Ini
adalah pengalaman saya dengan Bu Niken, tetangga saya. Waktu itu kira-kira jam
9 pagi saya berniat mau kerumahnya untuk membayar listrik karena memang dibantu
oleh beliau dengan menyalur listrik di rumahnya krn kebetulan belum pasang
listrik sendiri.
Trus
sesampai dirumahnya ternyata sepi sekali. Aku kira tidak ada orang di rumah.
Tapi aku liat pagar tidak dikunci, jadi inisiatif aku buka aja kemudian aku
ketuk pintu rumah bu Niken…
“Pagi
bu. sapaku .
“Eh,
mas leo… ayo silahkan masuk. jawabnya
Aku
pun langsung masuk kedalam rumah dan kulihat Bu Niken pagi itu begitu seksi
dengan menggunakan daster tanpa lengan yang serba tipis dan mini sehingga
terlihat tubuh bu Niken yang montok.
”Wah
kalo kayak gini bisa kacau ni otak. kataku dalam hati
“Ini
bu, saya mau bayar listrik untuk bulan ini dan sekalian yang bulan depan.
Kataku.
Saya
dobel aja, kebetulan ada rejeki…” aku memulai pembicaraan.
“Oalah….kenapa
kok pake didobel segala sih mas?? Gak apa2 kok bayar satu aja dulu, khan
tanggalnya jg msh muda gini, barangkali ada keperluan mendadak khan bisa
dipakai dulu…” katanya.
“Ah
gak apa2 kok bu. Mumpung lagi ada aja. Daripada ntar kepakai bln depan saya jd
bingung bayarnya….” Jawabku.
“Mas
leo ini bisa aja..masalah itu mah gampang mas bisa diatur lagian tetangga dekat
aja kok. Santai aja lah” serunya ramah.
“Iya
bu gak apa kok dibayar dobel aja. Kataku lagi.
“Kalo
gitu tunggu ya,,ibu ambil catatannya dulu..Oh iya mas leo mau minum apa? Panas
apa dingin??” tanyanya lagi.
“Ah
gak usah repot2 bu. bentar lagi juga pulang kok. seruku.
“Udah
gak apa2…kopi ya?? Biar gak buru2 pulang…” katanya lagi. “Boleh deh bu, terima
kasih…..” jawabku sambil tersenyum. Ibu Niken pun langsung masuk kedapur,
Sementara aku hanya terdiam sambil menghitung uang dari dompetku untuk memastikannya
tidak kurang. Ibu Niken keluar dari dapur dengan membawa secangkir kopi.
“Silakan
diminum mas…” “Terima kasih bu..” Jawabku. Bu Niken duduk disampingku sambil
membuka2 lembaran buku catatan pembayaran listrik bulan lalu. Aku mencium aroma
wangi sekali, ditambah pemandangan indah krn daster bu Niken agak rendah
sehingga aku bisa melihat belahan dadanya yg putih dan padat berisi.
Nampaknya
bu Niken baru selesai mandi. Aku merasakan burungku mulai membesar melihat
pemandangan yahud ini.
“Nah
ini mas, totalnya masih sama seperti bulan kemarin, delapan puluh lima ribu.
Jadi dibayar dobel kah? Ucapnya.
Aku
agak terkejut karena pikiranku masih melayang entah kemana.
“Eh….oh…iya
bu, jadi bayar dobel. Berarti totalnya berapa bu??” Jawabku sekenanya. “Berarti
ya seratus tujuh puluh ribu…” kata bu Niken sambil senyum. “Oh…eh….ii….iya bu
saya bayar semua. Ini a…ada dua ratus ribu saya titipkan semua aja..” kataku
gugup.
Bagaimana
tidak. Ketika menyebutkan jumlah tadi, pose bu Niken sangat menantang, dengan
belahan dada yg nampak jelas dan paha yg menganga.. “Lho kok kaget?? Kenapa??
Dibayar satu dulu aja gak apa2 kok mas” katanya. “eh…anu….nggak kok bu.
Beneran
saya ada kok. Saya bayar semua aja..” kataku sambil melirik belahan dada bu Niken
yg begitu menantang.. Nampaknya bu Niken mengetahui aku menyelidiki dadanya yg
sekal itu..Namun bu Niken hanya tersenyum tanpa berusaha menutupinya. “Ya udah
kalo gitu gak apa2 deh. Emang mas leo liatin apa sih koq kayaknya jadi gak
konsentrasi gitu??”
“Oh…eh…nggak
kok bu.., anu….” aduh aku mulai bingung, sementara bu Niken tersenyum memandang
ku. “Kopinya diminum gih mas,, keburu dingin lho” serunya sambil tersenyum.
“Masalah duitnya ntar aja deh, keliatannya mas leo lagi bingung gitu…” katanya
sambil tersenyum nakal. Tiba2 bu Niken menyentuh pahaku, “dari tadi ngliatin
ini aja kenapa mas??” Tanya bu Niken sambil menunjuk dadanya.
“Oh….eh….anu…itu….gak
sengaja bu…” jawabku makin gugup “Gak sengaja apa gak sengaja?? Koq diliatin
terus sampai gak berkNikenp gitu..?” katanya sambil semakin mendekat ke aku.
“Suka ya???” Tanyanya lagi “Mau??” aku semakin tidak bisa menjawab. Tapi
kontolku semakin tegang krn bu Niken mengelus-elus pahaku.
“Eh..m..m…maksud
ibu??” Srup bibirnya bu Niken langsung melumat bibirku dan tangannya meramas-remas
****** ku, pikiranku sangat kacau, aku masih bingung dan belum percaya kalo
saat ini aku bermesraan dengan bu Niken, yang selalu jadi fantasi sex ku.
Birahiku pun mulai bangkit, aku pun mulai meremas-remas payudara bu Niken yang
tadinya hanya aku liatin saja. Kami saling melumat dan tangan bu Niken terus
meremas-remas kontolku. Tanganku pun mulai menelusup dari sela-sela daster bu Niken
dan masuk ke dalam BHnya. Aku mainkan dan aku pilin-pilin puting susu bu Niken
yang mulai mengeras.
“Terus
mas leo…ssshhs, enak banget..” dan tangan bu Niken mulai membuka celana jeans
ku, aku pun membantunya dan kemudian kulepas kaosku sehigga kini tinggal cd
yang melekat. “Mas…kita ke kamar aja ya…jangan disini nanti diliat orang..” Dan
kemudan mencium bibirku.
Bu
Niken langsung masuk kekamar dan membuka dasternya, tubuh bu Niken kini tinggal
berbalut BH dan cd saja. Kemudian sambil menatapku nakal bu Niken mulai membuka
bh dan cd nya. Kini bu Niken telah telanjang bulat dihadapanku…
“Wow
bener2 seksi nih….” Gumamku sambil memelototi tubuh bu Niken satu per satu dari
atas sampai bawah. Tubuh bu Niken memang sangat mulus, kulitnya putih, payudara
nya begitu menantang dengan puting kemerahan yg mengacung. Apalagi memek bu Niken,
begitu indah dengan klitoris yg menonjol, serta tidak ada satu helaipun bulu
jembutnya..nampak sehabis dicukur.
“Kok
malah bengong mas leo….sini dong” Bu Niken duduk di tepi ranjang dan kemudian
aku mendekat dan menunduk mencium bibirnya. Tangan bu Niken melepaskan cd ku
dan keluarlah kontolku. “Waaahhh….. mas…ini besar banget, apa begini ya kalo
orang arab?” Kebetulan memang aku keturunan arab….
”lebih
besar dari punya suamiku nih….wah muat gak ya??” kata bu Niken sambil
mengelus-elus ****** ku, sesekali dijilati ujung hingga buah pelirku jg tak lepas
dari jilatan bu Niken. Aku hanya terpejam menikmati servis dari bu Niken ini.
Bu Niken kemudian berdiri dan menciumku kemudian turun kedadaku, putingku di
hisap dan dijilati.
Ouh..bu
enak banget bu, terus bu. Kemudian bu Niken berjongkok dihadapan ku dan
menjilat kontolku seperti menjilat es krim. Kemudian memasuk kan kontolku
kemulutnya. Dia pun mengulum kontolku dengan lihai. Nikmat sekali rasanya,
lebih nikmat dari hisapan istriku…. “ahh….Terus bu”, aku pun mulai memompa
kontolku didalam mulut bu Niken sehingga mulut bu Niken terlihat penuh.
Sesekali bu Niken menggunakan giginya untuk mengulum kontolku…aaaauuhhhh
rasanya benar-benar nikmat. Sekitar 10 menit bu Niken mengoralku, sebelum
akhirnya menciumi buah pelirku, menjilatinya lalu berdiri dan kembali mencium
bibirku.
Ternyata
bu Niken sangat menyenangi foreplay. Terbukti berkali-kali dia menjilat leher
hingga belakang telingaku dan memainkan lidahnya di putingku. Bener-bener
sensasi yang luar biasa. Aku pun tidak tinggal diam. Kini aku remasi payudara
bu Niken sambil aku jilat lehernya.
Payudara
nya jg tak luput dari jilatan dan remasanku sampai aku mulai mengulum
putingnya. Bu Niken hanya mengeliat-mengeliat dan mendesah mendapat perlakuan
ini dariku. Sesekali aku gigit2 kecil putingnya dan bu Niken melenguh nikmat
karenanya….
Perlahan
aku baringkan bu Niken sambil terus melumati payudara nya. Ciumanku turun ke
perutnya..”Bener2 putih dan perfect tubuh ini” batinku.
“Ahhhh…..sssssshshhh…..ouh…..terus mas….ahhhhh….enak banget lidahmu….ahhh….mas
leo pinter…..eeehmm..” bu Niken mengeliat.
Aku
pun menjulurkan lidahku ke memeknya, asin, ternyata cairannya bu Niken banyak
banget keluar. Memek yang kemerahan itu bener-bener basah oleh ludahku yg
bercampur lendirnya.. Aku pun mengangkangkan kakinya agar bisa menjilat lebih
dalam, ku jilat klitorisnya lalu aku kulum-kulum dan sesekali kugigit
pelan-pelan.
Ouch…nikmat
banget mas……terus…..auhhh…ouhhh…, hisap terus mas…” Aku pun menjilatnya dan
kemudian ku masukkan jari ku kadalam memeknya dan bu indah pun menggelinjang
keenakan…. Ouch..mas….ahhhhhh….terusin mas…aku gak pernah senikmat ini……jari
kamu enak banget ahhh pinter mas…..shhhh…”
Tak
lama kemudian bu Niken menjepit kepalaku dan menjambak rambutku dan aku pun
mepercepat permainan fucking finger ku di kemaluannya.
“Shhhhh…,uhhhhffff…aku
mau keluar mas..oouuuuhh….hisap terus mas….,ohh……” Akupun menghisap kuat kuat
lubang kenikmatan itu dan “cret..cret..” Cairan bu Niken menyemprot mulutku dan
aku pun menjilatnya sampai bersih.
Bu
Niken keliatan lemas lalu aku pun kembali berjongkok di atas kepala bu Niken
dan kembali ku sodorkan batangku. Bu Niken pun menghisap dengan kuat
kontolku..aku membalikkan badanku sehingga posisi kami sekarang 69, aku menahan
badanku dengan lutut dan terus memompa mulut bu Niken. Sementara memek bu Niken
kembali basah dan aku terus mengelus elusnya.
Aku
pun memperbaiki posisiku dan kini kami sama-sama berbaring.. Kulumat bibir bu Niken
yang sensual dan menggemaskan, sambil tanganku memainkan klitorisnya..
“Shh..uhf.. nikmat banget mas…aaahh….masukin sekarang mas….auuhhhh..cepet mas
aku udah ga tahan nih..gatel banget rasanya.”
Bu
Niken pun kusuruh mengangkang dan mengangkat kakinya kedepan hingga terlipat
menyentuh payudara nya… Kini bibir memek bu Niken muncul keluar dan menganga
seakan berteriak minta dientot. Aku pun mengarahkan kontolku ke vagina bu Niken
dan mulai menggesek-gesekannya.. ”sssshhhh….aaahh…uuuhhh ayo maas masukin
dong…ahhhhh”.. Aku pun menancapkan kontolku dengan cepat masuk ke dalam vagina
bu Niken yang sudah basah.
“Ouhhhh….pelan-pelan
mas….ahhhhhhhhhh……kontolmu gede banget mas….”. Ternyata memek bu Niken masih
sempit dan enak banget kontolku serasa dipilin-pilin. Aku pun memompa terus
memek bu Niken…semakin lama semakin cepat.. “Ouh..terus
mas…..iih…ahhh….sshhhh…”.
Kemudian
aku berhenti dan menancapkan kontolku sedalam-dalamnya lalu aku diamkan…..aku
ciumin payudara bu Niken…lalu aku kulum putingnya…Dan secara tiba2 aku goyang
lagi dengan gerakan menekan dan memutar.
“Shhhhhh…..ahhhhhh,,,masss
pinter banget kamu…a.oooohhh…..enak mas….” Bu Niken meracau tak karuan.
Kemudian tubuh bu Niken mengejang dan kontolku terasa dijepit kuat sekali..
“Ouh..aku
keluar lagi mas…..enak mas…..enak banget,” Aku pun membalikkan badan bu Niken
dan ternyata bu Niken langsung mengerti apa mauku dan dia pun langsung
menungging dan kini kami dogy style..aku pun memasukan kontolku kedalam memek
bu Niken..
“Ouhh…..mas….kamu
kuat banget….ahhhhhh…..leo…..terus sayang…..nikmat banget “ Aku terus memompa
memek bu Niken sambil meremas-remas payudara bu Niken yang bergelantungan..
”Ouh..ahh..terus mas….,aku gak tahan lagi mas….ahhhhh….. “ rintih bu Niken.
Aku
pun merasa ada yang mau keluar dari kontolku,,,,aku semakin mempercepat
kocokanku di memek bu Niken. “huffft….aahhh….oh….sayang….aku mau keluar nih…”
seruku. Aku tak peduli lagi dengan beda usia kami. Aku panggil bu Niken dengan
sayang. “ahhhh….uuhhh….iya sayang gak apa-apa terusin aja….shhhshhhh…”
teriaknya.
Rupanya
tak dapat kutahan lebih lama lagi. Dengan tusukan terakhir aku berhenti dan
cret…cret…..cret…. “ahhhh….. sayang….. uuuhhhh” teriakku mengiringi semprotan
spermaku ke memek bu Niken.
“Auuuuuuuhhhh……oooooohhhh……”
rintih bu Niken. Aku merasa ada rasa hangat di sekujur kontolku…nampaknya bu Niken
orgasme lagi.. “aahh….” Kami berdua rebahan di kasur…bu Niken tersenyum
puas…lalu aku kecup bibirnya….. “makasih mas……enak bgt…..” ujar bu Niken.
“Iya
sayang….aku juga merasa enak bgt….puaaaassss sama km….” seruku sambil lalu
mengulum bibirnya lagi. Tanganku mulai meraba payudara nya lagi. “mas….aahhhh
udah dulu mas…..capek….ssshhh..” “Iya sayang,,,,aku cm gemes aja sama ini …”
jawabku sambil mencubit payudara nya.. Kami pun berpakaian lagi. Ketika hendak
pamit, bu Niken melumat bibirku dan meremas kontolku….
“Uangnya
dibawa aja dulu ya. bln depan aja bayarnya. kata bu Niken di sela2 ciuman kami.
Aku
balas meremas payudara nya lalu aku kulum lagi bibirnya.
“kalo
bulan depan kelamaan soalnya ini gak betah. kataku sambil menunjuk burungku.
“Iya
gampang ntar aku kabari kalo rumah lagi sepi. ok sayang. jawabnya.
“Dengan
senang hati bu. jawabku dan aku kulum bibirnya lagi sambil aku mainkan puting
payudara nya.
Karena
merasa lelah lalu Aku pun pamitan pulang. Semenjak hari itu aku semakin sering
main kerumahnya terutama ketika sedang sepi sehingga kami dapat bebas bercinta
sepuasnya tanpa diketahui siapapun. Bahkan pernah juga di hotel kalo bener2 gak
tahan tapi di rumah lagi ada anak-anaknya
Hubungan
gelapku dengan Bu niken semakin dekat sehingga aku sering dibebaskan darai
membayar tagihan listrik. Semua itu dikarenakan ia merasa sangat puas dengan
pelayananku selama ini. Aku merasa senang karena selain dapat menghemat
pengeluaranku tiap bulan ternyata aku juga mendapat sebuah kenikmatan baru yang
belum pernah kurasakan sebelumnya.
Komentar
Posting Komentar