Langsung ke konten utama

Bersetubuh Dengan Mama Tiri Didalam Gudang

Beberapa tahun setelah perceraian kedua orangtuaku maka ayahku terpaksa menikah lagi dengan seorang wanita yang dikenalnya dari seorang teman. Awalnya aku kurang setuju dengan rencananya tsb tapi setelah dipertemukan dengan wanita itu maka aku pun berubah pikiran dan memperbolehkan ayahku untuk menikahinya.
Mama tiriku orangnya cukup ramah dan masih terlihat cantik diusianya yang sudah paruh baya. Setelah menikah dengan ayahku ia tak lagi bekerja dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk merawat keluarga dirumah. seperti kebanyakan wanita wanita lain yang sangat senang dengan tanaman. 
Di usia nya yang separuh baya, hampir sebagian waktunya dihabiskan untuk mengurusi bunga-bunganya yang nyaris memenuhi seluruh halaman rumah kami yang luas. Setiap sore mama tiriku selalu berada di halaman belakang, terbungkuk bungkuk merawat bunga-bunga kesayangannya.
 Jika liburan begini, biasanya sepanjang sore kuhabiskan waktu untuk memperhatikan Mama. Terus terang, saya senang sekali mencuri curi pandang pada gundukan payudaranya yang hampir menyembul dari belahan dasternya, pahanya yang sekali- sekali tersingkap jika Mama menungging, atau kemaluannya yang membayang dari celana dalamnya yang jelas terlihat sewaktu Mama berjongkok.

Sewaktu waktu dengan tidak sengaja, Mama membungkuk kearahku yang lagi asyik duduk di gazebo. Kedua belah payudaranya yang tanpa beha hampir seluruhnya keluar dari leher dasternya. Kedua puting payudaranya jelas-jelas terlihat. Mungkin karena gerah, Mama tidak mengancingkan hampir separo kancing dasternya. Aku hanya bisa melongo, batangku langsung ereksi, kalau nggak cepat cepat aku ngacir, mungkin Mama bisa melihat separo batang batangku yang udah keluar dari pinggang celanaku.

Suatu hari aku benar benar ketiban rezeki. Nggak sengaja Mama memberikan tontonan yang membuatku terangsang berat. Seperti biasa aku sedang duduk duduk di gazebo, bertelanjang dada seperti biasa, aku hanya memakai blue jeans ketat kegemaranku. Sambil mengembalikan kesadaranku, maklum habis tidur siang, aku menemani Mama di halaman belakang. Sambil ngobrol mengenai acara wisudaku, Mama asyik dengan bunga-bunganya.

Entah kenapa, mungkin karena keasyikan ngobrol, Mama nggak sengaja jongkok tepat di depan mataku. Walaupun sedikit tertutup dengan tumpukan pupuk dan ranting ranting daun, aku jelas jelas melihat gundukan kemaluannya, mulus tercukur tanpa satu helai rambut. Ya ampun, mungkin Mama lupa memakai celana dalam !!!. Kontan aku jadi terangsang luar biasa. Saking terpananya, aku nggak peduli lagi sama batang batangku yang udah menerobos keluar, menjulang gagah sampai ke atas pusarku.

Aku baru sadar sewaktu Mama terbelalak melihat batangku. Jelas-jelas saja Mama kaget, saking panjangnya, batangku kalo lagi ereksi bisa sampe ke ulu hati. Dengan wajah merah karena jengah, aku bangkit dan ngacir ke gudang belakang. Di tengah kegelapan ku buka resluiting jensku dan mulai mengocok batangku.
Tiba tiba pintu terbuka, membelakangai sinar matahari sore Mama berdiri di pintu, tangan kanannya masih memegang sekop kecil. Mama menatap batang raksasaku dan jembutku yang lebat, kemudian menatap wajah dan badanku yang kekar. Aku hanya bisa melongo, tanpa berusaha menghentikan kocokan ku. Ya ampun !, hanya itu yang keluar dari mulut Mama, entah apa yang dia maksudkan. Ku kocok sekali lagi batangku, membiarkan Mama melihat kedua tanganku yang menggenggam erat pangkal dan ujung batangku yang mulai memerah.

Ku kocok lebih cepat lagi, sementara tangan kananku menarik celana dalamku ke bawah, biar Mama melihat kedua biji batangku yang bergerak ke sana ke sini seirama kocokanku pada batang batangku. Terpana oleh pemandangan di depan matanya atau mungkin karena melihat ukuran batangku yang super besar, Mama beranjak masuk sambil menutup pintu gudang di belakangnya. Mama mendekatiku sambil mulai melepas satu persatu kancing dasternya dan kemudian melepaskannya, benar ternyata Mama tidak memakai beha. Kedua bulatan tetek-nya benar- benar membuatku terangsang, walaupun sudah turun namun ukurannya hampir sebesar melon.
Minimnya cahaya yang masuk ke gudang membuat kedua pentilnya tidak jelas terlihat warnanya. Mungkin coklat kehitaman. Aku hanya bisa berkata lirih. Mama, tetek Mama benar- benar hot!!. Dengan beberapa langkah, aku kedepan menyongsong Mama, sambil tanganku berusaha menggapai salah satu bulatan payudaranya. Sambil berjalan, batangku tegak menjulang di udara. Aku benar benar terangsang. Ku peluk pinggang Mama, mulutku terbuka dan lidahku menjulur keluar. Ujung lidahku akhirnya menyentuh pentil susu Mama yang besar dan kecoklatan. Astaga, batangku serasa akan meledak. Tergesa gesa, Aku mengisap dan meremas teteknya yang lain dengan tanganku.

Batangku yang terjepit diantara perutku dan perut Mama tiba tiba mengeras lalu, cruttttttt cruttttttt crutttttttttt.. semprotan demi semprotan batangku meledak menyemburkan cairan putih kental membasahi sebagian perut dan tetek Mama. Tanpa perubahan ekspresi, Mama dengan tenang menggenggam batang batangku dan meremas ujung nya, cairan maniku keluar lagi membasahi telapak tangannya. Di sela sela kenikmatan yang kurasakan aku hanya bisa menatap ke bawah, air maniku membasahi seluruh tangan dan lengan Mama, beberapa semprotan jatuh ke pangkal paha Mama. Masih di tengah keremangan gudang, tanpa banyak kata- kata, Mama meraih tanganku dan menggosok-gosokan ke kemaluannya.
Terasa gatal tanganku sewaktu telapak tanganku bergesekan dengan permukaan kemaluannya yang dipenuhi bulu-bulu pendek. Seumur hidupku baru kali inilah aku dapat melihat kemaluan Mama dari dekat. 
Belum ada lima menit, aku keluar lagi, kali ini air maniku menyemprot tepat di permukaan kemaluannya. Kali ini Mama memandangku sambil tersenyum. Aku jadi salah tingkah. Walaupun sudah dua kali aku keluar, batang batangku masih keras, bahkan semakin keras saja, agak sakit jadinya. Mama semakin membuatku terangsang dengan belaian-belaian tanganku pada kemaluan dan kedua buah payudaranya.

Aku membungkuk ke depan dan mulai mengulum tetek Mama sementara tanganku yang lain meremas remas tetek yang lain. Membelai dan memencet pentilnya yang mengeras. Kedua tangan Mama menggenggam batang batangku dan aku mendorong ke kemaluannya Di tengah desisan-nya Mama melenguh ketika ujung batangku menyentuh kemaluannya. Di tariknya tanganku ke dalam. Mama kemudian duduk di bibir bak mandi dan kemudian mengangkang-kan pahanya. Ku himpitkan badanku ke tubuh Mama, wajahku ku susupkan dicelah kedua bukit payudaranya. Ku hisap yang satu.. kemudian yang lain.

Tangan Mama lagi lagi mencengkram batang penisku dan kemudian mendorongnya masuk ke dalam kemaluannya. Kurasakan hangat dan basah, dan kemudian kudorong dengan pinggulku, hampir setengahnya, kemudian kurasakan sudah tidak bisa masuk lagi.
“Sshh, egh.. ! Mama mendesis. Aku mulai memompa batangku keluar dan masuk, mulutku tetap mengulum kedua teteknya bergantian. Semakin lama semakin cepat aku memompa, dan kemudian terasa aku akan keluar lagi. Mama mulai ikut memompa, menyambut tusukkan-ku. Menggelinjang dan mengerang. Tidak berapa lama kemudian Mama mengerang agak keras, dan aku bisa merasakan badannya tergetar sewaktu ia berteriak tertahan.
Batang Batangku kemudian menjadi semakin basah saat cairan hangat dan kental keluar dari kemaluannya. Aku masih terus bertahan memompa, dan kemudian, sewaktu aku merasa akan keluar, kudekap pantat Mama erat-erat dan ku benamkan batang batangku sedalam dalamnya. Batangku kemudian meledak, semprotan demi semprotan air mani keluar, jauh didalam kemaluan Mama.

Separuh orgasme, kutarik keluar dan kukocok, air mani keluar lagi membasahi tetek Mama. Kugosok gosokkan ujung penisku di kedua pentil nya yang membesar. Kemudian kutekan kedua bulatan payudara Mama dan menyusupkan batang batangku di celah antara keduanya. Kugosok gosok kan terus sampai air maniku berhenti keluar. Mama tersenyum, dagu, leher dan dada Mama penuh dengan air maniku. Entah berapa banyak air mani yang kusemprotkan waktu itu.

Pada semprotan yang terakhir, aku melenguh keras. Takut jika ada yang mendengar.. Mama mendekap kepalaku di dadanya. Setelah itu kukenakan blue jeansku, sambil tersenyum malu aku keluar dari gudang itu. Sewaktu menutup pintu kulihat Mama mengguyur tubuhnya dan mulai menyabuni pangkal pahanya. Sungguh sexy dan aku terangsang lagi. Mandi berdua dengan Mama ? Wow ! pikirku. Aku masuk lagi ke dalam. Mama melihatku mengunci pintu dan tersenyum kearahku penuh arti.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Draft Amarah Para Buruh 21

Draft Amarah Para Buruh 20

Lust in Broken Home 4

Lust In Broken Home 5

Terjebak Didalam Kelas

Akibat Kena Gendam Tetanggaku

Kisah Tragis Dikebun Karet

Amarah Para Buruh 10

Amarah Para Buruh 17

Binalnya Ibu Tiriku 4