Aku ingat
saat itu usiaku masih 20 tahun dan aku bekerja sebagai seorang petugas
jaga tiket parkir disebuah komplek pusat perbelanjaan yang sebagian besar
berjualan Handphone. Namun aku tak ingin menceritakan keajadian saat aku
bekerja sebagai petugas jaga tiket parkir melainkan waktu aku bekerja disebuah
toko grosir accessories Hp di daerah yang sama.
Setelah kontra kerjaku tidak diperpanjang
lagi maka aku terpaksa harus mencari pekerjaan baru guna memenuhi kebutuhan
hidupku sehari hari. Walaupun aku masih belum berkeluarga namun aku masih harus
membayar biaya sewa kamar kontrakan tempat tinggalku saat itu.
Kebetulan waktu itu ada seorang temanku
yang memberitahu kalau ada sebuah toko grosir accesoris disana yang sedang
membutuhkan karyawan untuk menjaga toko. Tanpa pikir panjang aku langsung
menerimanya sehingga dua hari kemudian sudah mulai bekerja disana.
Toko itu terletak dilantai tiga gedung
pusat perbelanjaan yang memang khusus berjualan Hp dan aksesoris pendukungnya.
Ukurannya tidak begitu luas namun barang yang dijualnya cukup banyak dan
beragam.
Saat aku pertama kali kerja disana, sudah
ada seorang penjaga toko wanita yang bernama Wati yang langsung menyapaku.
“karyawan baru ya mas? namanya siapa? tanyanya
“iyah mbak. Namaku Supri. Hari ini saya baru
mulai kerja. Jawabku
Setelah bekerja disana baru aku tahu kalau
dia itu orangnya agak licik dan terkadang bicaranya pun agak judes sehingga
membuatku sering kesal dengannya.
Selain itu ia sering menyuruhku dengan
seenaknya sementara dirinya asik bersantai sambil memainkan hpnya dan ketika
pemilik toko datang barulah ia berpura pura sibuk membereskan barang disana.
Tubuh wati memang agak pendek dan gemuk dan uniknya mulutnya seperti tak pernah
berhenti mengunyah sesuatu. Setiap kali datang ke toko ia selalu membawa sebuah
tas berukuran besar yang isinya dipenuhi dengan berbagai macam makanan camilan
hingga membuat badannya makin terlihat besar dari hari ke hari.
Sebenarnya namaku adalah Supriadi namun
biasa dipanggil Supri dan parahny a, rekan kerjaku yang gendut itu kerap
seenaknya memanggilku dengan sebutan “Boncos”
hingga terkadang membuatku agak kesal.
“cos !! Boncos !! sini luh !! daripada
bengong disitu mending sekarang lo masukin barang barang ini kedalam kardus
karena mau dikirim ke luar kota
besok. Ujarnya sambil mengunyah keripik singkong.
Waktu
itu memang ada pelanggan dari luar kota
yang memesan barang dalam jumlah banyak sehingga aku harus memuatnya dalam
puluhan kardus berukuran sedang.
Erin |
Sudah tahu aku lagi sibuk seharian. Ehh
dia bukannya membantu malah enak enakan bercanda dengan pegawai toko sebelah
sambil tertawa cekikikan. Kuakui wati memang sifatnya agak genit dan sering
menggoda beberapa pegawai toko yang ada disana dan juga seorang petugas
keamanan yang sering lewat didepan toko.
Herannya selalu ada saja laki laki yang
mau berpacaran dengannya hingga ia merasa dirinya sangat cantik dan
diperebutkan oleh banyak orang.
Pernah satu kali aku menolak perintahnya
karena sedang merasa kesal namun ia pun mengancamku dengan kata kata yang menakutkan.
“cos kalau lo udah kagak mau kerja lagi
bilang aja. Biar nanti gua aduin loh ke boss. Ujarnya
Karena diancam seperti itu akhirnya aku
pun terpaksa menuruti perintahnya dan mengerjakan apa yang diinginkannya.
Tingkah lakunya memang sangat menyebalkan sehingga wajar saja banyak pegawai
yang bekerja ditoko itu merasa kesal dan tak betah hingga banyak yang
mengundurkan diri.
Mengingat saat itu agak sulit untuk
mencari pekerjaan lain maka aku pun terpaksa harus bersabar dengannya. Dan
sialnya aku harus bertemu dengannya setiap hari ditoko hingga menambah rasa
jengkelku padanya.
Rasa kesalku padanya memang sudah keubun
ubun sehingga ketika melihat sendalnya saja sudah membuatku merasa muak sekali
apalagi bertemu dengan orangnya.
Pemilik toko tempatku bekerja adalah
sepasang suami istri namun suaminya jarang sekali datang ke toko dan lebih
banyak mengurus order diluar dan mengawasi pekerjaan digudang yang berada
disebuah ruko yang masih satu komplek dengan gedung pusat perbelanjaan.
Pemilik toko yang bernama Erin itu usianya sekitar 27 tahun dan memiliki wajah yang
cantik serta kulitnya putih mulus. Orangnya terlihat cukup modis dan lebih
sering memakai baju dress terusan ketika sedang datang ke tokonya. Tubuhnya
cukup ramping karena belum pernah melahirkan. Dari yang kudengar kalau Erin
sudah hampir 5 tahun menikan dengan suaminya namun belum juga memperoleh keturunan hingga saat itu. Dia sudah mencoba
berbagai cara namun hasilnya tetap saja tak memuaskan karena menurut cerita
yang kudengar suaminya memang seorang perokok berat dan sering bermabuk mabukan
hingga membuat sel spermanya menjadi kurang subur.
Belakangan ini wajahnya memang terlihat
agak murung karena menghadapi masalah yang cukup pelik dengan suaminya. Dulu ia
memang sering curhat dengan wati namun karena mulut wati yang tidak dapat menyimpan rahasia maka ia pun
lebih sering curhat padaku.
“pri, aku kesal banget deh sama suamiku.
Masa udah seminggu ini dia selalu pulang pagi. Dan kalau pulang selalu dalam
kondisi mabuk. ujarnya
“mungkin dia lagi banyak masalah cik.
Biasa laki laki kalau ada masalah emang suka mabuk kayak gitu. Katanya sih buat
ngilangin stress hehe.. kataku.
“kamu gak tahu sih pri. Dia itu kalau
dirumah kerjanya cuma marah marah tiap hari bahkan ak pernah dipukul olehnya.
Ujar Erin
“wah kalau itu sih udah kelewatan namanya
cik. Masa punya istri cantik kayak gini masih dipukul juga. Kalau seandainya
aku punya istri cantik kayak cici pasti bakal kusayang banget kali. Ujarku
Setiap kali curhat denganku sepertinya erin merasa puas karena bisa sedikit meluapkan kekesalan
didalam hatinya yang selama ini dipendamnya. Walaupun belum pernah berpacaran
namun aku tahu benar bagaimana perasaan wanita ketika sedang merasakan masalah
percintaan sehingga aku selalu bersabar mendengar semua keluh kesahnya selama
ini.
Sejujurnya aku sudah terpesona dengan
kecantikannya semenjak pertama kali aku bekerja disana dan ini juga merupakan
salah satu alasannya aku terus bertahan bekerja ditoko tsb walau harus menghadapi
rekan kerjaku yang menyebalkan itu.
Hari itu Erin
sudah ada ditoko sejak dari pagi dan sepertinya ia baru saja bertengkar dengan
suaminya dirumah sehingga wajahnya terlihat tak bersemangat. Suasana toko
memang tidak begitu ramai seperti biasanya padahal itu adalah hari libur dan
biasanya ramai pengunjung.
“cos !! nanti malam lo jangan pulang dulu
ya. Soalnya masih banyak barang yang belum dipacking untuk kiriman keluar kota . Ujarnya
“wah koq gua lagi sih wat !! kan udah dua hari gua
pulang malam terus. Ujarku
“udah diem luh !! kalau udah kagak mau
kerja bilang aja !! biar nanti gua laporin ke cik erin buat cari karyawan lain
aja. Ujarnya sambil melotot kearahku.
Entah kenapa aku selalu kesal setiap kali
berhadapan dengannya dan terkadang aku ingin sekali menyumpal mulutnya yang
cerewet dan judes itu.
Hari itu pun aku terpaksa pulang lebih
malam dari biasanya karena harus mempersiakan barang untuk kiriman keluar kota yang jumlahnya cukup
banyak. Kulihat jam sudah menunjukan pukul 8 malam dan suasana gedung mulai
terlihat lengang. Sebagian besar pegawai disana sudah bersiap siap untuk
menutup tokonya hingga kini hanya tinggal toko tempat kerjaku yang masih
terlihat buka karena pekerjaanku yang belum selesai.
Toko itu memang letaknya agak dipojok dan
dekat dengan lorong yang menuju ke toilet sehingga jika malam hari semakin
jarang pengunjung yang melintas didepan toko. Waktu itu aku duduk dilantai
sambil membereskan barang sedangkan watii minta ijin pulang lebih dulu dengan
alasan sedang tidak enak badan. Padahal tadi siang aku liat dia sehat sehat
saja dan sempat bercanda dengan salah satu petugas keamanan gedung yang
melintas disana.
“cik saya boleh pulang duluan kan . Soalnya badan saya
lagi ga enak nih. Ujarnya
“ya sudah kamu pulang duluan aja supaya bisa
istirahat dirumah. Daripada nanti tambah parah sakitmu. Ujar Erin
“kalau gitu aku pamit pulang dulu ya cik.
Nanti biar si boncos yang tutup pintu tokonya. Ujarnya sambil memandang
kearahku.
Setelah Wati pulang aku pun melanjutkan
pekerjaanku mengemas barang barang kedalam kardus karena barang tsb akan
dikirim besok pagi.
Saat aku duduk dilantai aku melihat kearah
Erin yang sedang duduk disamping meja sambil
merapikan barang barang yang ada diatas mejanya. Kala itu erin
memang mengenakan pakaian minidress yang cukup pendek dan sepertinya ia tak
sadar kalau kakinya agak terbuka sehingga aku dapat sedikit melihat bagian
dalamannya.
Jantungku langsung berdegub kencang karena
melihat pemandangan yang begitu langka dihadapanku sehingga membuatku agak
salah tingkah. Aku berusaha menghiraukannya dan melihat kearah sana namun batinku kembali bergejolak seolah
pandanganku ingin kembali melihatnya.
Kuperhatikan dirinya yang masih sibuk
dengan pekerjaannya dan kakinya nampak semakin terbuka lebar dihadapanku.
“anjrit mulus banget tuh pahanya. Ujarku
sambil menelan ludah
Sesekali aku melirik dan berpura pura tak
melihat karena kuatir dia akan memergokiku ketika sedang mengintip celana
dalamnya.
Kali ini kupandangi lebih lama lagi sambil
menikmati pemandangan indah itu dan tak terasa kini batangku mulai menegang dan
berdiri tegak hingga membuat sesak celanaku.
“anjrit. Batang gua pakai acara berdiri
lagi. Bisa gawat nih kalau sampe dilihat sama cik erin .
Ujarku sambil menutupi celanaku dengan sebuah accesoris hp yang ada disana.
Tak lama kemudian erin
sedikit menggerakan tubuhnya dan kakinya kembali dirapatkan sehingga aku tak
dapat lagi mengintip pakaian dalamnya seperti tadi.
“kamu liatin apaan sih pri daritadi kok
kelihatannya kayak tegang gitu? Tanya Erin
“ahhh ga liat apa apa koq cik. jawabku
Kemudian Erin berdiri dari bangku dan
berjalan kedekatku. Ia menundukan badannya untuk mengambil kertas catatan yang
kuletakan diatas lantai. Waktu ia menunduk bagian atas bajunyapun agak
tersingkap hingga aku dapat melihat belahan dadanya yang seksi itu.
“glek.. aku menelan ludahku saat
melihatnya dan mataku seolah tak mau berkedip saja.
“hayoo ketahuan ternyata kamu mau ngintip
ya pri ? ujarnya yang langsung membuatku kaget
“hhehe iya maaf deh cik. Aku ga sengaja
melihatnya tadi. Jawabku sambil menahan rasa malu karena aksiku tertangkap
basah olehnya.
“emank kamu belum pernah liat dalemannya
cewek pri ? ujarnya
“hmm kalau secara sih langsung belom cik. Kan aku belum punya
pacar. Jawabku.
“pasti kamu penasaran banget ya ? ujarnya
“iya sih. Jawabku sambil mengangguk pelan
dan wajah yang tersipu malu.
“oh yaa.. kamu mau bantu aku gak pri ?
ujarnya
“bantu apa nih. Jawabku dengan cepat
“kamu kan tahu aku sudah hampir 5 tahun menikah
dan belum punya anak. Awalnya rumah
tangga kami itu sangat bahagia namun lama kelamaan mulai timbul
pertengkaran.Suamiku bilang ia mau mencari wanita lain karena aku tak bisa
memberinya keturunan. Padahal yang bermasalah kan sel spermanya dia tapi malah aku yang
disalahkan. Ujarnya
“kasihan juga. Kenapa jadi cik Erin yang disalahkan ya. Ujarku dalam hati.
“trus apa hubungannya denganku ? emangnya
aku bisa bantu apa ? ujarku kebingungan
“maksudku kamu mau gak bantu menghamili
aku biar suamiku tak menyalahkanku lagi nanti hehe.. ujarnya sambil tertawa
Perkataan Erin membuatku kaget karena tak
disangka itu bisa berpikiran seperti itu demi menjaga keutuhan rumah tangganya.
“hmmm gimana ya cik. Aku jadi serba salah
nih. Biar nanti aku pikirin dulu ya.
Ujarku
“duh jangan kelamaan mikir deh pri. Bilang
aja kalau kamu gak mau bantu. Ujarnya
“wah bukan begitu cik. Hmm gimana ya.
Kataku sambil menggaruk kepala seperti orang yang sedang kebingungan
“hmm iya deh. Aku mau. Terus kapan kita
bisa mulai nih? Ujarku dengan bersemangat.
“begitu donk pri. Itu namanya baru pegawai
teladan hehe.. ujarnya
“emangnya suami cici gak marah nanti?
Tanyaku
“udah pri kagak usah dibahas lagi. Lagian
aku cuma bercanda aja koq tadi. Masa aku mau selingkuh dengan pegawai tokoku
sendiri hahaha.... ujarnya
“yahhh kirain beneran cik. Padahal aku udah
semangat banget tadi. Ujarku dengan kecewa.
Namun sepertinya hasratku kepadanya sudah
terlanjut meluap sehingga aku sudah tak sabar lagi untuk menikmati tubuhnya,
apalagi tadi ia sudah memberi kesempatan emas bagiku walaupun hanya sekedar
bercanda saja.
Tanpa pikir panjang aku langsung berdiri
dan berjalan kedepan pintu toko sambil melihat kesekeliling yang sepertinya
sudah sangat sepi sekali. Semua toko dilantai sudah tertutup rapat hanya tingga
tempat kerjaku saja yang masih terlihat buka dan dari kejauhan cuma ada seorang
petugas kebersihan yang sedang mengepel lantai.
Dengan terburu buru aku kembali masuk
kedalam toko lalu kututup rolling pintu depan toko dari arah dalam sedangkan Erin tak memperhatikanku karena ia sedang sibuk
menghitung sesuatu dimeja kerjanya.
Setelah pintu tertutup rapat lalu aku
langsung berjalan kearahnya sambil memandangi tubuhnya yang menggairahkan itu.
“loh kenapa pintunya udah ditutup pri ? kan kita masih didalam. Ada ada aja kamu. Ujarnya
“iya cik. Soalnya aku lagi sange nih. gara
gara obrolan tadi. Ujarku sambil memegang tangannya yang halus itu.
“ihh jangan gila deh kamu pri. Aku tuh
cuma bercanda tau. ujarnya
“masa bodo. Pokoknya cici harus tanggung
jawab udah bikin bangun burungku. ujarku
“lepaskan pri !! nanti aku teriak nih.
ujarnya
Sebelum ia sempat berteriak, aku langsung
melumat bibirnya yang seksi hingga suaranya tak dapat terdengar jelas.
“hmmmpm..
jangan pri.. ujarnya sambil terus meronta
Rontaannya membuatku semakin bernafsu lalu
kuremas remas payudaranya yang indah hingga ia meringis seolah tak rela
tubuhnya kulecehkan saat itu. Sebenarnya aku memang sudah cukup lama mengagumi
kecantikannya namun semua itu terpaksa kupendam dalam dalam karena aku tak
mungkin mengutarakan perasaaanku padanya.
Sambil terus mencumbu wajah dan lehernya,
tangan kananku menelusup kebawah minidressnya dan mulai menjarah permukaan
pahanya yang halus dan lembut. Erin memang
sering memamerkan keindahan pahanya yang putih dan mulus pada tiap orang karena
ia kerap memakai pakaian yang minim dan seksi.
Hampir seluruh bagian tubuhnya tak ada
yang luput dari seranganku bahkan bongkahan pantatnya pun sempat kurema remas
hingga ia mulai terangsang.
Kini tanganku menekan nekan kemaluannya
yang masih tertutup oleh celana dalamnya. Jariku tengah ku berusaha menelusup
masuk kedalam dan mengaduk aduk liang kemaluannya hingga dia menggelinjang.
Setelah beberapa menit mencumbunya sambil berdiri kini tubuh Erin
nampak lebih terlihat pasrah mungkin karena ia mulai merasakan nikmat ketika
sedang kucumbui tadi.
Rontaanya sudah berkurang banyak dan tak
sehebat tadi waktu aku pertama menyergapnya. Wajahnya yang cantik dan oriental
membuatku semakin bergairah dan membuatku tak mau berhenti melumat bibirnya.
Kali ini kurasakan sedikit perbedaan
karena Erin mulai membalas lumatan bibirku dan
lidah kami pun saling beradu hingga memberi kepuasan tersendiri bagiku.
Kurasakan nafasnya kian memburu dan ia
mendengakkan kepalanya sedikit keatas seolah menyuruhku untuk mencumui bagian
lehernya yang indah itu.
“cici cantik banget. Udah lama aku pengen
kayak beginian sama cici. Ujarku berbisik pelan ditelinganya.
“arrrghh.. sshhh.. enak pri… ujarnya sambil mendesis
“ayo sekarang cici berlutut dan isepin
punyaku. Perintahku padanya
Mungkin karena sudah terangsang maka Erin pun segera berlutut dilantai dengang bertumpu pada
kedua lututnya. Aku membuka semua celanaku dan menurunkannya hingga kebawah
lutut. Batangku saat itu sudah menegang hebat dengan urat urat besar
disekelilingnya hingga membuatnya terlihat kekar sekali.
“punyaku gede kan cik ? dijamin cici bakalan puas deh.
Ujarku sambil membelai rambutnya dengan tangan kananku
Rambutnya terasa lembut dan halus
ditanganku mungkin karena ia selalu rajin merawatnya disalon. Erin
mulai membuka mulutnya dan perlahan kudorong batangku agar melesak kedalam.
Ukuran batangku yang panjang dan besar membuat mulutnya tak mampu menampung
seluruhnya dan hanya sebagian saja yang tertelan olehnya.
Kurasakan sebuah kenikmatan ketika kepala
penisku bersentuhan dengan lidahnya yang lembut dan basah hingga membuat
batangku semakin keras saja.
“hmmm.. Erin
menggumam tak jelas ketika batangku semakin cepat menagaduk aduk mulutnya. Kini
kumiringkan sedikit batangku hingga menyodok bagian samping mulutnya dan
pipinya sedikit terdorong kearah luar. Setelah beberapa menit menyetubuhi
mulutnya lalu aku pun menghentikan gerakanku dan menarik keluar batangku dari
mulutnya. Kulucuti semua pakaiannya hingga tubuhnya terlihat polos dihadapanku.
“badan cici mulus banget sih. Enak banget
ya laki laki yang jadi suami cici. Ujarku sambil meraba tubuhnya
Kemudian aku duduk diatas bangku dan
menyuruhnya duduk diatas pangkuanku dengan batangku yang menancap pada
kemaluannya. Kedua tanganku memegang
pinggangnya yang ramping lalu tubuhnya kulonjak lonjakan keatas dan kebawah
hingga kemaluannya seperti sedang mengocok batangku.
“ayo cik goyangin donk biar tambah nikmat
!! ujarku sambil memeluk tubuhnya dengan
erat diatas pangkuanku.
Tubuh Erin kini mulai bergerak seperti
melonjak lonjak diatas pangkuanku sementara kedua tangaku membantu memperkuat
genjotannya hingga batangku amblas lebih dalam lagi.
“ahh… ahh.. ehhh.. enak cik ayo terus… ujarku
menceracau..
Tubuh Erin bergerak semakin cepat hingga
memberikan rasa nikmat yang luar biasa pada diriku. Lalu kupeluk erat tubuhnya
dan kuhisap payudaranya dengan penuh nafsu hingga membuatnya langsung mendesah.
Ah… ehhh… Erin
mendesah menahan nikmat yang dirasakannya.
Walaupun aku belum pernah besetubuh dengan
wanita sebelumnya namun soal yang satu ini aku tak diajari lagi karena sudah
menjadi naluri dasar dalam diriku. Lagipula akupun sudah sering menonton
berbagai film dewasa sehingga aku paham betul bagaimana cara memuaskan wanita.
Cukup lama kami bersetubuh dengan gaya pangkuan itu
kemudian kuputuskan untuk menghentikan gerakan pinggulku yang semula memompanya
dari arah bawah. Rupanya Erin sudah terlanjur merasakan nikmat kala itu hingga
tubuhnya terus melonjak lonjak diatas pangkuanku.
“nah gitu donk cik.. itu baru pinter
namanya. Ujarku sambil membelai rambutnya yang berwarna agak kekuningan karena
dicat.
Persetubuhan diatas kursi itu nampak
semakin panas dan tubuh kami berdua sudah terlihat basah kuyup oleh keringat
masing masing. Erin nampak kelelahan dan
lonjakan tubuhnya semakin melambat dan akhirnya berhenti sejanak untuk mengatur
nafasnya yan g tersengal sengal.
Kami istirahat beberapa saat dengan
tubuhnya masih diatas pangkuanku. Kami saling berciuman dan tangan kananku
membelai rambutnya sedangkan tangan kiriku mengusap punggungnya yang agak basah
karena berkeringat.
Kini kami berganti posisi. Kududukan Erin
diatas bangku tadi dengan kedua pahanya yang kubuka agak lebar sambil kupegangi
lalu kusodokan batangku yang masih sangat keras itu kedalam kemaluannya.
“tahan ya cik. Aku mau mulai lagi nih.
ujarku sambil menggerakan pinggulku seraya menggenjotnya sambil berdiri.
Saat itu ia membuka matanya yang sipit dan
memandangku dengan tatapan sayu dan memelas hingga membuat nafsuku semakin
berkobar kobar.
Kudorong bangku itu hingga sandaran
belakangnya menempel di dinding ruangan dengan maksud agar bangku itu tak
bergerak ketika aku sedang menggenjotnya dengan sangat cepat. Kini tangan
kananku kugunakan untuk menjambak rambutnya sementara tangan kiriku masih
menahan salah satu kakinya yang terangkat
keatas. Aku terus menatap wajahnya dengan sangat buas sambil menjenggut
rambutnya sementara genjotanku masih tak berkurang kekuatannya.
Tubuh Erin tersentak sentak dengan kuat
diatas bangku dan tak lama kemudian ia melenguh panjang kemudian tubuhnya
seperti kelojotan.
“arhhhh……
aku udah ga tahan pri.. ahh.. ujarnya
Selama beberapa saat tubuh erin yang putih mulus itu melejang lejang tak karuan
diatas bangku dan matanya membeliak keatas. Setelah itu kurasakan cairan
cintanya membanjir keluar membasahi batangku yang masih berada didalam kemaluannya.
Kudiamkan sejenak agar dia bisa menikmati
orgasmenya sementara aku berusaha mengatur nafasku yang sempat ternengah engah
ketika menyetubuhinya. Tubuh Erin kini terlihat sangat lemas dan seperti tidak
bertenaga lalu kuputuskan untuk melanjutkan aksiku untuk menggaulinya lagi
karena aku belum mancapai puncak kenikmatan.
Kini kubaringkan tubuhnya diatas meja
dengan kedua kakinya menjuntai kearah bawah lantai. Kubuka pahanya dan
kulesakan batangku hingga menyeruak masuk kedalam liang kewanitaannya yang
sudah basah akibat cairan cintanya tadi.
Kali ini aku tak kesulitan lagi memasukan
batangku karena sudah terasa lebih licin dari sebelumnya. Dengan penuh nafsu
aku kembali menyetubuhinya dalam posisi berdiri dipinggiran meja diantara kedua
pahanya yang terbuka lebar.
Plak Plak Plak… tubuh Erin
kembali tersentak sentak diatas meja hingga payudaranya bergoyang kesana
kemari. Karena merasa gemas lalu aku pun segera meremasnya dengan kuat hingga erin melenguh pelan.
Kini aku tak mau membuang waktu lagi dan
kupercepat genjotanku hingga keringatku kembali mengucur deras membasahi
tubuhku yang sedang dalam posisi berdiri. Bagiku tubuh Erin
sangal lezat sekali sehingga aku seperti tak mau berhenti untuk menyetubuhinya
walaupun badanku mulai terasa lelah.
Hingga suatu saat akhirnya aku pun tak
tahan lagi dan kurasakan penisku seperti berkedut kedut. Karena merasa akan
segera keluar maka kuhentakan lebih kuat lagi batangku hingga meyeruak sangat
dalam dikemaluannya.
“arghhh…
aku mengerang panjang merasakan sebuah kenikmatan yang luar biasa ketika
cairan spermaku menyembur berkali kali didalam kemaluannya. Aku masih
menggenjotnya walaupun semakin lama genjotanku terasa semakin pelan saja dan
akhirnya berhenti. Kubiarkan beberapa saat hingga tak ada lagi cairan maniku
yang keluar dan baru kutarik batangku dari dalam sana .
Kedua tanganku menahan kedua pahanya dan
kudorong agak keatas hingga air maniku tak mengalir keluar dari dalam
kemaluannya. Sejak awal aku memang sudah bersedia untuk membantu menghamilinya
hingga aku tak mau mengecewakannya lagi.
Setelah cukup puas dengan permainan tadi
lalu kami pun segera memakai pakaian lalu beristirahat sejenak untuk memulihkan
tenaga yang sempat terkuras akibat permainan liar tadi. Saat itu Erin berdiri didekatku dan matanya yang sipit terlihat
sembab karena habis menangis akibat persetubuhan tadi.
“maafin aku ya cik. Soalnya tadi aku benar
benar lagi sange. Ujarku sambil
memeluk tubuhnya.
“kamu jahat pri !! kenapa kamu lakukan ini
padaku. ? ujarnya sambil memukul dadaku
“Abis cici daritadi kayak mancing mancing
aku terus sih. Kan
aku jadi terangsang. Tapi cici ngerasain enak juga kan tadi ? Ujarku
“iyah pri. aku memang belum pernah
merasakan kepuasan seperti ini sebelumnya. cuma aku ga menduga aja kalau kamu
bisa senekat itu tadi. Tapi ingat ya. kamu harus simpan rahasia ini baik baik
jangan sampai ada orang lain yang tahu apalagi suamiku. Katanya sambil
tersenyum manis padaku.
Tak lama kemudian kami pun segera menutup
pintu toko dan segera pulang kerumah masing masing dengan membawa kenangan
indah persetubuhan kami didalam toko tadi.
Komentar
Posting Komentar