Di kesempatan kali
ini saya ingin menceritakan kekerabatan gelap ku dengan kakak kandungku
sendiri. Namaku Bayu dan Nama kakaku ini adalah Kak Riska. Kak Riska ini
umurnya masih 24 tahun dan lulusan Sarjana bidang Broadcasting sehingga ia
bekerja disalah satu stasiun televisi swasta. Kuakui memang Kak Riska ini punya
wajah yang cantik, rambut hitam panjang yang sering diikat kebelakang, tubuh
langsing dengan payudara nya standar 34B menggantung indah serta pinggul dan
bokong yang padat.
Tetapi Kak Riska
ini agak tomboy, walaupun ia memiliki paras yang cantik.Banyak pria yang
mendekatkan diri kepadanya, namun ia menanggapinya tak lebih dari seorang
teman. Hal ini juga yang membuat para pria yang naksir dengan kakakku ini
menjauhinya. Ini juga yang membuat kakakku jadi jomblo diusianya yang sudah
matang, padahal banyak sahabat temannya yang sudah menikah.
Riska |
Orang tuaku sendiri
juga sudah banyak sekali mengundang pria kerumah guna untuk dikenalkan kepada
Kak Riska. Namun dengan cepat Kak Riska menolaknya dengan alasan masih ingin
berkarir. Orang tuaku pun akibatnya pasrah dan mengikuti keinginannya.
Nah sebagai
adiknya, saya cukup erat dengan Kak Riska ini. Ya kalau dipikir pikir kedekatan
kami masih sebatas masuk logika lah, menyerupai kakak beradik pada umumnya. Aku
pun sering curhat kepada kakakku tentang masalah kehidupanku. Dan kak Riska ini
menanggapi dengan sangat dewasa, fatwa logisnya sungguh mampu membuat segala
masalahku terselesaikan. Jadi semakin hari saya merasa sangat sayang kepadanya
hingga ketika ini.Pengalaman seks ku ini bermula di hari saya wisuda sesudah
merampungkan kuliahku selama 5 tahun lamanya.
Saat itu orang
tuaku tidak mampu menghadiri kegiatan wisudaku dikarenakan ada saudaraku yang
jauh di lampung sedang sakit, dan orang tuaku sedang menjenguknya disana. Jujur
saja saya sempat sedih mereka tidak mampu datang di kegiatan spesial ini.
Beruntung ada Kak Riska yang menyempatkan dirinya absen dari kantornya untuk
menemaniku ketika itu. Jadilah saya dan Kak Riska pergi bersama di kegiatan itu
hingga selesai.
Setelah kegiatan
wisuda selesai, saya menghampiri Kak Riska yang matanya sudah mulai berkaca
kaca, alasannya ialah terharu. Kak Riska spontan memeluk tubuhku, saya pun
balas memeluknya.
“Kakak besar hati
sama kau Bay” ucapnya sambil terharu melihatku.
Aku hanya mampu
tersenyum, besar hati pada diriku sendiri.
“Kamu harus kakak
kasih hadiah nih, kau mau hadiah apa sayang” katanya kepadaku.
“Hmmm bener nih apa
aja ? ” tanyaku menantang.
“iya bayu, apapun
ang kau mau kakak pasti kasih buat kamu” jawabnya manja.
“apa aja deh kak,
Bayu mah pasrah aja bebas terserah kakak, Sekarang kita pulang dulu yuk, capek
kak” ajakku. Memang sesudah Wisuda saya merasakan capek juga. Jadi saya
menetapkan untuk pulang terlebih dahulu untuk istirahat dan dilanjutkan nanti
malam saja perayaannya.
Aku pun menuju
mobilku bersama Kak Riska dan memacu kendaraan beroda empat menuju rumah.
Sesampainya dirumah saya pribadi masuk ke kamar, berganti pakaian dan duduk di
rumah menonton dvd film horror. Kali ini ada film horror yang lumayan seram
baru tayang dan saya sudah mempersiapkannya. Jadi saya setel dvd itu dan mulai
menontonnya. Tak lama kemudian Kak Riska datang menghampiriku dan duduk
disebelahku.
“Ihh bayu nonton
apaan nih” tanya nya sambil membawa jus jeruk favoritnya.
“film horror baru
nih, mau lihat bareng ?” tanyaku
“boleh deh”
jawabnya singkat. Lalu ia semakin mendekatkan dirinya kepadaku. Saat itu Kak
Riska hanya pake tanktop hitam sehingga dadanya tampak menonjol dan hanya
menggunakan hotpants berwarna hitam juga sehingga tampaklah paha putihnya yang
mulus itu
Sebenarnya ia
berpakaian menyerupai itu sudah biasa di rumah, tapi entah gerangan apa saya
malah sering mencuri curi pandang kearah belahan dadanya yang sedikit terbuka
itu.
Walaupun sering
melihatnya, tapi baru kali ini saya melihatnya dari dekat. Tak terasa burungku
mulai tegang secara perlahan. Bahkan disetiap adegan yang mengejutkan dan
menakutkan dalam film itu, Kak Riska selalu memeluk lengan tanganku sehingga
lenganku menyentuh dadanya yang kenyal itu. Burungku pun malah tambah mengeras
dibuatnya.
Akhirnya datang
adegan panas dalam film horror tersebut. Kuperhatikan Kak Riska melihat dengan
seksama adegan itu sambil masih memeluk lenganku yang bergesekan dengan
dadanya. Terlihat di layar aksara pria sedang meremas remas dada aksara
perempuan di sebuah kamar. Melihat itu, nafas kak riska mulai tak beraturan.
Lenganku pun makin dipeluk erat bahkan digesek gesekkan ke dadanya. Wajahnya
memerah tetapi tetap fokus memperhatikan layar. Pasti lagi nafsu nih kakaku
pikirku dalam hati.
Aku pun kemudian
berinisiatif, ku dekatkan wajahku ke wajah Kak Riska kemudian kukecup lembut
pipinya. Seketika Kak Riska menatapku, mata kami saling bertatapan. Tiba datang
kak Riska pribadi mencium bibirku dengan lembut. Kubalas ciuman kakaku ini
dengan mesra.
Lama sekali kami
berciuman walaupun secara perlahan. Nafas Kak Riska sudah sangat memburu,
bahkan tidak beraturan. Lama kelamaan ciuman itu berubah, bukan hanya saling
mengecup satu sama lain namun kali ini saling melumat, menghisap, bermain
pengecap satu sama lain layaknya sepasang kekasih.
Tanganku pun tak
tinggal diam, saya meraba dada Kak Riska, kuremas perlahan membuatnya melenguh,
mendesah desah. Aku semakin agresif dibuatnya, Kak Riska pun semakin liar
melumat bibirkua, menciumi setiap pecahan di wajahku, bahkan hingga ke telinga
dan membuat cupang di leherku.
aku semakin asik
dan agresif dengan dadanya itu. Tanganku mulai masuk kedalam tanktopnya, dan bh
yang digunakannya untuk meraba dadanya itu. Kak Riska pun menyadari itu. Ia pun
mengerti dan bangkit untuk membuka tanktop nya beserta bh hitam yang
digunakannya. Terpampanglah dua buah payudara yang kenyal dengan ukuran yang
menurutku pas dengan tanganku ini. Langsung saja kurebahkan ia di sofa kemudian
kuciumi wajahnya dengan penuh nafsu, kemudian makin lama turun ke payudaranya
dan berhenti disana.
Kuperhatikan
sejenak memandang tempat itu, kuremas pelan dengan kedua tanganku. Lalu kupilin
perlahan putingnya, membuat Kak Riska mendesah pelan tertahan. Setelah itu
tanpa basa-basi pribadi kuhisap puting payudara Kak Riska yang berwarna merah
muda dan kuremas menggunakan bibirku. Aku benar-benar menikmatinya menyerupai
bayi yang kelaparan sedang menyusu pada ibunya. Sesekali kumainkan puting
payudaranya dengan lidahku, kemudian kuhisap kembali.
Karena terlalu
asik, saya tak sadar bahwa Kak Riska sudah melepas kaos yang kugunakan,
sehingga dada ku yang rata terlihat dan bersentuhan pribadi dengan kulit
mulusnya. Cukup lama kunikmati kedua payudara Kak Riska ini, kulumat keduanya
bergantian. Kak Riska pun seolah olah tak ingin melepaskanku, ia malah menekan
nekan kepalaku kuat kuat pada payudaranya.
Tak terasa tubuh
kami berdua sudah bermandikan keringat. Aku pun ingin melanjutkan permainan ini
hingga akhir. Aku sangat ingin berhubungan seks dengannya.
“Kak boleh saya
minta berhubungan seks dengan kakak ?” ujarku sambil menghentikan gerakanku
menghisap payudara kakakku.
“hmmm, tadi kan kakakmu ini bilang
sama kamu. Kamu boleh minta apa saja sayang, kakak pasti kasih ke kamu”
ucapnya.
“Kamu boleh kok
seks dengan kakak, sekarang sini sayang puaskan kakakmu ini” sambungnya.
Bagaikan mendengar
geledek, saya pun bantu-membantu terkejut, kakaku yang tomboy ini mampu jadi
menyerupai ini. Takkan kusia siakan kesempatan ini, pribadi saja badannya
kutindih dengan badanku, dan kucium serta ku lumat bibirnya.
“aaahhhh
….sayannggg…pelan.pelan dong..” desahnya..
Terus kuciumi
seluruh wajahnya. hingga lehernya yang membuat dirinya mengejang. Tanganku tak
tinggal diam, ku buka hotpants miliknya. Seolah mengerti keinginanku, Kak Riska
mengangkat pantatnya ke atas sehingga memudahkanku melespas hotpants serta
celana dalamnya. Lalu saya pun berjongkok tepat di depan lubang memeknya. Kak
Riska pun melebarkan pahanya yang membuat gundukan memeknya semakin terlihat. Kuperhatikan
sejenak dan kuraba menggunakan tanganku.
Ternyata kemaluan
Kak Riska sudah sangat lembap oleh cairan kewanitaannya. Kubuka belahan
memeknya kemudian kujilat menggunakan lidahku. Kusapu pecahan itu berulang
kembali menggunakan lidahku yang membuat Kak Riska pribadi mengejang dan
mendesah desah.
Kugunakan bibir
serta lidahku untuk mempermainkan klitorisnya yang semakin membesar.
“eeggghhhhh…..bay…..aaaacchhh..”
desahnya tak tertahankan, Kak Riska terus mendesah ketika saya menekan lidahku
pada liang memeknya serta tanganku yang memainkan klitorisnya. Saat lidahku
semakin masuk kedalam memeknya, Kak Riska semakin terengah-engah. Nafasnya
sudah memburu tak karuan. Aku pun semakin asik dan liar menjilati pecahan
sensitif kakakku ini, semua tempat di pecahan memeknya sudah tersapu oleh
pengecap dan juga air liurku sendiri.
Tak lama kemudian
Kak Riska mengejangkan tubuhnya. Aku merasakan lidahku dialiri oleh sesuatu
yang hangat. Bersamaan dengan erangan keras dari Kak Riska yang menekan
kepalaku ke memeknya seakan tak mau melepaskan kepalaku dari sana . Pahanya juga malah menjepit kepalaku
dengan sangat kencang, hingga saya sulit untuk bernafas dibuatnya. Aku pun
pribadi menjilati cairan itu hingga bersih, rasanya sangat yummy menurutku.
Setelah selesai saya naik ke atas dan kuciumi lagi wajah kak riska.
“Kak, saya sudah
gak tahan nih” ucapku padanya.
“Kakak juga bay,
masukin sekarang ya” ujar kak Riska.
“pelan pelan ya
bayu,” sambungnya sambil mencium bibirku mesra.
Kubalas ciumannya
sejenak, kemudian kufokuskan mengambil posisi tepat diselangkangan kakakku. Ku
posisikan burungku yang sudah tegak maksimal ke bibir memeknya. Kugesek gesek
sebentar di pecahan itu, nafsu Kak Riska pun bangkit kembali.
“Ihh pembangkang
kau ya” dengan wajah genitnya.
“Siniin burung
kamu” dengan sekejab diraihnya batang burungku, digemgamnya dan diarahkan ke
lubang memeknya. Setelah hingga tepat dilubang memeknya, kudorong perlahan
burungku ke dalam memek Kak Riska. Sulit sekali, beberapa kali kucoba tetapi
tetap gagal. Pada percobaan ke 4 kucoba dorong sedikit lebih kuat dan akibatnya
masuk lah kepala burungku ke dalam memeknya Kak Riska.
Kak Riska kelihatan
meringis sedikit kesakitan, tetapi tetap menyakinkanku untuk memasukkannya
lebih dalam. Aku justru merasakan nikmat sekali, kepala burungku terasa
terjepit dan diremas remas. Karena sudah agresif saya ingin merasakan yang
lebih nikmat, kudorong lagi secara perlahan. Tetapi rasanya sangat sulit,
walaupun sudah banyak cairan kewanitaan kakak yang membasahi memeknya, dan pada
akibatnya kutekan dengan kuat burungku ini.
““Aduuh.. sakiitt
Bayuuu….”jeritnya ketika saya mendorong burung ku kuat kuat ke dalam memeknya.
Kudiamkan sejenak burungku itu, sambil kuciumi bibir kak riska. Kuremas remas
payudaranya itu sehingga lama kelamaan sakit yang dialami Kak Riska hilang dan
berganti dengan rasa nikmat. Aku pun juga merasakan kenikmatan di batang burungku.
Burungku rasanya menyerupai di hisap, di jepit, diremas oleh memek Kak Riska.
Kunikmati setiap remasan di memeknya membuat burungku semakin tegang dibuatnya.
Setelah kudiamkan
beberapa saat, saya mulai memaju mundurkan burungku dengan perlahan. Rasanya
sangat nikmat, burungku menyerupai diurut oleh kemaluannya. Perlahan tapi pasti
terus kumaju mundurkan burungku di lubang kemaluan kak Riska ini. Kak Riska
hanya mampu melenguh dan mendesah setiap burungku menyodok lubang memeknya.
Setiap gerakannya membuat payudara Kak Riska bergoyang mengikuti irama
genjotanku.
Aku pun semakin
kenikmatan ketika Kak Riska mengangkat pantatnya sedikit ke atas. Burungku
masuk lebih dalam kedalam memeknya, membuat setiap sodokannya semakin berasa
enak. Kak Riska terus mendesah tak karuan bahkan hingga berkata kotor yang
membuat nafsuku semakin naik tinggi ke atas. Lama kelamaan saya mempercepat
gerakan pinggulku, Kak Riska terus kanal mendesah tanpa hentinya sambil
menyebut namaku. Aku hanya mampu fokus menikmati jepitan memek kakakku ini.
Ku hentakkan
pinggulku dengan keras membuat Kak Riska semakin menjadi jadi. Bahkan pantat
kak Riska sengaja di tekan kan
ke pada burungku sehingga burungku masuk lebih dalam lagi. Semakin lama semakin
cepat gerakanku, yang tadi nya teratur sekarang sudah tak teratur lagi. Kuremas
kedua payudaranya dan Kak Riska merespon dengan memegang kedua tanganku.
Kepalanya digeleng gelengkan kekanan dan ke kiri sambil memejamkan mata dan
mengerang keras. Dan pada akibatnya tubuhnya mengejang kuat diikuti dengan
semburan cairan di kemaluannya. Kak Riska pun tergolek lemah di sofa. Kami pun
sudah sangat berkeringat alasannya ialah kegiatan kami itu, terumata Kak Riska.
Aku pun
menghentikan gerakanku karna kutau Kak Riska baru saja orgasme. Kuciumi bibirnya
dengan mesra yang disambutnya dengan cara yang sama. Tetapi burungku masih
tetap tegang, berdiri tegak karna masih belum keluar.
“Kak, masih belum
keluar nih” ujarku.
“ihh kau ini ya,
udah dulu ya kakakmu ini capek banget” jelasnya kepadaku.
Aku pun mencabut
burungku dari memeknya, seketika keluarlah cairan kewanitaannya bersamaan
dengan darah yang mengalir melalui memeknya. Tanda bahwa ia baru saja
kehilangan keperawanannya.
“yaudah sini deh
kakak bantuin agar cepet keluar” kak Riska bangkit kemudian mulai menyuruhku
duduk. Aku pun duduk di sofa sedangkan Kak Riska malah jongkong persis didepan
batang burungku.
Lalu dilap nya
burungku yang lembap karna cairan kewanitaannya serta darah perawannya itu.
Lalu ia mulai menjilati seluruh pecahan burungku yang membuatku bergetar
kenikmatan. Apalagi disaat kak Riska menjilati lubang kencingku, saya mendesis
nikmat sambil menyebut nama kakakku. Tak lama kemudian kak riska mulai
memasukkan burungku ke dalam mulutnya. Dimainkannya burungku dengan lidahnya dan
mulai memaju mundurkan mulutnya.
Benar benar nikmat,
verbal kak riska ternyata sangat handal dalam mengulum burungku. Walaupun
seluruh batang burungku tidak masuk sepenuhnya, hanya 3/4 bagiannya. Entah
verbal Kak Riska yang terlalu kecil atau memang burungku yang terlalu besar
untuknya.
Setelah sepuluh
menit ia mengulum burungku saya merasakan sesuatu ingin keluar dari ujung
burungku ini. Aku pun memegang kepala kakak ku dan ku maju mundurkan kepalanya
dengan cepat.
Kak Riska kaget dan
bahkan hampir tersedak alasannya ialah ulahku. Bahkan kurasakan kepala burungku
menyentuh tenggorokannya. Akhirnya kutekan kepala kak riska dan muncrat
lah sperma kedalam mulutnya itu. Kak Riska pun menelan semua sperma ku yang
keluar itu. Banyak sekali yang keluar bahkan hingga tumpah lewat sela sela
verbal Kak Riska.
Aku pun terbaring
lemas disofa sesudah orgasme itu, Kak Riska pun masih asik dengan burungku yang
masih di bersihkan dengan lidahnya. Setelah ia selesai, Kak Riska bangkit
kemudian tiduran di atas dadaku.
“Makasih ya bayu
sayang, kakakmu ini puas sekali” ucapnya manja sambil mencubit pipiku.
“Aku yang makasih
kak, makasih banget hadiahnya” jawabku.
“Aku sayang kakak”
sambungku.
“kakak juga sayang
kau bayu” jawabnya kemudian.
Kami pun berciuman
sebentar kemudian tidur pulas di sofa hingga malam menjelang. Malamnya saya dan
Kak Riska terbangun, dan akibatnya kami mandi bersama. Di dalam kamar mandi
kami bahkan melaksanakan nya lagi entah hingga berapa kali Kak Riska orgasme ku
buat.
Karena kejadian ini
saya dan Kak Riska semakin dekat, bahkan sudah menyerupai pasangan suami istri.
Kami terus menerus melaksanakan seks berdua ketika orang amis tanah kami belum
kembali ke rumah.
Hampir seluruh
ruangan pernah kami jadikan saksi kegilaan kami, kamar tidurku, kamar tidur kak
riska, kamar tidur orang amis tanah kami, ruang tamu, kamar mandi, pokoknya
semaunya. Bahkan pernah saya melaksanakan seks ketika kakak sedang sibuk
memasak dan kugenjot dari belakang. atau pernah kami lakukan di kolam renang
kami di belakang rumah.
Kami terus
melakukannya hingga ketika ini tentunya tanpa sepengetahuan orang amis tanah
kami. Dan pada akibatnya kami pergi berdua ke kota
Bandung dan
bekerja disana. Disana kami mengontrak sebuah rumah tentunya dengan hasil uang
kami sendiri. Tak sulit mencari rumah disana terlebih lagi kami kakak adik yang
mempermudah itu semua.
Hampir setiap malam
saya melaksanakan seks dengan kakaku yang semakin lama ketagihan dan semakin
abstrak akan seks. Bahkan hingga ketika ini kami masih terus melaksanakan seks
dan untungnya kakakku tak pernah hamil.
Komentar
Posting Komentar