dianabergerak kekanan dan kekiri.
Tubuhnya juga menggelinjang kesana sini. Kondisi seperti itu berlalu cukup
lama.Aku keringatan. Nafasku memburu. Tanpa sadar kubuka kaus yang kukenakan,
lalu kulemparkan kain sarungku. Kemaluanku mengeras, menuntut diperlakukan
sebagaimana mestinya. Ah… edan !Tiba-tiba aku lihat kak Dianamengejang beberapa
kali. Pinggulnya mengangkat, kedua pahanya menjepit kepala kak Sandra.
Mengejang lagi, sementara kepalanya mendongak kekanan dan kiri. Ia terengah-engah,
lalu sesaat kemudian terdiam.Matanya terpejam. Kemudian kak Sandra muncul dari
balik selimut, ia nampak mengelap mulutnya dengan selimut.
Paha kak Diana tersingkap
karenanya.Kak Dianakemudian meraih kedua bahu kak Sandra, mendaratkan kecupan
dikening, pipi kanan dan kiri kak Sandra, lalu merangkul kak Sandra ke dalam
pelukannya. Beberapa saat mereka berpelukan. Aku yang menyaksikan kejadian itu
hanya dapat menahan napas, sementara tangan kananku meremas-remas dan mengurut
kemaluanku sendiri.Dan, kemudian mereka nampak berbincang lagi, lalu kak Sandra
membaringkan badanya. Terlentang. Kak Dianamenarik selimut, lalu
menyingkirkannya jauh-jauh.
Kak Sandra kelihatan protes,
tapi protes kak Sandra dibalas dengan lumatan bibir kak Diana. Tubuh kak Dianamenindih
tubuh kak Sandra. Aku melihat, dengan mata kepalaku sendiri. Dua wanita cantik,
dua tubuh indah dengan kulit putih mulus, tanpa busana, tanpa penutup
apapun.Saling menyentuh, Kak Dianakini yang bertindak aktif, ia kini menjilati
leher, pangkal leher, bahu, dada, payudara kanan dan kiri. Kak Sandra nampak
pasrah diperlakukan seperti itu. Kak Diananampak lebih terampil dari kak Sandra,
hampir setiap inci tubuh kak Sandra dijilati dan dikecupnya. Bahkan kini ia
menelusuri pangkal paha kak Sandra dari arah perut dan terus bergerak ke awah.
Kak Sandra hendak bangun,
kedua tanganya seolah menahan kepala kak Sandra yang terus bergerak ke bawah,
entah mungkin karena geli atau nikmat yang teramat sangat. Tapi tangan kak Dianamenahanya,
akhirnya kak Sandra menyerah. Dihempaskannya tubuhnya ke atas spring bad.Kak Dianakini
menciumi paha, lutut, bahkan telapak kaki kak Sandra. Tangan kanan kak Sandra
mengusap-usap kemaluannya, sementara jari-jari tangan kirinya dimasukan kedalam
mulutnya sendiri. Ia mengeliat-geliat.Tubuh kak Dianakemudian berubah lagi. Ia
kini telah siap berada diantara paha kak Sandra.
Kak Diana menarik bantal dan
meletakannya, dibawah pinggul kak Sandra, sehingga tubuh bagian bawah kak Sandra
makin terangkat. Kepala kak Sandra terjepit persis diantara selangkangan kak Sandra.Sebelah
tangannya meremas-remas payudara kak Sandra. Aku lihat tubuh kak Sandra
mengelinjang-gelinjang. Tak sadar aku turut merintih. Semakin kak Sandra
menggelinjang, nafasku semakin memburu. Tubuhku kini mendekap dan mengesek-gesek
bantal guling, dan batang kemaluanku menggesek-gesek ujungnya.Nikmat, entah apa
yang kini berada didalam pikiranku. Yang pasti aku turut larut dalam situasi
antara kak Sandra dan kak Diana.
“Kak Sandra… kak Diana……,
ini Eric… asssshhh..ahh kak…aku juga mau..! aku merintih dan terus merintih.
Semakin lama kak Sandra
kulihat semakin liar, badannya bergerak-gerak, naik-turun searah pinggulnya.
Kedua tangannya menangkup kepala kak Diana.Semakin lama gerakan kak Sandra
semakin liar, lalu pessss, TV mendadak padam. Sialan ! lampu diluar juga padam.
Gelap gulita. PLN sialan ! Brengsekkkkkk !!!
Aku terengah-engah, dalam
kegelapan. Sudah kadung mendidih, aku teruskan aksiku meski tanpa sensasi
visual. Aku merintih dan mendesah sendiri dalam kegelapan. Aku yakin disana kak
Sandra dan kak Dianapun tengah merintih dan mendesah, juga dalam kegelapan…
Tokkk tokk tokk.. !!
“Eric… bangun, udah siang
!“, suara ketukan atau entah gedoran pintu membangunkan aku. Rupanya sudah
siang.
“Bangun…!”, suara kak Sandra
kembali terdengar.
“Iya..! udah bangun…”,
teriakku. Lalu terdengar langkah kaki kak Sandra menjauh dari pintu kamarku.Ya
ampun ! aku terkaget. Berantakan sekali tempat tidurku. Dan bantal guling…,
bergegas aku buka sarungnya. Wah nembus !
Dengan terburu-buru kurapikan
kamarku, jam menunjukan pukul 8 pagi.Kalau tidak khawatir mendengar kembali
teriakan kak Sandra yang menyuruh sarapan mungkin aku memilih untuk tidur lagi.
Akhirnya aku keluar kamar, mengambil handuk, dan bergegas kekamar mandi.Didekat
ruang makan aku berpapasan dengan kak Sandra yang membawa nasi goreng dari
dapur. Namun bukan itu yang menarik perhatianku. Rambut lepek kak Sandra yang
belum kering benar jelas terlihat.Aku teringat kejadian tadi malam. “abis
keramas nih yee !”, kataku dalam hati.
“Apa senyam-senyum gitu ?”,
kak Sandra menatapku heran.
“Enggak …! Siapa… lagi yang
senyam-senyum.Mmm enak !”, kataku sambil menyuap sesendok nasi goreng hangat.
“Mandi dulu sana, dasar
jorok !”, kata kak Sandra sambil meletakan piring yang dipegangnya.
“Jorokan juga kak Sandra,
gituan dijilatin hiiii….”, kataku dalam hati, tapi kemudian bergegas mandi, eh
keramas juga !Segar sehabis mandi, hampir aku balik lagi ketika menyadari
dimeja makan Kak Sandra tengah sarapan ditemani kak Diana.
“Ikutan kontes musik dong
Ric !, jangan cuma berani nyanyi dikamar mandi aja !”, itu kalimat yang pertama
kudengar dari kak Diana.Cantik. Bener- benar cantik. Sumpah ! tapi matanya itu
! aku merasakan keliaran dimatanya ketika menatapku yang hanya terbungkus
handuk sepinggang.
“Eh, maaf kirain gak ada kak
Diana, maaf yah…permisi !”, kataku sambil berlalu.
Buru-buru aku ganti baju,
menyisir rambut.Ah kenapa aku ingin nampak keren. Karena ada kak Diana yang
cantik kali ya ? Pandang dari kiri dan kanan. Sip ! Turun kembali ke lantai
bawah, menikmati dua wajah cantik, dan sepiring nasi goreng bertabursosis yang
nikmat.
“Nih buruan, sarapan dulu
!”, kak Sandra yang kemudian menyuruhku sarapan, sementara mereka sendiri telah
selesai.Aku lalu sarapan dengan diawasi oleh dua mahluk cantik yang tidak
buru-buru beranjak dari meja makan. Mereka berbincang ngalor ngidul seputar
dunia kerja. Sesekali aku menimpali meskipun mungkin enggak nyambung.
“Dasar kuli, hari libur gini
masih aja ngurusin kerjaan !”, aku membatin.
“Tumben dihabisin ? kata kak Sandra melihat aku makan dengan
lahap.
“Abis enak sih ! jawabku.
“Biasanya, dia tuh ! susah
makannya, di masakin ini-itu…!”,
“Bohong kak ! jangan
dengerin !”, kataku menimpali ucapan kak Sandra
“Aah… emang biasanya gitu
kok ! kak Sandra memotong ucapanku. Kak Diana hanya tersenyum aja. Manis lagi
senyumnya.
Mmmuah ! ingin rasanya
kusentuh bibirnya itu.
Seminggu berlalu, setiap
hari rasanya aku menjadi tambah bejat. Pikiranku kotor terus. Terbayang kak Sandra
dan kak Diana. Namun yang lebih sering menari-nari dalam khayalanku kemudian
adalah sosok kak Sandra. Mungkin karena ia yang tiap hari ketemu. Sehingga
pikiran kotorku kemudian mengacu kepadanya.Aku merasa bersalah karena kemudian
khayalanku semakin kacau. Aku begitu terobsesi dengan kak Sandra. Setiap
menjelang tidur, pikiranku melayang-layang membayangkan kak Sandra. Aku ingin
merasakan kehangatan tubuh mulusnya, mengecap setiap inci kulit halusnya.
…ahhhhhh…..!!!Rasanya semua hal yang berkaitan dengan kak Sandra membuatku
terangsang. Melihat pakaiannya yang lagi dijemur saja aku terangsang.
Bahkan entah berapa kali
ketika kak Sandra tidak ada dirumah, aku mempergunakan benda-benda pribadi kak Sandra
menjadi objek fantasiku.Dan makin lama aku makin berani, hingga aku melakukan
self service, di kamar kak Sandra, ketika tidak ada kak Sandra tentunya.
Seperti siang itu, sebotol Hand Body Lotion milik kak Sandra kugenggam erat.Aku
terlentang diatas spring bad kak Sandra. Isi lotion telah kukeluarkan sehingga
melumuri kemaluanku yang mengacung. Kuurut perlahan, menikmati sensasi yang
membuai, sambil sesekali aku menciumi celana dalam pink kak Sandra. Aku
benar-benar hanyut dan terbuai dalam kenikmatan.
Sehingga aku tak begitu
menghiraukan ketika ada suara-suara didepan rumah. Ah… kak Sandra biasanya
pulang jam 6.30, sekarangbaru jam 2 siang…. Aman..Ach….shhhh…..
Aku terhanyut dan
bergelenyar penuh kenikmatan hingga….
Jeckrek !!! kunci pintu
depan dibuka dari luar, lalu pintu terbuka. Seseorang masuk. Ya ampun ! aku
sungguh panik. Kak Sandra Pulang !!!
Dengan gemetar dan penuh
ketakutan aku mengenakan celana. Ya ampun, berantakan begini, dan… Hand Body
Lotion tumpah… mati gue !
Tak dapat dicegah karena
pintu kamar memang tak kukunci. Blak…pintu didorong dari luar…
“Eric…! Ngapain kamu ?”,
mata kak Sandra menatapku tajam.
“ng..mmm ini lagi !”, aku
tak berkutik. Baju yang kugunakan mengelap ceceran Hand Body Lotion di seprai
kugenggam erat.Wangi Hand Body Lotion tercium kemana-mana. Keringat dingin
membasahi tubuhku yang hanya mengenakan training.
Napasku tercekat manakala
menyadari tatapan kak Sandra ke atas tempat tidur, celana dalam ka Sandra,
langerie kak Sandra, bantal guling, dan celana dalamku yang tak sempat kupakai
atau kusembunyikan. Shittttt….sialan!Kak Sandra menghela nafas panjang dan
berat, tatapannya sungguh menakutkan. Aku menggigil gemeteran. Kak Sandra
pastinya dapat menebak kelakuanku.
“Kok cepet pulangnya kak ?”,
dengan susah payah aku bersuara. Tapi kak Sandra tak memperdulikanku. Ia
berlalu, langkah kakinya menjauhi kamar.Lalu terdengar dentingan gelas, dan
pintu lemari es dibuka.
Bergegas aku membereskan
segala yang berantakan, sekedarnya. Lalu buru-buru meninggalkan kamar kak Sandra
!
“Anjing…!, brengsek “,
kataku sambil meninju dinding.“Bodoh, bodoh !”, aku mengutuk diriku sendiri.
Aku malu sekali. Dengan penuh ketakutan aku bergegas ganti baju. Pikiranku
kacau sekali. Aku dengan mengendap keluar rumah, motorku-pun kudorong keluar
halaman.Lalu aku kabur…ketempat kost temanku.
Tiga hari aku aku tak
pulang, temanku sampai terheran-heran dengan kelakuanku. Tapi aku simpan
rapat-rapat masalah yang sebenarnya. Aku hanya bilang lagi berantem sama
kakaku.Tadinya aku kebingungan juga kelamaan tidak pulang, mau pulang juga
rasanya bagaimana. Namun sebuah telpon dari kak Sandra membuat semuanya lebih
baik,
“Eric kamu kemana aja ? kamu
dimana ?”, terdengar suara kak Sandra di HP ku, datar. “mm ng… dirumah temen
kak ?”, kataku sedikit bergetar.
“Pulang…nanti kalo mamah
nanya gimana ?”, suara kak Sandra masih terdengar datar.Tapi setidaknya hal itu
membuatku sedikit lega. “Iya kak !”, lalu tak terdengar lagi suara kak Sandra.
Aku tertegun beberapa saat, namun kemudian aku memutuskan untuk pulang.
Tiba dirumah, tatapan kak Sandra
menyambutku. Aku tak berani menatap wajahnya. “kamu kemana aja ?”, suara kak Sandra
masih terdengar datar seperti ditelepon. “Mmm…dari rumah Wawan kak !”,
“Makan dulu…tuh kakak udah
masak !”, terdengar suara kak Sandra dari ruang tengah. “Iya kak !”, bergegas
aku ke meja makan. Melahap makanan yang tersedia dimeja makan, emang gua
laperrrr !
Besoknya, suasana masih
terasa amat hambar.Kak Sandra tak mengucap sepatah katapun. Ia membuang muka
ketika berpapasan dengan aku yang bermaksud ke kamar mandi. Selesai mandi,
ganti baju, kembali keruang makan. Aku dan kak Sandra sarapan seperti biasanya,
tapi rasanya suasana betul-betul mencekam.Kak Sandra nampak buru-buru
menyelesaikan sarapannya. Akupun bergegas menghabiskan sisa makananku.
“Kak, maafin Eric yah !”,
kataku sambil meletakan gelas yang airnya habis kuteguk.
Kak Sandra tak bersuara,
tapi matanya menatapku, penuh keheranan dan tanda tanya, atau mungkin tatapan
apa itu artinya.Entahlah Beberapa hari kemudian setelah situasi dirumah mulai
terasa normal, malam itu kak Sandra diruang tengah nonton TV atau mungkin
membaca majalah. Entahlah atau bisa kedua-duanya, soalnya TV dinyalakan tapi ia
asyik membaca majalah sambil telungkup dipermadani.
Dagunya diganjal dengan
bantal guling. Aku kemudian duduk disofa, tepat dibelakangnya. Rasanya badanku
gemetar menyaksikan pandangan dihadapanku. Sittttt !!!! Pikiran gilaku melintas
lagi.Pantat kak Sandra yang hanya dilapisi selembar baju tidur tipis begitu
indah terlihat. Garis celana dalam yang dikenakanya nampak menggurat. Betisnya
itu, alamak. Aku tak tahan ingin mengecapnya dengan lidahku. Dan…
“Bikin minum dong, haus
nih…!”, Kak Sandra membalikan badannya, dan melihat kearahku yang tengah
menikmati bagian belakang tubuhnya.
“Orange, atau susu ?”, tanpa
sadar aku melirik kearah dadanya.
Kak Sandra merasakan
pandangan mataku, ia membetulkan leher bajunya.
“Susu deh ! tapi jangan
penuh-penuh yah !”,
“Ok !”, lalu aku pergi ke
ruang sebelah. Seperti kebiasaannya kalau bikin susu ia pasti hanya minta
setengah gelas.“Takut gak abis”, katanya !
“Nih kak !”, kataku sambil
meletakkan gelas susu disebelah kanan. Lalu aku bergerak kesebelah kiri kak Sandra.
Kak Sandra segera mereguk minuman yang kusediakan untuknya itu. Aku sendiri
meraih majalah yang tengah dibaca Kak Sandra.
“Ih apaan nih, sini ! orang
lagi dibaca juga !”, kak Sandra berusaha meraih majalahnya kembali. Akhirnya
kulepaskan. Aku mengambil remote TV. Sambil tengkurap disamping kak Sandra, aku
memindah-mindah chanel.
“Kebiasaan kamu mah
pindah-pindah terus. balikin channel yang tadi aja ! katanya sambil berusaha meraih
remote. Akupun menyerah dan mengembalikan channel ke channel sebelumnya.
Lalu aku memiringkan badan
dan sekarang aku menghadap kearah kak Sandra. Menatapnya dalam-dalam.
“Ah… kakak ku sayang, engkau
cantik sekali. Ucapku dalam hati.
Lalu aku menutup kedua
mataku rapat-rapat sambil memikirkan sesuatu.
“Kak mau tanya, boleh kan ? kataku sambil tetap memejamkan mata.
“Tanya apa sih ! ia menjawab tanpa menoleh.
“mmmphmm.. kenapa ya
akhir-akhir ini aku jadi merasa aneh gitu ? ujarku.
“Maksudnya apa sih? yang
jelas dong. ujarnya
“Tapi kak Sandra jangan
marah yah ! kataku.
“Akhir-akhir ini kan aku sering
error. Pikiranya yang begituuu aja..Gak siang gak malem pokoknya pusing deh !
kataku.
“Mikirin apa sih ? tanya kak
Sandra.
“Ah… kak Sandra ini. Maksud
Eric… mmm jangan marah yah. Rasanya Eric gampang terangsang deh ! ujarku dengan
malu malu.
kubuka mataku dan
keterkejutan nampak diwajah kak Sandra. Lalu ia menghela nafas panjang.
“Kebanyakan nonton film
jelek kali tuh dikomputer. makanya hapus-hapusin gambar gambar jelek kayak gitu
! ujarnya.
“Bisa juga sih… kalau masturbasi
bahaya enggak sih kak? aku kembali melontarkan pertanyaan yang mengagetkannya.
”Apaan sih gituan di
tanya-tanyain. nampak kak Sandra agak gusar menimpali pertanyaanku.
“Kalau kata temen Eric sih
mendingan masturbasi daripada main sama cewek nakal karena bisa penyakitan !
Tak terdengar komentar
darinya sehingga aku kehabisan kata-kata.
“Sebenarnya gara-gara kak Sandra
sih ! dan aku menunggu. Benar saja, kak Sandra bereaksi. Ia menatapku penuh
tanya.
“Menurut sebuah survai, 60 %
wanita lajang melakukan masturbasi, bener kan ?”, aku kembali melontarkan
pukulan kata-kata.
“Kata siapa kamu ?”,
“Kata koran dannnnn… lubang
kunci ! jawabku.
“Maksud Eric apa sih…? Kakak
jadi pusing !”,
“Eric tahu rahasia kak Sandra
! ujarku lagi.
“Rahasia apa ? tanyanya
“Kak Sandra suka
menggeliat-geliat ditempat tidur tanpa pakaian dan memeluk bantal guling !
akhirnya mata Kak Sandra membeliak kaget dan tatapan matanya menyiratkan rasa
marah dan malu tapi ia berusaha menutupinya.
“ternyata kamu ngintip ya ? ujarnya
“Gak sengaja sih…!
kubenamkan mukaku dipermadani sambil menunggu efek selanjutnya.
“Tapi tenang aja. Rahasia
kak Sandra aman kok ditangan Eric. Dan rahasia Eric ada ditangan kak Sandra.
Sama-sama aman ok ! Kak Sandra tak bersuara. Benar-benar terdiam. Ia malah
membolak-balikan halaman majalah.
“Meskipun ada satu rahasia
lagi !”, tampak wajah kak Sandra kembali menegang. Pandanganya mengarah
kepadaku, yang kini juga menatapnya.
“Kak Diana… !”, kataku. Kak Sandra
benar-benar terhenyak. Ia bangkit hingga terduduk. Aku membalikan badan,
terlentang disamping kak Sandra.
“Tenang aja. Aku gak akan
membocorkannya ke siapa-siapa kok !”,
“Eric tahu semuanya ?”, kata
kak Sandra tiba-tiba.Pandangan matanya kini memelas dan penuh ketakutan. Aku
menganggukan kepala.
“Jangan bilang siapa-siapa,
jangan bilang mamah. Please !”, kak Sandra mengguncang bahuku.
“Tenang…pokoknya aman !”,
Kak Sandra nampak gelisah.
Aku tidak tega melihatnya.
Kak Sandra yang sangat baik
padaku telah aku antarkan pada suatu kondisi serba salah dan menakutkan
baginya. Tapi sudahlah.Tiba-tiba terdengar dering telp, bergegas aku bangun dan
mengangkat gagang telpon.
“Halloo..!”, terdengar suara
perempuan diseberang sana.
“Hallo…!”, kataku
“Ini Eric yah ?, kak Sandra
ada ?”, suara itu terdengar lembut.
“ng.. ini siapa yah ?”,
kataku sambil menduga-duga.
“Ini Diana…kak Sandra-nya
ada ?”,
“Ada…sebentar ya kak !”,
kataku.
“Kak… ini kak Diana!”,
kataku pada kak Sandra. Kulihat tiba-tiba expresi kak Sandra menegang. Namun
tak urung ia mendekatiku, dan menerima gagang telepon yang kusodorkan.
“Haloo..”,Aku bergegas
pergi, tak ingin mengganggu “sepasang kekasih” yang telepon-an. Aku naik ke
lantai atas, menuju kekamarku sendiri. Kukunci pintu kamar, mematikan lampu,
dengan perasaan campur aduk.
Beberapa saat kemudian
kudengar langkah kaki kak Sandra di tangga menuju kearah kamarku. Lalu
tiba-tiba aku mendengar ketukan dan suara kak Sandra.Aku terdiam, menunggu.
“Eric…!”, kembali terdengar ketukan. Kunyalakan lampu lalu membuka kunci pintu
kamar. Tanpa kupersilahkan kak Sandra menyeruak masuk lalu duduk dipinggir
tempat tidur. “Eric…”, kak Sandra tiba-tiba memecahkan keheningan.
Aku yang hendak menyalakan
rokok sambil menoleh kearahnya. Kulihat Ia menatapku dalam-dalam hingga
membuatku penasaran dan nampaknya ada sesuatu yang ingin diucapkanya. Aku tak
jadi menyalakan rokok lalu menarik kursi dan membalikanya sehingga menghadap
kearahnya. Lalu aku duduk dihadapan kak Sandra. “Eric bisa pegang rahasia kan ?
ucapnya sambil menatapku dengan sungguh-sungguh. Saat itu kulihat ada sebuah
ketakutan dimatanya yang tak terungkapkan.
“Masalah apa Kak ? ucapku.
“Soal Diana…! Oh masalah itu
rupanya. aku mengangguk perlahan.
“Jangan sampai Mamah tahu
ya. Katanya lagi.
Aku hanya menatapnya lalu
tersenyum dengan hambar.
“Janji ya !! kak Sandra
menatapku dalam-dalam.
“iya kak Janji ! kataku sambl mengacungkan telunjuk dan jari
tengahku.
“Kamu boleh minta apa aja,
pasti akan kakak turutin tapi syaratnya satu aja. kamu gak boleh bocorin
rahasia tentang hal ini. Katanya.
“Tenang kak pokoknya aman
deh ! kataku agak bergetar.
“Sekarang kamu mau minta apa
sama kakak ? nampaknya kak Sandra
mencoba bernegosiasi agar rahasianya tetap aman.
“ngak minta apa-apa deh…mmm.
Ucapku.
sungguh tak terpikir untuk
minta sesuatu pada kak Sandra lagi pula aku sama sekali gak kepirkiran untuk
membocorkan rahasianya. Namun tatapan liarku kearah dadanya sungguh
dinterpretasikan oleh kak Sandra.
“Kakak tahu kok apa yang
kamu inginkan. Sini ric…! kak Sandra
menepuk spring bad dan mungkin maksudnya menyuruhku duduk disampingnya.
Aku ragu sesaat sambil terus
memandang kearahnya.
“Sini….! katanya mengulang.
Meskipun ragu aku kemudian
beranjak dan dengan bingung aku duduk disebelahnya. Darahku berdesir saat
jemari lembut kak Sandra mengusap punggung tanganku. Lalu ia meraih telapak
tanganku hingga jemari tanganku kini digenggamnya.
“Pasti Eric sekarang lagi
error ! tiba-tiba kak Sandra berkata datar.
“Apaan sih kak ? kataku agak jengah.
“Pake pura-pura lagi ! Lalu
ia mendorong tubuhku. Karena Kak Sandra mengisyaratkan agar aku terlentang maka
aku segera terlentang dengan kakiku menjuntai kelantai.
“Eric pengen ini kan ?
jemari kak Sandra merayapi pahaku. Aku terhenyak menahan nafas. Kemudian kak Sandra
tanpa ragu mulai meremas kemaluanku perlahan.
“aaahh….. kedua lututku
terangkat parlahan lalu kuturunkan lagi.
“Kak…” kataku lirih
“sst…kakak tahu apa yang
kamu inginkan, tenang aja… kak Sandra benar-benar meremas-remas kemaluanku.
Getaran nikmat perlahan
merayap dalam diriku seiring makin mengerasnya batang kemaluanku. Kuraih bantal
dan kudekap hingga menutupi mukaku. Rasa malu dan nikmat membaur menjadi satu.
“Pake malu-malu lagi ! kak Sandra
memaksaku melepaskan bantal.
Akhirnya aku hanya bisa
menutup mata sambil menikmati gelenyar kenikmatan dari setiap remasan tangan
kak Sandra.
“Aaah…saahhh.. enak kak….! Ucapku.
Tanganku perlahan merayap
kearah pinggangnya dan meremasnya perlahan seiring geliat kenikmatan. Aku
semakin berani karena kak Sandra tak menolak remasan tanganku dipinggangnya.
“Udah ya…cukup segitu aja !
tiba-tiba kak Sandra menghentikan remasan tanganya.
“Ah kakak ! aku merintih
kecewa hingga hampir melonjak bangun.
“Kenapa Ric ? ia menatapku
dan sebuah senyum seolah menggodaku yang tengah terangsang.
“Tanggung Kak…please
lanjutin aja !! aku merintih dan memohon.
“Dasar kamu ya !! katanya sambil memijit hidungku.
Tanpa ragu aku melepaskan
training yg kukenakan dan kemaluanku yg sungguh telah mengeras terlihat seperti
mendongak keatas.
Nampak ada rasa malu pada
tatapan kak Sandra hingga aku bangkit dari tidurku, “Please…!”, lalu kuraih
tangan kak Sandra agar menjamah kemaluanku. Akhirnya tak urung kak Sandra menuruti
kemauanku dan kembali kuhempaskan tubuh diatas ranjang lalu menunggu kak Sandra
melakukan hal yg seharusnya. Tangan lembut dan halus kak Sandra menggenggam
kemaluanku nampaknya ia agak ragu, badanku mengerjap sesaat, ketika tangan kak Sandra
mulai meramas kemaluanku dengan perlahan. Kupenjamkan mata, menikmati setiap
kenikmatan yang datang.Semakin lama keinginanku semakin kuat. Aku merintih,
mendesah dan sesekali menggeliat.
Remasan tangannya memang terasa
nikmat namun semakin lama aku menginginkan lebih lalu aku meraih Hand Body dari
sela-sela pinggir springbad dengan gemetar kusodorkan pada kak Sandra.
“untuk apa ini ? ucapnya.
Meski terlihat ragu tapi perlahan
kak Sandra meraih Hand Body Lotion dan membuka tutupnya lalu menumpahkannya
ditangan kanannya. Kemudian ia melumuri kemaluanku.
Ahhh.. nikmatnya. Maafin aku
ya kak ! kataku.
“Iya anak nakal ! katanya.
Mungkin seharusnya ia
tersenyum tapi aku tidak melihatnya.
“Digimanain nih ? katanya berbisik perlahan.
“Urut aja kak. keatas dan
kebawah tapi pelan-pelan !. perintahku.
“kayak gini !
“Ya…ah… shhh… kak Sandra…
teruss kak.. ujarku sambil menikmati kocokan tangannya.
akupun semakin tenggelam dan
terbuai dalam kenikmatan yang luar biasa. Belaian lembut tangan Kak Sandra
sungguh membuat aku terlena. Dan tanpa kuminta kak Sandra telah cukup paham
ketika sudah agak mengering dan kesat ditambahkannya lagi cairan Hand Body itu.
Ia telah tahu yang kuinginkan. Caranya mengurut dan meremas sungguh sempurna.
Aku kemudian hanya bisa pasrah, merintih dan mendesah.
“ssshhhh… kaka…mkasihhhh….
Mmmm shhhhh enak ! ucapku.
Aku terus merintih dan
merintih keenakan dan sepertinya Ia benar-benar memanjakanku saat itu. Ia terus
mengurut dan membelai batangku hingga membuat aku terasa melambung-lambung.
Tapi lama kelamaan ada rasa
ngilu dikemaluanku dan semakin lama makin ngilu saja.
“kenapa ? udah ? kak Sandra bertanya ketika tanganku menahan
gerakan tanganya yang masih mengurut dan membelai.
“Ngilu kak…! kataku berbisik.
Lalu aku bangkit dari tempat
tidurku sehingga kami pun duduk berdampingan. Kak Sandra terlihat berusaha
mengelap cairan Hand Body yang berlepotan ditanganya. Trainingku menjadi
korban. Tanggung sekalian kotor, akupun mengelap kemaluanku dari cairan
handbody.Kami terdiam, beberapa saat.
“Tahu enggak kak !!
sebenarnya aku suka pake bantal guling. Seperti Kak Sandra ! ujarku
“Apa enaknya…! Ucapnya.
pertanyaan itu seolah terlontar begitu saja.
“Ya enak aja. Gesek-gesek.
Sambil membayangkan sedang memeluk kak Sandra !”.
“Dasar nakal ya kamu ! ia
memelintir kupingku.
“kak Sandra…! panggilku
‘Apa..? jawabnya.
‘Tanggung nih ! ucapku
“Tanggung apanya ? sahutnya
“Pura-pura jadi bantal
guling mau ? pintaku padanya.
“Apalagi nih ! tanyanya dengan
heran.
Aku gak tahan nih tapi kak Sandra
gak usah khawatir. Karena Aku gak akan merusak apapun. Ujarku membujuknya.
Kak Sandra tetap berbaju
lengkap kayak gini dan hanya berbaring aja. biar nanti aku yang mainin tubuh
kakak. ujarku
kak Sandra terdiam tak
menjawab seperti sedang mempertimbangkan sesuatu.
“Cuma gesek-gesek aja kok ! aku kemudian menandaskan.
“kayak gimana sih ? kamu ini
aneh-aneh aja ? ujarnya
“Berbaring dulu aja kak Sandra-nya.
Pokoknya aman deh. Eric gak bakalan merusak apapun. Janji !”, kataku sambil
setengah mendorong tubuh kak Sandra.
Kak Sandra tak urung menurut
dan Ia beringsut keatas spring bad lalu kubaringkan tubuhnya hingga terlentang.
Dengan bergetar kemudian aku berbaring menyamping. Lalu kakiku menyilang keatas
dua kakinya. Selangkanganku kini menempel ke pahanya dan Kami berdua masih
mengenakan pakaian masing masing.
Tapi lumayan enak lalu aku
mulai menggesek-gesekan kemaluanku kepaha kak Sandra. Rasa nikmat perlahan
mengalir seiring gesekan itu. Makin lama makin terasa enak. Tangan kak Sandra
kupaksa agar mau melingkari pinggangku. Aku terus menggesek tubuhnya hingga
merasakan nikmat.
Karena kurang berasa maka sesaat aku lepaskan
bajuku dan kini aku telanjang bulat sambil menelungkup tubuh kak Sandra yang
masih terbungkus Langerienya…
”shhhh…. Mmmm enak kak. Enak
! shhhhh ahhhh shhh ! tanpa sadar aku menciumi bahu kak Sandra. Aku semaki
berani karena kak Sandra membiarkan aku menciumi pundaknya. Makin lama tubuhku
makin bergeser. Tahu-tahu aku kini berada diantara dua paha kak Sandra. Kemaluanku
menggesek-gesek persis kemaluan kak Sandra dan rasanya sungguh nikmat.
Geletar-geletar birahi makin
memuncak hingga Aku mendesis dan merintih sambil sesekali mendaratkan ciuman ke
pundak kak Sandra. Lambat laun aku menyadari bahwa setiap aku bergerak dan
menggesek sepertinya tubuh kak Sandra ikut bergerak seirama gerakan tubuhku.
Bahkan beberapa kali ia membetulkan posisi pinggangku agar kemaluanku terus
menggesek-gesek kemaluan kak Sandra dan terus bergoyang-goyang berirama.
“Kurang keatas…sakit tahu !
suara ka Sandra terdengar memburu.
Aku menurut. Aku bergerak
lebih keatas. Paha kak Sandra bergerak seolah memberi ruang agar tubuhku
bergerak lebih leluasa.
“Pelan…pelan aja. ucapnya
sambil mendesis.
“Enak kak?’, akhirnya
kulontarkan pertanyaan itu. Kak Sandra terdiam.
Namun nafasnya semakin terdengar
memburu dan jemari tangannya terasa meremas-remas punggungku.Tanpa meminta
persetujuan aku berusaha meraih celana dalam kak Sandra.
“kamu mau apa? Tanyanya.
“Biar gak sakit lepasin aja
yah ? ia sedikit mempertahankanya.
“Please !”, kataku.
Akhirnya kak Sandra menurut.Bahkan
kakinya bergerak-gerak membantuku melepaskan celana dalam itu. Aku tidak
bermaksud menyetubuhi kak Sandra. Tidak benar-benar maskudku. Biar bersentuhan
lebih dekat aja. Dan untuk pertama kalinya dalam hidupku. Kemaluanku menempel
pada kemaluan wanita. Sungguh sensasinya luar biasa.Kemaluanku mengarah
kebawah, terjepit diantara paha kak Sandra. Lalu aku mulai menggesek-gesekanya.
Ada sesuatu yang hangat
namun basah dibawah sana. Semakin kugesekkan semakin terasa nikmat. Tiba-tiba
aku mendengar kak Sandra mendesah pelan. Kepalanya mendongak. Kuulangi gerakan
dan gesekanku, kembali ia mendesah. Akhirnya kuulangi gesekan diwilayah itu.
Aku senang mendengar kak Sandra mendesah-desah dan merintih. Kami ternyata
berada pada posisi saling berdekapan.Wajah kami begitu dekat. Aku merasakan
semburan nafas hangat kak Sandra. Dengan lembut kudaratkan bibirku didagunya.
Kemudian bergeser, perlahan. Akhirnya bibir kami bertemu. Bibir kak Sandra
awalnya diam tak bereaksi ketika bibirku berusaha melumat, tapi lama kelamaan
bibir itu membalas lumatan bibirku. Kami berpagutan dan saling melumat.Semakin
lama segalanya semakin liar. Aku kini bahkan sudah mengecap, menjilat bahkan
setengah menggigit leher kak Sandra. Ketika jilatan lidahku menyerang pangkal
leher dibawah telinganya, kak Sandra mendesah dan merintih. Aku kini
benar-benar membuat kak Sandra menjadi hilang kesadaran. Ia telah menjadi
benar-benar liar.
Diarahkannya kepalaku untuk
menciumi dadanya. Aku maklum dengan apa yang diinginkan kak Sandra. Aku bangit
dari cengraman tubuhnya. Lalu dengan gemetar kubuka Langerie yang dikenakan kak
Sandra. Kemudian Bra yang dikenakannya. Kini tubuh kak Sandra tak berbalut
selembar benangpun, sebagaimana aku. Tak tahan berlama-lama aku merangkul tubuh
kak Sandra.Aku menggumulinya dengan penuh nafsu. Aku jilat setiap inci
tubuhnya, semakin kak Sandra merintih semakin aku mejilat dan menggigit.
Putting susunya bergantian aku lahap. Aku bagai orang yang kesetanan. Tanpa
terasa aku mulai menjilati tubuh kak Sandra bagian bawah. Bahkan aku kini mulai
menciumi pangkal paha dan selangkangannya. Kak Sandra merintih dan melenguh.
Aku tak tahu bagaimana cara menjilat yang baik dan benar.Pokonya semakin keras
rintihan kak Sandra semakin lama aku menjilat.
Kupingku terasa berdenging dan
pekak karena terjepit kedua paha kak Sandra. Aku menjilat dan terus menjilat
kemaluan kak Sandra. Meskipun hidungku mencium aroma yang aneh, dan lidahku
mengecap rasa yang aneh pula. Aku terus menjilat. Bahkan bibirkupun mencium
bagian-bagian kemaluan kak Sandra. Aku bahagia mendengar kak Sandra
Merintih-rintih dan menjerit. Sampai kemudian kak Sandra menarik
kepalaku.“Sudah-sudah ! ngilu !”,
“Ngilu ?”, batinku. Bukanya
enak ?
Nafas kak Sandra
tersengal-sengal. Aku segera mengelap mulutku dengan baju kak Sandra, mengusir
perasaan tidak nyaman dimulutku. Namun aku masih bernafsu. Ketika aku bermaksud
menaiku tubuh kak Sandra.
“Tunggu sebentar. Masih
ngilu ric. Katanya.
Akhirnya aku hanya dapat
menciumi bagian perut, dada serta payudaranya. Kedua tangannya membelai-belai
rambutku.
Tubuhku perlahan mulai
merayap kembali. Masuk kedalam dekapan hangat tubuh kak Sandra. Rasa nikmat itu
perlahan kembali mengalir. Kemaluan kami kembali bergesekan. Dan aku mulai
meracau…
“Jangan !”, kak Sandra
menahan tubuhku. Aku tak tahan lagi. Aku ingin memasukannya. Aku ingin
merasakan terbenam dalam lembah kenikmatan itu.“Jangaaaaannn… please ! Eric
jangan !”, kak Sandra memohon ketika aku mencoba dan memaksa untuk kedua
kalinya.
“Eric udah gak tahan kak !
gak tahan lagi !”,
“Tapi Eric udah janji, gak
bakalan merusak.!”, kak Sandra menghiba.
“Eric udah gak
tahannnnnn….shhhh !”,
“Kak Sandra juga sama. Tapi
please jangannnn shhh !”,
Kak Sandra berbisik dengan
nafas memburu dan membuatku tak tahan lagi. Namun kemudian otak warasku hadir.
Kalau dengan bantal guling saja aku bisa puas, kenapa sekarang enggak.
Aku ambil celana dalam kak Sandra
lalu kugunakan untuk menutupi kemaluan kak Sandra.
“Aku pengen keluar disini,
boleh yah kak !. ucapku setengah memohon padanya.
Karena tak dilarang segera
aku memposisikan kemaluanku hingga mengarah kebawah dan terjepit paha kak Sandra.
Kedua Kemaluan kami hanya dipisah selembar celana dalam dan aku pun mulai
menggeseknya guna mencari sensasi kenikmatan itu. Aku menggesek dan menggese
hingga tak beberapa lama akhirnya gelombang kenikmatan itu pun datang.
“Crott.. Cratt creett..
cairan spermaku menyembur keluar hingga berkali kali hingga membasahi celana
dalamnya.
Nafasku masih tersengal dan
aku langsung terkapar diatas tubuh kak Sandra. Aku terdiam beberapa saat sebelum
akhirnya kak Sandra mendorong tubuhku yang menindih tubuhnya. Aku terbaring ke
samping. Ingin rasanya aku memeluk kak Sandra berlama-lama. Tapi kak Sandra
buru-buru bangkit. Dikenakannya Langerie-nya kembali. Lalu bergegas ia keluar
dari kamarku. Celana dalamnya yang basah berlumuran ditinggalkannya begitu
saja. Sejak saat itu maka rahasia dirumah ini pun kian bertambah dan sampai sekarang
kami terus melakukanya.
Tidak terlalu sering memang
namun ketika aku menginginkannya atau ketika kak Sandra “kepengen” (begitulah
istilah kak Sandra), maka kami akan melakukannya. Didapur, dikamar mandi,
diruang tengah, bahkan diruang tamu. Namun ada satu hal yang tetap kami jaga
selama ini. Sebenarnya kami tidak benar-benar bercinta karena sungguh akupun
komit dengan janjiku sendiri. Selain itu aku teramat menyayangi kak Sandra
hingga aku tak ingin merusaknya,
semua yang kuperoleh selama
ini telah lebih cukup bagiku. Dan mudah-mudahan akan tetap berlanjut seperti
itu.
Komentar
Posting Komentar