Langsung ke konten utama

Nikmatnya Bercinta Denga Ibu Mertua Abangku


Pada saat itu adalah hari sebelum abangku menikah, ketika itu saya pun ikut mengantar abangku kerumah calon istrinya. Setelah sampai dirumah calon istri abangku, saya melihat sesosok wanita STW (setengah tua) dengan body yang sangat semok dan sangat menggairahkan. Ketika itu saya pun terus memandangi tubuhnya yang molek dari ujung kaki sampai ujung kepala. Walaupun umurnya sudah tidak muda lagi, kira-kira sekitar 40 tahunan, namun saya melihat wajahnya masih sangat enak untuk dipandang. Mungkin karena Ibu mertua abangku itu sering melakukan perawatan, makanya wajahnya sangat halus dan sangat menggoda.

Namun waktu itu suasana rumah sangat ramai sehingga tidak terlalu sering saya pandangi tubuh Ibu mertua abangku itu, namun saya terus mencari dimana Ibu mertua abangku itu berada agar saya dapat memandangi tubuhnya lagi. Setelah beberapa saat saya melihatnya keluar dari kamar mandi, saat itu saya memandanginya dengan tajam dan setelah Ibu mertua abangku mengetahui kalau saya memandanginya, ia mengedipkan sebelah matanya dan meninggalkanku pergi.

Saya pun menjadi semakin penasaran dengan kedipan mata Ibu mertua abangku itu. Malam mulai larut, suasana rumah sudah sangat sepi sekali, akhirnya saya memutuskan untuk duduk sendirian disebuah ruangan sambil memikirkan arti kedipan mata Ibu mertua abangku tersebut.
Namun ditengah saya melamun, saya dikagetkan dengan kecupan lembut dari Ibu mertua abangku. Saya pun dengan reflek membalas ciuman Ibu mertua abangku itu. namun semua itu tidak berlangsung lama, karena Ibu mertua abangku itu langsung pergi meninggalkanku setelah memberikan ciuman lembutnya itu.

Hari-hari berikutnya saya bersikap seperti biasa, demikian juga Ibu mertua abangku. Pada saat saya duduk berdua dengannya, saya sering memberanikan diri memandang Ibu mertua abangku lama-lama dan dia hanya membalas dengan senyuman manis dan berkata.
“Ada apaa..?, sudah-sudah, Tante jadi malu nih. ucapnya.

Terus terang saja, saya sebenarnya merindukan untuk dapat bermesraan dengan Ibu mertua abangku itu. Saya kadang-kadang sangat merasa bersalah dengan abangku dan juga kakak ipar-ku yang baik hati. Terkadang saya merasa kurang ajar membayangkan Ibu mertua abangku disetubuhi ayah Ibu mertua abangku, saya bayangkan kemaluan ayah dan Ibu mertua abangku keluar masuk kemaluan Ibu mertua abangku.
Tetapi saya selalu menaruh hormat kepada ayah dan Ibu mertua abangku. Ibu mertua abangku juga sayang sama kami. Pagi-pagi hari berikutnya, saya ditelepon Ibu mertua abangku, minta agar sore harinya saya dapat mengantarkan ibu menengok keluarga yang sedang berada di rumah sakit, karena suami Ibu mertua abangku sedang pergi ke kota lain untuk urusan bisnis.

Saya sih setuju saja. Sore harinya kami jadi pergi ke rumah sakit dan pulang menjelan malam. Seperti biasa saya selalu bersikap sopan dan hormat pada Ibu mertua abangku. Dalam perjalan pulang itu, saya memberanikan diri bertanya.
“Tante, ngapain sih dulu tante kok cium Fadil ? tanyaku.
“Aah, kamu ini kok masih ingat-ingat saja sich. jawab Ibu mertua abangku sambil memandangku.
“Jelas dong Tante. Kan asyiik. kata saya menggoda,
“Naah tambah kurang ajar tuh, ingat abangmu lho Fadil. Nanti kedengaran juga bisa geger lho Fadil. Ujarnya.
“Tapi, sebenarnya kenapa sich Tante. Koq Fadil jadi penasaran lho. Ujarku.
“Aah, ini anak kok nggak mau diem sich. Tapi eeh… Fadil , sebenarnya waktu itu, waktu kita ngobrol itu, Tante lihat tampangmu itu kok cakep banget.

Hidungmu, bibirmu, matamu yang agak kurang ajar itu kok membuat Tante jadi gemes banget deh sama kamu. Makanya waktu lampu mati itu, entah setan dari mana tiba tiba Tante jadi pengin banget menciummu dan merangkulmu. Tante jadi malu sekali. Tante macam apa saya ini. Katanya.
“Mungkin, setannya ini Tante. Saat ini setannya itu juga deg-degan kalau lihat Tante. Tante boleh percaya boleh tidak kok. Ucapku.
“kadang-kadang kalau saya lagi sendiri, malah bayangin Tante lho. Bener-bener nih. Sumpah deh. Ujarku.
“Kalau Tante pernah bayangin saya nggak kalau lagi sama om. saya semakin berani.
“Aah nggak tahu ah…, udaah… udaah…, nanti kalau keterusan kan nggak baik. Ujarnya.
Hati-hati setirnya. Nanti kalau nabrak dikiranya nyetir sambil pacaran ama Tante. Pasti Tante yang disalahin orang, Dikiranya yang tua nih yang ngebet. katanya.

“Padahal dua-duanya ngebet lho Tante. Tante, maafin Fadil yah. Fajar jadi pengin banget sama Tante lho…, Gimana nih, punya Fadil sakit kejepit celana nih. saya makin berani.
“Aduuh…, jangan gitu dong. Tante jadi susah nih., tapi terus terang aja Fadil…, Tante jadi kayak jatuh cinta sama kamu deh, kalau udah begini dan udah naik begini, Tante jadi pengin ML sama kamu Fadil… Kita cepat pulang saja yaa nanti diterusin dirumah. Kita pulang ke rumahmu saja sekarang toh lagi kosong khan…, tapi Fadil minggir sebentar, Tante pengen cium kamu di sini. kata Tante dengan suara bergetar.

Jantungku berdebar-debar menandakan nafsu banget. Saya minggir di tempat yang agak gelap. Sebenarnya kaca mobilku juga sudah gelap, sehingga tidak akan ketahuan orang. Saya dan Ibu mertua abangku berangkulan, bercumbu dengan lembut penuh kerinduan. Benar-benar selama ini kami saling merindukan.
“Eehhm… Fadil, Tante kangen banget ma kamu. bisik Ibu mertua abangku.
“Saya juga Tante. bisikku.
“ Fadil udah dulu dil. eehmm udah dulu. Ucapnya dan nafas kami masih memburu.
“ Ayo jalan lagi… Hati-hati yaa. kata Ibu mertua abangku.
“ ibu Batang-ku kejepit niih. Sakit. Kataku
“ iich anak nakal ”, Pah saya dicubitnya.
“ Okei… buka dulu kancing celananya. katanya.
Cepat-cepat saya buka celana saya kemudian turuni celana dalamku. Woo, langsung berdiri tegang banget. Tangan kiri ibu mertua abangku, saya tuntun untuk memegang Batang-ku.
“ Aduuh kamu. Gede banget anu kamu…, Biar ibu pegangin, Ayo jalan. Hati-hati setirnya “,
Saya masukkan gigi satu dan mobil melaju pulang.

Batang-ku dipegangi ibu, jempolnya mengelus-elus kepala Batang-ku dengan lembut. Aduuh, gelii… nikmat sekali. Mobil berjalan tenang, kami berdiam diri tetapi tangan ibu terus memijat dan mengelus-elus Batang-ku dengan lembut.
Sampai di rumah, saya turun membuka pintu, dan langsung masuk garasi. Garasi saya tutup kembali. Kami bergandengan tangan masuk ke ruang tamu. Kami duduk di sofa dan berpandangan dengan penuh kerinduan.
Suasana begitu hening dan romantis, kami berpelukan lagi, bercumbu lagi, makin menggelora. Kami tumpahkan kerinduan kami. Saya ciumi Ibu mertua abangku dengan penuh nafsu. Saya rogoh payudaranya yang selalu saya bayangkan, aduh benar-benar besar dan lembut.
“ Buk, saya kangen banget Buk. saya kangen banget. Ujarku.
“ Aduuh Fadil, ibu juga… Peluklah ibu Fadil, peluklah ibu. nafasnya semakin memburu. Matanya terpejam dan saya ciumi matanya juga pipinya
Lalu kulumat bibirnya dan lidahku saya masukkan ke mulutnya. Ibu agak kaget dan membuka matanya. Deposit Via Pulsa
Kemudian dengan serta-merta lidahku disedotnya dengan penuh nafsu.
“ Eehhmm.., Fajar, ibu belum pernah ciuman seperti ini…, Lagi Fadil masukkan lidahmu ke mulut ibu ”
Ibu mendorongku pelan, memandangku dengan mesra. Dirangkulnya lagi diriku dan berbisik.
” Bawalah Ibu ke kamar…, Enakan di kamar, jangan disini “,
Dengan berangkulan kami masuk ke kamar tengah yang kosong. Saya merasa tidak enak di tempat tidur saya.

“ Bu kita pakai kamar tengah saja yaa “,
“ Okei, Lebih bebas di kamar ini ”, kata Ibu mertua abangku penuh pengertian.
“ Saya remas bokongnya yang semok “,
“ iich.., dasar anak nakal ”, Ibu mertua abangku merengut manja.
Kami duduk di tempat tidur, sambil beciuman saya buka pakaian Ibu mertua ku. Saya sungguh terpesona dengan kulit ibuku yang putih bersih dan mulus dengan payudaranya yang besar menggantung indah. Ibu saya rebahkan di tempat tidur. Celana dalamnya saya pelorotkan dan saya pelorotkan dari kakinya yang indah. Sekali lagi saya kagum melihat kemaluan Ibu mertua abangku yang tebal dengan bulunya yang tebal keriting.

Seperti saya membayangkan selama ini, kemaluan Ibu mertua kk ku benar menonjol ke atas terganjal bokongnya yang besar. Saya tidak tahan lagi memandang keindahan Ibu mertua abangku telentang di depanku. Saya buka pakaianku dan Batang-ku sudah benar-benar tegak sempurna. Ibu mertua abangku memandangku dengan tanpa berkedip.
Kami saling merindukan kebersamaan ini. Saya berbaring miring di samping Ibu mertua abangku. Saya ciumi, kuraba, kuelus semuanya, dari bibirnya sampai pahanya yang mulus. Saya remas lembut payudaranya, kuelus perutnya, kemaluannya, clitorisnya saya main-mainkan. Liang kemaluannya sudah basah.

Jariku saya basahi dengan cairan kemaluan Ibu mertua abangku, dan saya usapkan lembut di clitorisnya. Ibu menggelinjang keenakan dan mendesis-desis. Sementara peliku dipegang ibu dan dielus-elusnya. Kerinduan kami selama ini sudah mendesak untuk ditumpahkan dan dituntaskan malam ini. Ibu menggeliat-geliat, meremas-remas kepalsaya dan rambutku, mengelus punggungku, bokongku, dan akhirnya memegang Batang-ku yang sudah siap seia masuk ke liang kemaluan Ibu mertua abangku.

“ Buk, saya kaangen banget Buk…, saya kangen banget…, saya anak nakal Buk.. ”, bisikku.
” Ibu juga. sshh…, masukin …, masukin sekarang…, Ibu sudah pengiin banget … ”, bisik Ibu mertua abangku tersengal-sengal.
Saya naik ke atas Ibu mertua abangku bertelakan pada siku dan lututku. Tangan kananku mengelus wajahnya, pipinya, hidungnya dan bibir Ibu mertua abangku.Kami saling memandang. Berpandangan sangat mesra. Batang-ku dituntunnya masuk ke liang kemaluannya yang sudah basah. Ditempelkannya dan digesek-gesekan di bibir kemaluannya, di clitorisnya. Tangan kirinya memegang bokongku, menekan turun sedikit dan melepaskan tekanannya memberi komando Batang-ku. Kaki Ibu mertua abangku dikangkangnya lebar-lebar, dan saya sudah tidak sabar lagi untuk masuk ke kemaluan Ibu mertua abangku.

Kepala Batang-ku mulai masuk, makin dalam, makin dalam dan akhirnya masuk semuanya sampai ke pangkalnya. Saya mulai turun naik dengan teratur, keluar masuk, keluar masuk dalam kemaluan yang basah dan licin. Aduuh enaak, enaak sekali.
“ Masukkan setengah saja . Keluar-masukkan kepalanya yang besar ini…, Aduuh garis kepalanya enaak sekali “,
Nafsu kami semakin menggelora. Saya semakin cepat, semakin memompa Batang-ku ke kemaluan Ibu mertua abangku.


“ Buk, saya masukan semua, masuk semua Buk ”
“ Iyaa , enaak banget. Pelirmu ngganjel banget. Gede banget rasane. Ibu marem banget ” kami mendesis-desis, menggeliat-geliat, melenguh penuh kenikmatan.
Sementara itu kakinya yang tadi mengangkang sekarang dirapatkan. Aduuh, kemaluannya tebal banget. Saya paling tidak tahan lagi kalau sudah begini. Saya semakin ngotot menyetubuhi Ibu mertua abangku, menusuk kemaluan Ibu mertua abangku yang licin, yang tebal, yang sempit.
Bunyinya kecepak-kecepok membuat saya semakin bernafsu. Aduuh, saya sudah tidak tahan lagi.Cerita Semi
“ Buk saya mau keluaar Buk…, Aduuh Buk.., enaak bangeet
“ ssh…, hiiya Fajar, keluariin Fajar Fajar, keluarin “,
“ Ibu juga mau muncaak, mau muncaak…, Teruss Kami berpagutan kuat-kuat. Nafas kami terhenti.
Batang-ku saya tekan kuat-kuat ke dalam kemaluan Ibu mertua abangku. Pangkal Batang-ku berdenyut-denyut. menyemprotlah sudah pejuhku ke kemaluan Ibu mertua abangku. Kami bersama-sama menikmati puncak persetubuhan kami. Kerinduan, ketegangan kami tumpah sudah. Rasanya lemas sekali. Nafas yang tadi hampir terputus semakin menurun. Saya angkat tubuhku. Akan saya cabut Batang-ku yang sudah menancap dari dalam liang kemaluannya, tetapi ditahan Ibu mertua abangku.

“ Biar di dalam dulu Ayo miring, kamu berat sekali. Kamu nekad saja…, masa’ orang ditindih sekuatnya ”, katanya sambil memencet hidungku.
Kami miring, berhadapan, Ibu mertua abangku memencet hidungku lagi,
“ Dasar anak kurang ajar…, Berani sama Ibu mertua kakak mu ya.., Masa ibunya dinaikin, Tapi …, ibu nikmat banget, nikmat banget. Ibu belum pernah merasakan seperti ini “,
“ Buk, saya juga Buk. Mungkin karena curian ini ya Buk, bukan miliknya…, Punya bapaknya kok dimakan. Ibu juga, punya anakya kok ya dimakan, diminum ”, katsaya menggodanya.
“ Huush, dasar anak nakal.., Ayo dilepas .., Aduuh berantakan niih Pejuhmu pada tumpah di sprei, Keringatmu juga basahi tetek ibu niih.
“ Buk, malam ini ibu nggak usah pulang. Saya pengin dikelonin ibu malam ini. Saya pengin diteteki sampai pagi. kata saya.
“ Ooh jangan cah bagus…, kalau dituruti Ibu juga penginnya begitu. Tapi tidak boleh begitu. Kalau ketahuan orang bisa geger dehhh…
“ Tapi Buk, saya rasanya emoh pisah sama ibu “,
“ Hiyya, ibu tahu, tapi kita harus pakai otak dong. Toh, ibu tidak akan kabur.., justru kalau kita tidak hati-hati, semuanya akan bubar deh “,

Kami saling berpegangan tangan, berpandangan dengan mesra, bercumbu lagi penuh kelembutan. Tiada kata-kata yang keluar, tidak dapat diwujudkan dalam kata-kata. Kami saling mengasihi, antara ibu dan anak, antara seorang pria dan seorang wanita, kami tulus mengasihi satu sama lain. Malam itu kami mandi bersama, saling menyabuni, menggosok, meraba dan membelai. Batang-ku dicuci oleh Ibu mertua abangku, sampai tegak lagi.

“ Sudaah, sudaah, jangan nekad saja. Ayo nanti keburu malam. Ujarnya.
Malam itu sungguh sangat berkesan dalam hidupku. Hari-hari selanjutnya berjalan normal seperti biasanya. Kami saling menjaga diri. Kami menumpahkan kerinduan kami hanya apabila benar-benar ada kesempatan dan aman. Tetapi kami sering mencuri-curi kesempatan untuk sekedar bercumbu dan membelai. Kadang-kadang dengan berpandangan mata saja kami sudah menyalurkan kerinduan kami. Kami semakin sabar, semakin dewasa dalam menjaga hubungan terlarang kami. Ini adalah dosa paling nikmat yang pernah saya alami.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Draft Amarah Para Buruh 21

Draft Amarah Para Buruh 20

Lust in Broken Home 4

Akibat Kena Gendam Tetanggaku

Lust In Broken Home 5

Terjebak Didalam Kelas

Kisah Tragis Dikebun Karet

Amarah Para Buruh 17

Binalnya Ibu Tiriku 4

Lust in Broken Home 3