Ayahku
adalah orang yang sering bepergian ke luar negeri bersama ibu, dan aku sering
ditinggal di rumah sendiri dengan pembantu. Alasan aku ditinggal mereka karena
aku masih harus sekolah. Ibu sering mengundang teman-teman lamanya bermain di
rumah. Salah satu temannya ibuku bernama tante susi. tante susi saat itu hanya
15 tahun lebih tua dariku. Semestinya dia pantas aku panggil kakak dari pada
tante, karena wajahnya yang masih terlihat seperti orang berumur 20 tahunan.
Tante
Susi adalah pelanggan tetap salon kecantikan ibu, dan kemudian menjadi teman
baik mamaku. Wajah tante susi tergolong cantik dengan kulitnya yang putih
bersih. Dadanya tidak begitu besar, tapi pinggulnya indah bukan main. Maklum
anak orang kaya yang suka tandang ke salon kecantikan. tante susi sering main
ke rumah dan kadang kala ngobrol atau gosip dengan ibu berjam-jam. Tidak jarang
tante susi keluar bersama kami sekeluarga untuk nonton bioskop, window shopping
atau ngafe di mall.
Aku
pernah sempat bertanya tentang kehidupan pribadi tante susi. Ibu bercerita
bahwa tante susi itu bukanlah janda cerai atau janda apalah. Tapi tante susi
sempat ingin menikah, tapi ternyata pihak dari laki-laki memutuskan untuk
mengakhiri pernikahan itu. Alasan-nya tidak dijelaskan oleh ibu, karena mungkin
aku masih terlalu muda untuk mengerti hal-hal seperti ini. Pada suatu hari ayah
dan ibu lagi-lagi cabut dari rumah. Tapi kali ini mereka tidak ke luar negeri,
tapi hanya melancong ke kota Bandung saja selama akhir pekan. Lagi-lagi hanya
aku dan pembantu saja yang tinggal di rumah. Saat itu aku ingin sekali kabur
dari rumah, dan menginap di rumah teman. Tiba-tiba bel rumah berbunyi dan waktu
itu masih jam 5:30 sore di hari Sabtu. Ayah dan ibu baru 1/2 jam yang lalu
berangkat ke Bandung. Aku pikir mereka kembali ke rumah mengambil barang yang
ketinggalan. Sewaktu pintu rumah dibuka oleh pembantu, suara tante susi
menyapanya. Aku hanya duduk bermalas-malasan di sofa ruang tamu sambil nonton
acara TV.
Tiba-tiba
aku disapanya. Diki kok ngga ikut papa mama ke Bandung?tanya tante susi. Kalo
ke Bandung sih Diki malas, tante. Kalo ke Singapore Diki mau ikut jawabku
santai. Yah kapan-kapan aja ikut tante ke Singapore. Tante ada apartment di
sana tungkas tante susi. Aku pun hanya menjawab apa adanya Ok deh. Ntar kita pigi
rame-rame aja. Tante ada perlu apa dengan mama? Nyusul aja ke Bandung kalo
penting.. Kagak ada sih. Tante cuman pengen ajak mamamu makan aja. Yah sekarang
tante bakalan makan sendirian nih.
“Diki
mau ngga temenin tante?.
“Emang
tante mau makan di mana?Tante sih mikir Pizza Hut.
“Males
ah aku kalau makan Pizza.
“Trus
Diki maunya pengen makan apa?
Makan
Seafood aja tante. Gimana ? tanyaku.
“Oke
deh. Mau pergi jam berapa?
“Entaran
aja tante. Diki masih belon laper. Jam 7 aja berangkat. Tante duduk aja dulu.
Jawabku.
Kami
berdua nonton bersebelahan di sofa yang empuk. Sore itu tante susi mengenakan
baju yang lumayan sexy. Dia memakai rok ketat sampai 10 cm di atas lutut, dan
atasannya memakai baju berwarna orange muda tanpa lengan dengan bagian dada
atas terbuka (kira-kira antara 12 sampai 15cm kebawah dari pangkal lehernya).
Kaki tante susi putih mulus, tanpa ada bulu kaki 1 helai pun. Mungkin karena
dia rajin bersalon ria di salon ibu, paling tidak seminggu 2 kali. Bagian dada
atasnya juga putih mulus.
Kami
nonton TV dengan acara/channel seadanya saja sambil menunggu sampai jam 7
malam. Kami juga kadang-kadang ngobrol santai, kebanyakan tante susi suka
bertanya tentang kehidupan sekolahku sampai menanyakan tentang kehidupan
cintaku di sekolah. Aku mengatakan kepada tante susi bahwa aku saat itu masih
belum mau terikat dengan masalah percintaan jaman sekolah. Kalo naksir sih ada,
cuma aku tidak sampai mengganggap terlalu serius.
Semakin
lama kami berbincang-bincang, tubuh tante susi semakin mendekat ke arahku. Bau
parfum mewah yg dia pakai mulai tercium jelas di hidungku. Tapi aku tidak
mempunyai pikiran apa-apa saat itu. Tiba-tiba tante susi berkata,
“Diki,
kamu suka dikitik-kitik ngga kupingnya?. Huh? Mana enak?tanyaku.
“Mau
tante kitik kuping Diki?tante susi menawarkan/ Hmmm…boleh aja. Mau pake
cuttonbud?tanyaku sekali lagi.
“Ga
usah, pake bulu kemucing itu ajatundas tante susi. Idih jorok nih tante. Itu
kan kotor. Abis buat bersih-bersih ama mbak.jawabku spontan.
“Alahh
sok bersihan kamu Diki. Kan cuman ambil 1 helai bulunya aja. Lagian kamu masih
belum mandi kan? Jorok mana hayo!tangkas tante susi. Percaya tante deh, kamu
pasti demen.
Sini
baring kepalanya di paha tante.lanjutnya. Seperti sapi dicucuk hidungnya, aku
menurut saja dengan tingkah polah tante susi. Ternyata memang benar adanya,
telinga dikitik-kitikâ dengan bulu kemucing benar-benar enak tiada tara. Baru
kali itu aku merasakan enaknya, serasa nyaman dan pengen tidur aja jadinya. Dan
memang benar, aku jadi tertidur sampe sampai jam sudah menunjukkan pukul 7
lewat. Suara lembut membisikkan telingaku. Diki, bangun yuk. Tante dah laper
nih.kata tante. Erghhhmmm jam berapa sekarang tante.tanyaku dengan mata yang
masih setengah terbuka. Udah jam 7 lewat Diki. Ayo bangun, tante dah laper.
Kamu dari tadi asyik tidur tinggalin tante. Kalo dah enak jadi lupa orang kamu
yah.kata tante sambil mengelus lembut rambutku. Masih ngantuk nih tante makan
di rumah aja yah? Suruh mbak masak atau beli mie ayam di dekat sini.Ahhh ogah,
tante pengen jalan-jalan juga kok.
Bosen
dari tadi bengong di sini.Oke oke, kasih Diki lima menit lagi deh
tante.mintaku. Kagak boleh. Tante dah laper banget, mau pingsan dah.Sambil
malas-malasan aku bangun dari sofa. Kulihat tante susi sedang membenarkan
posisi roknya kembali. Alamak gaya tidurku kok jelek sekali sih sampe-sampe rok
tante susi tersingkap tinggi banget. Berarti dari tadi aku tertidur di atas
paha mulus tante susi , begitulah aku berpikir. Ada rasa senang juga di dalam
hati. Setelah mencuci muka, ganti pakaian, kita berdua berpamitan kepada
pembantu rumah kalau kita akan makan keluar. Aku berpesan kepada pembantu agar
jangan menunggu aku pulang, karena aku yakin kita pasti bakal lama. Jadi aku
membawa kunci rumah, untuk berjaga-jaga apabila pembantu rumah sudah tertidur.
“Nih
kamu yang setir mobil tante dong.
“iya
tante. jawabku
Mobil
melaju menyusuri jalan-jalan kota Jakarta. tante susi seperti bebek saja, ngga
pernah stop ngomong and gossipin teman-temannya. Aku jenuh banget yang
mendengar. Dari yang cerita pacar teman-temannya lah, sampe ke mantan
tunangannya.
Sesampai
di tempat makan, Aku memutuskan untuk memesan banyak makanan karena merasa
sedang lapar sekali. Untung tante susi tidak protes dengan pilihan saya,
mungkin karena sudah terlalu lapar dia. Setelah makan, kita mampir ke tempat
main bowling. Abis main bowling tante susi mengajakku mampir ke rumahnya. tante
susi tinggal sendiri di apartemen. Dia
memutuskan untuk tinggal sendiri karena alasan pribadi juga. Ayah dan ibu tante
susi sendiri tinggal di Bogor. Saat itu aku tidak tau apa pekerjaan sehari-hari
tante susi , yang tante susi tidak pernah merasa kekurangan materi. Apartemen
tante susi lumayan bagus dengan tata interior yang classic.
Di
sana tidak ada siapa-siapa yang tinggal di sana selain tante susi. Jadi aku
bisa maklum apabila tante susi sering keluar rumah. Pasti jenuh apabila tinggal
sendiri di apartemen. Anggap rumah sendiri Diki. Jangan malu-malu. Kalau mau
minum ambil aja sendiri yah.Kalo begitu, Diki mau yang ini.sambil menunjuk
botol Hennessy V.S.O.P yang masih disegel. Kagak boleh, masih dibawah umur
kamu.cegah tante susi. Tapi Diki dah umur 17 tahun. Mestinya ngga
masalahjawabku dengan bermaksud membela diri. Kalo kamu memaksa yah udah. Tapi
jangan buka yang baru, tante punya yang sudah dibuka botolnya.
Tiba-tiba
suara tante susi menghilang dibalik master bedroomnya. Aku menganalisa ruangan
sekitarnya. Banyak lukisan-lukisan dari dalam dan luar negeri terpampang di
dinding. Lukisan dalam negerinya banyak yang bergambarkan wajah-wajah cantik
gadis-gadis Bali. Lukisan yang berbobot tinggi, dan aku yakin pasti bukan
barang yang murahan. Itu tante beli dari seniman lokal waktu tante ke Bali
tahun lalukata tante susi memecahkan suasana hening sebelumnya. Bagus tante.
High taste banget. Pasti mahal yah?!jawabku kagum. Ngga juga sih. Tapi tante
tidak pernah menawar harga dengan seniman itu, karena seni itu mahal. Kalo
tante tidak cocok dengan harga yang dia tawarkan, tante pergi saja.Aku masih
menyibukkan diri mengamati lukisan-lukisan yang ada, dan tante susi tidak bosan
menjelaskan arti dari lukisan-lukisan tersebut. tante susi ternyata memiliki
kecintaan tinggi terhadap seni lukis. Ok deh. Kalo begitu Diki mau pamit pulang
dulu tante.
Dah
hampir jam 11 malam. Tante istirahat aja dulu yah.kataku. Ehmmm tinggal dulu
aja di sini. Tante juga masih belum ngantuk. Temenin tante bentar yah.mintanya
sedikit memohon. Aku juga merasa kasihan dengan keadaan tante susi yang tinggal
sendiri di apartemen itu. Jadi aku memutuskan untuk tinggal 1 atau 2 jam lagi,
sampai nanti tante susi sudah ingin tidur. Kita main UNO yuk?!ajak tante susi.
Apa itu UNO?!tanyaku penasaran. Walah kamu ngga pernah main UNO yah?tanya tante
susi. Aku hanya menggeleng-gelengkan kepala. Wah kamu kampung boy banget
sih.canda tante susi.
Aku
hanya memasang tampak cemburut canda. tante susi masuk ke kamarnya lagi untuk
membawa kartu UNO, dan kemudian masuk ke dapur untuk mempersiapkan hidangan
bersama minuman. tante susi membawa makanan ringan dan segelas wine merah. Setelah
mengajari aku cara bermain UNO, kamipun mulai bermain-main santai sambil makan cemilan
dan minuman yang aku teguk benar-benar keras, dan baru 2 atau 3 teguk badanku
terasa panas sekali. Aku biasanya hanya dikasih 1 sisip saja oleh ayah, tapi
ini skrg aku minum sendirian. Kepalaku terasa berat, dan mukaku panas. Melihat
kejadian ini, tante susi menjadi tertawa, dan mengatakan bahwa aku bukan bakat
peminum. Terang aja, ini baru pertama kalinya aku minum 1 gelas Hennessy
sendirian. Tante, anterin Diki pulang yah. Kepala ogut rada berat.Kalo gitu
stop minum dulu, biar ngga tambah pusing.jawab tante susi.
Aku
merasa tante susi berusaha mencegahku untuk pulang ke rumah. Tapi lagi-lagi,
aku seperti sapi dicucuk hidung-nya, apa yang tante susi minta, aku selalu
menyetujuinya. Melihat tingkahku yang suka menurut, tante susi mulai terlihat
lebih beranilagi. Dia mengajakku main kartu biasa saja, karena bermain UNO
kurang seru kalau hanya berdua. Paling tepat untuk bermain UNO itu berempat.
Tapi permainan kartu ini menjadi lebih seru lagi. Tante mengajak bermain
blackjack, siapa yang kalah harus menuruti permintaan pemenang. Tapi kemudian
tante susi ralat menjadi Truth & Dareâ game.
Permainan
kami menjadi seru dan terus terang aja tante susi sangat menikmati permainan
Truth & Dareâ, dan dia sportif apabila dia kalah. Pertama-tama bila aku
menang dia selalu meminta hukuman dengan Truthâ punishment, lama-lama aku
menjadi semakin beranimenanyakan yang bukan-bukan. Sebaliknya dengan tante susi
, dia lebih suka memaksa aku untuk memilih Dareâ agar dia bisa lebih leluasa
mengerjaiku. Dari yang disuruh pushup 1 tangan, menari balerina, menelan es
batu seukuran bakso, dan lain-lain. Mungkin juga tidak ada pointnya buat tante
susi menanyakan the Truthâ tentang diriku, karena kehidupanku terlihat
lurus-lurus saja menurutnya. Ini adalah juga kesempatan untuk menggali the
Truthâ tentang kehidupan pribadinya. Aku pun juga heran kenapa aku menjadi
tertarik untuk mencari tahu kehidupannya yang sangat pribadi. Mula-mula aku
bertanya tentang mantan tunangannya, kenapa sampai batal pernikahannya. Sampai
pertanyaan yang menjurus ke seks seperti misalnya kapan pertama kali dia
kehilangan keperawanan. Semuanya tanpa ragu-ragu tante susi jawab semua
pertanyaan-pertanyaan pribadi yang aku lontarkan. Kini permainan kami semakin
wild dan berani.
tante
susi mengusulkan untuk mengkombinasikan Truth & Dareâ dengan Strip Pokerâ.
Aku pun semakin bergairah dan menyetujui saja usul tante susi. Yee, tante
menang lagi. Ayo lepas satu yang menempel di badan kamu.kata tante susi dengan
senyum kemenangan. Jangan gembira dulu tante, nanti giliran tante yang kalah.
Jangan nangis loh yah kalo kalah.jawabku sambil melepas kaus kakiku. Selang
beberapa lama Nahhh, kalah lagi kalah lagi lepas lagi lepas lagi.. tante susi
kelihatan gembira sekali. Kemudian aku melepas kalung emas pemberian ibu yang
aku kenakan. Ha ha ha two pairs, punya tante one pair. Yes yes tante kalah
sekarang. Ayo lepas lepas !! candaku sambil tertawa gembira. Jangan gembira
dulu. Tante lepas anting tante.jawab tante sambil melepas anting-anting yang
dikenakannya. Aku makin bernapsu untuk bermain. Mungkin bernapsu untuk melihat
tante susi bugil juga.
Aku
pengen sekali menang terus. Full house yeahhh kalah lagi tante. Ayo lepas ayo
lepas …. Aku kini menari-nari gembira. Terlihat tante susi melepas jepit
rambut merahnya, dan aku segera saja protes Loh, curang kok lepas yang itu?.
Loh, kan peraturannya lepas semuanya yang menempel di tubuh. Jepit tante kan
nempel di rambut dan rambut tante melekat di kepala. Jadi masih dianggap
menempel dong.jawabnya membela. Aku rada gondok mendengar pembelaan tante susi.
Tapi itu menjadikan darahku bergejolak lebih deras lagi. Straight Diki One Pair
Yes tante menang. Ayo lepas! Jangan malu-malu!seru tante susi girang. Aku pun
segera melepas jaket aku yang kenakan. Untung aku selalu memakai jaket tipis
biar keluar malam.
Lihatlah
pembalasanku, kataku dalam hati. Diki Three kind tante one pair ahhh lagi-lagi
tante kalahsindirku sambil tersenyum. Dan tanpa diberi aba-aba dan tanpa malu-malu,
tante melepas baju atasannya. Aku serentak menelan ludah, karena baju atasan
tante telah terlepas dan kini yang terlihat hanya BH putih tante. Belahan
payudara-nya terlihat jelas, putih bersih. Diki junior dengan serentak langsung
menegang, dan kedua mataku terpaku di daerah belahan dadanya. Hey, lihat kartu
dong. Jangan liat di sini.canda tante sambil menunjuk belahan dadanya. Aku
kaget sambil tersenyum malu. Yes Full House, kali ini tante menang. Ayo buka
buka. Tampak tante susi girang banget bisa dia menang. Kali ini aku lepas
atasanku, dan kini aku terlanjang dada. Ck ck ck pemain basket nih. Badan kekar
dan hebat. Coba buktikan kalo hokinya juga hebat.sindir tante susi sambil
tersenyum. Setelah menegak habis wine yang ada di gelasnya, tante susi kemudian
beranjak dari tempat duduknya menuju ke dapur dengan keadaan dada setengah
terlanjang.
Tak
lama kemudian tante susi membawa sebotol wine merah yang masih 3/4 penuh dan
sebotol V.S.O.P yang masih 1/2 penuh. Mari kita bergembira malam ini. Minum sepuas-puasnya.ucap
tante susi. Kami saling ber-tos ria dan kemudian melanjutkan kembali permainan
strip poker kami. Yesss seruku dengan girangnya pertanda aku menang lagi. Tanpa
disuruh, tante susi melepas rok mininya dan aduhaiii, kali ini tante susi hanya
terliat mengenakan BH dan celana dalam saja. Malam itu dia mengenakan celana
dalam yang kecil imut berwarna pink cerah. Tidak tampak ada bulu-bulu pubis
disekitar selangkangannya.
Aku
sempat berpikir apakah tante susi mencukur semua bulu-bulu pubisnya. Kulihat
tante susi sudah menegak abis gelas winenya yang kedua. Apakah dia berniat
untuk mabuk malam ini? Aku kurang sedikit perduli dengan hal itu. Aku hanya
bernafsu untuk memenangkan permainan strip poker ini, agar aku bisa melihat
tubuh terlanjang tante susi. Yes, yes, yes …senyum kemenangan terlukis indah
di wajahku. tante susi kemudian memandangkan wajahku selang beberapa saat, dan
berkata dengan nada genitnya Sekarang Diki tahan napas yah. Jangan sampai
seperti kesetrum listrik loh. Kali ini tante susi melepaskan BH-nya dan
serentak jatungku ingin copot. Benar apa kata tante susi , aku seperti terkena
setrum listrik bertegangan tinggi. Dadaku sesak, sulit bernapas, dan jantungku
berdegup kencang. Inilah pertama kali aku melihat payudara wanita dewasa secara
jelas di depan mata.
Payudara
tante susi sungguh indah dengan putingnya yang berwarna coklat muda menantang.
Aih Diki, ngapain liat susu tante terus. Tante masih belum kalah total. Mau
lanjut ngga?tanya tante susi. Aku hanya bisa menganggukkan kepala pertanda
iyaâ. Pertama kali liat susu cewek yah? Ketahuan nih. Dasar genit kamu.tambah
tante susi lagi. Aku sekali lagi hanya bisa mengangguk malu. Aku menjadi tidak
berkonsentrasi bermain, mataku sering kali melirik kedua payudaranya dan
selangkangannya. Aku penasaran sekali ada apa dibalik celana dalam pinknya itu.
Tempat
di mana menurut teman-teman sekolah adalah surga dunia para lelaki. Aku ingin
sekali melihat bentuknya dan kalo bisa memegang atau meraba-raba. Akibat tidak
berkonsentrasi main, kali ini aku yang kalah, dan tante susi meminta aku
melepas celana yang aku kenakan. Kini aku terlanjang dada dengan hanya
mengenakan celana dalam saja. tante susi hanya tersenyum-senyum saja sambil
menegak wine-nya lagi. Aku sengaja menolak tawaran tante susi untuk menegak
V.S.O.P-nya, dengan alasan takut pusing lagi. Karena kami berdua hanya tinggal
1 helai saja di tubuh kami, permainan kali ini ada finalnya. Babak penentuan
apakah tante susi akan melihat aku terlanjang bulat atau sebaliknya. Aku
berharap malam itu malaikat keberuntungan berpihak kepadaku. Ternyata harapanku
sirna, karena ternyata malaikat keberuntungan berpihak kepada tante susi. Aku
kecewa sekali, dan wajah kekecewaanku terbaca jelas oleh tante susi. Sewaktu
aku akan melepas celana dalamku dengan malu-malu, tiba-tiba tante susi
mencegahnya.
“Tunggu
Diki. Tante ngga mau celana dalam mu dulu. Tante mau Dare Diki dulu. Ngga seru
kalo game-nya cepat habis kayak beginikata tante susi. Setelah meneguk wine-nya
lagi, tante susi terdiam sejenak kemudian tersenyum genit. Senyum genitnya ini
lebih menantang daripada yang sebelum-sebelumnya. Tante dare Diki untuk hmmm
cium bibir tante sekarang.tantang tante susi. Ahh, yang bener tante?tanyaku.
Iya bener, kenapa ngga mau? Jijik ama tante?tanya tante susi. Bukan karena itu.
Tapi Diki belum pernah soalnya.jawabku malu-malu. Iya udah, kalo gitu cium
tante dong. Sekalian pelajaran pertama buat Diki.kata tante susi. Tanpa
berpikir ulang, aku mulai mendekatkan wajahku ke wajah tante susi. tante susi
kemudian memejamkan matanya. Pertamanya aku hanya menempelkan bibirku ke bibir
tante susi. tante susi diam sebentar, tak lama kemudian bibirnya mulai
melumat-lumat bibirku perlahan-lahan. Aku mulai merasakan bibirku mulai basah
oleh air liur tante susi.
Bau
wine merah sempat tercium di hidungku. Aku pun tidak mau kalah, aku berusaha
menandinginya dengan membalas lumatan bibir tante susi. Maklum ini baru
pertama, jadi aku terkesan seperti anak kecil yang sedang melumat-lumat ice
cream. Selang beberapa saat, aku kaget dengan tingkah baru tante susi. tante
susi dengan serentak menjulurkan lidahnya masuk ke dalam mulutku. Anehnya aku
tidak merasa jijik sama sekali, malah senang dibuatnya. Aku temukan lidahku
dengan lidah tante susi , dan kini lidah kami kemudian saling berperang di
dalam mulutku dan terkadang pula di dalam mulut tante susi. Kami saling
berciuman bibir dan lidah kurang lebih 5 menit lamanya. Nafasku sudah tak
karuan, dah kupingku panas dibuatnya. tante susi seakan-akan menikmati betul
ciuman ini.
Nafas
tante susi pun masih teratur, tidak ada tanda sedikitpun kalau dia tersangsang.
Sudah cukup dulu. Ayo kita sambung lagi pokernyaajak tante susi. Aku pun mulai
mengocok kartunya, dan pikiranku masih terbayang saat kita berciuman. Aku ingin
sekali lagi mencium bibir lembutnya. Kali ini aku menang, dan terang saja aku
meminta jatah sekali lagi berciuman dengannya. tante susi menurut saja dengan
permintaanku ini, dan kami pun saling berciuman lagi. Tapi kali ini hanya
sekitar 2 atau 3 menit saja. Udah ah, jangan ciuman terus dong. Ntar Diki bosan
ama tante.candanya. Masih belon bosan tante. Ternyata asyik juga yah
ciuman.jawabku. Kalo ciuman terus kurang asyik, kalo mau sih …seru tante susi
kemudian terputus.
Kalimat
tante susi ini masih menggantung bagiku, seakan-akan dia ingin mengatakan
sesuatu yang menurutku sangat penting. Aku terbayang-bayang untuk bermain gilaâ
dengan tante susi malam itu. Aku semakin beranidan menjadi sedikit tidak tau
diri. Aku punya perasaan kalo tante susi sengaja untuk mengalah dalam bermain
poker malam itu. Terang aja aku menang lagi kali ini. Aku sudah terburu oleh
napsuku sendiri, dan aku sangat memanfaatkan situasi yang sedang berlangsung.
Diki menang lagi tuh. Jangan minta ciuman lagi yah.
Yang
lain dong …sambut tante susi sambil menggoda. Hmm apa yah.pikirku sejenak.
Gini aja, Diki pengen emut-emut susu tante susi.jawabku tidak tau malu.
Ternyata wajah tante susi tidak tampak kaget atau marah, malah balik tersenyum
kepadaku sambil berkata Sudah tante tebak apa yang ada di dalam pikiran kamu,
Diki.. Boleh kan tante?!tanyaku penasaran. tante susi hanya mengangguk pertanda
setuju. Kemudian aku dekatkan wajahku ke payudara sebelah kanan tante susi. Bau
parfum harum yang menempel di tubuhnya tercium jelas di hidungku. Tanpa
ragu-ragu aku mulai mengulum puting susu tante susi dengan lembut. Kedua
telapak tanganku berpijak mantap di atas karpet ruang tamu tante susi ,
memberikan fondasi kuat agar wajahku tetap bebas menelusuri payudara tante susi.
AKu
kulum bergantian puting kanan dan puting kiri-nya. Kuluman yang tante susi
dapatkan dariku memberikan sensasi terhadap tubuh tante susi. Dia tampak
menikmati setiap hisapan-hisapan dan jilatan-jilatan di puting susu-nya. Nafas
tante susi perlahan-lahan semakin memburu, dan terdengar desahan dari mulutnya.
Kini aku bisa memastikan bahwa tante susi saat ini sedang terangsang atau
istilah modern-nya hornyâ. Dikiii kamu nakal banget sih! haahhh Tante kamu
apain?bisik tante susi dengan nada terputus-putus. Aku tidak mengubris
kata-kata tante susi , tapi malah semakin bersemangat memainkan kedua puting
susunya. tante susi tidak memberikan perlawanan sedikitpun, malah seolah-olah
seperti memberikan lampu hijau kepadaku untuk melakukan hal-hal yang tidak senonoh
terhadap dirinya. Aku mencoba mendorong tubuh tante susi perlahan-lahan agar
dia terbaring di atas karpet.
Ternyata
tante susi tidak menahan/menolak, bahkan tante susi hanya pasrah saja. Setelah
tubuhnya terbaring di atas karpet, aku menghentikan serangan gerilyaku terhadap
payudara tante susi. Aku perlahan-lahan menciumi leher tante susi , dan oh my,
wangi betul leher tante susi. tante susi memejamkan kedua matanya, dan tidak
berhenti-hentinya mendesah.
Aku jilat lembut kedua telinganya, memberikan sensasi
dan getaran yang berbeda terhadap tubuhnya.
Aku
tidak mengerti mengapa malam itu aku seakan-akan tau apa yang harus aku
lakukan, padahal ini baru pertama kali seumur hidupku menghadapi suasana
seperti ini. Kemudian aku melandaskan kembali bibirku di atas bibir tante susi
, dan kami kembali berciuman mesra sambil berperang lidah di dalam mulutku dan
terkadang di dalam mulut tante susi. Tanganku tidak tinggal diam. Telapak
tangan kiriku menjadi bantal untuk kepala belakang tante susi , sedangkan tangan
kananku meremas-remas payudara kiri tante susi. Tubuh tante susi seperti cacing
kepanasan. Nafasnya terengah-engah, dan dia tidak berkonsentrasi lagi berciuman
denganku. Tanpa diberi komando, tante susi tiba-tiba melepas celana dalamnya
sendiri. Mungkin saking hornyâ-nya, otak tante susi memberikan instinct bawah
sadar kepadanya untuk segera melepas celana dalamnya.
Aku
ingin sekali melihat kemaluan tante susi saat itu, namun tante susi tiba-tiba
menarik tangan kananku untuk mendarat di kemaluannya. Alamak …, pikirku
kaget. Ternyata kemaluan/memek tante susi mulus sekali. Ternyata semua bulu
jembut tante susi dicukur abis olehnya. Dia menuntun jari tengahku untuk
memainkan daging mungil yang menonjol di memeknya. Para pembaca pasti tau nama
daging mungil ini yang aku maksudkan itu. Secara umum daging mungil itu
dinamakan biji etil atau biji etel atau itil saja. Aku putar-putar itil tante
susi berotasi searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam. Kini memek tante
susi mulai basah dan licin. Diki kamu yah aaahhhh kok beraniama tante?tanya
tante susi terengah-engah. Kan tante yang suruh tangan Diki ke sini?jawabku.
Masa sihhh tante lupa aahhh Diki Diki kamu kok nakal?tanya tante susi lagi.
Nakal tapi tante bakal suka kan?candaku gemas dengan tingkah tante susi. Iyaaa
nakalin tante pleasee …suara tante susi mulai serak-serak basah. Aku tetap
memainkan itil tante susi , dan ini membuatnya semakin menggeliat hebat.
Tak
lama kemudian tante susi menjerit kencang seakaan-akan terjadi gempa bumi saja.
Tubuhnya mengejang dan kuku-kuku jarinya sempat mencakar bahuku. Untung saja
tante susi bukan tipe wanita yang suka merawat kuku panjang, jadi cakaran tante
susi tidak sakit buatku. Diki tante datangggg uhhh oohhh …erang tante susi.
Aku yang masih hijau waktu itu kurang mengerti apa arti kata datangâ waktu itu.
Yang pasti setelah mengatakan kalimat itu, tubuh tante susi lemas dan nafasnya
terengah-engah. Dengan tanpa di beri aba-aba, aku lepas celana dalamku yang
masih saja menempel. Aku sudah lupa sejak kapan batang penisku tegak. Aku siap
menikmati tubuh tante susi , tapi sedikit ragu, karena takut akan ditolak oleh
tante susi. Keragu-raguanku ini terbaca oleh tante susi. Dengan lembutnya tante
susi berkata, Diki, kalo pengen tidurin tante, mendingan cepetan deh, sebelum
gairah tante habis. Tuh liat kontol Diki dah tegak kayak besi.
Sini
tante pegang apa dah panas.. Aku berusaha mengambil posisi diatas tubuh tante.
Gaya bercinta traditional. Perlahan-lahan kuarahkan batang penisku ke mulut
vagina tante susi , dan kucoba dorong penisku perlahan-lahan. Ternyata tidak
sulit menembus pintu kenikmatan milik tante susi. Selain mungkin karena
basahnya dinding-dinding memek tante susi yang memuluskan jalan masuk penisku,
juga karena mungkin sudah beberapa batang penis yang telah masuk di dalam sana.
Uhhh ohhh Dikiii ahhh.. desah tante susi.
Aku coba mengocok-kocok memek tante
susi dengan penisku dengan memaju-mundurkan pinggulku. tante susi terlihat
semakin hornyâ, dan mendesah tak karuan. Dikiii Dikiii aduhhh Dikiii geliiii
tante uhhh ohhhh …desah tante susi. Di saat aku sedang asyik memacu tubuh
tante susi , tiba-tiba aku disadarkan oleh permintaan tante susi , sehingga aku
berhenti sejenak. Dikiii kamu dah mau keluar belum tanya tante susi. Belon sih
tante mungkin beberapa saat lagi jawabku serius. Nanti dikeluarin di luar yah,
jangan di dalam. Tante mungkin lagi subur sekarang, dan tante lupa suruh kamu
pake pengaman. Lagian tante ngga punya stock pengaman sekarang. Jadi jangan
dikeluarin di dalam yah.pinta tante susi. Beres tante.jawabku. Ok deh sekarang
jangan diam goyangin lagi dong …canda tante susi genit. Tanpa menunda banyak
waktu lagi, aku lanjutkan kembali permainan kami. Aku bisa merasakan memek
tante susi semakin basah saja, dan aku pun bisa melihat bercak-bercak lendir
putih di sekitar bulu jembutku.
Aku
mulai berkeringat di punggung belakangku. Muka dan telingaku panas. tante susi
pun juga sama. Suara erangan dan desahan-nya makin terdengar panas saja di
telingaku. Aku tidak menyadari bahwa aku sudah berpacu dengan tante susi 20
menit lama-nya. Tanda-tanda akan adanya sesuatu yang bakalan keluar dari
penisku semakin mendekat saja. Dikiii ampunnn Dikiii kontolnya kok kayak besi
aja ngga ada lemasnya dari tadi tante geliii banget nihhh …kata tante susi.
Tante Dikiii dah sampai ujung nih …kataku sambil mempercepat goyangan
pinggulku. Puting tante susi semakin terlihat mencuat menantang, dan kedua
payudara pun terlihat mengeras. Aku mendekatkan wajahku ke wajah tante susi ,
dan bibir kami saling berciuman. Aku julur-julurkan lidahku ke dalam mulutnya,
dan lidah kami saling berperang di dalam. Posisi bercinta kami tidak berubah
sejak tadi.
Posisiku
tetap di atas tubuh tante susi. Aku percepat kocokan penisku di dalam kemaluan
tante susi. tante susi sudah menjerit-jerit dan meracau tak karuan saja. Dikiii
tante datangggg uhhh ahhhhhh …jerit tante susi sambil memeluk erat tubuhku.
Ini pertanda tante susi telah orgasmeâ. Aku pun juga sama, lahar panas dari
dalam penisku sudah siap akan menyembur keluar. Aku masih ingat pesan tante
susi agar spermaku dilepas keluar dari memek tante susi. Tante Dikiiis
datangggg jeritku panik.
Kutarik
penisku dari dalam kemaluan tante susi , dan penisku memuncratkan spermanya di
perut tante susi. Saking kencangnya, Semburan spermaku sampai di dada dan leher
tante susi. Ahhh ahhhh ahhhh …suara jeritan kepuasanku. Idihhh kamu
kecil-kecil tapi spermanya banyak bangettt sih canda tante susi. Aku hanya
tersenyum saja. Aku tidak sempat mengomentari candaan tante susi. Setelah semua
sperma telah tumpah keluar, aku merebahkan tubuhku di samping tubuh tante susi.
Kepalaku masih teriang-iang dan nafasku masih belum stabil. Mataku melihat ke
langit-langit apartment tante susi. Aku baru saja menikmati yang namanya surga
dunia. tante susi kemudian memelukku manja dengan posisi kepalanya di atas
dadaku. Bau harum rambutnya tercium oleh hidungku. Diki puas ngga?tanya tante
susi. Bukan puas lagi tante tapi Diki seperti baru saja masuk ke surgajawabku.
Emang memek tante surga yah?canda tante susi. Boleh dikata demikian.jawabku
percaya diri. Kalo tante puas ngga?tanyaku penasaran. Hmmm coba kamu pikir
sendiri aja yang pasti memek tante sekarang ini masih berdenyut-denyut rasanya.
“Diapain
emang ama Diki?tanya tante susi manja. Anuu Diki kasih si Diki Junior tuh tante
liat jembut Diki banyak bercak-bercak lendir. Itu punya dari memek tante tuh.
Banjir keluar tadi.kataku. Idihhh mana mungkin …bela tante susi sambil
mencubit penisku yang sudah mulai loyo. Diki sering-sering datang ke rumah
tante aja. Nanti kita main poker lagi. Mau kan?pinta tante susi. Sippp
tante.jawabku serentak girang. Malam itu aku nginap di rumah tante susi.
Keesokan harinya aku langsung pulang ke rumah. Aku sempat minta jatah 1 kali
lagi dengan tante susi, namum ajakanku ditolak halus olehnya karena alasan dia
ada janji dengan teman-temannya.
Sejak
saat itu aku menjadi teman seks gelap tante susi tanpa sepengetahuan orang lain
terutama ayah dan ibu. tante susi senang bercinta yang bervariasi dan dengan
lokasi yang bervariasi pula selain apartementnya sendiri. Kadang bermain di
mobilnya, di motel kilat yang hitungan charge-nya per jam, di ruang VIP spa kecantikan
ibuku (ini aku berusaha keras untuk menyelinap agar tidak diketahui oleh para
pegawai di sana). tante susi sangat menyukai dan menikmati seks. Menurut tante
susi seks dapat membuatnya merasa enak secara jasmani dan rohani, belum lagi
seks yang teratur sangatlah baik untuk kesehatan. Dia pernah menceritakan
kepadaku tentang rahasia awet muda bintang film Hollywood tersohor bernama
Elizabeth Taylor, yah jawabannya hanya singkat saja yaitu seks dan diet yang
teratur. tante susi paling suka bermainâ tanpa kondom.
Tapi
dia pun juga tidak ingin memakai sistem pil sebagai alat kontrasepsi karena dia
sempat alergi saat pertama mencoba minum pil kontrasepsi. Jadi di saat subur,
aku diharuskan memakai kondom. Di saat setelah selesai masa menstruasinya, ini
adalah saat di mana kondom boleh dilupakan untuk sementara dulu dan aku bisa
sepuasnya berejakulasi di dalam memeknya. Apabila di saat subur dan aku/tante
susi lupa menyetok kondom, kita masih saja nekat bermain tanpa kondom dengan
berejakulasi di luar (meskipun ini rawan kehamilannya tinggi juga). Hubungan
gelap ini sempat berjalan hampir 4 tahun lamanya.
Aku
sempat memiliki perasaan cinta terhadap tante susi. Maklum aku masih tergolong
remaja/pemuda yang gampang terbawa emosi. Namun tante susi menolaknya dengan
halus karena apabila hubunganku dan tante susi bertambah serius, banyak pihak
luar yang akan mencaci-maki atau mengutuk kami. tante susi sempat menjauhkan
diri setelah aku mengatakan cinta padanya sampai aku benar-benar move onâ
dari-nya.
Aku
lumayan patah hati waktu itu tapi aku masih memiliki akal sehat yang mengontrol
perasaan sakit hatiku. Saat itu pula aku cuti bermain dengan tante susi. Saat
ini aku masih berhubungan baik dengan tante susi. Kami kadang-kadang
menyempatkan diri untuk bermain 2 minggu sekali atau kadang-kadang 1 bulan
sekali. Tergantung dari mood kami masing-masing. tante susi sampai sekarang
masih single.
Aku
untuk sementara ini juga masih single. Aku putus dengan pacarku sekitar 6 bulan
yang lalu. Sejak putus dengan pacarku, tante susi sempat menjadi pelarianku,
terutama pelarian seks. Sebenarnya ini tidak benar dan kasihan tante susi,
namun tante susi seperti mengerti tingkah laku lelaki yang sedang patah hati pasti
akan mencari seorang pelarian. Jadi tante susi tidak pernah merasa bahwa dia
adalah pelarianku, tapi sebagai seorang teman yang ingin membantu meringkankan
beban perasaan temannya
Komentar
Posting Komentar