Kisah ini berawal dari keberanian mantan
muridku, Samuel. Tampaknya sejak SD dia sudah sering mengintip dan
memperhatikan tubuhku yang molek. Sebenernya cerita ini tak layak diceritakan.
Tapi, apa mau dikata perbuatan itu telah kami lakukan, dan kenikmatan itu ingin
kami bagikan disini.
“Aarrgghhh…!!!” aku menjerit.
“Aku hampir keluar!” Samuel bergumam.
Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi
seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang
kemaluan Samuel. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat.“Terus, Sayang…,
teruuusss…!”desahku.
“Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak
‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Samuel
“Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu
keenakaan…!” Balasku.
“Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu
enak bangeet… ”
“Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu!
Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!”
Namaku Anita, tinggi 163 sentimeter, berat
57 kilogram, lingkar pinggang 64 sentimeter. Secara keseluruhan, sosokku
kencang, garis tubuhku tampak bila mengenakan pakaian yang ketat terutama
pakaian senam. Aku adalah Ibu dari dua anak berusia 38 tahun dan bekerja sebagai
seorang guru disebuah SMU di kota .
Kata orang bentuk tubuhku cukup bagus yang tetap kencang di usia yang semakin
menua. Mungkin mereka ada benarnya, tetapi aku memiliki payudara yang lebih
besar sehingga terlihat lebih menggairahkan dibanding artis yang kedua. Semua
karunia itu kudapat dengan olahraga yang teratur.Kira-kira 3 tahun yang lalu
saat usiaku masih 36 tahun salah seorang sehabatku menitipkan anaknya yang
ingin sekolah di tempatku, karena ia teman baikku dan suamiku tidak keberatan
akhirnya aku menyetujuinya.
Nama pemuda itu Samuel, kulitnya kuning
langsat dengan tinggi 174 cm. Badannya kurus kekar karena Samuel seorang atlit
karate di tempatnya. Oh ya, Samuel ini pernah menjadi muridku saat aku masih
menjadi guru SMP.Samuel sangat sopan dan tahu diri. Dia banyak membantu
pekerjaan rumah dan sering menemani atau mengantar kedua anakku jika ingin
bepergian.
Dalam waktu sebulan saja dia sudah menyatu
dengan keluargaku, bahkan suamiku sering mengajaknya main tenis bersama. Aku
juga menjadi terbiasa dengan kehadirannya, awalnya aku sangat menjaga
penampilanku bila di depannya. Aku tidak malu lagi mengenakan baju kaos ketat
yang bagian dadanya agak rendah, lagi pula Samuel memperlihatkan sikap yang
wajar jika aku mengenakan pakaian yang agak menonjolkan keindahan garis
tubuhku.Sekitar 3 bulan setelah kedatangannya, suamiku mendapat tugas sekolah
S-2 keluar negeri selama 2 tahun. Aku sangat berat melepasnya, karena aku
bingung bagaimana menyalurkan kebutuhan sex-ku yang masih menggebu-gebu. Walau
usiaku sudah tidak muda lagi, tapi aku rutin melakukannya dengan suamiku,
paling tidak seminggu 3 kali. Mungkin itu karena olahraga yang selalu aku
jalankan, sehingga hasrat tubuhku masih seperti anak muda. Dan kini dengan
kepergiannya otomatis aku harus menahan diri.Awalnya biasa saja, tapi setelah 2
bulan kesepian yang amat sangat menyerangku. Itu membuat aku menjadi
uring-uringan dan menjadi malas-malasan.
Anita |
Seperti minggu pagi itu, walau jam telah
menunjukkan angka 9. Karena kemarin kedua anakku minta diantar bermalam di
rumah nenek mereka, sehingga hari ini aku ingin tidur sepuas-puasnya. Setelah
makan, aku lalu tidur-tiduran di sofa di depan TV. Tak lama terdengar suara
pintu dIbuka dari kamar Samuel. Kudengar suara langkahnya mendekatiku.“Bu
Anita..?” Suaranya berbisik, aku diam saja. Kupejamkan mataku makin erat.
Setelah beberapa saat lengang, tiba-tiba aku tercekat ketika merasakan sesuatu di
pahaku. Kuintip melalui sudut mataku, ternyata Samuel sudah berdiri di samping
ranjangku, dan matanya sedang tertuju menatap tubuhku, tangannya memegang
bagian bawah gaunku, aku lupa kalau aku sedang mengenakan baju tidur yang
tipis, apa lagi tidur telentang pula. Hatiku menjadi berdebar-debar tak karuan,
aku terus berpura-pura tertidur.“Bu Anita..?” Suara Samuel terdengar keras,
kukira dia ingin memastikan apakah tidurku benar-benar nyeyak atau tidak.
Aku memutuskan untuk pura-pura tidur.
Kurasakan gaun tidurku tersingkap semua sampai keleher.Lalu kurasakan Samuel
mengelus bibirku, jantungku seperti melompat, aku mencoba tetap tenang agar
pemuda itu tidak curiga. Kurasakan lagi tangan itu mengelus-elus ketiakku,
karena tanganku masuk ke dalam bantal otomatis ketiakku terlihat. Kuintip lagi,
wajah pemuda itu dekat sekali dengan wajahku, tapi aku yakin ia belum tahu
kalau aku pura-pura tertidur kuatur napas selembut mungkin.Lalu kurasakan
tangannya menelusuri leherku, bulu kudukku meremang geli, aku mencoba bertahan,
aku ingin tahu apa yang ingin dilakukannya terhadap tubuhku.
Tak lama kemuadian aku merasakan tangannya
meraba buah dadaku yang masih tertutup BH berwarna hitam, mula-mula ia cuma
mengelus-elus, aku tetap diam sambil menikmati elusannya, lalu aku merasakan
buah dadaku mulai diremas-remas, aku merasakan seperti ada sesuatu yang sedang
bergejolak di dalam tubuhku, aku sudah lama merindukan sentuhan laki-laki dan
kekasaran seorang pria. Aku memutuskan tetap diam sampai saatnya tiba.Sekarang
tangan Samuel sedang berusaha membuka kancing BH-ku dari depan, tak lama
kemudian kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku.
Aku ingin merintih nikmat tapi nanti amalah membuatnya takut, jadi kurasakan
remasannya dalam diam. Kurasakan tangannya gemetar saat memencet puting susuku,
kulirik pelan, kulihat Samuel mendekatkan wajahnya ke arah buah dadaku. Lalu ia
menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat merasakan kenikmatan
isapannya, aku terus bertahan. Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua
sudah mengkilat oleh air liurnya, mulutnya terus menyedot puting susuku
disertai gigitan-gigitan kecil.
Perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat
sekali.Tangan kanan Samuel mulai menelusuri selangkanganku, lalu kurasakan
jarinya meraba vaginaku yang masih tertutup CD, aku tak tahu apakah vaginaku
sudah basah apa belum. Yang jelas jari-jari Samuel menekan-nekan lubang
vaginaku dari luar CD, lalu kurasakan tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku.
Jantungku berdetak keras sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku.
Jari-jari Samuel mencoba memasuki lubang vaginaku, lalu kurasakan jarinya
amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali. Aku harus mengakhiri sandiwaraku, aku
sudah tak tahan lagi, kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku.“Samuel!!
Ngapain kamu?”
Aku berusaha bangun duduk, tapi tangan
Samuel menekan pundakku dengan keras. Tiba-tiba Samuel mecium mulutku secepat
kilat, aku berusaha memberontak dengan mengerahkan seluruh tenagaku. Tapi
Samuel makin keras menekan pundakku, malah sekarang pemuda itu menindih
tubuhku, aku kesulitan bernapas ditindih tubuhnya yang besar dan kekar berotot.
Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku,
tapi aku pura-pura menolak.“Bu.., maafkan saya. Sudah lama saya ingin merasakan
ini, maafkan saya Bu… ” Samuel melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan
pandangan meminta.“Kamu kan
bisa dengan teman-teman kamu yang masih muda. Ibukan sudah tua,” Ujarku
lembut.“Tapi saya sudah tergila-gila dengan Bu Anita..
Saat SMP saya sering mengintip BH yang Ibu
gunakan… Saya akan memuaskan Ibu sepuas-puasnya,” jawab Samuel.“Ah kamu… Ya
sudah terserah kamu sajalah”Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal
tubuhku sudah tidak tahan ingin dijamah olehnya.Lalu Samuel melumat bibirku dan
pelan-pelan aku meladeni permainan lidahnya. Kedua tangannya meremas-remas
pantatku. Untuk membuatnya semakin membara, aku minta izin ke WC yang ada di
dalam kamar tidurku. Di dalam kamar mandi, kubuka semua pakaian yang ada di
tubuhku, kupandangi badanku di cermin. Benarkah pemuda seperti Samuel
terangsang melihat tubuhku ini? Perduli amat yang penting aku ingin merasakan
bagaimana sich bercinta dengan remaja yang masih panas.Keluar dari kamar mandi,
Samuel persis masuk kamar. Matanya terbeliak melihat tubuh sintalku yang tidak
berpenutup sehelai benangpun.“Body Ibu bagus banget.. ” dia memuji sembari
mengecup putting susuku yang sudah mengeras sedari tadi.
Tubuhku disandarkannya di tembok depan
kamar mandi. Lalu diciuminya sekujur tubuhku, mulai dari pipi, kedua telinga,
leher, hingga ke dadaku. Sepasang payudara montokku habis diremas-remas dan
diciumi. Putingku setengah digigit-gigit, digelitik-gelitik dengan ujung lidah,
juga dikenyot-kenyot dengan sangat bernafsu.“Ibu hebat…,” desisnya.“Apanya yang
hebat..?” Tanyaku sambil mangacak-acak rambut Samuel yang panjang
seleher.“Badan Ibu enggak banyak berubah dibandingkan saya SMP dulu” Katanya
sambil terus melumat puting susuku. Nikmat sekali.“Itu karena Ibu teratur
olahraga” jawabku sembari meremas tonjolan kemaluannya.
Dengan bergegas kuloloskan celana hingga
celana dalamnya. Mengerti kemauanku, dia lalu duduk di pinggir ranjang dengan
kedua kaki mengangkang. DIbukanya sendiri baju kaosnya, sementara aku berlutut
meraih batang penisnya, sehingga kini kami sama-sama bugil.Agak lama aku
mencumbu kemaluannya, Samuel minta gantian, dia ingin mengerjai
vaginaku.“Masukin aja yuk, Ibu sudah ingin ngerasain penis kamu Sam!” Cegahku
sambil menciumnya.Samuel tersenyum lebar. “Sudah enggak sabar ya ?” godanya.“Kamu
juga sudah enggak kuatkan sebenarnya Sam,” Balasku sambil mencubit perutnya
yang berotot.Samuel tersenyum lalu menarik tubuhku. Kami berpelukan, berciuman
rapat sekali, berguling-guling di atas ranjang.
Ternyata Samuel pintar sekali bercumbu. Birahiku
naik semakin tinggi dalam waktu yang sangat singkat. Terasa vaginaku semakin
berdenyut-denyut, lendirku kian membanjir, tidak sabar menanti terobosan batang
kemaluan Samuel yang besar.Berbeda dengan suamiku, Samuel nampaknya lebih
sabar. Dia tidak segera memasukkan batang penisnya, melainkan terus menciumi
sekujur tubuhku. Terakhir dia membalikkan tubuhku hingga menelungkup, lalu
diciuminya kedua pahaku bagian belakang, naik ke bongkahan pantatku, terus naik
lagi hingga ke tengkuk. Birahiku menggelegak-gelegak.Samuel menyelipkan tangan
kirinya ke bawah tubuhku, tubuh kami berimpitan dengan posisi aku membelakangi
Samuel, lalu diremas-remasnya buah dadaku. Lidahnya terus menjilat-jilat
tengkuk, telinga, dan sesekali pipiku. Sementara itu tangan kanannya
mengusap-usap vaginaku dari belakang. Terasa jari tengahnya menyusup lembut ke
dalam liang vaginaku yang basah merekah.“Vagina Ibu bagus, tebel, pasti enak
‘bercinta’ sama Ibu…,” dia berbisik persis di telingaku. Suaranya sudah sangat
parau, pertanda birahinya pun sama tingginya dengan aku. Aku tidak bisa
bereaksi apapun lagi.
Kubiarkan saja apapun yang dilakukan
Samuel, hingga terasa tangan kanannya bergerak mengangkat sebelah pahaku.Mataku
terpejam rapat, seakan tak dapat lagi membuka. Terasa nafas Samuel semakin
memburu, sementara ujung lidahnya menggelitiki lubang telingaku. Tangan kirinya
menggenggam dan meremas gemas buah dadaku, sementara yang kanan mengangkat
sebelah pahaku semakin tinggi. Lalu…, terasa sebuah benda tumpul menyeruak
masuk ke liang vaginaku dari arah belakang. Oh, my God, dia telah memasukkan
rudalnya…!!!Sejenak aku tidak dapat bereaksi sama sekali, melainkan hanya
menggigit bibir kuat-kuat. Kunikmati inci demi inci batang kemaluan Samuel
memasuki liang vaginaku. Terasa penuh, nikmat luar biasa.“Oohh…,” sesaat
kemudian aku mulai bereaksi tak karuan. Tubuhku langsung menggerinjal-gerinjal,
sementara Samuel mulai memaju mundurkan tongkat wasiatnya.
Mulutku mulai merintih-rintih tak
terkendali.“Saamm, penismu enaaak…!!!,” kataku setengah menjerit.Samuel tidak
menjawab, melainkan terus memaju mundurkan rudalnya. Gerakannya cepat dan kuat,
bahkan cenderung kasar. Tentu saja aku semakin menjerit-jerit dibuatnya. Batang
penisnya yang besar itu seperti hendak membongkar liang vaginaku sampai ke
dasar.“Oohh…, toloongg.., gustii…!!!”Samuel malah semakin bersemangat mendengar
jerit dan rintihanku. Aku semakin erotis.“Aahh, penismu…, oohh, aarrghh…,
penismuu…, oohh…!!!”Samuel terus menggecak-gecak. Tenaganya kuat sekali,
apalagi dengan batang penis yang luar biasa keras dan kaku. Walaupun kami
bersetubuh dengan posisi menyamping, nampaknya Samuel sama sekali tidak
kesulitan menyodokkan batang kemaluannya pada vaginaku.
Orgasmeku cepat sekali terasa akan
meledak.“Ibu mau keluar! Ibu mau keluaaar!!” aku menjerit-jerit.“Yah, yah, yah,
aku juga, aku juga! Enak banget ‘bercinta’ sama Ibu!” Samuel menyodok-nyodok
semakin kencang.“Sodok terus, Samm!!!… Yah, ooohhh, yahh, ugghh!!!”“Teruuss…,
arrgghh…, sshh…, ohh…, sodok terus penismuuu…!”“Oh, ah, uuugghhh… ”“Enaaak…,
penis kamu enak, penis kamu sedap, yahhh, teruuusss…”
Pada detik-detik terakhir, tangan kananku
meraih pantat Samuel, kuremas bongkahan pantatnya, sementara paha kananku
mengangkat lurus tinggi-tinggi. Terasa vaginaku berdenyut-denyut kencang
sekali. Aku orgasme!Sesaat aku seperti melayang, tidak ingat apa-apa kecuali
nikmat yang tidak terkatakan. Mungkin sudah ada lima tahun aku tak merasakan kenikmatan
seperti ini.
Samuel mengecup-ngecup pipi serta daun
telingaku. Sejenak dia membiarkan aku mengatur nafas, sebelum kemudian dia
memintaku menungging. Aku baru sadar bahwa ternyata dia belum mencapai
orgasme.Kuturuti permintaan Samuel. Dengan agak lunglai akibat orgasme yang
luar biasa, kuatur posisi tubuhku hingga menungging. Samuel mengikuti
gerakanku, batang kemaluannya yang besar dan panjang itu tetap menancap dalam
vaginaku.Lalu perlahan terasa dia mulai mengayun pinggulnya. Ternyata dia luar
biasa sabar. Dia memaju mundurkan gerak pinggulnya satu-dua secara teratur,
seakan-akan kami baru saja memulai permainan, padahal tentu perjalanan
birahinya sudah cukup tinggi tadi.Aku menikmati gerakan maju-mundur penis
Samuel dengan diam.
Kepalaku tertunduk, kuatur kembali nafasku.
Tidak berapa lama, vaginaku mulai terasa enak kembali. Kuangkat kepalaku,
menoleh ke belakang. Samuel segera menunduk, dikecupnya pipiku.“Sam.. Kamu
hebat banget.. Ibu kira tadi kamu sudah hampir keluar,” kataku terus
terang.“Emangnya Ibu suka kalau aku cepet keluar?” jawabnya lembut di
telingaku.Aku tersenyum, kupalingkan mukaku lebih ke belakang. Samuel mengerti,
diciumnya bibirku. Lalu dia menggenjot lebih cepat. Dia seperti mengetahui
bahwa aku mulai keenakan lagi.
Maka kugoyang-goyang pinggulku perlahan, ke
kiri dan ke kanan.Samuel melenguh. Diremasnya kedua bongkah pantatku, lalu
gerakannya jadi lebih kuat dan cepat. Batang kemaluannya yang luar biasa keras
menghunjam-hunjam vaginaku. Aku mulai mengerang-erang lagi.“Oorrgghh…, aahh…,
ennaak…, penismu enak bangeett… Ssann!!”Samuel tidak bersuara, melainkan menggecak-gecak
semakin kuat. Tubuhku sampai terguncang-guncang.
Aku menjerit-jerit. Cepat sekali, birahiku
merambat naik semakin tinggi. Kurasakan Samuel pun kali ini segera akan
mencapai klimaks. Maka kuimbangi gerakannya dengan menggoyangkan pinggulku
cepat-cepat. Kuputar-putar pantatku, sesekali kumajumundurkan berlawanan dengan
gerakan Samuel. Pemuda itu mulai mengerang-erang pertanda dia pun segera akan
orgasme.Tiba-tiba Samuel menyuruhku berbalik. Dicabutnya penisnya dari
kemaluanku. Aku berbalik cepat. Lalu kukangkangkan kedua kakiku dengan setengah
mengangkatnya. Samuel langsung menyodokkan kedua dengkulnya hingga merapat pada
pahaku. Kedua kakiku menekuk mengangkang. Samuel memegang kedua kakiku di bawah
lutut, lalu batang penisnya yang keras menghunjam mulut vaginaku yang
menganga.“Aarrgghhh…!!!” aku menjerit.“Aku hampir keluar!” Samuel bergumam.
Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi
seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang
kemaluan Samuel.
Kedua tanganku mencengkeram sprei
kuat-kuat.“Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku.“Ooohhh, enak sekali…, aku
keenakan…, enak ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Samuel“Ibu juga, Ibu juga, vagina
Ibu keenakaan…!” Balasku.“Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak
bangeet… ”“Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau
keluarr!”“Ah, oh, uughhh, aku enggak tahan, aku enggak tahan, aku mau
keluaaar…!”“Yaahh teruuss, sodok teruss!!! Ibu enak enak, Ibu enak, Saann…, aku
mau keluar, aku mau keluar, vaginaku keenakan, aku keenakan ‘bercinta’ sama
kamu…, yaahh…, teruss…, aarrgghh…, ssshhh…, uughhh…, aarrrghh!!!”Tubuhku
mengejang sesaat sementara otot vaginaku terasa berdenyut-denyut kencang. Aku
menjerit panjang, tak kuasa menahan nikmatnya orgasme.
Pada saat bersamaan, Samuel menekan
kuat-kuat, menghunjamkan batang kemaluannya dalam-dalam di liang
vaginaku.“Oohhh…!!!” dia pun menjerit, sementara terasa kemaluannya
menyembur-nyemburkan cairan mani di dalam vaginaku. Nikmatnya tak terkatakan, indah
sekali mencapai orgasme dalam waktu persis bersamaan seperti itu.Lalu tubuh
kami sama-sama melunglai, tetapi kemaluan kami masih terus bertautan. Samuel
memelukku mesra sekali. Sejenak kami sama-sama sIbuk mengatur nafas.“Enak
banget,” bisik Samuel beberapa saat kemudian.“Hmmm…” Aku menggeliat manja.
Terasa batang kemaluan Samuel bergerak-gerak di dalam vaginaku.“Vagina Ibu enak
banget, bisa nyedot-nyedot gitu…”“Apalagi penis kamu…, gede, keras,
dalemmm…”Samuel bergerak menciumi aku lagi. Kali ini diangkatnya tangan
kananku, lalu kepalanya menyusup mencium ketiakku. Aku mengikik kegelian.
Samuel menjilati keringat yang membasahi ketiakku. Geli, tapi enak.
Apalagi kemudian lidahnya terus
menjulur-julur menjilati buah dadaku.Samuel lalu menetek seperti bayi. Aku
mengikik lagi. Putingku dihisap, dijilat, digigit-gigit kecil. Kujambaki rambut
Samuel karena kelakuannya itu membuat birahiku mulai menyentak-nyentak lagi.
Samuel mengangkat wajahnya sedikit, tersenyum tipis, lalu berkata,“Aku bisa
enggak puas-puas ‘bercinta’ sama Ibu… Ibu juga suka kan ?” nonton film dewasaAku tersenyum saja,
dan itu sudah cukup bagi Samuel sebagai jawaban. Alhasil, seharian itu kami
bersetubuh lagi. Setelah break sejenak di sore hari malamnya Samuel kembali
meminta jatah dariku. Sedikitnya malam itu ada 3 ronde tambahan yang kami
mainkan dengan entah berapa kali aku mencapai orgasme. Yang jelas, keesokan
paginya tubuhku benar-benar lunglai, lemas tak bertenaga.Hampir tidak tidur
sama sekali, tapi aku tetap pergi ke sekolah. Di sekolah rasanya aku kuyu
sekali. Teman-teman banyak yang mengira aku sakit, padahal aku justru sedang
happy, sehabis bersetubuh sehari semalam dengan bekas muridku yang perkasa.
Komentar
Posting Komentar