Liburan
panjang memang sering dimanfaatkan oleh warga kota besar untuk berekreasi
bersama keluarga. Hal ini juga dilakukan oleh keluarga Rahmat yang berencana
untuk menginap selama 2 hari di sebuah hotel di kawasan wisata pantai guna sejenak
melupakan hiruk pikuk kota. Di sana setiap hari mereka menghabiskan waktu
bersama, berenang, latihan diving, dan mengabadikan kegembiraan mereka
sekeluarga menggunakan kamera foto dan handycam.
Tapi di hari ke-3,Marlina
merasa kecapaian dan tidak ikut suami dan dua anaknya bepergian. Ia memilih
diam di kamar hotel untuk istirahat. Pagi-pagi, Rahmat, dan Riko-Riki berangkat
untuk menikmati indahnya pulau-pulau kecil di sekitar kawasan wisata itu yang
harus ditempuh dengan menyeberang perahu boat selama setengah hari. Ya sudah
mama tinggal saja di hotel, istirahat.. paling besok kita sudah balik,kata
Rahmat, saat hendak berangkat. Ia mengerti benar stamina istrinya kurang fit
kalau harus menyeberang menggunakan boat. Riko dan Riki mencium pipi mamanya
sebelum pergi.
Hotel
berbintang tempat mereka menginap jauh dari pemukiman penduduk. Tempatnya
memang sangat nyaman untuk berlibur menghilangkan suntuk, dengan rindang
pepohonan di sekitar hotel dan panorama pantai yang berpasir putih. Hanya saja,
keluarga Rahmat datang ke sana saat bukan musim libur, dan suasana hotel memang
sedang sepi tamu. Ini juga yang membuat pengelola hotel memperlakukan keluarga
Rahmat secara spesial agar mau menginap lebih lama di sana. Sebab mereka
menyewa dua kamar, satu untuk mereka dan satunya untuk anak-anak.
Marlina
bangun sekitar pukul 11 siang, badannya sudah lebih segar dengan istirahat yang
cukup. Ia lalu mandi dan menyantap sarapan yang diantar sedari pagi.Marlina
tergolong wanita cantik yang di usia ke 35 tubuhnya semakin menggairahkan dari
segi seksual. Payudaranya 36d dan tubuh tinggi montok berisi dengan pantat yang
seksi dibalut kulit putih bersih. Banyak yang bilang wajah dan perawakanMarlina
mirip artis sinetron. Setelah menikmati sarapannya,Marlina mencoba rileks di
sofa menonton televisi. Saat itu ia hanya mengenakan sebuah kaos oblong berwarna
putih dan celana pendek longgar agar lebih nyaman.
Tayangan
kuliner di televisi hampir membuatMarlina yang berbaring di sofa terlelap lagi,
tapi ketukan pintu kamar menyadarkannya. Hendro (40) dan Rudi (28), dua orang
petugas Hotel itu berdiri di muka pintu saatMarlina membukanya. Maaf mengganggu
bu,kata Hendro ramah. Rudi berdiri di belakang Hendro. Oh nggak apa.. ada apa
ya?,tanyaMarlina. Tadi pagi kami dipesan pak Rahmat, disuruh memeriksa kemari,
katanya ada gangguan kerusakan di shower dan saluran pembuangannya?,jawab Hendro.
Hendro lalu mengenalkan diri kalau ia dan Rudi adalah petugas Hotel yang
bertanggung jawab jika ada keluhan kerusakan fasilitas hotel. “Ehm.., oh iya.
Tadi sempat ke sini ya? Maaf ya saya bangunnya kesiangan.. ayo silahkan masuk
pak, Marlina baru ingat tadi pagi sempat ngomel-ngomel karena kerusakan di
kamar mandi hotel.Marlina menyilakan dua petugas hotel itu masuk. Tak disangka
saat itulah niat bejad dua petugas Hotel dan kesempatan yang tersedia di saat Marlina
seorang diri, membuatMarlina diperkosa di kamar sewaan keluarganya. Rahmat,
suami Marlina bersama anak mereka, Riko dan Riki kembali ke Hotel dua hari
kemudian setelah menikmati keindahan pulau-pulau kecil di seberang kawasan
pariwisata itu.
Malam hari setelah Riko dan Riki masuk ke kamar mereka dan
tidur, Rahmat mencari tahu apa penyebab istrinya bermuram muka sejak mereka
kembali ke Hotel.
“Mama
masih sakit ya?, kok diam terus dari tadi,tanyanya padaMarlina.
“Nggak
papa, mama sudah sehat. Tapi selama papa dan anak-anak pergi… Marlina tak
melanjutkan ceritanya. Ia tengkurap di ranjang dengan raut sedih, sementara
Rahmat dengan sabar menunggu jawaban istrinya itu.
“Ayo
teruskan mama, ada apa sebenarnya?,Rahmat penasaran.
“Tadi
Mama diperkosa pa.. mama diperkosa oleh dua petugas hotel ini dan sekarang
mereka sudah kabur. isak Marlina menjadi-jadi.
Marlina
pun bercerita bagaimana dua petugas hotel itu datang ke kamar untuk memperbaiki
shower. Namun saat kamar tertutup, mereka meringkusMarlina dan mengikatnya.
Mulutnya disumpal kain dan matanya juga ditutup ikatan saputangan. Lalu, mereka
memperkosaMarlina berkali-kali. Apa..??,Rahmat terkejut bukan main mendengar
istri tercintanya digauli secara paksa oleh dua petugas hotel. Ia berusaha
menghiburMarlina agar tidak trauma, dan berjanji segera melaporkan kejadian itu
ke kantor polisi esok harinya. Rahmat sangat terpukul mendengar cerita
istrinya. Setelah menenangkanMarlina dan membiarkan ia terlelap, Rahmat
kemudian keluar kamar hotel menuju tepian pantai untuk menyepi sambil
merencanakan melaporkan masalah tersebut esok paginya. Tapi, sebelum keluar
kamar Rahmat menemukan handycam milik Riko, anaknya tergeletak di dekat pintu
kamar hotel.
Handycam
itu tidak dibawa ketika Rahmat bersama dua anaknya melancong ke pulau pulau
kecil dua hari lalu. Ia lalu memungut handycam itu dan membawanya keluar. Di
tepi pantai yang sepi itu, Rahmat melamun panjang memikirkan nasib keluarganya.
Pergi berlibur untuk melepaskan beban dari himpitan kerja dan hiruk pikuk kota,
justru membawa problem yang sangat berat dan aib. Tangannya iseng menghidupkan
handycam untuk mengambil gambar bintang di langit malam itu. Namun niat ia
urungkan karena pita kaset ternyata penuh. Penasaran, Rahmat kemudian merewind
kaset dan memutarnya untuk melihat isinya. Mata Rahmat terbelalak saat rekaman
handycam tertayang di LCD handycam. Ternyata isinya adalah adegan pemerkosaan
yang menimpaMarlina, istrinya.Marlina dalam keadaan terikat, masing-masing
tangannya diikat di pojok sisi ranjang membuat posisiMarlina terlentang dengan
kaki terbuka. Ia hanya mengenakan CD dan Bra berwarna biru muda, sementara mata
dan mulutnya tertutup erat dengan ikatan sapu tangan.
Tubuh
Marlina yang putih mulus meronta-ronta di atas ranjang seolah menuntut
dilepaskan. Suaranya hanya ehmmmehmmm seperti berteriak, tapi tak bisa lepas
karena mulutnya tersumbat. Ha.. ha.. ha.. ini dia.. tante girang yang sudah
nggak tahan di atas ranjang,suara seorang pria terdengar dalam rekaman itu.
Rahmat mengenal suara itu, itu suara Robi, bujangan petugas hotel.
Nampaknya
Robi yang memegang handycam dan mengambil gambarMarlina di ranjang. Eng.. ing..
eng ini dia gigolonya,kata Robi, di saat yang sama muncul gambar Hendro petugas
hotel lainnya. Hendro hanya menggunakan kolor putih, di baliknya nampa penisnya
yang mulai menonjol tegang. Hendro menyeringai di kamera sambil lidahnya
menjilati bibir sendiri seakan hendak menyantap makanan lezat. Hendro naik ke
ranjang di manaMarlina terikat. Ia berlutut di antara kakiMarlina sambil
tanganya mulai mengusapi kaki mulusMarlina.Marlina memberontak meronta-ronta,
teriakan tertahan terdengar keras. Eit.. eit percuma tante lebih baik tante
nikmati saja, ketimbang melawan ntar malah sakit lho.. he..he..he..,Hendro
terus merabaMarlina. Mulai dari kaki, paha, perut, dan kini tangannya mulai
menjalar ke payudaraMarlina yang masih terbungkus Bra.
Marlina terus meronta
berusaha melawan, tetapi percuma karena ikatan di tangan dan kakinya sangat
kuat menggunakan tali plastik jemuran.
Kurang
ajar, pikir Rahmat saat menyaksikan adegan itu di handycam. Rasanya ia ingin
sekali menemukan petugas hotel itu dan menghajarnya. Rahmat melanjutkan
menyaksikan adegan di layar monitor handycam, kini tangan Hendro mencabik paksa
BraMarlina hinga tanggal. Payudara montokMarlina sampai tergoncang-goncang.
Pemandangan itu membuat Hendro makin bernafsu dan seketika bibirnya mulai
menjelajahi payudaraMarlina, bergantian, satu dihisap satu diremas-remas. Ehmmhhkk
ehmhkkk,Nana terus meronta berusaha melawan, tapi Hendro tak peduli dan terus
melakukan aksinya menikmati payudaraMarlina. Eihh.. tenang aja tante.. nanti
juga wenak..,kata Hendro sambil tanganya memberi kode ke kamera agar mendekat. Waduh..
ini bayi tua lagi netek nih, cucu mamah gede sih,suara Rudi terdengar dalam
rekaman, sementara adegan itu diclose-up. Nampak jelas bagaimana lidah Hendro
bermain di putting susuMarlina, sesekali dihisap dengan keras, lalu dijilati
lagi pelan perlahan. Handycam di tangan Rudi juga merekam jelas bagaimana
putting susuMarlina perlahan-lahan mengeras setelah menerima jilatan dan
hisapan Hendro. Handycam kemudian diarahkan Rudi ke bagian bawah, merekam
tangan kiri Hendro yang mulai menggerayangi CDMarlina.
Gambar
kembali diclose-up, pinggulMarlina bergerak kencang berusaha menghindari
sentuhan Hendro, namun percuma. Jemari-jemari kekar Hendro mulai menyusup ke
balik CD dan menggelitik klitorisMarlina, sementara di bagian atas yang tak
terekam kamera bisa dipastikan Hendro makin bergairah menghisapi susuMarlina.
Rudi menjauh dan mengambil gambar utuh. Hendro bergerak membuka penutup mataMarlina,
lalu ia mencabik CDMarlina dan menjilatinya beberapa kali. Ha.. ha.. ha.. sudah
kubilang, tante pasti suka. Ini buktinya air pepeknya sudah mulai netes.
Makanya jangan melawan ya,Hendro menghisap CDMarlina lalu menghempasnya ke arah
kamera. Rudi mengclose-up wajahMarlina.
MataMarlina
melotot marah dan mulutnya yang masih tertutup ikatan sapu tangan mengeluarkan
suara tertahan seperti membentak protes. Waduh.. si tante makin galak makin
seksi nih.. ayo embat aja kang.., ntar gantian kita.., suara Rudi menyemangati Hendro.
Santai aja Rud.. makin galak makin asyik rasanya. Sekarang kita lihat masih
galak nggak kalau itilnya diisapin.
“Ayo
ke siniin kameranya biar lebih jelas gambarnya,Hendro meremas susuMarlina dan
menjawil dagunya,Marlina semakin marah, lalu Salam mengarahkan kepalanya ke
selangkanganMarlina. Handycam di tangan Rudi mendekat ke selangkanganMarlina.
Jemari Hendro membelai-belai vaginaMarlina yang sudah telanjang penuh,
sementaraMarlina tetap berusaha melawan dan meronta-ronta.
Bibir
vaginaMarlina direngkah dua jemari Hendro hingga terbuka, warnanya merah muda
dan mulai basah lantaran klitorisnya dimainkan jemari Hendro. Ini itil namanya
frend.. makin digosok, tante makin kenimatan nggak tahan.. ha ha ha, suara Hendro
bergairah, sementara gambar di LCD menunjukkan jempolnya menekan dan menguyak
klitorisMarlina. Bibir Hendro kemudian mendekat ke vaginaMarlina, lidahnya mulai
menjulur menjilati klitorisMarlina. Telapak tangannya menekan bagian atas
vaginaMarlina yang ditumbuhi bulu halus tercukur rapi. Hmmm.. sedep bener nih
tante. Nggak ada bau terasinya pepeknya nihhe he. Rud kau suting mukanya tante
pas aku mainin itilnya ya..,Hendro kembali menjilati vaginaMarlina, kali ini
ssambil dihisap-hisap.
Rudi mereka ekspresi Marlina. Matanya kini terpejam dan
mulutnya yang tersumpal masih berusaha teriak, namun tubuhnya sudah lemah tak
mampu meronta lagi. TenagaMarlina sudah terkuras karena berusaha melawan ikatan
di tangan dan kaki. Ehmmhh.. ehmmmhhpp.,suaraMarlina melemas juga, rontanya
justru menjadi gemulai membuat Salam makin nafsu menghisap vaginanya.
Jilatan-jilatan lidah Hendro di vaginaMarlina membuat pikirannya bercabang. Ia
mulai merasakan kenikmatan yang tak mungkin dihindari. Ehmm.. kenapa tante?
Nikmat ya?,suara Rudi bertanya sambil wajahMarlina di close-up.Marlina melotot
sambil berusaha mengangkat kepalanya, ia berusaha berteriak lagi, memprotes
gambarnya direkam Rudi. Rahmat semakin marah melihat adegan itu. Dalam hatinya
ia menaruh dendam kesumat pada Salan dan Rudi yang mengerjai istrinya.
Tapi
adegan demi adegan yang dilihatnya di layar LCD handycam membuat Rahmat semakin
penasaran. Rudi tiba-tiba menghempas sapu tangan penutup bibirMarlina. TapiMarlina
justru terpejam dan tak mengeluarkan sepatah kata pun, apalagi teriakan. Ayo
tante.. mau marah apa? Mau ngomong apa.. ayo teriak lagi?,suara Rudi meledekMarlina.
Ehmm.. jangan amphuunnn.. jangan disuting amphunnn,suaraMarlina memelas dengan
nafas yang mulai berat dan mulai terangsang. Ampun kenapa tante..?,suara Rudi
kembali menggoda. Akhhss.. amphuunnnn oughhh mmpphh..,mataMarlina kembali
terpejam, tubuhnya bergetar seperti menahan birahi yang memuncak.
Dari
Layar monitor handycam, Rahmat bisa menandai ciri-ciri wajah istrinya mulai
dilanda gairah seksual. Di bagian bawah Hendro terus menjilati vaginaMarlina,
Rudi mengarahkan kameranya di bawah. Kepala Hendro seakan terbenam di
selangkangan wanita cantik tsb, saat di close-up nampak vaginaMarlina sudah
sangat basah dan cairannya terus dijilati dan dihisap Hendro. Pinggulnya
bergoyang mengikuti irama jilatan Hendro. Oughh.. ampphhhuuunnn akhhsss..,suaraMarlina
terdengar.
"Nih syuting nih.. nah lihat nih.. tante udah nggak tahan mau
dientotin nih..,kata Hendro sambil jemarinya membuka bibir vaginaMarlina.
Handycam
Rudi mengclose-up vaginaMarlina yang terkuak oleh jemari Hendro. Terlihat jelas
dinding vaginaMarlina berkedut-kedut dan nampak dibaluri lendir birahinya
sendiri. Hendro masih menahan vaginaMarlina dengan jarinya, lalu penis Hendro
terekam di kamera sudah tegang mengacung dan mulai mendekati bibir vagina Marlina.
Eh Rud.. kau rekam yang lengkap ya.. aku entotin dulu nih tante, ntar kalau aku
cabut kontolku.. kau coles-up lagi pepeknya yabiar kau lihat bagaimana kalau
tante puas.. ha ha..,Hendro menyeringai. Hendro mengambil posisi tepat ditengah
kaki wanita itu, dan perlahan menuntut penisnya ke bibir vaginaMarlina.
“Amphhuunn..
tolong lepaskan saya.. jangan.. tolong jangan, marlina memelas pasrah, seolah
sadar sesaat lagi ia akan disetubuhi pria lain yang bukan suaminya.
“Nah..
begitu dong.. yang halus.. jangan marah marah kayak tadi hah..!! Ayo sekarang
mau apa, mau dilepas?. Rud turuti tante ini, lepas ikatan kakinya Rud, cepat,Hendro
tetap pada posisi siap menindih marlina, ujung penisnya sudah menyentuh bibir
vaginaMarlina yang merekah.
“Akhhss..
jangan pak.. amphun.. jangan..,Nana memelas sejadi-jadinya dengan suara parau
saat merasakan benda hangat menempel di bibir vaginanya. Rudi merekam semuanya
sambil melepas ikatan di kakiMarlina. Dari posisi itu nampak jelas penis Hendro
sudah menempel di bibir vaginaMarlina.
“Sudah
siap tanthee.. ouh.. sudah siap kubawa ke alam nikmathhh.. ahh..,Hendro
menindih tubuhMarlina dan memegang kedua pipiMarlina agar wajahMarlina
menghadap ke wajahnya. Pinggulnya mulai ditekan membuat kepala penisnya
menembus bibir vaginaMarlina. Ngghhh amphuunnn.. jangahhnnntolong janganhhh
engghhhmmm ouuhhhhggghhh akhhhssss,suaraMarlina yang memelas berubah menjadi
desahan tak tertahan saat Hendro mulai memasukkan penis ke vaginanya dan mulai
memompa keluar masuk. Rahmat melihat bagaimana tubuh mulus istrinya
menggelinjang setiap sentakan pinggul Hendro terjadi.Marlina mendesah tak
karuan ditindih tubuh Hendro yang kekar. Perawakan Hendro agak pendek, penisnya
juga lebih pendek dari milik Rahmat. Tapi penis hitam Hendro jauh lebih gemuk
dan lebih tegar dari milik Rahmat.
Rudi
mengclose-up bagian yang sedang intim itu. Bibir vaginaMarlina sampai
monyong-monyong didera penis Hendro. Hendro menghentak pinggulnya semakin cepat
semakin keras. Akhhss ouhhh.. ahhhh ssstttughhh,Nana terpejam sambil mendesah
menahan nikmat, ia tak sadar wajahnya diclose-up oleh Rudi. Rudi kemudian
menjauh mengambil gambar lengkap. LCD handycam yang dilihat Rahmat menampakkan
bagaimana kaki mulus Nina kini justru merangkul pinggul Hendro yang semakin
cepat memacunya, nafasnya terdengar keras memburu. Desahan Nina juga makin
keras, dan kepalanya bergerak ke kanan-kiri. Ougghhh argghhh huh nikmat sekalih
tubuhmuuhh tannteehhh ouhhh.. aaahhhhhkkkkouhhh nikhhhmmaaathhhh.,Hendro
mencabut penisnya dan berlutut di hadapanMarlina dengan kepala menengadah dan
tubuh bergetar, sesaat kemudian penisnya menyemburkan sperma sampai ke perutMarlina.
Hendro mencapai puncaknya.
"Waduh.. akang ini belum apa-apa tuh udah ngecrot
kemana-mana maninya.., sini gantian.. biar saya ambil alih memuskan tante..,Rudi
bergegas naik ranjang menggantikan posisi Hendro. Rekaman di handycam sempat
goyang menampilkan gambar lantai, cermin rias, dan langit-langit kamar. Kini Hendro
yang merekam gambar, sementara Rudi sudah bugil menindih tubuhMarlina. Penis
Rudi sangat kekar, panjang dan besar. Kotak-kotak kekar di perut Rudi
menggambarkan keperkasaan, ia memang perenang tangguh di kawasan wisata itu.
“Sudahhh
amphuunnn jangan lagihh.. amphunnnhhh,pinggul Nina bergerak ingin menghindari
penis Rudi yang sudah mengarah ke vaginanya, tapi percuma karena kedua
tangannya masih terikat membuat posisinya tertahan terlentang. Tenang tante
sayang.. kan masih tanggung tadi.. sekarang saya kasih biar tante puas..,Rudi
tiba-tiba menindihMarlina, ia melumat bibir ranumMarlina, meremas susunya, dan
mulai menggenjot penisnya keluar masuk ke vaginaMarlina.
Marlina mulai mendesah,
gerakan Rudi membuat ia kembali terangsang hebat setelah puncak klimaksnya
hampir sampai bersama Hendro tadi. Rahmat melihat dari layar LCD bagaimana
istrinya mulai hilang kontrol dan tak menyadari sedang berhubungan intim dengan
lelaki lain yang memperkosanya.Marlina terpejam dengan bibir terus dilumat
Rudi, malahMarlina nampak membalas lumatan-lumatan Rudi, nafas mereka sama-sama
memburu bercampur desahan. Goyang yang keras Rud.. si tante dah mau sampai
puncak tuh,suara Hendro terdengar, sementara gambar di close-up ke wajahMarlina
dan Rudi yang berpagutan bibir.
Rudi
menggocok semakin kencang, kakiMarlina merangkul pinggul Rudi seolah ingin
hantaman yang lebih sempurna di vaginanya. Oughh ghimmana tanntehhh enakkhhhss??,Rudi
melepas pagutannya dan terus menggenjotMarlina sambil mengeluarkan obrolan
nakal.Marlina semakin lepas kendali di saat puncak kenikmatan nyaris
dirasakannya di bawah himpitan tubuh Rudi yang kekar. Gimana tanthee jawabbbhhh
aghhh,Ngghhhmm ahhsss.,Nana mendesis. Rudi menggenjotnya lebih keras, dan terus
meluncurkan tanya padaMarlina.
"Akhhss.. amphunnn ahhhsss enakhhhmaaass..
sssttt..,Apa tanthe??? Yang keras bilang,Ughhh ssstnnikkhhmmmaatt ssshhh aaahhh
ihhh,Enakh digoyanghhh ayo bilang,Rudi terus memancingMarlina.Marlina
menggelinjang kenikmatan dengan nafas semakin berat memburu. Peluh mereka
bercampur menetes. Apanya yang nikmat tantehh,Ssttt.. ahhgg.. konthhh tholll
assttt oughhh,Nana menjawab tanpa sadar. Yahhkk begithuu tannthee akhhhsss
nihhhh.. ouh.. pepekmu juga enakhh tannte,Rudi semakin liar menggenjotMarlina.
Kini kaki kananMarlina diangkat ke bahunya lalu dengan posisi ituMarlina
kembali dihajarnya. Tanhtee enakhh diapainnn hahh..??,Rudi memacu penisnya
semakin cepat, ia mulai merasakan kedutan dari dinding vaginaMarlina menandakanMarlina
hampir klimaks. Hendro mengclose up lagi wajahMarlina yang terpejam, sementara
Rudi menggenjotMarlina sambil terus bertanya nakal. Hendro berusaha melepaskan
ikatan tanganMarlina sambil terus merekam pertempuran ranjang itu.
“Aghh..
dihennntoothhinnhh aaakhhsss ahhh. Amphunnnn uhhh enthooottt akhhhsss ouhhh..
sssttt enghhhmmm,â€desahMarlina. Diperkosa ini tanthee.. enakhss
diperkosaaa..??,Yeahhh akhhsss eeehhhnnnnaaakkhhh.. perkohhssaaaahhhsss,Nana
menceracau mengukuti pertanyaan Rudi. TanganMarlina yang sudah lepas dari
ikatan bukannya mendorong tubuh Rudi tapi justru merangkul leher Rudi dan
meremasi rambut Rudi dari belakang. Dari LCD handycam di tangannya, Rahmat
melihat istrinya sudah mencapai klimaksnya, suaraMarlina terdengar sangat
menggairahkan saat itu. Tanpa sadar penis Rahmat mulai tegang. Ayooo.. tante..
ahhh.. ayohh,Rudi juga hampir mencapai klimaks, secara masksimal tenaganya
dipacu menggoyangMarlina.
TubuhMarlina
mulai bergetar hebat dan kakinya seperti kejang merangkul pinggul Rudi yang terus
bergoyang di atas tubuhnya. Akkhsss.. ahhhh ammphuuunnnnhhhh ssttttt
akkhhhsssss. Mmmmphhhmmmm emmphhhhpppp,pertahananMarlina akhirnya bobol,
tubuhnya seakan kejang, tangannya menarik rambut Rudi, dan kepalanya terangkat
meraih wajah Rudi. Saat klimaksnya membludak,Marlina justru melumat bibir Rudi,
memeluk Rudi kuat-kuat, melepaskan kedutan-kedutan nikmatnya. Akhhh ouhh..
yeahhh.. yeahhhh ouhhh yeaaahhhhh,Rudi melenguh kejang melepas lumatanMarlina.
Rudi juga mencapai klimaksnya sambil memeluk erat tubuhMarlina, mereka
berpelukan erat dan saling menekan kenikmatan di vital mereka secara bersamaan,
lalu lemas beberapa saat kemudian. Hendro mengclose-up bagian vital itu,
perlahan Rudi mencabut penisnya.
Air
sperma Rudi terhujam di dalam vaginaMarlina perlahan menembus keluar meleles di
bibir vaginaMarlina. Rudi berbaring di sisiMarlina, sementara Hendro
mengangkangkan kakiMarlina dan menguak vaginaMarlina dengan tangan kirinya,
tanga kanannya mereka close up vaginaMarlina. Rahmat melihat vaginaMarlina
masih berkedut-kedut. Tiap kedutannya mendorong keluar sperma Rudi meleleh di
bibir vaginanya. Gambar di handycam kemudian terputus dan menampakkanMarlina
yang tertidur pulas di ranjang, bugil tanpa ikatan. Ya beginilah kondisi nyonya
sombong yang sudah kami perkosa sampai puas.. diperkosa malah kenikmatan dia
sampe tidur ngorok ha.. ha.. ha..,suara Hendro terdengar.
Rudi
dan Hendro terus mengeksplore tubuh telanjang Marlina sambil berkomentar. Dari
sana Rahmat tahu kalau mereka nekad memperkosa istrinya karena Marlina
menyinggung perasaan mereka. Waktu hendak membenahi shower dan kamar mandi,Marlina
sempat melontarkan kata-kata menyuruh mereka berdua cepat selesaikan
pekerjaannya karena ia tak tahan bau badan mereka. Tangan Rahmat luruh dan
handycam hampir jatuh. Pikirannya kacau setelah melihat rekaman pemerkosaan
itu. Bukankah Marlina akhirnya menikmati juga?, bagaimana mungkin ini
dilaporkan ke polisi?, akan lebih menjadi aib jika nantinya dua pelakunya
membeberkan ini suka sama suka.. Rahmat berteriak sejadi-jadinya, lalu kembali
ke kamar hotel dan menggauli Marlina secara brutal membayangkan memperkosa
istrinya sendiri.
Komentar
Posting Komentar