Namaku Dessy berumur 23 tahun saat ini Aku tinggal di Bandung.
Banyak orang mengatakan bahwa aku ini sangat cantik walaupun demikian aku tak
merasa seperti itu. Aku dilahirkan di satu keluarga yang tergolong biasa saja
dan kedua orangtuaku bekerja sebagai karyawan di perusahaan swasta.
Aku mempunyai 2 orang kakak laki-laki. Yang pertama
bernama Yoga berusia 29 tahun dan yang kedua bernama Okky berumur 25 tahun.
Keduanya memang belum menikah namun sudah memiliki pasangan. Yoga bekerja
sebagai montir mobil sedangkan Okky bekerja serabutan. Dan aku sendiri sampai
saat ini belum bekerja setelah tamat kuliah.
Aku selalu di rumah membantu ibu dalam urusan rumah
tangga dan Aku jarang keluar. Sampai saat ini aku belum mempunyai kekasih
karena ada suatu hal yang akan aku ceritakan sekarang ini. Sebenarnya Keluargaku
tidak ada masalah dalam hal ekonomi.
Ekonomi kami cukup walau tidak bisa lebih. Hanya saja ada
satu hal yang sangat membebani perasaanku saat ini. Kurang lebih 5 bulan yang
lalu awal dari beban perasaanku ini dimulai. Waktu itu ketika ayah dan ibu
serta Yoga sudah pergi kerja. Hanya Okky dan aku yang ada di rumah.
![]() |
Dessy |
Okky masih tiduran di kamarnya walau sudah bangun. Aku
sendiri sedang menyapu di tengah rumah. Kulihat Okky bangkit dari ranjangnya
dan segera keluar dari kamar.
“Masih ada makanan gak Des ? tanyanya sambil lewat.
Tak kusangka tangan Okky tiba-tiba meremas pantatku dari
samping sambil melewatiku.
“Ihh.. Kamu ngapain sih kak ! aku membentak.
Okky hanya tersenyum dan segera ke kamar mandi. Aku pikir
Okky hanya iseng menggoda aku. Tapi ketika Okky sudah selesai dari kamar mandi
tanpa sepengetahuanku tiba-tiba Okky memelukku dari belakang.
“Hei Kak ! Lepaskan aku!” aku berteriak sambil meronta.
Tapi Okky malah sengaja meremas buah dadaku lalu menciumi
leher dan tengkukku. Aku terus meronta, tapi pelukan Okky malah semakin kuat
saja.
“Diamlah Des.. Sebentar saja koq. Kakak lagi sange nih abis nonton bokep. bisik
Okky di telingaku sambil tangannya tetap meremas buah dadaku.
Entah kenapa aku jadi lemah meronta. Malah aku rasakan
ada perasaan aneh yang menjalari tubuhku. Antara mau dan tidak, aku biarkan
tangan Okky meremas buah dadaku. Bahkan ketika Okky menyingkap dasterku dan
tangannya masuk ke celana dalamku lalu aku biarkan tangannya meraba dan
menelusuri belahan kemaluanku.
“Mmhh…” aku mendesah dengan mata terpejam.
“Ke kamar yuk Des? bisik Okky dengan penuh nafsu.
Aku hanya bisa mengangguk pelan dan Okky
mengajakku untuk masuk ke dalam kamarnya. Di dalam kamar, Okky dengan
terburu-buru melepas semua pakaian yang melekat di tubuhku dan saat itu
nafasnya terdengar cepat dan memburu.
Aku diam saja diperlakukan demikian oleh kakakku. Entah
kenapa gairahku malah bangkit ketika diperlakukan demikian. Nafsuku makin
terangsang lagi ketika kulihat Okky melepas semua pakaiannya dan terlihat
batangnya yang cukup besar dipenuhi bulu lebat berdiri dengan tegak menantang.
Okky menghampiriku lalu mengecup bibirku. Aku langsung membalas
ciumannya dengan hangat sedangkan tangan Okky kembali bermain dan meremas buah
dadaku. batangnya sesekali menyentuh kemaluanku sehingga membuat darahku selalu
berdesir.
“Ohh.. Ohh… desahku ketika jari tangan Okky menyentuh kemaluan
dan menggosok-gosok belahan kemaluanku. Aku sendiri langsung menggenggam batang
Okky dan meremasnya pelan.
“Mmhh… desah Okky sambil
menggerakkan pinggulnya.
“Isepin batang aku, Des… pinta Okky berbisik.
“Tidak mau ah, jijik… kataku sambil terus mengocok batang
Okky.
“Ya sudah, masukkin langsung saja ya. kata Okky sambil menarik
tubuhku ke atas ranjang.
Tak lama tubuh Okky langsung menindih tubuhku. Diarahkan batangnya
ke kemaluanku lalu didesakannya pelan-pelan.
“Aww! Sakit kak. jeritku pelan.
“Susah masuk nih… kata Okky sambil terus berusaha
memasukkan batangnya ke kemaluanku.
“Aku masih perawan Kak… bisikku.
Okky tak menjawab. Dia terus berusaha menyetubuhiku.
“Bantuin dong… bisik Okky.
Akupun segera menggenggam batang Okky. Aku arahkan kepala
batangnya ke lubang kemaluanku.
“Tekan pelan-pelan Kak… bisikku.
Okky mulai mendesakkan batangnya pelan.
“Aww.. Terus tekan pelan-pelan.. Aww…” kataku sambil agak
meringis menahan perih ketika batang Okky mulai masuk ke kemaluanku.
“Pelan, Ky.. Pelan.. Aww.. Aww.. Mmhh.. Ohh.. Terus, Ky…”
bisikku lirih ketika batang Okyy sudah mulai keluar masuk kemaluanku.
Okky terus memompa batangnya mulai cepat.
“Ohh…desah Okky disela-sela gerakannya menyetubuhi aku.
“Kenapa kamu melakukan hal ini? tanyaku sambil memeluk
Okky.
“Karena aku sayang dan suka kamu… jawab Okky sambil
menatap mataku.
Aku diam. Tak terasa air mataku mengalir ke pipi..
“Kenapa kamu menangis?” tanya Okky sambil menghentikan
gerakannya.
Aku diam sesaat. Mataku terpejam.
“Karena.. Sudahlah…” kataku sambil tersenyum.
Ada rasa tak menentu saat itu. Antara rasa sedih karena diperawani
kakak kandung sendiri dan juga gairah seks-ku yang sangat tinggi untuk
disalurkan, dan entah perasaan apalagi saat itu yang ada di hatiku.
Aku lumat bibir Kak Okky sambil menggerakkan pinggulku.
Okkypun segera membalas ciumanku sambil melanjutkan menggerakan batangnya
keluar masuk kemaluanku. Lama kelamaan perasaan tak menentu yang sempat hinggap
di hatiku mulai menghilang, terganti oleh rasa sayang terhadap kakakku dan rasa
nikmat yang sangat tak terhingga. Tak lama aku rasakan Okky mulai menyetubuhiku
makin cepat. Dengan mata terpejam didesakkannya batangnya dalam-dalam ke kemaluanku.
“Ohh.. Aku mau keluar, Des… kata Okky.
“Jangan keluarkan di dalam Kak. pintaku sambil
menggerakan pinggulku makin cepat mengimbangi gerakan Okky.
Tak lama Okky segera mencabut batangnya dari kemaluanku
cepat-cepat. Lalu, crott! Crott! Crott! Air mani Okky menyembur banyak di atas
perutku. Okky lalu bangkit dan duduk di pinggir ranjang. Diusap dan diremasnya
buah dadaku. Akupun segera memegang dan menggenggam batang Okky yang sudah
mulai lemas.
“Aku sayang kamu…” kata Okky sambil mencium kening dan
mengecup bibirku.
Aku tersenyum.. Begitulah, sejak saat itu kami selalu
bersetubuh setiap ada kesempatan. Aku sangat menikmati persetubuhan kami.
Kedekatan dan keromantisan hubungan kami semakin hari semakin kuat. Seringkali
kami saling raba, saling remas bila sedang nonton televisi walau saat itu semua
keluarga sedang kumpul. Aku nikmati itu setiap malam. Antara was-was kalau
ketahuan dan rasa romantis serta nikmat, semua aku lakukan dengan suka hati.
Rasa sayang yang sangat besar bisa aku rasakan dari Okky.
Apapun yang aku mau, atau apapun masalah yang aku hadapi, akan selalu
dipecahkan dan dilalui bersama Okky. Kenikmatan dalam persetubuhan dengan Okky
telah membawa aku ke suasana yang serba indah.
Dengan Okky pula aku bisa merasakan bagaimana nikmatnya
melakukan oral seks. Bagaimana rasanya di jilat kemaluan sampai orgasme,
bagaimana rasanya menjilat dan menghisap batang sampai air mani Okky tumpah di
dalam mulutku dan menelannya.
Untuk beberapa bulan kami nikmati “kegilaan” dalam hubungan
asmara saudara sekandung.
Entah sudah berapa banyak tempat yang kapai pakai untuk
melampiaskan rasa sayang dan gairah dalam bentuk persetubuhan. Sudah banyak
penginapan dan hotel yang kami singgahi untuk bisa memacu desah dan birahi
untuk meraih kenikmatan.
Entah sudah berapa puluh kali aku menghisap batang dan
menelan air mani Okky di dalam bioskop. Aku lakukan semua itu dengan perasaan
bebas tanpa beban. Aku nikmati semua permainan yang kami lakukan. Tapi ada satu
hal yang mulai membebani hatiku saat ini. Aku mulai merasa berdosa atas hubunganku
dengan kakak kandungku. Pernah aku bilang kepada Okky untuk menghentikan
hubungan ini, dan mengatakan bahwa aku ingin membina hubungan dengan orang lain.
Okky marah besar karenanya. Dia mengatakan bahwa dia sangat sayang aku, dan
tidak ada satu orang lelakipun yang boleh menyentuh aku.
Bahkan pernah ada beberapa lelaki yang main ke rumah
untuk menemui aku, tidak pernah lagi datang berkunjung karena Okky selalu ikut
nimbrung ketika aku menemui mereka. Okky selalu dengan ketus menimpali setiap
ucapan mereka dengan ucapan yang menyindir dan menghina.
Hal lain adalah, aku tidak bisa menolak keinginan Okky
untuk menyetubuhiku. Dan jujur saja kalau aku juga sangat menikmati cumbuan dia
karena bisa memenuhi kebutuhanku untuk menyalurkan libido aku. Sekarang aku
bingung harus bagaimana. Aku ingin hidup normal dalam membina hubungan asmara
dan ingin normal dalam menyalurkan kebutuhan seks aku, tapi tidak mau menyakiti
hati kakakku karena aku sangat sayang dia. Aku ingin hidup normal. Tolonglah.
Komentar
Posting Komentar