Hari
ini aku ada kuliah tetapi matahari bersinar sangat terik rasanya, udara pun
menjadi sangat panas dan ruang kuliah ku yang biasanya sejuk menjadi terasa
pengap.
“Wah
enaknya selesai kuliah pergi ke Mall,” pikirku.
Setelah
kuliah yang membosankan selesai, aku langsung berangkat ke sebuah Mall yang
dekat dengan kampusku. Seharian suntuk mendengarkan dosen berceloteh tapi
setelah berada disini memang rasanya segar sekali. Kunikmati berjalan-jalan di
Mall dan tanpa terasa perutku sudah merasa lapar, aku berjalan menuju ke food
court. setelah duduk dan memesan makanan tiba-tiba mataku tertuju kepada 3
orang Tante yang berada diseberang mejaku.
“Sexy
dan cantik juga nih tante. pikirku.
Mataku
tidak bisa lepas dari 3 Tante tersebut terutama yang memakai baju ketat warna
merah. kuperkirakan umurnya 35-40 th dan tingginya kurang lebih 160, rambutnya
dicat warna kecoklatan dengan payudara yang besar serta pantat yang bulat ditunjang
dengan tubuhnya yang sexy.
“Waduh
jadi pusing kepala atas dan bawah nih. kataku.
Setelah
selesai makan aku langsung menuju ke toko buku karena takut tambah ‘pusing.
selesai membaca sebuah buku lalu aku ingin keluar dari toko buku. Dan ternyata
Tante-Tante yang tadi mau masuk ke toko buku juga. Aku langsung mengurungkan
niat untuk keluar dari toko buku, kulihat Tante berbaju merah itu sedang
mencari buku sedangkan teman-temannya sedang memilih buku tulis (mungkin untuk
anak-anak mereka) kemudian kudekati Tante tersebut dengan percaya diri.
“Halo
Tante Mila apa kabar nih. sapaku
Tante
itu terkejut mendengar suaraku dan merasa agak keheranan karena merasa tidak
mengenalku.
“Maaf
ya kayaknya kamu salah orang deh. Jawabnya.
“Aduh
maaf Tante habis dari belakang persis kaya Tanteku sih. jawabku berpura pura
terkejut.
Kemudian
Tante itu hanya tersenyum dan berkata sambil bercanda.
“Tante
atau Tante nih? ujarnya
Aku
kemudian tersenyum dan langsung kualihkan pembicaraan,
“Lagi
cari buku apa Tante? ee.. saya boleh tahu namanya enggakk? tanyaku
“Tante
Dewi. jawabnya.
Selanjutnya
kami mulai berbincang-bincang tetapi mataku tidak dapat lepas dari payudaranya
yang sangat menantang sampai tiba-tiba ada suara dibelakangku.
“Waduh
siapa nih?” ternyata teman-temannya Tante Dewi.
“Oo..
ini keponakanku, eh.. mau kemana kalian? Tanya tante Dewi
“Kita
enggak mau ganggu reuni keluarga ah, kamu pulang sendiri aja ya Dew. Ujar
mereka sambil tertawa.
Tante
Dewi hanya mengangguk saja tanda setuju, setelah teman-temannya pergi, Tante
Dewi mengajakku ke sebuah restoran. Sambil menikmati minuman, Tante Dewi
bercerita tentang dirinya, singkat cerita, Tante Dewi baru saja pulang dari
kelas Aerobik bersama-sama temannya (pantas bodynya masih yahud) dan sekalian
mampir mencari buku untuk anaknya, selain itu dia juga menceritakan kehidupan
keluarganya.
Tante
Dewi mempunyai suami yang berada di lampung sedang membuka usaha perkebunan
sejak 3 tahun yang lalu dan hanya pulang setahun sekali karena kesibukan yang
tidak bisa ditinggalkan. Sedangkan di rumah Tante Dewi hanya ditemani oleh 2
anak laki-lakinya yang berumur 3 dan 5 tahun serta seorang pembantu dan 1
babysister. Mengetahui hal itu aku langsung berpikir.
“Wah
jarang ML dong ini Tante, kesempatan bagus nih. pikirku.
“Tante
kayaknya enggak bisa lama-lama karena harus pulang karena nanti sore ada
arisan, jadi Tante mau siapin semuanya dari sekarang biar ada waktu untuk
istirahat. Kata Tante Dewi
“Baik
Tante, ini nomor saya kalau Tante mau ketemu lagi sama saya.”
“Ok,
ini nomor HP Tante, tapi jangan telepon dulu ya, biar Tante yang telepon kamu.”
Akhirnya
kami berpisah dan Tante Dewi berjanji akan menelepon aku.Seminggu telah berlalu
dan selama itu aku sebetulnya sangat ingin meneleponnya tetapi karena sudah
berjanji untuk tidak menghubunginya jadi aku hanya menunggu sambil berharap,
sore harinya HPku berbunyi, kulihat nomornya.
“Ternyata
Tante Dewi!” dan langsung kujawab,
“Halo
Tante”
“Halo
juga ini Andre?”
“Iya,
ini Tante Dewi kan?”
“Iya,
kamu ada acara nanti sore?”
“Enggak
ada tante, mau ketemu?”
“Kita
ketemu di Mc Donald Thamrin jam 5 sore, bisa enggak?”
“Ok
Tante, kalau gitu aku siap-siap deh, sekarang sudah jam 4.”
“Ok
Andre, sampai ketemu disana ya.”
Aku
sempat bingung, kok kayaknya Tante Dewi terburu-buru dan tiba-tiba langsung
mengajak ketemu.
“Ah,
nanti juga tahu kalau sudah ketemu.”
Tepat
jam 5, kami bertemu dan langsung mencari tempat duduk. Tante Dewi yang memulai
pembicaraan,
“Kamu
bingung ya? Kok tiba-tiba sekali Tante ajak kamu ketemu, sebetulnya enggak ada
apa-apa. Cuma ingin ngobrol aja sama kamu, abis teman-teman Tante sedang keluar
kota. ujarnya
“Untung
pada keluar kota, kalau tidak Andre enggak akan ditelepon sama Tante” jawabku.
“Iya
enggak dong say, nomor kamu sempat hilang, jadi Tante cari-cari dulu untung
ketemu, jadi Tante bisa langsung hubungi kamu.”
Kami
mengobrol kurang lebih selama 1/2 jam dan Tante Dewi bicara,
“Ndre,
cari tempat istirahat yuk.”
Aku
nyaris enggak percaya mendengar kalimat yang indah itu, dan langsung aku
mengangguk mengiyakan, Tante Dewi hanya tertawa kecil,
“Kamu
kaya anak kecil deh,” kata Tante Dewi. Kemudian kami menuju tempat parkir dan
pergi dengan mobilnya mencari tempat yang bisa disewa untuk beberapa jam.
Setelah
memesan dan masuk kamar, Tante Dewi langsung membuka bajunya.
“Ndre,
Tante mandi dulu ya, kalau kamu mau mandi, nyusul aja.”
Mendengar
itu aku langsung secepat kilat membuka baju dan berlari ke kamar mandi, disana
aku melihat pemandangan yang sangat indah.
Tante
Dewi sedang membasuh badannya di bawah shower dan terlihat jelas tubuhnya
benar-benar terawat.
Walau
sudah mempunyai 2 anak tetapi tubuh Tante Dewi sangat terjaga, payudara dengan
ukuran kurang lebih 36B masih terlihat kencang, pantat yang bulat dan berisi
benar-benar membuat penisku langsung bangun dengan cepat.
Sambil
menyabuni tubuhnya Tante Dewi melirik ke arah selangkanganku dan berkata,
“Ndre, lumayan besar juga penis kamu.”
Sebetulnya
ukuran penisku biasa saja hanya 12,5 cm tetapi mungkin karena ngaceng berat
jadi terlihat besar.
“Jadi
mandi enggak? Kok bengong aja? Sabunin punggung Tante dong..”
Aku
langsung mendekat dan memeluk Tante Dewi, kuciumi lehernya sambil tanganku
menggesekkan klitorisnya.
“Wah
besar nih klitoris Tante dan lebat juga jembutnya” kataku dalam hati, dan ini
membuat birahiku semakin tinggi dan semakin ganas. Kujilati leher dan punggung
Tante Dewi
“Ndree..
Tante minta disabunin, kok malah diciumi tapi.. ahh.. terus sayang, Ndre isep
tetek Tantee..”
Aku
langsung menuju ke teteknya dan dengan rakus kuhisap putingnya sambil lidahku
menggelitik. Tante Dewi semakin menggelinjang dan dia menarik-menarik penisku
dengan kuat, sempat kaget dan sakit, tetapi lama kelamaan terasa enak. Setelah
puas menghisap payudaranya lalu aku pindah menjilati perutnya, pusarnya dan
akhirnya tiba dibukit kecil yang lebat hutannya, mulai kujilati bukit itu dan
kuhisap klitorisnya sambil sesekali kugigit pelan.
“Aah..!
Gila kamu Ndre..! Diapakan Tante? Enakk.. sekali sayang,” sambil tangannya
menjambak rambutku, Tante Dewi terus mendesah. Kuhisap terus klitoris itu,
sambil tanganku meremas-remas payudaranya yang besar. Terus kulakukan
‘foreplay’ itu, sampai akhirnya aku berdiri dan kutarik tangannya untuk keluar
dari kamar mandi dan menuju ke tempat tidur. Kulanjutkan mengisap klitorisnya
dan kumasukkan jariku kedalam vaginanya.
“Aah..
yess.. Ndre terus say”
“Ughh..
yang kuat say, Tante rasanya mau keluar!” Aku semakin semangat memainkan
lidahku di klitorisnya dan tidak lama kemudian terdengar erangan yang
panjang,“Ahh.. Ndree..! Tante keluar..!”
Terasa
di mulutku cairan yang terasa asin dan langsung kujilat sampai habis.
“Bagaimana
Tante?”
“Thanks
Andre kamu bisa buat Tante puas, rasanya sudah lama Tante tidak merasakan
orgasme.”
Kemudian
Tante Dewi berbaring dan aku peluk dengan erat, dia merebahkan kepalanya di
dadaku, aku mencium keningnya dan dia membalas dengan menciumi bibirku. Lama
kami berciuman dengan penuh gairah dan terasa birahinya mulai timbul kembali.
“Mana
penismu say, Tante mau puasin kamu.”
Tanpa
menunggu lagi kusodorkan ‘adikku’ yang dari tadi sudah lama menunggu untuk
digarap, dengan tangan yang mungil, Tante Dewi mulai mengocok penisku dan
dimasukkan ke mulutnya.
“Uh..
enak sekali Tante.”
“Nikmati
ya say, ini baru mulai kok. kata Tante Dewi.
Sambil
mendesah manja, aku merasa ujung penisku dimainkan oleh lidahnya yang terus
berputar dan sambil dihisap.
“Tante
sudah.. nanti aku keluarr..!”
Tanpa
memperdulikan kata-kataku dia terus memainkan penis dan bijiku sampai aku
akhirnya tidak tahan dan..
“Tantee..
aku keluar!”
Tante
Dewi melepaskan penisku dari mulutnya dan mengocoknya dengan kuat sambil
mulutnya membuka
“Croot..
croott..!”
Keluarlah
spermaku yang langsung mengenai muka dan masuk ke dalam mulut Tante Dewi yang
langsung ditelan. Sambil membersihkan mukanya yang penuh dengan spermaku,
mulutnya sesekali mengisap penisku yang mulai mengecil. Kemudian kami
beristirahat dalam keadaan bugil, 1/2 jam kemudian birahiku timbul kembali,
kucumbui secara perlahan Tante Dewi yang masih tertidur, lama-lama terdengar
desahan yang sangat menggairahkan,
“Mmhh..
uh.. Ndre kamu mau lagi?”
“Iya
Tante, enggak pa-pa kan?” tanyaku
“it’s
Ok honey, I’m ready to make love with u”,
Kami
melakukan 69 style, Tante Dewi melepaskan kocokannya dan berdiri diatas
selangkanganku. Lalu ia mulai jongkOk sambil mencari penisku untuk dimasukkan
ke dalam lubang vaginanya yang telah basah, setelah posisi kami enak dan
penisku telah didalam vaginanya dia mulai naik turun dan mendesah dengan hebat.
“Aah..
ahh.. Ndre enak sekali!”
Lalu
kami berganti posisi menjadi ‘doggy style’, sambil maju mundur penisku di dalam
vaginanya kumasukkan juga jempol tanganku kedalam lubang anusnya.
“Nghh..
Nddre.. terus masukin jarimu ke anus Tante say.”
Tidak
lama kemudian kulepaskan penisku dan kucoba masukkan kedalam lubang anusnya,
auw! sempit sekali pelan-pelan kutekan terus.
“Say..
terus masukin penismu..!”
Dan
akhirnya masuk semua penisku dan kutarik lagi secara perlahan dan kumasukkan
lagi dan terus menerus bergantian antara lubang anusnya dengan vaginanya sampai
akhirnya.
“Tante,
Andre mau keluar!”
“Keluarin
dimulut Tante saja. kataku
Kutarik
penisku dan kumasukkan kedalam mulutnya sambil dihisap, tangannya memainkan
bijiku dan
“Ahh!
croot.. croot… sshh…
Keluar
semua spermaku ke dalam mulutnya dan dia terus mengisap penisku, ngilu rasanya
tetapi nikmat sekali.
“Andre
sayang, kamu enggak nyeselkan make love dengan Tante yang sudah tua ini?” tanya
Tante Dewi.
“Ah
tidak Tante, Andre malah bersyukur bisa bertemu dengan Tante karena andre
mendapat pengalaman baru. Sahutku.
Karena
kelelahan kami akhirnya tertidur dan tidak lama kami pulang ke rumah
masing-masing setelah sebelumnya membuat janji untuk bertemu kembali. Hingga
saat ini, terkadang kami masih bertemu tetapi tidak selalu berhubungan intim
karena waktu yang kurang tepat.
Siapa
bilang jalan ke mall gak ada gunanya ? hehe..
Komentar
Posting Komentar