Suatu
hari aku balik ke Jakarta dan sudah janjian sama Tante Sarah buat mencari rumahbaru
. Kujemput dia di rumahnya dan kami pun segera berangkat.
Kemana
nih kita Tante? tanyaku.
Enaknya
kemana ya Ron, Tante dan Oom pengen yang suasananya tidak terlalu rame, yang
tenang gitu, dan kalau bisa udaranya masih bersih dan aksesnya gampang.
“Wah
kalau gitu di deket tempat Iwan saja Tante, di Cibubur kan banyak perumahan
apalagi lokasinya juga lumayan mudah diakses.
Ya
sudah, kita kesana saja. Ujar Tanteku
Kuarahkan
mobilku ke arah toll menuju lokasi. Setelah mencari seharian akhirnya Tante
Sarah menaksir di salah satu komplek perumahan yang cukup elite.
“Ya
terserah Tante aja, bagusnya Tante tanya Oom dulu. ujarku
Iya
deh nanti malem Tante tanyain dulu. Jawab tante sarah.
Setelah
puas berkeliling dan melihat lihat akhirnya kuantarkan tante sarah pulang
kerumahnya.
“Nanti
Tante hubungi kamu ya Ron, soalnya kalau jadi sama rumah yang mau over kredit
tadi, kita kayaknya mesti nyari furnitur dan kelengkapan rumah, tidak ganggu
kamu kan ? ujar Tante Sarah.
“Enggaklah
Tante, lagian kuliahku juga masih kosong. Jawabku.
Makasih
ya Ron. jawab si tante sambil sun pipiku dan langsung membuatku salah tingkah.
Pagi
jam 7 telepon berdering dan Tante Sarah mengabarkan kalau suaminya setuju
dengan rumah pilihan kemarin dan dia mengajakku cari peralatan rumah tangga
karena akad jual beli baru dilaksanakan Senin minggu depan.
Kami
jalan ke arah Jl. Fatmawati karena di sana memang banyak toko dan show room
meubel. Siangnya kami makan siang sambil ngobrol ngobrol disebuah rumah makan.
Gimana
menurut penilaian Tante? tanyaku.
Gimana
ya, bagus bagus semua sih tapi kan Tante sudah pegang referensinya jadi kalau
nanti Tante mutusin pilih Tante tinggal telepon. Ujar Tante sarah.
“O
begitu. jawabku singkat.
“Ron,
Jumat besok kamu ikut weekend ya, soalnya Tante Eni ngajakin, mau refreshing
katanya. Kamu ajak Iwan juga sekalian. Ujar Tante sarah.
“Boleh
juga tuh Tante tapi kalau Iwan diajak di rumah kelamaan kosong Tante, khawatir
“Terserah
deh kamu atur saja. Ujar Tante sarah.
Besoknya
kami berangkat ke Puncak buat weekend dan Iwan tetap tinggal dirumah. Kami
menginap Di villa yang cukup gede dengan 4 kamar dan halamannya pun cukup luas.
Juga ada sebuah Kolam renang dan tempatnya yang berada diatas bukit membuat suasana asyik
banget.
Jam
10 malam selesai makan di simpang raya kami langsung kembali ke villa. Aku
pakai jacket sambil merokok lalu aku duduk di teras belakang villa. Tidak lama
muncul Tante Sarah pakai kimono handuk sepertinya dia habis mandi.
“Dingin
dingin gini kok mandi sih Tan ? tanyaku.
Iya,
habis lengket sih lagian kan ada water heater. katanya sambil mengeringkan
rambutnya.
Sambil duduk disebelahku lalu dia angkat satu
kakinya dan dinaikan ke kakinya yang lain.
Alamak
aku bisa melihat paha mulusnya. Setelah kering rambutnya lalu Tante Sarah segera
masuk kedalam dan aku mengikuti dari belakang. Aku ke dapur buat bikin kopi.
Setelah bikin kopi kubawa kopi ke ruang tengah. Pas lewat depan kamar Tante
Sarah aku melihat pemandangan yang sangat aduhai. Pintunya yang terbuka sedikit
bikin aku bisa mengintip, benar benar yang kuceritakan tadi di atas, dia yang
lagi siapsiap pakai baju, baru pakai CD sementara dadanya masih terbuka membuat
payudaranya yang gede bebas terpampang. Buru buru aku berlalu dan bergabung
sama Tante Eni dan Oom Bambang serta anak anaknya yang lagi menonton TV.
Ngobrol
sebentar Tante Eni minta izin buat ngelonin anak anaknya, sementara Oom Bambang
minta izin buat istirahat. Walhasil tinggal aku yang menonton TV, aku pindah
duduk ke kursi panjang yang tadi diduduki sama Oom Bambang dan Tante Eni biar
aku nontonnya tidak miring.
Kirakira
5 menit aku nonton sendiri dan Tante Sarah keluar sambil bawa segelas jeruk
panas dan duduk di sampingku.
“Mhh,
aroma wangi Tante Sarah segera menyeruak memenuhi seisi ruangan.
Tante
Sarah saat itu pakai kimono sutra warna merah cerah, yang bikin aku horny
adalah dadanya nampak tidak pakai apaapa di dalamnya. Kirakira jam 12 malam aku
pamit istirahat.
“Ya
sudah, di matiin saja TVnya, Tante juga mau istirahat.
Kami
jalan beriringan menuju kamar masingmasing dan posisi kamarku berhadapan sama
kamar Tante Sarah. Pas melewati kamar Tante Eni terdengar suara suara aneh. Aku
menoleh ke arah Tante Sarah dan Tante Sarah menaruh telunjuknya di depan
bibirnya.
“Sssttttt.
jangan berisik cepat kamu ambil kursi organ kesini, ayo kita intip. Katanya sambil senyum.
Aku
menganggukan kepala lalu Kuambil kursi itu dan kutaruh perlahanlahan di depan
pintu kamar. Tante Sarah di luar dugaan segera naik untuk menyaksikan adegan
apa yang tengah berlangsung dan aku yang di bawah dengan jelas dan gamblang
menyaksikan kemulusan betis Tante Sarah plus bulu bulu halusnya yang lebat.
Kemaluanku tidak kuat dan pelan tapi pasti mulai tegang.
Tante
Sarah tidak lama mulai meletakkan tangannya di depan permukaan selangkangannya
dan mengusap usapkan telapak tangannya di sana . Melihat gelagat begitu aku
tidak buang buang kesempatan lalu kuraba betis indahnya dan di luar dugaan Tante
Sarah tidak bereaksi malahan dia merenggangkan kakinya dan kulihat tangannya
mulai dengan agak kasar mengusap permukaan selangkangannya sambil mulutnya
mengeluarkan suara desisan.
“Ssshh…
Melihat
Tante Sarah mulai naik tidak cuma tanganku yang mengusap betis indahnya tapi
juga bibir dan lidahku. Kutelusuri betisnya turun ke bawah sampai punggung
kakinya lalu kupindahkan ke kakinya yang lain dan aku jelajahi juga. Desisan
Tante Sarah mulai berubah jadi erangan dan tangannya nggak cuma beraksi di
permukaan selangkangannya tapi juga tangannya yang lain mulia meremas payudaranya
sendiri. Sementara aksiku tidak cuma di betis namun kepalaku sudah mulai
menyusup ke balik kimononya jadilah aksiku sekarang menelusuri daerah pahanya.
Setelah
aksi bibir dan lidahku mendekati daerah selangkangannya, tangan Tante Sarah
yang tadi dipakai menggosok selangkangannya sekarang pindah ke kepalaku.
Dia
tekan kepalaku dan mengusap usap rambutku dan sesekali dia jambak rambutku
sambil merapatkan kakinya. Kujilati buah pantatnya yang ranum sambil kedua
tanganku beraksi meremas buah pantatnya yang lain sementara tanganku satunya
lagi kupakai buat membelai daerah selangkangannya. Kupindahkan aksiku buat
menggarap buah pantatnya yang lain. Kusibakan CD mini Tante Sarah, kurenggangkan
kakinya, dan kunikmati belahan pantatnya.
Setelah
kumulai sesak napas dan kegerahan kukeluarkan kepalaku dari balik kimononya.
Kugeserkan kaki Tante Sarah supaya dia bisa geser, dan aku naik. Sejurus
kemudian terpampang di depan mataku pemandangan yang membikinku semakin horny. Tante
Sarah di bawah lagi megapmegap sambil menariknarik rambutnya sendiri, dia
angkat kedua kakinya di pundak Oom Bambang, sementara Oom Bambang asyik memompa
Tante Eni dari atas sambil mulutnya menikmati payudara Tante Eni yang lumayan
bagus meskipun sudah punya anak dua.
Aku
tidak mau tinggal diam, kulingkarkan tanganku ke pundak Tante Sarah, dan langsung
kuusapusap bagian dadanya.
Tidak
lama tanganku yang kiri menyusul, kususupi ke balik kimononya dan segera
kudapatkan segunduk daging yang teramat kenyal rasanya di tanganku, dan Tante
Sarah balas dengan menggigitgigit kupingku.
Lagi
asyik mentune puting payudara kiri Tante Sarah, Tante Sarah beranjak turun. Dan
ternyata yang dilakukan Tante Sarah adalah melepaskan ikat pinggangku, melapas
kancing celana jeansku dan menurunkan zippernya.
Dia
tarik jeansku selutut, tapi cuma jeansnya doang. Tidak lama terasa hangat
permukaan CDku, dan terasa juga lidah bermain di permukaan CDku naik turun,
terasa juga kemaluanku digigiti naik turun, kayak Oppi Andaresta main
harmonika.
Sudah
itu terasa CDku diturunkan juga, sementara di dalam kamar posisi sudah
berganti, Tante Een memegang kendali naik turun sambil kedua tangannya memegang
tangan Oom Bambang yang lagi asyik meremas payudara Tante Een.
Hangat
dan lembab terasa di kepala penisku, pas pandanganku diturunkan ternyata Tante
Sarah lagi asyik menjilati kepala penisku, terus turun ke batang penisku naik
turun, dan akhirnya biji kemaluanku dikulumnya juga. Dikemotnya kedua biji
kemaluanku. Ada perasaan mulas sewaktu kedua biji kemaluanku diemut sama Tante
Sarah, habis mulut Tante Sarah itu mungil banget, jadi kalau disekaligusi jadi
beradu satu sama lainnya.
Bosan
mengulum biji kemaluanku, Tante Sarah memasukkan batang kemaluanku ke mulutnya,
diemutnya, disedotnya kencang banget. Lalu Tante Sarah maju munduri mulutnya,
sambil tangan kirinya memainkan biji kemaluanku, sementara tangan kanannya
meremas buah pinggulku.
Tante
Sarah melepaskan hisapannya, tapi kepala penisku langsung jadi sasaran, kali
ini kepala penisku digarukgaruk pakai gigi atasnya.
Waduh,
rasanya sangat luar biasa! geli, gatal, dan lainlain rasa nikmat semuanya
campur jadi satu.
Dari
dalam kamar Tante Een dan Oom Bambang mengerang sangat keras, dan rupanya
mereka baru saja mencapai puncak gunung bersamasama.Tidak kuat aku kelamaan
berdiri, kuangkat kepala Tante Sarah, aku turun dan kubenarkan posisi celanaku,
kutarik Tante Sarah, kudekap dia di pelukanku dan langsung kuserbu bibir
mungilnya yang sudah merekah menantang buat digasak.
Tante
Sarah membalas serbuanku dengan tidak kalah semangatnya. Lidah kami menjelajah
rongga mulut masingmasing lawan. Waktu lidah Tante Sarah menjelajah rongga
mulutku, lidahnya kugigit, begitu juga sebaliknya.
Ternyata
Tante Sarah sudah kecapaian dari tadi, Ron, kita pindah ke kamar yuk! ajaknya. Aku
sih menurut saja. Kuserbu lagi bibirnya, kuangkat tubuhnya kugotong ke
kamarnya. Kutaruh dia di atas kasur, dan tanpa buang waktu kulucuti pakaianku
sendiri. Selanjutnya setelah aku bugil, aku naik ke ranjang dan bibir Tante
Sarah kembali kunikmati.
Tangan
Tante Sarah tidak tinggal diam, digenggamnya penisku sambil diusap dan dikocok
perlahan dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya memelukku. Begitu
juga aku tidak mau kalah, sementara tangan kiriku menyanggah beban tubuhku,
tangan yang kanan kuajak buat jalanjalan di atas dada Tante Sarah.
Di
dalam kamar baru kutahu bahwa Tante Sarah adalah jenis manusia yang senang
melepaskan perasaan hornynya dengan sebebas bebasnya. Buktinya sewaktu
payudaranya kuremas dan putingnya kupilin dari mulut yang masih kukulum, gumamannya
terdengar sangat keras.
mmhh..
mmhhgg. Apalagi sewaktu lidahku bermain di belakang telinganya, erangannya
semakin menjadi.
Tante
Sarah dengan tangannya membimbingku untuk menikmati permukaan lehernya yang
jenjang dan ada sedikit lipatan lemaknya. Kujilat dan kukecup bagian leher
Tante Sarah sampai tidak ada jengkal yang tersisa,
Uuhh
.. sshh.. mmhh. Sekarang gantian.
Tangan
kananku dipakai menyangga tubuhku sementara tangan kiriku kupakai untuk
membelai, meremas dan memilin bukit Tante Sarah yang munjung dan sudah keras
dari tadi. Sekarang sasaranku adalah pundak Tante Sarah, dan kedua sikuku
kupakai buat menahan berat badanku, supaya kedua payudara Tante Sarah bisa
kuremas bareng.
Pada
saat jelajah lidahku sudah sampai di ujung selepetan bimanya, aku sibak kimono
Tante Sarah bagian dadanya, dan.. engingeng, jelaslah sekarang di depan mataku
sepasang payudara terindah yang pernah kulihat, karena sebelumnya buah dada
pacarpacarku kalah bagus sama payudara Tante Sarah.
Aku
tidak sabar, aku langsung gigit putingnya yang sebelah kanan dan Tante Sarah
berteriak,
aahhkk..
sshh.. aadduuhh.. eenhaakhh. Kusedot pentil itu dengan keras, semakin keras
kusedot semakin menjadi erangan dan teriakan Tante Sarah.
Habis
sudah kedua permukaan payudara Tante Sarah kugarap, Tante Sarah mendekap
kepalaku di belahan payudaranya, sementara kedua lengannya menyanggah
payudaranya, hal ini membuat mukaku tenggelam diselasela payudaranya yang
indah. Yang paling mengesankan adalah sewaktu aku bikin cupang di bawah puting
kiri Tante Sarah, Tante Sarah berteriak sambil menjewer kedua kupingku.
Hah..
oohh.. gghh.. uss.. aahh. sehabis itu jelaslah bekas cupanganku di payudaranya.
Setelah
puas kugarap kedua buah payudaranya, Tante Sarah menurunkan kepalaku, kujilati
permukaan perutnya, pas sampai pusar kukecup dan kujilat pusarnya sementara
kedua tanganku kususupi di belakang pinggulnya dan segera kuremas habis kedua
bongkah pantatnya.
Adduuhhhhh
Ron.. kamu kok kayaknya uudaahh peengalamann banget ssiihh, begitu erangan
Tante Sarah kirakira sewaktu kukecup dan kujilati pusarnya.
Jilatanku
terus turun ke bawah, sebelum mulutku sampai di selangkangannya, CD mini Tante
Sarah kuturunkan pakai kedua tanganku, kutarik lepas CD itu. Ya ampun, rumput
yang tumbuh di situ begitu lebatnya, sehingga aku nyaris tidak bisa melihat
belahan vaginanya.
Yang
pertama kali adalah aku merumput di situ, kujilati rambut kemaluan itu sampai
rapi, karena dari fakta yang kulihat sepertinya Tante Sarah adalah salah satu
jenis manusia yang senang membiarkan rambut kemaluannya tumbuh dengan
sendirinya tanpa adanya campur tangan dari luar.
Setelah
rambut kemaluan itu rapi, aku kuakkan rambut kemaluan yang berada di sekitar
bibir vagina Tante Sarah, barulah sekarang kulihat belahan bibir vagina Tante
Sarah. Bibir vagina itu ternyata masih bersih, belum menghitam. Melihat
pemandangan kayak begitu, kontan tangan dan bibirku kompakan buat mengerubuti
Tante Sarah punya vagina.
Aahh..
adduuhh.. sshh.. aagghh.. yyeess.. ttruusshhgghh. Tante Sarah teriakteriak
sewaktu kumasukan jari tengahku ke vaginanya dan ibu jariku menggesek
clitorisnya dan lidahku menjilati permukaan bibir vaginanya.
Uuhh..
uuhh.. yyaa.. sshh.. desahan dan erangan Tante Sarah semakin menjadi ketika
dengan ganas kugigitgigit clitorisnya.
Dan
dengan tidak kalah ganas Tante Sarah menjambak rambutku, dia desaki ke
selangkangannya, sementara pinggulnya diangkat tinggitinggi sambil membuat
gerakan memutar.
mmhhyymm..
sshh.. yyaa.. begitu terus dan terus Tante Sarah berputar dan berteriak.
Ron..
hh.. sini titit kamu kasih Tante.. pintanya dan terjadilah pertempuran 69 yang
sangat seru, karena Tante Sarah dan aku samasama rakus.
Setelah
8 menitan bertempur 69 Tante Sarah mengejan dan berteriak dengan sangat keras,
Ron..
aahh.. aadduuhh.. Tantee.. tidak.. kuatth.. jeritan Tante Sarah disertai dengan
merapatnya kedua paha, serta dicakarcakarnya buah pantatku.
Beberapa
menit Tante Sarah menjepit kepalaku sampai akhirnya dia terkulai sementara aku
terus dengan aksiku menjilati setiap tetes air yang mengalir dari lubuk vagina
Tante Sarah.
“Ron
sudah sayangghh.. Adduhh.. gelii.. ujarnya
Tante
Sarah manjatuhkan diri dan telentang pasrah sambil menarik nafas panjang,
pandangan matanya menerawang ke langitlangit kamar.
“Ron,
kamu sudah sering melakukan yang kayak begini ya? tanyanya sambil melirikku.
“Ah,
nggak juga Tante, mungkin sudah dari sononya kali, jawabku sekenanya.
Tidak
mungkin, buktinya penis kamu Tante sedot kenceng banget koq penis kamu
tenangtenang saja, sanggahnya.
“Oh
jadi Tante pengen saya cepet nyampe klimaks?
“Ya
nggak juga sih, Ih kamu nakal ya! katanya sambil memiringkan badan dan menggelitikiku.
Lama
kami bercanda sambil bergumul kayak anak kucing, capai, kita berdua
masingmasing diam sambil tarik nafas dalamdalam.
Melihat
Tante Sarah telentang dengan kedua lengan dan paha terbuka, aku yang memang
sudah kesetanan tidak tahan, kukangkangi dia dan langsung kuarahkan rudalku ke
lubang vaginanya, kumasukkan penisku, kuselipkan diselasela bibir vaginanya,
perlahanlahan kutusuk dan..
Oouuuhhgg..
ehh.. penisku perlahan tapi pasti mulai amblas.
Setelah
amblas seluruhnya kutarik nafas dalamdalam dan kembali bibir Tante Sarah
kulumat, sambil kugrepe kedua payudaranya. Setelah tenang kumulai angkat
perlahanlahan batang penisku, pas tinggal kepalanya doang yang tersisa kutekan
lagi,
Uuhh..
kembali Tante Sarah mendesah.
Lamalama
kayuhanku semakin lancar, maju mundur, kadangkadang kuputar seperti orang lagi
mengebor, dan Tante Sarah mengerang keras,
Hhmm..
oouughh, rupanya dia menyukainya.
Aku
terus bergoyang, pas aku capai, Tante Sarah ambil inisiatif. Dia peluk aku
eraterat dan berguling ke sisi kanan. Sekarang dia naik turun di atasku,
Oohh..
adduuhh Tanntthh.. teerruuss, erangku sambil tanganku meremas payudaranya keras
banget.
Uhh..
uuhh.. uhh.. yyeess.. yyess, jeritnya sambil kedua tangannya menjambakjambak
rambutnya sendiri. Lelah naik turun Tante Sarah memelukku sambil menciumku,
kulingkarkan tanganku ke belakang, kujamah bongkahan pantatnya dan aku mulai tusuk
dia dari bawah.
mmhh..
mmhh, kutusuk terus. Tidak lama Tante Sarah bangkit dan kembali naik turun.
Dia
cengkeram lenganku kencang sekali, melihat keadaan seperti begitu, aku langsung
proaktif, aku juga tidak mau kalah, tusukanku dari bawah kutambah frekuensinya,
dan hasilnya.. tidak lama Tante Sarah menggenjot pantatnya dengan gila sambil
teriakteriak,
aahh..
oohh.. oohh.. Tante mau ssaammpp.. belum selesai ngomong begitu Tante Sarah
tekan keraskeras pantatnya ke bawah, terasa otototot vaginanya berkontraksi
dengan sangat keras, dia jatuhkan diri di atas badanku. Dengan nafas masih
memburu dia kecup dan lumat bibirku,
“Huuhh,
kamu hebat banget sih Ron, sama cewek kamu atau sama perek kamu biasanya hah?
“Enggak
koq Tante, ya baru sama Tante saja sekarang.
Aah,
sama setiap cewek yang kamu tidurin juga jawabannya pasti sama, katanya sambil
ngeloyor ke kamar mandi, setelah selesai bersihbersih Tante Sarah masuk lagi ke
kamar.
Di
depan pintu kamar mandi kusergap dia, kuangkat satu pahanya dan kutusuk sambil
berdiri. Aduh kok ganas banget sih kamu! katanya setengah membentak.
Aku
tidak mau tahu, kudorong dia ke dinding kuhajar terus vaginanya dengan rudalku.
Mulutnya kusumbat, kulumat dalamdalam. Setelah Tante Sarah mulai terdengar
lenguhannya, kugendong dia sambil pautan penisku tetap dipertahankan.
Kubawa
dia ke meja rias yang berbentuk Consol, kuletakkan pantatnya di atas meja itu.
Sekarang
aku bisa lebih bebas bersenggama dengan dia sambil menikmati payudaranya.
Sambil kuayun, mulutku dengan sistematis menjelajah bukit di dadanya, dan
seperti biasanya (dan ini juga yang biasanya dilakukan wanita) dia tekan
belakang kepalaku ke dadanya, dan aku turuti, habis emang nikmat dan nikmat
banget.
aahh..
sshh.. oohh.. uugghh.. mmhh, Tante Sarah terus meracau.
Bosen
dengan posisi begitu kucabut penisku dan kusuruh Tante Sarah menungging. Sambil
kedua tangannya memegang bibir meja. Dalam keadaan menungging begitu Tante
Sarah kelihatan lebih aduhai! Bongkahan pantatnya yang kuning dan mulus itu
yang bikin aku tidak tahan.
Kupegang
penisku dan langsung kuarahkan ke vaginanya. Kugesekkan ke clitorisnya, dan dia
mulai mengerang nikmat. Tidak sabar kutusukkan sekaligus. Langsung kukayuh, dan
dalam posisi ini Tante Sarah bisa lebih aktif memberikan perlawanan, bahkan
sangat sengit.
“Aaaahh
Ron Taanntee mau… kkeelluuarr laggi.. racaunya.
Tante
Sarah goyangannya menggila dan tidak lama tangan kanannya menggapai ke belakang
lalu dia tarik pantatku supaya menusuk lebih keras lagi. Kulayani dia,
sementara aku sendiri memang terasa sudah dekat. Tante Sarah mengerang dengan
sangat keras sambil menjepit penisku dengan kedua pahanya. Aku tetap dengan
aksiku. Kuraih badannya yang kelihatan sudah mulai mengendur. Kupeluk dari
belakang, kutaruh tanganku di bawah payudaranya dengan agak kasar kuurut
payudaranya dari bawah ke atas dan kuremas dengan keras.
Eengghh..
oohh.. ohh.. aahh tidak lama setelah itu bendunganku jebol lalu kutusuk keras
banget dan spermaku menyemprot lima kali di dalam kemaluannya.
Dengan
gontai kuiring Tante Sarah kembali ke ranjang sambil kukasih cumbuan cumbuan
kecil sambil kami tiduran. Dan ketika kulihat jam di dinding menunjukan jam
02.07.
“Wah
lumayan masih ada waktu buat satu babak lagi, kupikir. Tante, Tante, vagina dan
permainan Tante ok banget! pujiku.
“Makasih
juga ya Ron, kamu juga hebat, suatu pujian yang biasa kuterima!
Setelah
puas bercinta lalu kami pun berbaring diatas ranjang karena kelelahan. Aku
berbaring sambil memeluk tubuhnya dan kubelai rambutnya dengan lembut hingga
akhirnya kami pun tertidur lelap malam itu.
Komentar
Posting Komentar