Langsung ke konten utama

Lust In Broken Home 5


Semenjak kejadian ci Christine yang telah dihamili oleh salah satu buruh yang bernama Oman membuat papaku semakin ketat mengawasi kami. Ia semakin sering berada dirumah guna mengawasi gerak gerik karyawannya sehingga para buruh menjadi tidak leluasa untuk berpesta seks dirumahku lagi. Pada akhirnya papaku membeli sebuah rumah lain yang lebih besar dan memindahkan semua kegiatan kerja home industrynya kerumah baru tsb sehingga para buruh tak dapat lagi bebas keluar masuk dirumahku seperti dulu.Namun semua itu sepertinya tak dapat menghalangi niat busuk mereka untuk terus menjadikanku sebagai budak seks yang bisa mereka perlakukan sesuka hati. Nampaknya nasib ciciku lebih beruntung setidaknya ia telah dipersunting oleh oman untuk dijadikan sebagai istrinya berbeda sekali dengan diriku yang hanya menjadi sasaran pelampiasan nafsu para buruh setiap harinya.

Para Buruh memang tak pernah kehabisan akal dan tentunya tak akan melepaskanku begitu saja dari cengkraman mereka. Guna mengatasi masalah tsb para buruh akhirnya menemukan solusi dan lebih sering mengadakan pesta seks di dalam kamar mess mereka yang berada tak jauh dari rumah kami. Saat malam hari aku kerap menyelinap keluar rumah dengan berbagai alasan dengan tujuan agar bisa bertemu dengan para buruh.

Tak hanya itu akupun seringkali bertemu dengan mamaku didalam rumah mess tsb dan terkadang melakukan pesta seks bersama sama dengan mamaku disana. Dari luar tentu orang lain mengira keluargaku nampak begitu harmonis karena kehidupan kami yang serba berkecukupan namun dibalik itu semua terdapat sebuah perselingkuhan dan kegilaan yang tak terduga. Sepertinya aku dan mamaku sudah semakin dalam terkena guna guna mereka sehingga kami merasa seperti ingin terus bersetubuh dengan mereka dan tak bisa lepas dari pengaruh mereka. Aku sendiri tak tahu sampai kapan hal ini akan terus berlangsung, mungkin jika para buruh telah bosan menikmati tubuhku ini maka mereka baru akan melepaskanku.

Tapi jika dilihat dari sikap mereka selama ini sepertinya belum ada tanda tanda mereka akan melepaskanku apalagi Dulah pernah mengatakan padaku bahwa ia akan menjadikanku sebagai budak seks untuk selamanya. Namun Aku tetap berharap suatu hari nanti dapat hidup normal seperti dulu lagi tanpa jeratan belenggu nafsu birahi yang meledak ledak dalam diriku yang telah menghancurkan seluruh masa depanku begitu saja.

Harus kuakui nafsu birahiku kerap mendadak muncul dan meluap luap ketika memikirkan tentang para buruhku dan sialnya aku selalu kalah pada nafsuku sendiri dan membuatku dengan mudahnya menyerahkan tubuhku untuk dinikmati oleh mereka.
 
Belakangan ini aku memang semakin sering melakukan perawatan tubuh dan rambut sehingga pesona kecantikanku semakin bertambah. Semenjak hubungan dengan pacarku berantakan memang cukup banyak laki laki yang berusaha mendekatiku dikampus namun anehnya tak ada satupun yang berhasil menarik perhatianku bahkan semuanya terlihat tak menarik dimataku. 


Perhatian dan pikiranku seolah tak pernah lepas dari para buruhku dan selalu terbayang bayang saat mereka memberikanku sebuah kepuasan seksual yang tak bisa kudapat dari laki laki lainnya. Sesekali aku tersadar akan kesalahan dan penyimpangan aneh dalam diriku namun gairah birahi yang terus menerus muncul membuat diriku seolah olah tertarik dalam pusaran nafsu bejad para buruh sehingga aku tak dapat mengendalikan diriku sendiri.

Malam itu udara masih terasa dingin karena hujan yang terus mengguyur sejak siang tadi. Aku sedang asik berbaring dikamar bersama dengan adikku evelyn sambil menonton serial drama korea kesukaan kami. Saat itu karena melihat lampu kamarku yang masih menyala maka mamaku yang berada didepan kamar berusaha memperingatkan kami untuk segera tidur.

“lyn sudah hampir jam 10 koq kamu belum tidur sih !! memangnya besok kamu ngak sekolah? ujar mamaku

“Sekolah koq mah.. cuma lagi seru nih filmnya hehe.. jawab evelyn

“Nontonya dilanjukan besok lagi aja !! Sekarang mending kamu cepat tidur sana ke kamarmu. Ujar mamaku

“ihh mama orang lagi seru juga.. bentar lagi ya ma.. ujar evelyn

“Udah lyn kamu tidur aja sana ke kamarmu !! besok baru kita lanjut lagi nontonnya. Ucapku.

“Hehe.. iya deh ci aku tidur duluan ya. Soalnya besok mau sekolah jadi takut kesiangan hehe.. kata evelyn sambil turun dari ranjang dan berjalan keluar kamar.

Setelah adikku berjalan keluar lalu akupun segera mengunci pintu kamar dan mematikan lampu karena memang sudah terbiasa tidur dalam kondisi ruangan yang agak gelap. Entah kenapa malam itu aku sedikit kesulitan untuk bisa tidur walaupun tadi sempat mengantuk saat sedang menonton film namun kini rasa ngantuk itu mendadak hilang dan tergantikan oleh sebuah gairah asing yang mucul secara tiba tiba dalam diriku. Aku mencoba untuk duduk dan bersandar pada sandaran tempat tidurku sambil berusaha mengendalikan pikiranku yang terus melayang.

Dalam keheningan malam itu sebuah hasrat liar kembali muncul dipikiranku yang membuat dadaku terasa cukup sesak karena luapan nafsu yang datang secara tiba tiba tsb. Sialnya tiap kali hasrat itu datang aku tak mampu untuk meredamnya hingga membuat batinku terasa semakin tersiksa.

Sambil bersandar, perlahan aku memejamkan mataku kembali dan aku melihat tangan tangan kasar dan kekar milik para buruh mulai menggerayangi tubuhku dengan nakalnya. Tubuhku mulai menggigil diterpa rasa ngeri yang bercampur gairah ketika aku merasakan tekanan dari tangan tangan itu pada salah satu puting payudaraku, sementara remasan lembut pada payudaraku yang satunya lagi ini membuatku makin tak berdaya dan menyerah terhadap semua rangsangan yang mendera tubuhku ini.

Tapi selagi aku menikmati semua itu, kerasnya suara gemuruh halilintar sedikit mengejutkanku. Ditambah dengan sekelebat sinar kilat yang sempat menerpa jendela kamarku ini, membuatku perlahan membuka mataku. Sekarang tangan tangan kasar itu menghilang, dan kini yang nampak di mataku adalah kedua tanganku yang dengan nakalnya menggoda kedua payudaraku sendiri.

“Mmmh…” aku merintih kecewa dan menurunkan kedua tanganku ini.

Gairahku masih begini tinggi, namun aku tak tahu harus berbuat apa. Aku berusaha mengatur nafasku yang tak beraturan, namun rasanya semuanya menjadi semakin sulit ketika entah kenapa aku jadi teringat akan keadaan Cie Christine yang kini tinggal bersama Oman di kampungnya.

Akibatnya saat ini pikiranku malah dipenuhi dengan bayangan tentang berbagai kemungkinan adegan seks yang saat ini terjadi antara Cie Christine dan pejantan itu. Namun aku tak berani memejamkan mataku, karena aku tahu bayangan tangan kasar itu akan datang kembali untuk menyeretku dalam lamunan erotis seperti tadi.

Semua itu membuat aku menjadi bingung, karena aku tak tahu apa yang harus kuperbuat selagi aku terus diamuk gairahku yang semakin menjadi ini.

Oh, kalau saja saat ini ada Dullah di sampingku, ia tak mungkin tega membiarkan nona majikannya menderita seperti sekarang ini. Penisnya yang amat keras itu pasti sudah menusuk dan mengaduk habis liang vaginaku ini, untuk membuatku tenggelam dalam lautan orgasme.

“Ngghh…” aku melenguh lemah ketika aku merasakan tekanan beberapa jari tangan pada bibir vaginaku yang masih terlindung celana dalam dan juga baju tidurku.

Ketika aku menundukkan kepalaku untuk melihat apa yang terjadi, aku hanya bisa pasrah melihat jari jari tanganku menelusup kebagian bawah gaun tidurku sambil terus menari dan menekan selangkanganku.

Perlahan rasa panas mulai menjalari seluruh tubuhku. Berikutnya aku harus memejamkan mataku dan sedikit mendongakkan kepalaku saat aku harus menahan nikmat. Sebuah jari tanganku itu berhasil menusuk selangkanganku hingga sedikit tenggelam dalam liang vaginaku bersama celana dalamku.

“mmmhh…” aku menggeliat lemah dan merintih.

Nafasku mulai memburu, tubuhku terus bergetar dan sesekali menggeliat ketika aku merasakan sebuah jariku yang lain juga ikut melesak masuk menemani jariku yang satunya. Tak ada yang bisa kulakukan untuk menghentikan kenakalan kedua jari tanganku itu. Saat ini, tubuhku ini seperti bukan milikku lagi, bahkan aku hanya bisa memandang heran saat tanganku yang satunya bergerak sendiri, meraih ponselku yang tergeletak di samping ranjangku ini, entah apa yang sedang diperbuat oleh tanganku ini.

“Halo…?” tiba tiba aku mendengar suara yang cukup kukenal.

“Halo…?” suara itu kembali memanggilku, dan berikutnya aku sadar kalau itu adalah suara Dullah yang merupakan salah satu buruhku yang tinggal di mess.

Hah? Aku melihat ponselku, dan aku kembali terkejut. Mengapa aku menelepon buruhku sendiri selagi aku dalam keadaan terbakar gairah seperti ini?

Aku diam tak berani menjawab, bahkan aku menahan nafasku karena rasa nikmat pada liang vaginaku yang masih sedikit tertusuk oleh kedua jari tanganku ini membuatku ingin melenguh. Dan tiba tiba wajahku terasa panas. Apakah tadi itu aku sudah sebegitu inginnya untuk ngeseks, hingga di luar kesadaranku aku sampai menelepon dan mencari Dullah? Memang selama ini Dullah adalah pejantanku yang paling mampu membuatku menjerit keenakan sewaktu aku harus ngeseks. Dan aku tahu kalau sekarang ini Dullah benar benar berada di sini, mungkin aku sudah memohonnya untuk menggagahiku, menyetubuhiku sampai aku orgasme sejadi jadinya.

Duh, mengapa aku sampai jadi seperti ini?

Lalu, bagaimana dengan ponselku ini? Kumatikan, atau kujawab? Tapi kalau kujawab, apa yang harus kukatakan atau kutanyakan pada Dullah? Masa aku harus mengemis padanya agar mau memuaskan birahiku yang tentunya akan sengat merendahkan diriku sendiri.

Setelah sempat meragu beberapa saat, akhirnya aku menggerakan jari tanganku, memilih untuk menekan tombol end call di ponselku. Aku menarik nafas panjang, perlahan kesadaranku mulai pulih, dan akhirnya aku berhasil juga menghentikan kenakalan jari tangan dari tanganku yang satunya ini.

Aku masih mengatur nafasku yang tak karuan ini sambil berusaha untuk menekan gairahku, saat aku hampir menjerit kaget karena ponsel yang masih kupegang ini berbunyi dan bergetar. Dari nadanya sih itu adalah sebuah tanda pesan masuk, dan aku cepat cepat membacanya.

“Malam neng Carline, ada apa nih malam malam telepon abang. Neng lagi pengen ya ? Mending neng carline langsung ke mess aja biar nanti abang bantu puasin hehe..

Setelah membaca pesan singkat tsb membuat pikiranku semakin kacau dan aku semakin tak dapat mengendalikan diriku sendiri. Kemudian aku pun mulai membayangkan diriku yang putih dan mulus ini sedang disetubuhi beramai ramai oleh para buruh dikamar mess mereka sampai merintih rintih yang rasanya sungguh nikmat sekali.

Membayangkan hal tsb pikiranku terus melayang dan rasanya aku ingin sekali menuntaskan hasrat birahi yang muncul tsb bersama para buruhku. Tanpa pikir panjang aku segera turun dari ranjangku lalu berjalan keluar kamar dan memeriksa keadaan rumahku. Kuperhatikan suasana rumah terlihat benar benar sedang sepi dan lampu ruang tengah rumahku pun sudah padam yang menandakan papaku sudah masuk kedalam kamarnya untuk beristirahat .

Aku pun tersenyum lega karena situasinya sungguh tepat sehingga aku bisa bebas untuk keluar rumah tanpa diketahui oleh papaku. Tak mau menyia nyiakan kesempatan langka ini maka Aku pun segera menyelinap keluar secara diam diam dan berharap dapat segera bertemu dengan para buruhku dimess mereka.
Dengan diliputi oleh nafsu birahi yang terus menggangu maka aku segera melangkah keluar dengan masih mengenakan baju tidur daster berwarna pink dengan model sexy yang cukup pendek. Baju itu terbuat dari bahan satin yang halus dengan kedua tali kecil melintang di kanan kiri pundakku.

Sebelum keluar kamar aku sempat menguncir rambutku sambil melihat pantulan diriku di cermin kamar yang terlihat begitu seksi dengan pakaian tsb yang tentunya akan membuat birahi para buruhku semakin terpacu untuk segera menyetubuhiku. Aku sama sekali tak peduli seandainya saat dijalan nanti ada yang memandang rendah pada diriku karena aku keluar pada malam hari dengan pakaian seperti itu.

Diam diam aku berjalan keluar meninggalkan rumahku sambil membawa sebuah payung karena saat itu masih terlihat gerimis diluar sana. Rumah mess para buruhku memang tak begitu jauh hanya beberapa ratus meter dari kediamanku dan letaknya masuk kedalam gang kecil. Selain sebagai mess rumah tsb juga untuk menyimpan sebagian bahan baku untuk usaha garment dirumahku sehingga telihat agak berantakan. Aku berjalan pelan karena jalanan yang masih basah tergenang air hujan guna menyusuri jalanan dekat rumahku lalu berbelok kesebuah gang kecil yang ada disana.

Gang tsb terlihat sangat sepi dan gelap karena banyak warga yang sudah terlelap tidur apalagi saat itu hujan turun seharian sehingga banyak warga yang malas keluar rumah. Udara dingin diluar membuat birahiku samakin bergelora dan sepertinya aku sudah tak sabar lagi menunggu para buruh untuk segera menyetubuhiku dikamar mess mereka dan menuntaskan semua hasrat liar yang meluap luap dalam diriku.
Aku segera masuk ke halaman dalam rumah mess tsb lalu mengetuk pintu depan rumah dan tak lama kemudian Dulah membukakan pintunya lalu segera menarik lenganku dengan kasar hingga aku tepaksa mengikutinya kedalam.

“Aduhh bang Dulah koq kasar banget sih. Ujarku dengan sedikit kesal dan mencoba melepaskan cengkeraman tangannya pada lenganku.
 
“Hehe maap neng. Abisnya malam ini neng Carline seksi banget sih. Bikin abang jadi lupa diri.. Jawab Dulah dengan santai.

“udah neng ga usah pura pura jual mahal terus lah sama kita. Kita tahu neng itu lagi pengen dientotin ama kita semua kan. Buktinya malam malam gini aja neng sampai datang kemari. Kata Arman

Belum sempat aku berkata lagi tiba tiba Dulah sudah mendorong tubuhku hingga terhimpit dibelakang pintu masuk tsb. Kedua tangannya segera mencengkeram dan mengangkat pergelangan tanganku keatas lalu menghimpitnya ke pintu tsb dengan posisi yang sejajar dengan kepalaku. Tanpa basa basi maka ia pun langsung melumat bibirku dengan penuh nafsu sementara tubuhnnya yang kekar menghimpitku kuat kuat dibelakang pintu tsb.

Rupanya Dulah sudah sangat terangsang sekali karena sejak tadi telah menunggu kehadiranku disana apalagi setelah melihatku berpakaian gaun tidur babydoll yang membuat nafsunya semakin tak tertahankan lagi. Selama ini mereka memang selalu memintaku untuk berpakaian seksi jika hendak datang ke mess mereka dengan tujuan semakin merangsang nafsu birahi mereka.

Dulah semakin ganas mencumbuiku setelah puas melumat bibirku kini ia beralih pada bagian leherku yang terlihat putih dan menggoda sementara kedua tangannya masih menekan tanganku dipintu tsb. Aku mencoba melenguh dan mendesah dengan harapan semakin membuatnya terangsang dan sepertinya hal itu cukup berhasil sehingga Dulah tak bisa berhenti untuk terus mencumbuiku sepuasnya.

Para buruh itu tampak tertawa kegirangan dan terus berbicara kotor seakan akan merendahkanku yang tak lain adalah putri majikan meraka. Nampaknya aku sudah terbiasa dengan ucapan kotor dan merendahkan mereka yang selalu menghina keluargaku dan aku sama sekali tak peduli dengan semua itu karena yang ada dipikiranku saat ini adalaha bagaimana caranya agar hasrat liar yang muncul dalam diriku segera terlampiaskan.

Dulah sudah menghentikan cumbuannya pada diriku lalu membawaku ke tengah ruangan yang lebih luas. Tiba tiba Suhe segera mendekap tubuhku dari arah belakang dengan sangat erat lalu menyibak rambutku sehingga leherku yang putih terlihat jelas olehnya. Dengan penuh nafsu ia pun segera menciumi dan melumat bagian leher sampingku dan sesekali menggigitnya hingga aku menjerit kecil. Dari arah depan Arman segera melumat bibirku dan salah satu tangannya meremasi payudaraku secara bergantian sementara dibagian bawah Kodir sudah meraba raba betisku dengan tangannya yang kasar dan hitam dan terus menelusup kedalam bawah gaun tidurku. Kulit pahaku yang putih dan halus seperti telah membangkitkan birahinya lalu tangan tangan itu semakin ganas menjamah dan meremas remas pahaku. 

Tangan tangan kasar para buruh yang terus menjamahi tubuhku tanpa henti ditambah dengan cumbuan cumbuan lain ditubuhku yang bertubi tubi membuat birahiku semakin tak terkendali dan membuat dadaku terasa makin sesak oleh dorongan nafsu birahi liar yang bergejolak saat itu.
“kulit neng carline makin lama makin halus aja ya.. kata Odet
“iya det. Tubuh nih amoy bikin kontol gua berdiri terus. Pokoknya ga pernah bosan lah gua ngentotin dia. Kata Arman

Para buruh itu seperti tak bosan bosannya menjarah tubuhku mulai dari atas hingga kebagian bawah semua tak ada yang bisa luput dari jamahan tangan mereka. Aku hanya diam saja dan terlihat pasrah seperti membiarkan para laki laki yang haus seks tsb menggerayangi seluruh permukaan tubuhku yang putih dan mulus tsb.

Kali ini kepala Dulah sudah menelusup masuk dalam bagian bawah gaun tidurku yang cukup pendek tsb lalu kurasakan lidahnya menari nari dipermukaan kulit pahaku sehingga terasa makin basah oleh air liurnya. Dulah terus melanjutkan kebagian selangkanganku yang masih tertutup celana dalam dan mencoba menekan nekan bibir kemaluanku dari balik celana dalam tsb.
Saat sedang asik bercumbu didalam rumah mess tsb tiba tiba dari arah luar terdengar suara beberapa orang laki laki dewasa sambil menggedor gedor pintu pagar rumah tsb dan membuat kami cukup terkejut.

“woii cepat keluar kalian. Jangan sampai kami dobrak pintunya !! ujar suara laki laki tsb.
“waduhh siapa yang datang tuh malam malam begini. Kayaknya ada yang gak beres nih. Ujar Arman
“woii keluar kalian !! cepat keluar !! teriak mereka lagi sambil menggefor pintu lebih kuat.

Mendengar teriakan dari luar kami pun menjadi agak panik dan berusaha menghentikan percumbuan liar tsb guna mencari tahu apa yang sedang terjadi disana.
“Det coba lu liat keluar. Ada apa itu ? kata Dulah
Odet segera merapikan bajunya dan mengintip dari balik jendela rumah lalu segera membuka pintu rumah mess tsb. Rupanya saat itu ada Pak RT yang bernama Pak Slamet bersama dengan 4 laki laki paruh baya yang berusia sekitar 50an tahun sudah berkumpul didepan rumah.

“ada apa nih pak malam malam begini gedor gedor rumah orang. Jangan ganggu orang lagi tidur donk !! Kata Odet

“iya pak. besok kan kita pada mau kerja digudang. Ujar Arman
“akhh kaga usah pura pura lagi. Kalian semua lagi pada ngapain didalam sana. Kata Pak Slamet
“Pasti lagi pada berbuat mesum tuh Pak RT kata Pak Deri
“ngak koq pak kita cuma lagi ngobrol ngobrol aja didalam. Jawab Odet
Melihat situasi yang semakin memanas Dulah mencoba membantu kawannya menghadapi para laki laki yang tengah emosi tsb.

“udah luh kagak usah bohong!! Mending ngaku aja kalau kalian lagi berbuat yang engak ngak didalam sana!! Kata Pak Ridwan dengan nada tinggi.
“ayo Pak RT kita masuk kedalam sekalian kita geledah mereka. Kata Pak Bambang.
Mereka semua segera merangsek masuk kedalam tanpa bisa dihalangi oleh para buruhku dan segera memeriksa keadaan didalam dan memergoki diriku dalam kondisi pakaian yang agak berantakan.

“Rupanya dugaan kami bener. Kalian pasti telah berbuat mesum dirumah ini. Kata Pak RT
“mana mungkinlah pak. masa anak majikan mau berbuat mesum ama kita kita para buruh rendahan ini. Ujar Dulah mencoba meyakinkan mereka.
“udah luh diam aja kagak usah ngomong. Jangan sampai Gua gampar luh !! Bentak Pak Ridwan
“Kurang ajar berani beraninya kalian bikin kotor kampung sini. Dasar ga tau malu !! gua hajar juga lu !! ujar Pak Rizal dengan nada tinggi
“waduh jangan emosi dulu pak biar kita bicarakan dulu baik baik. Ujar Dulah
“udah mendingan sekarang kita bawa aja mereka ke pihak yang berwajib. Kata Pak Ridwan

Mendengar makian itu para buruh tampak terdiam dan Aku pun berusaha mencoba menenangkan mereka semua namun sama sekali tak membuahkan hasil.

“Kita ngak ngapa ngapain koq pak. kataku mencoba menutupi kejadian tsb.
“Ah kagak usah banyak alasan luh !! kita semua udah tau dan sering mengawasi tingkah kalian. Kata pak Ridwan

“Dasar amoy lonte !! lu pikir selama ini kita ga tahu apa !! kalau lu itu sering banget nginap di dalam mess. Mana mungkin kalau ngak melakukan apa apa ! kata Pak Rizal
Rupanya emosi mereka semakin tak terkendali dan terus memaki dan mengancam akan mengusir kami dari lingkungan tsb dan membawa kami ke pihak yang berwajib.
“Ayo pak mending kita telanjangin aja mereka semua terus kita arak keliling kampung ini. Biar malu sekalian !! Kata Pak Deri

“Aduhh jangan begitu donk pak. jangan main tuduh sembarangan. jawabku
“Wah kalau sampe semua warga sini tau pasti rumah kalian bakal dirusak warga. Kata Pak RT
“Aduh gimana ya pak mending kita selesaikan secara baik baik aja pak. kataku
“ya udah sekarang kita bawa aja dia ke Pos RW. Biar nanti kita putuskan disana saja. Kata Pak Bambang

Pak Rizal dengan kasar segera menarik lenganku sehingga aku terpaksa menuruti maunya kemudian kami pun berjalan beriringan namun sepertinya kami tak menuju ke Pos RW namun ketempat lain yang lebih sepi. Aku sedikit heran karena mereka tak membawa para buruh ke pos tsb dan hanya aku saja yang dibawa oleh mereka.

Dengan alasan sedang gerimis lalu mereka membawaku ke sebuah pos keamanan yang berada didekat sebuah lapangan kecil di antara pemukiman padat penduduk tsb. Disekliling pos itu memang agak gelap dan sepi karena dikelilingi pohon pohon rindang dan penerangannya juga sangat minim sekali.

Untungnya suasana malam itu tengah sepi karena baru saja tadi turun hujan deras dan saat ini pun masih terasa sedikit rintik rintik air hujan yang terbawa angin menerpa tubuhku. Kelima orang bapak tsb terus mengomel sepanjang perjalanan dan menganggap diriku sudah mencemari kawasan tsb dengan berbuat mesum di rumah mess buruhku.

Sesampainya di sebuah pos keamanan yang terletak dipinggir lapangan kami pun segera masuk kedalam lalu aku disuruh duduk disebuah bangku sementara para laki laki tsb berdiri mengelilingiku. Aku hanya terdiam ketika para laki laki tsb terus memaksaku untuk mengakui perbuatan mesum yang telah kulakukan bersama para buruh disana.

“Jujur aja awalnya bapak tidak begitu percaya dengan berita miring yang beredar diantara warga sini yang katanya neng Carline sering berbuat mesum dengan para buruh didalam kamar mess itu. masalahnya bapak juga kan kenal baik sama orangtua neng carline. Ujar Pak Slamet

“tapi setelah melihat kejadian didalam kamar mess tadi. Sekarang Bapak baru percaya akan berita miring tsb. Lebih baik sekarang kamu jujur saja sama bapak biar masalah ini cepat selesai. Soalnya sudah terlalu banyak desas desus yang beredar jadi jangan sampai warga emosi dan bertindak anarkis pada keluarga kalian. tanya pak Slamet

Karena sudah tertangkap basah dan tak bisa mengelak lagi akhirnya aku pun terpaksa mengakui perbuatanku selama ini bersama para buruh didalam mess tsb yang cukup membuat para laki laki paruh baya itu terhentak kaget dengan pengakuanku.

“kecurigaan warga selama ini ternyata benar juga ya. Rupanya rumah mess itu sering dipakai oleh mereka untuk berbuat mesum. Kata Pak Slamet
“itu udah pasti pak. kita semua udah sering liat waktu dia nginap di mess itu sampai pagi. Liat aja kelakuan nih amoy !! masa malam malam keluar rumah pakai baju seksi kayak gini pasti dia udah kegatelan pengen minta dientotin sama buruhnya. Kata Pak Rizal
“kayak gini gak boleh dibiarin aja pak. soalnya bener bener sudah meresahkan warga sini. Kita harus kasih pelajaran buat dia !! Kata Pak Ridwan

“Hehe cantik cantik gini koq senang main ama buruh kasar sih neng. Memang ga ada laki laki lain apa daripada jadi cewek murahan begitu mending jadi istri kedua bapak aja hehe… kata Pak Deri

Kelima laki laki separuh baya itu benar benar memandangku dengan begitu rendahnya dan sesekali melecehkanku dengan kata kata kotor dan mesum yang sangat menjijikan. Tak kusangka Pak RT yang selama ini kuanggap bisa membantuku menenangkan mereka malah tak jauh berbeda dengan mereka.
“Asal kamu tau aja kalau sampe warga sini tau tentang masalah ini pasti keluarga kalian bakal diusir atau bahkan rumah kalian nanti bisa diamuk warga. Kata Pak RT mencoba menakutiku.
“iya neng. Pasti nanti orangtua neng juga bakal menanggung malu karena peristiwa ini. Kata Pak Deri.

Aku tertunduk malu dan terdiam serta tak tau harus berkata apa lagi untuk membela diriku dan sepertinya aku sudah kehabisan akal untuk mengatasi masalah ini.
“terus aku harus bagaimana donk pak supaya masalah ini tak meluas kemana mana dan bisa cepat selesai. kataku

“Hmm gimana ya. Kita sih bisa aja menutupi masalah ini dan seolah oleh tidak terjadi apa apa tapi ada syaratnya neng. Kata Pak RT
“syarat apa pak. kalau kalian mau uang nanti biar saya siapkan yang penting jangan sampai masalah ini menyebar kemana mana. Kataku.
“Kita tau lah kalau neng ini dari keluarga berada dan beda ama kita kita warga sini yang hidupnya pas pasan. Sebenernya kita semua butuh uang tapi kayaknya kalau cuma uang aja sepertinya ga cukup neng. Sahut Pak RT.

“Aduhh bapak bilang aja deh sekarang. Memangnya kalian mau apalagi selain uang. Jawabku
“Jujur aja kita ini sebenarnya iri ama para buruh neng yang bisa menikmati tubuh anak majikannya yang cantik. Jadi udah jelas kan apa maksud kita semua. Kata Pak Ridwan.
“Sekarang ya terserah kamu aja, bapak sih ga mau maksa, kalo kamu keberatan dengan syaratnya silahkan pergi tapi jangan salahin saya kalau berita ini sampai menyebar luas dan membuat marah warga sini. Ujar Pak Slamet

“wah ngeri non kalau udah begitu. takutnya nanti ada kerusuhan dan rumah non bakal dijarah terus dibakar massa. Tau sendiri kan warga sini pada emosional dan sering bertindak anarkis apalagi persoalan sensitive kayak gini. hehe.. ujar Pak Deri

“udah biarin aja pak. Lagian nih amoy juga kayaknya udah pengen minta diperkosa rame rame sama warga sini. Ujar Pak Rizal

Aku terkejut mendengar perkataan para laki laki tsb yang seperti sudah kompak dan memiliki rencana matang untuk bisa memerasku luar dan dalam. Hal ini membuatku sedikit menyesal karena telah bermain api dengan gairahku selama ini yang mengakibatkan munculnya masalah masalah baru dalam kehidupannya dan membuatku terperosok semakin dalam.

Apa boleh buat diriku sudah terlanjur basah dan tak ada salahnya aku sekalin menceburkan diri saja dalam air. Dalam waktu singkat akupun segera mengambil keputusan nekat yang menurutku ini adalah satu satunya jalan untuk menyelamatkan diriku dan keluargaku. Aku tau keputusanku ini termasuk solusi gila yang membuatku semakin masuk dalam dunia kelam.
Akhirnya akupun memutuskan untuk menuruti semua syarat yang diajukan oleh mereka termasuk memberikan sejumlah uang pada mereka sebagai uang tutup mulut agar masalah tsb tak menyebar lebih luas lagi.

“Nah gitu dong baru anak manis, pokoknya asal Non Carline nurut, saya jamin rahasia ini bakal aman” Kata Pak Slamet
Saat kami tengah berunding untuk mencari solusi masalah tsb tiba tiba hujan kembali mengguyur dengan deras dan angin bertiup cukup kencang membuat suasana semakin terasa dingin.
“Gimana kalau kita mulai sekarang aja neng. Kayaknya suasanya benar benar mendukung nih. Kata Pak Deri
“iya neng. Kebetulan kita juga mulai pada kedinginan nih hehe.. ujar Pak Ridwan

Mendengar perkataan pak Deri aku hanya bisa mengangguk pelan tanpa berkata apapun yang menandakan aku sudah pasrah untuk mengikuti semua permainan dan rencana busuk mereka pada diriku. 

“kalau begitu cepat tutup pintunya Der !! sekarang waktunya kita pesta amoy dulu. Ayo cepat kita mulai, waktu kita tidak banyak, kira kira jam setengah dua belas malam nanti kita sudah harus pulang biar tidak ada warga yang curiga kata Pak Slamet.

“kalau dipikir pikir, buruh neng beruntung banget ya soalnya bisa perawanin amoy cantik kayak neng gini. Ujar Pak Deri
“Wah jaman sekarang ini memang susah ya cari amoy perawan. Tapi gak apa apa, yang ini.. siapa namanya tadi? Fei chen? Kamu cantik sekali, putih mulus mirip sama bintang film bokep dari jepang idola saya hehe.. kata Pak Ridwan sambil mencolek daguku, membuatku hampir muntah betulan sangking jijiknya.

Pak Deri segera menutup pintu pos keamanan itu dari dalam dan menguncinya lalu ia juga menutup tirai kain yang ada dijendela kacanya. Pak Slamet segera bangun dari kursinya dan berdiri mendekatiku yang masih duduk dibangku kayu tsb. Wajahnya yang sudah agak keriput itu menyeringai mesum dan memandangiku dengan tatapan yang sangat buas. Tatapan matanya cukup membuatku bergidik ngeri karena Pak Slamet yang kukenal selama ini termasuk orang yang cukup ramah pada keluargaku namun kini aku bisa melihat sisi lain dari dirinya yang sepertinya punya hasrat terpendam yang lama tak tersalurkan.

Pak Slamet memang telah lama menduda karena ditinggal pergi istrinya yang kabur dengan laki laki lain sehingga ia selalu memendam nafsu birahinya dan tak pernah tersalurkan. Beberapa saat ia memandangiku dengan tatapan yang menelanjangiku mulai dari atas hingga bagian bawah tubuhku.
Tiba tiba tangannya bergerak membelai secara perlahan rambutku yang hitam dan panjang seolah sedang mengagumi keindahan rambutku yang sangat terawat dan mengeluarkan aroma yang harum. Pak Slamet memegang sejuntai rambutku dan mendekatkan kewajahnya lalu ia menciumi aroma khas rambutku yang begitu menggoda.

“neng carline bener bener cantik kayak bidadari. Ujar Pak Slamet sambil terus membelai rambutku.
Aku tertunduk malu karena terus dipuji oleh laki laki tua tsb melihat itu tangan pak Slamet segera memegang bagian bawah daguku lalu mendorongnya sedikit keatas hingga wajahku kini menatap kearahnya.
“Sejak dulu bapak sudah terpikat dengan kecantikan neng carline dan baru kali ini bisa memandangi wajahmu dengan jelas. Kata Pak Slamet

Aku jadi teringat setiap kali Pak Slamet datang kerumahku untuk meminta iuran bulanan atau sumbangan lainnya laki laki tua itu seringkali mencuri pandang pada diriku dan aku kerap memergokinya beberapa kali namun aku tak berpikir kalau laki laki tua itu telah menyimpan rasa suka pada diriku dan mengganggap hal itu biasa saja.

Entah sampai kapan mereka akan menikmati tubuhku didalam pos berukuran kecil ini. Tapi aku tak punya banyak waktu untuk melamun, remasan tangan Pak Deri yang kekar dan penuh tenaga pada kedua payudaraku dari belakang membuat aku menggeliat. Tubuhku seolah didekap Pakl Deri dari belakang, ia sibuk menghirup harumnya wangi rambutku, geli juga aku dibuatnya. Pak Rizal mendekatiku, lalu meremas kedua pantatku. Oh.. aku mulai terangsang, kini jantungku berdetak cepat bukan karena takut, tapi karena nafsu birahi yang mulai melanda tubuhku ketika para laki laki paruh baya ini seolah olah sedang memperebutkan tubuhku, hingga dalam posisi berdiri ini aku terhimpit tubuh kekar mereka yang mengelilingiku.

Ketika wajahku agak mendengak keatas hal itu segera dimanfaatkan oleh Pak RT untuk mencium bibirku dengan sangat mesra seperti ia sedang mencium istrinya sendiri. Hampir semua rambut laki laki tsb terlihat memutih namun itu tak bukan berarti birahinya sudah menurun karena kenyataannya semakin tua kelakuannya malah semakin menjadi jadi.
Laki laki panutan warga tsb seperti sudah tak memikirkan hal lain yang ada hanya luapan nafsu birahi yang harus segera dituntaskan saat itu. Semakin lama ciuman laki laki tua itu semakin ganas sambil berdiri ia melumat bibirku yang tipis sehingga membuatku mulai kewalahan mengahadapinya.

Bersamaan dengan itu tangan tangan lainnya mulai ikut menjarah tubuhku membuat birahiku semakin terpantik. Tangan Pak Deri meremasi payudara kiriku sementara Pak Rizal meremasi bagian kanan keduanya tampak sangat bernafsu dan semua itu terlihat jelas dari raut wajah mereka. Pak Bambang dan Ridwan tak mau ketinggalan mereka berdua terlihat jongkok didekat kakiku yang saat itu mengenakan gaun tidur yang agak seksi dan pendek. Kedua pahaku yang putih mulus tak bisa lepas dari jarahan kedua tangan laki laki tsb sesekali aku merasakan pahaku dijilati oleh mereka berdua dengan sangat lahap.

Sepertinya tubuhku yang putih mulus ini membuat daya tarik tersendiri bagi yang melihatnya sehingga tak hanya buruhku yang tergiur dan ingin menikmatinya tapi juga para laki laki tua yang cukup disegani para warga dilingkungan tempat tinggalku. Tanpa kusadari gaun tidurku dan seluruh pakaian dalam yang melekat ditubuhku kini sudah terlepas semua sehingga tubuhku yang putih mulus sudah terlihat polos dihadapan mereka.

Diam diam aku mengamati mata mereka yang sepertinya sudah dipenuhi dengan hawa nafsu karena melihat seorang gadis berkulit putih dan sipit tengah pasrah dan siap untuk dikerjai oleh mereka sepuasnya.

Kini aku sudah tak bisa berpikir jernih lagi, karena vaginaku sudah diraba lembut oleh Pak Slamet. Ia begitu pandai merangsangku, tak lama kemudian cairan cintaku sudah mulai keluar sedikit. Aku mulai mendesah dan menggeliat, tapi ini membuatku lebih terangsang lagi, karena kulit tubuhku bergesekan dengan tubuh para laki laki paruh baya ini. 

“Nggghh…”, aku melenguh ketika jari tangan Pak Slamet melesak masuk ke vaginaku, ditambah dengan pelintiran pada kedua putting susuku oleh Pak Rizal, rasa sakit sakit nikmat yang terus menghantamku dari tadi, sudah hampir membuatku orgasme.

Aku mulai mengejang keenakan, diiringi tawa mereka yang harusnya menjijikkan, tapi aku sudah tak perduli, atau lebih tepatnya sudah tak bisa perduli. Tubuhku memang lebih jujur dari aku, cairan cintaku rasanya mengalir lebih banyak saat aku terus menerus dirangsang seperti ini. Nikmat ini sudah mengalahkan akal sehatku, aku sudah takluk oleh para laki laki bejat ini yang seharusnya menjadi panutan warga sekitar. Sempat terpikir olehku, betapa beruntungnya mereka berlima ini Karen punya kesempatan untuk menikmati tubuhku yang putih dan mulus.

Kemudian aku disuruh berlutut diatas lantai sementara Pak Slamet mulai menyodorkan batang kemaluannya yang sudah mengeras itu di depan wajahku. Mataku terkesima melihat penisnya yang hitam berurat dengan bagian ujungnya menyerupai jamur namun ukurannya tidak lebih besar dari milik buruhku namun terlihat lebih panjang.

“Gede kan Non, pasti punya pacar Non ga segede gini kan !” katanya dengan bangga memamerkan senjatanya itu.
“Nah, ayo Non sekarang servisnya mana !” Kata Pak Slamet
Dengan perlahan aku mulai meraih penis itu dan mengocoknya pelan.
“Servis mulutnya mana Non, masa cuma tangan doang sih !” suruh Pak slamet denga tak sabar

Pelan-pelan, aku memajukan wajahku sambil memandangnya jijik, aku melanjutkan kocokan tsb sambil menyapukan lidahku pada kepala penis itu dengan ragu-ragu, sehingga Pak Slamet jadi gusar.
“Heh, apa-apaan sih, disuruh pake mulut malah cuma pake lidah disentil-sentil gitu !” bentak Pak Slamet
“gini nih yang namanya pake mulut !” seraya menjambak kuncir rambutku dan menjejalkan penisnya ke dalam mulutku.

“Mmmhhppphh…!!” hanya itu yang keluar dari mulutku yang telah dijejali penis, air mataku mulai menetes dari sudut mata karena mereka terus menghinaku dengan kata kata rasis dan merendahkan.
Dalam keadaan tertekan dan serba salah seperti ini membuatku tak bisa menikmati permaian bersama mereka sehingga aku merasa seperti sedang diperkosa oleh mereka ditempat itu dan semua ini kulakukan demi menjaga keselamatan dan nama baik keluargaku.

Tak kukira ternyata banyak warga sekitar kawasan kumuh ini, dalam hati mereka begitu tidak sukanya pada orang-orang Chinesse kaya seperti papa dan ternyata mereka juga punya hasrat terpendam dengan anak-anak gadis berkulit putih dan berwajah oriental sepertiku. Hal ini terlihat dari ujaran kebencian bernada rasis yang kerap dilontarkan oleh mereka kepada diriku saat ini hingga membuatku merasa tertekan dan sedih.

Mulutku yang mungil ini membuat tidak bisa menampung seluruh batang yang panjang itu, ditambah lagi bau yang keluar dari benda itu menambah siksaanku.
“Ayo, yang bener nyepongnya, masa cuma begitu aja, kalau gak muasin rahasianya ga Bapak jamin loh !” kaat Pak Slamet

Pak Slamet mendesah merasakan belaian lidahku pada penisnya serta kehangatan yang diberikan oleh ludah dan mulutku. Pertama kalinya sejak menduda belasan tahun akhirnya dia kembali menikmati kehangatan tubuh wanita. aku sendiri walaupun merasa jijik dan kotor, tanpa disadari mulai terangsang dan mulai mengulum benda itu dalam mulutku.

“Uuhhh…gitu Non, enak…mmmm !” gumamnya sambil memegangi kepalaku dan memaju-mundurkan pinggulnya.

Aku merasakan wajahku makin tertekan ke selangkangan dan buah pelir Pak Slamet yang berbulu lebat itu, penis di dalam mulutnya semakin berdenyut-denyut dan sesekali menyentuh kerongkonganku. Sekitar sepuluh menit lamanya aku harus melakukan hal itu, sampai Pak Slamet menekan kepalaku sambil melenguh panjang.

“Ooohh…keluar nih Non, isep…awas kalo dimuntahin, sekalian bersihin kontolnya !” perintahnya dengan nafas memburu.

Cairan putih kental itu menyembur deras di dalam mulutku dan mau tidak mau, Aku harus menelannya, rasanya yang asin dan kental itu membuatnya hampir muntah sehingga tersedak. Beberapa saat kemudian barulah semprotannya melemah dan berhenti. Aku langsung terbatuk-batuk begitu Pak Slamet mencabut penis itu dari mulutku. Nafasku terengah-engah mencari udara segar, air mata telah mengalir membasahi wajahku.

Setelah hampir setengah jam tubuhku dicumbui dan dijarah habis habisan oleh mereka kini tubuhku dibaringkan diatas meja kayu yang tidak terlalu besar yang ada didalam ruangan pos keamanan tsb. Meja kayu itu sudah terlihat rapuh dibagian bawahnya mungkin karena pernah terendam banjir beberapa tahun yang lalu.

Kini posisi tubuhku terbaring telentang diatas meja tsb dengan kedua kakiku menjuntai kebawah lalu Pak Slamet segera mendekat kemudian membuka kedua pahaku lebar lebar sambil sedikit mengangkatnya keatas. Sambil menahan kedua pahaku agar tak turun kebawah ia mendekatkan wajahnya pada selangkanganku dan mulai menjilati bibir kemaluanku dengan sangat rakus. Tak hanya itu ia juga berusaha mengaduk aduk liang kewanitaanku dengan kedua jarinya seolah olah sedang menyetubuhiku dengan menggunakan jarinya yang sudah agak keriput itu. 


“akhhh… sodokan jari tsb membuatku mendesah dan suara desahanku sepertinya semakin memancing naluri kelaki lakian mereka semua. Pak Rizal tak mau diam saja lalu ia meminta ijin pada Pak Slamet untuk ikut mengaduk aduk liang kemaluanku dengan jarinya. Kedua laki laki paruh baya itu tampak terlihat asik mengaduk aduk kemaluanku dengan jari mereka yang membuatku merintih rintih.

Keduanya menghentikan sodokan jari mereka kini saatnya Pak Slamet memulai permainan terlarang tsb. Laki laki tua itu telah membuka seluruh pakaiannya sehingga terlihat badannya yang kurus dengan tulang rusuk yang menonjol. Tanpa mengenakan pakaian laki laki tua itu menggesek gesekan batang kemaluannya pada bagian luar kemaluanku sehingga menimbulkan sensasi menggelitik.

Selama ini aku tak pernah berpikir bagaimana tubuhku akan jatuh ketangan para laki laki tua seperti mereka namun kejadian hari itu membuka peluang bagi mereka untuk menekan diriku agar bisa melayani semua nafsu birahi mereka. Sambil memegangi kedua lipatan pahaku tubuh Pak Slamet terlihat maju mundur seakan sedang memompa tubuhku yang terbaring teletang diatas meja tsb. Plak Plak Plak Plak… sodokan penis Pak Slamet semakin cepat menggenjot tubuhku sehingga membuat tubuhku terhentak hentak sementara meja itu pun ikut berbunyi menderit karena penahan kakinya yang sudah agak rapuh.

Saat itu Pak Ridwan naik keatas meja dalam keadaan tanpa busana saat itu aku melihat kedua kakinya yang dipenuhi bulu lebat berada diantara kedua sisi tubuhku dengan posisi mengangkangi wajahku. Laki laki yang badannya banyak ditumbuhi bulu tsb segera menyodorkan batang kemaluannya yang sudah menegang hebat kearah mulutku.

Karena pengalamanku yang sudah cukup banyak dalam memuaskan nafus para buruh maka akupun segera mengetahui apa yang diinginkan oleh Pak Ridwan. Tanpa disuruh aku segera membuka lebar lebar mulutku dan tanganku menggenggam penis besar tsb dan mulai mengocoknya secara perlahan.
Selain mengocok dengan sebelah tanganku aku juga berusaha mengulum dan menyedot kepala penisnya sehingga laki laki tsb mengeluarkan suara mendesah karena merasakan sebuah kenikmatan yang tiada taranya.

“gila nih amoy pinter banget nyepongnya. Kata Pak Ridwan yang terlihat merem melek saat penisnya dioral oleh mulutku.
“ayo Pak RT kita genjot terus jangan kasih kendor. Ujar Pak Ridwan
“iya pak kapan lagi kita bisa ngerasain tubuh amoy cantik kayak gini. Kata Pak Deri

Suara riuh rendah terdengar membahana didalam ruang pos keamanan tsb namun suara mereka juga teredam oleh derasnya suara hujan yang tengah mengguyur malam itu. Udara dingin dari luar jendela yang sedikit terbuka membuat tubuhku merasakan sedikit kesegaran karena suasana pengap dalam ruangan kecil pos tsb.

Mungkin karena usianya yang sudah agak renta maka Pak RT tak sanggup berlama lama menyetubuhiku sehingga ia pun segera berejakulasi dengan menyemburkan air maninya dalam liang kemaluanku. Aku sedikit kecewe karena Pak RT tak berhasil memberikan kepuasan pada diriku yang sudah terbakar nafsu birahi tsb dan berharap para laki laki yang lain dapat mengobati kekecewaanku.

Pak Rizal tak mau membuang waktu lagi lalu ia segera menyodokan batang kemaluannya pada kemaluanku yang sudah basah oleh cairan sperma Pak RT tadi. Sepertinya ia tak begitu kesulitan untuk menembus liang kemaluanku karena ukuran penisnya yang tidak sebesar para buruhku. Laki laki bertubuh gempal itu mulai menggenjotku sambil berdiri dengan kedua tangannya berpegangan pada kedua pundakku. Tenaga Pak Ridwan termasuk lumayan juga dibandingkan dengan Pak RT tadi mungkin karena sehari hari ia selalu bekerja kasar sehingga stamina nampak begitu kuat. Setahuku Pak Ridwan ini merupakan seorang pekerja bangunan yang kerap terlihat sedang merenovasi rumah rumah disekitar wilayah tsb.

 
 Pekerja bangunan itu sepertinya memiliki libido yang besar sekali hal ini terlihat dari caranya dalam menyetubuhiku yang seperti orang kesetanan. Sambil terus menggenjot kedua tangan dan mulutnya tak bisa berhenti menajarah dan mencumbui tubuhku sepertinya ia benarbenar ingin mengeluarkan semua hasrat terpendamnya selama ini yang ingin sekali menikmati tubuh gadis berkulit putih dan bermata sipit seperti diriku yang tak pernah bisa terwujudkan.

“Hajar terus zal !! entotin dia sampe pingsan. Kata Pak Bambang.
“amoy begini memang harus dikasih pelajaran biar tau rasa dan ga sombong lagi ama kita kita. Kata Pak Rizal
Setahuku Pak Rizal dan Bambang ini termasuk orang yang kasar dan rasis hal ini jelas terlihat dari sikapnya tadi sewaktu menggerebek rumah mess buruhku. Keduanya kerap mengumpat diriku dengan hal hal kotor dan berbau rasis yang sangat tak enak untuk didengar aku tak tahu alasan kenapa mereka berbuat seperti itu dan seperti menyimpan kebencian mendalam pada orang orang seperti kami.

Pak Rizal semakin kasar mengehentak hentakan batang kemaluannya sepertinya ia sengaja ingin membuatku kesakitan akibat perekosaan brutal yang tengah dilakukannya. Aku mencoba menahan rasa sakit yang timbul akibat genjotan brutal dan kasar tsb namun sesekali aku tak sanggup menahannya dan terpaksa aku menjerit kesakitan yang tentu saja hal tsb yang diinginkan oleh Pak Rizal yaitu melihatku menderita.
“biar gua jeboli lubang nih amoy!! Kata Pak Rizal

Para laki laki yang berada disana pun tertawa tawa melihat tingkah pak Rizal yang sepertinya ingin sekali menyiksa diriku dengan persetubuhan yang brutal dan sadis. Sepertinya kata kata hujatan dari Pak Rizal berhasil memacu gairah Pak Ridwan dan ia pun terlihat semakin cepat menggenjot mulutku awalnya ia menggenjot mulutku dengan perlahan lahan namun kali ini ia begitu bernafsu dan menggenjot mulutku dengan tempo yang sangat cepat sehingga membuatku seperti mau kehabisan nafas akibat digenjot dengan sangat kasar olehnya.

Pak Ridwan melolong panjang dan segera menarik keluar batang kemaluannya dari mulutku lalu Ia pun segera mengarahkan kepala penisnya pada wajahku sehingga cairan spermanya membanjiri sebagian wajahku. Melihat temannya telah selesai melampiaskan nafsunya maka Pak Rizal ingin berganti posisi. Tangan kananku ditarik olehnya sehingga tubuhku terangkat dari atas meja lalu ia segera membalikan tubuhku hingga menelungkup diatas meja.

Pak Rizal kembali membenamkan batang kemaluannya pada kemaluanku dan kembali memperkosaku dengan sangat brutal. Untuk membuatku lebih menderita maka ia menarik rambutku kearah belakang hingga kepalaku tertarik dan mendongak keatas. Sebelah tangannya memegangi bagian pundakku dan tangan satunya menjambak rambutku dengan kasar. Sodokannya kini jauh lebih kuat dan cepat sehingga membuat tubuhku terhentak hentak tak karuan diatas meja tsb. tiba tiba aku merasakan seseorang duduk tepat dihadapan kepalaku dengan kadua kakinya yang melingkari bagian leherku dan bertumpu pada punggungku.

Rupanya Pak bambang sudah tak sabar dan memaksaku untuk mengoral penisnya. Kedua laki laki itu sepakat untuk memperksoaku secara berbarengan dan sepertinya mereka berhasil membuatku lebih menderita. Wajah kedua laki laki itu terlihat sangat bengis dan dipenuhi oleh kebencian yang mendalam sehingga mereka senang sekali jika melihat diriku yang kesakitan akibat ulah mereka.


Pak Rizal semakin menggila dengan menghujamkan batang kemaluannya dengan sangat cepat dan kasar membuatku merintih kesakitan. Aku sedikit aneh dengan hal itu jika dibandingkan dengan penis para buruhku sepertinya penis mereka tak lebih besar dan panjang tapi kenapa bisa membuatku merasa kesakitan saat disodok oleh penis Pak Rizal.Kurasakan udara diruangan sempit tsb semakin pengap walaupun suara hujan masih terdengar cukup deras dilaur sana. Setelah hampir setengah jam memperkosaku dengan sangat brutal sampai akhirnya kurasakan tubuh Pak Rizal bergetar dan menggigil.

“Hegh… hu… huoooooooh…”, Pak Rizal melenguh, penisnya berkedut, kemudian spermanya yang hangat menyemprot berulang ulang dalam liang vaginaku, diiringi dengan keluarnya cairan cintaku.
Akhirnya Pak Rizal orgasme juga bersamaan denganku, dan penisnya sedikit melembek, dan terus melembek sampai akhirnya cukup untuk membuat cairan berwarna putih meluber keluar dengan deras dari sela sela mulut vaginaku, yang merupakan campuran sperma Pak Rizal dan cairan cintaku.

“Dasar amoy lonte !! udah Gua perkosa malah keeanakan sampai muncrat. Ujar Pak Rizal
Melihat temannya yang telah selesai menyetubuhiku maka Pak Bambang segera turun dari atas meja lalu membimbing diriku agar duduk diatas pangkuannya yang sudah terlebih dulu duduk diatas sebuah kursi kayu.

Aku berusah duduk dipangkuannya sambil memasukan batang kemaluan laki laki tsb pada kemaluanku. Posisiku kini saling berhadapan dengan Pak Bambang yang berada diatas pangkuannya. Laki laki itu mendekap tubuhku sambil berusaha menggerakan pinggulnya guna menyodok kemaluanku. Dalam posisi dipangku sepeti itu membuat batang kemaluan Pak bambang menancap sangat dalam dan begitu terasa dalam kemaluanku. Kulihat jam di dinding ruangan telah menunjukan pukul 12 malam dan suara hujan masih terdengar cukup jelas olehku diselingi suara petir yang menggelegar mengguncang malam yang sepi tsb.

Pak Bambang menggunakan kedua tangannya yang diselipkan dianatara lipatan ketiakku untuk menguncang guncangkan tubuhku agar lebih cepat mengocok kemaluannya. Aku mulai merasa sedikit kenikmatan saat disetubuhi dengan posisi tsb hingga tanpa kusadari aku pun mengguncang guncangkan tubuhku tanpa disuruh oleh Pak Bambang. Laki laki itu memang terlihat sudah tak menggucangkan tubuhku namun tubuhku terus melonjak lonjak seperti sedang memompa batang kemaluanya.

“nih amoy emang doyan ngewe sampe rela jadi budak seks buruhnya. Kata Pak Bambang
“pantesan buruh nya pada betah kerja disono rupanya dapat jatah ngewe gratis dari anak majikanya. Kata Pak Deri
Nafsu birahiku terasa makin memuncak dan kurasakan ada dorongan kuat dalam dadaku yang membuatku merasa sedikit sesak dan nafasku terasa semakin memburu tak beraturan. Saat itu aku tak lagi memikirkan perkataan dan hinaan berbau rasis yang dilontarkan oleh mereka dan anehnya umpatan kotor mereka malah semakin membuatku terangsang.

Awalnya aku merasa keberatan jika harus melayani para laki laki paruh baya apalagi umpatan kata kata rasis mereka bener benar menyudutkanku. Namun perlahan lahan setelah birahiku memuncak aku malah ingin mengorbankan diriku pada sekelompok orang laki laki yang salama ini membenciku. Aku ingin mereka segra menjamah dan melecehkan tubuhku sepuasnya serta memperkosaku habis habisan hingga merintih rintih sakaligus memuaskan dahaga seksual mereka. 
 


Pak Bambang menghentikan goyangan pinggulnya lalu menyutuhku turun dari atas pangkuannya diatas bangku kayu tsb sepertinya ia mengganti posisi dalam menyetubuhiku. Aku sempat menebak nebak hal apa yang akan dilakukan selanjutnya pada diriku. Pertanyaaku mulai sedikit terjawab saat Pak Bambang mengambil seutas tali dari bawah meja yang ada diruangan tsb.

Kini kedua tanganku disatukan kebelakang dan diikat dengan tali tsb dengan sangat erat sehingga pergelangan tanganku terasa agak sakit dan memerah. Kini Pak Bambang menyeretku untuk keluar dari pos Keamanan tsb dan berjalan mengikutinya. Aku terus digiring oleh mereka ke tengah lapangan kecil yang ada disamping pos tsb. Saat itu hujan memang sudah agak mereda dan hanya terasa sedikit gerimis yang tertiup angin cukup kencang. Sekeliling lapangan tsb memang agak gelap karena banyak ditumbuhi pohon pohon berukuran besar namun cahaya lampu dari luar pos cukup menerangi kami saat itu.

Ketika berada dilapangan tsb tubuhku dipaksa menunduk membentuk sudut 90 derajat dengan kedua kakiku masih menapak dilantai namun sudah terbuka lebar. Pak Rizal dengan sangat kasar menjepit leherku diantara ketiaknya dan berusaha mempertahankan posisi tsb selama beberapa saat.

“Buruan Pak Bambang sodok memeknya mumpung masih hangat hehe.. Kata Pak Rizal
Pak Bambang yang belum berhasil menuntaskan pemerkosaanya pada diriku lalu mulai memasukan kembali batang kemaluannya pada liang kemaluanku. Kedau tangannya berpegangan pada pinggangku dan ia pun mulai menggerakan pinggulnya seraya menggenjotku sambil berdiri.

“Plak Plak Plak Plak… Hentakan itu semakin lama semakin cepat dan membuatku kembali merasakan sebuah kenikmatan yang sempat tertunda tadi. Dalam keadaaan menungging dan leherku yang terkunci serta kedua tanganku yang terikat kebelakang membuat diriku benar benar tak berdaya dalam cengkraman mereka. Sialnya tubuhku malah meresponya dan amat menikmati pemerkosaan brutal itu dalam keadaan terikat dan dijepit seperti itu membuat gairah dalam dadaku semakin menggelora. Aku membayangkan diriku yang berkulit putih mulus ini tengah digagahi oleh para laki laki yang begitu membenciku dan menjadi korban kebrutalan mereka.

“ahhh ehhh ahhh owh…… enak banget memek lu moy !! ujar Pak Bambang sambil terus menggenjot
Sodokan batang kemaluan Pak Bambang semakin mengganas dan membuatku mengerang hebat otot otot ditubuhku terasa semakin menegang sementara kedua mataku terbeliak keatas disusul oleh lenguhan panjang yang begitu menggairahkan keluar dari mulutku saat itu. Kuakuai Pak Bambang berhasil menghancurkan pertahananku dan membuatku mencapai orgasme saat disetubuhi sambil berdiri oleh laki laki tsb.

Tubuhku terasa mengejang ngejang dan otot kakiku terasa lemas dan seperti hendak ambruk keatas tanah lapangan tsb namun kedua tangan Pak Bambang begitu kuat mencengkeram pinggangku begitu juga dengan jepitan pada leherku sehingga menahan diriku untuk tidak ambruk keatas tanah setelah mencapai orgasme tadi. Tubuhku terasa amat lemas dan kemaluanku terasa semakin basah akibat luapan orgasmeku tadi yang bercampur dengan cairan sperma para pemerkosaku sebelumnya.

“udah gua bilang dari dulu nih amoy emang udah minta diperkosa ama warga sini. Terbukti kan sekarang apa yang gua bilang. Kata Pak Rizal
“Hehe iya Zal dia ga meronta sama sekali malah keenakan setelah kita perkosa rame rame. Kata Pak Deri

Saat itu hujan tiba tiba kembali turun dengan deras sehingga tubuh kami semua basah kuyup terguyur air hujan tsb. Namun Air hujan itu tak mampu memadamkan gairah birahi yang melanda kami semua yang berada dilapangan tsb. Dalam keadaan basah kuyup dan terguyur hujan deras malah semakin memacu birahi kami untuk terus melanjutkan persetubuhan liar tsb sampai kami benar benar mencapai kepuasan total.
“ayo pak Bambang dilanjut lagi donk. Kata Pak Deri

Dalam keadaan basah kuyup lalu Pak Bambang membuka seluruh pakaiannya yang sudah basay kuyup hingga terlihat bugil kemudian ia membaringkan tubuhku diatas sebuah kain terpal berwarna biru tua yang telah rusak yang ada dilapangan tsb. Sepertinya kain terpal itu bekas kain penutup atap pedagang kaki lima yang pernah berjualan di sekitar lapangan kecil tsb dan ditinggalkan begitu saja oleh pemiliknya.

Dibawah guyuran air hujan yang dingin malam itu wajah Pak Bambang terlihat semakin bringas dipenuhi oleh nafsu dan kebencian yang bercampur aduk dalam dirinya. Laki laki paruh baya itu segera membuka kedua kakiku lebar lebar lalu membenamkan kembali batang kemaluanya pada liang kewanitaanku. Ukuran batang itu masih terlihat sama seperti sebelumnya dan seperti makin membesar saja saat berada dalam kemaluanku.

Walaupun tak sebesar buruhku namun keahlian Pak Bambang dalam menyetubuhi wanita tak perlu diragukan lagi dan berhasil membawaku ke puncak kenikmatan saat disetubuhi olehnya. Genjotan Pak Bambang semakin terasa cepat dan batang kemaluannya mengaduk aduk begitu dalam sehingga menimbulkan kenikmatan yang luar biasa dalam diriku.

Kuberanikan diri untuk menatap wajah laki laki tsb saat sedang digenjot olehnya. Kurasakan tatapan kedua matanya terasa begitu dingin dan penuh kebencian terhadap diriku yang sepertinya ingin sekali membuatku menderita. Dalam keadaan berbaring diatas terpal dan kedua tanganku masih terikat kebelakang Pak Bambang terus menggagahiku tanpa ampun dan berhasil membuatku merintih rintih untungnya suara hujan deras berhasil menyamarkan suara rintihanku sehingga tak begitu terdengar jelas.

Kulihat Pak RT mulai kembali mengocok ngocok batang kemaluannya mungkin ia terangsang karena melihat diriku yang tengah disetubuhi diatas terpal tsb lalu laki laki tua itu langsung mengangkangi wajahku. Dengan seenaknya di menampar namparkan batang kemaluannya pada wajahku yang terliaht cantik dan oriental.

Kemudian Pak RT menggunakan kedua tangannya untuk mendekap kepalaku sehingga terhimpit diselangkangannya. Bulu bulu lebat dikemaluannya seperti menggelitik wajahku saat itu dan aromanya terasa tidak sedap dan membuatku sedikit mual. Pak Slamet semakin erat mendekap kepalaku dalam selangkangannya lalu perlahan ia mulai menggerakkan pinggulnya sehingga batang kemaluannya menggesek gesek diwajahku.

Sepertinya Pak Slamet begitu terpesona dengan kecantikan wajahku yang membuatnya sangat bergairah dan ingin menggunakan wajahku untuk memuaskan nafsunya. Batang kemaluan yang terhimpit diwajahku itu semakin ganas menggesek gesek wajahku saat itu aku mendengar suara desahan dari mulut Pak Slamet yang sedang asik memperkosa bagian wajahku. Genjotan didalam kemaluanku pun tak kalah hebat dan semakin menjadi jadi hal itu membuatku semakin gelagapan karena kesulitan untuk bernafas karena wajahku didekap erat dalam selangkangan Pak Slamet.

“wah Pak RT nafsu banget tuh. Kata Pak Deri
“ayo hajar terus Pak RT. Kata Ridwan memberi semangat.
“aahhh eehhh ehh… sssshh…. Owh.. terusin non.. ujar Pak RT sambil menceracau tak jelas.

Genjotan Pak RT semakin kuat dan akhirnya ia pun melenguh panjang setelah berhasil menuntaskan hasrat birahinya pada wajahku. Cairan spermanya memang tidak begitu banyak namun cukup untuk membuatnya merasa puas karena telah menumpahkan air maninya diwajahku.
Tak lama kemudian Pak Bambang sepertinya sudah tak tahan lagi dan memuntahkan cairan spermanya didalam kemaluanku hingga terasa begitu hangat didalam. Wajah laki laki itu terlihat puas namun seperti kelelahan dan nafasnya terlihat terengah engah namun harus kuakui stamina Pak Bambang memang luar biasa dan berhasil membawaku ke puncak kenikmatan seperti yang tadi kualami.

Kedua laki laki paruh baya itu berjalan menjauh dariku yang masih tergolek lemas diatas terpal tsb. Hujan deras kali ini memang cukup lama hingga daerah sekitar lapangan itu sudah mulai tergenang air. Aku mencoba mengatur nafasku dan memulihkan tenaga dibawah guyuran air hujan tsb namun sepertinya Pak Ridwan dan Pak Deri ingin kembali menyetubuhiku.

Aku mencoba duduk diatas terpal tsb lalu kedua laki laki itu segera menyodorkan batang kemaluan mereka kedekat wajahku.
“ayo neng dikulum. Kata Pak Ridwan yang perutnya agak buncit tsb.

Aku segera menuruti perkataanya dengan membuka lebar lebar mulutku dan batang kemaluan itu pun segera merangsek masuk memenuhi rongga mulutku yang sempit. Tangan kanan pak Ridwan menahan bagian belakang kepalaku sementara pinggulnya maju mundur seraya menggenjot mulutku. Perhatianku kini tertuju pada wajah Pak Ridwan yang matanya merem melek terlihat keenakan saat penisnya dikulum olehku.
Guyuran hujan deras yang sempat membasahi tubuhku dan terpaan angina malam yang cukup kencang membuatku mulai terasa agak kedinginan apalagi saat itu aku sama sekali tak memakai sehelai kainpun ditubuhku.

“wah non amoy kedinginan ya. Sini non biar bapak kasih kehangatan. Kata Pak Deri sambil berjongkok dan memeluk tubuhku dari arah belakang.
Kuakui Pak Deri ini lebih lembut dan perhatian dibanding bapak bapak yang lainya namun wajahnya sangat tak enak untuk dilihat karena banyak bekas noda merah jerawat diwajahnya. Sambil mendekap diriku dari belakang lalu kedua tangan laki laki itu mencoba meremas kedua payudaraku dan lidahnya mencumbui bagian pundakku yang terasa begitu halus.

“kulit non carline bener bener halus kayak sutera seandainya bapak punya istri kayak non pasti bakal bapak entotin terus dikamar. Hehe.. kata Pak Deri

Bersamaan dengan itu Pak Ridwan semakin cepat saja menggenjot mulutku dan tiba tiba ia menarik keluar batang kemaluannya yang sedang berkedut tsb dan mengarahkannya tepat diwajahku.
“Biar gua tembak mukanya pakai peju !! kata Pak Ridwan sambil mengocok batang kemaluanya dan cairan sperma memancar keluar dari penisnya membanjiri wajahku.
“euhhh nikmatnya ngecrot dimuka amoy. Kata Pak ridwan sambil terus mengocok ngocok kemaluannya.

Pak Deri segera berganti posisi dan menyuruhku menungging diatas terpal tsb dengan berumpu pada kepala dan kedua lututku sementara kedua tanganku masih terikat dibelakang.
 
“Kita coba sambil nungging ya non. Kata Pak Deri sambil berusaha melesakkan batang kemaluannya.

Tubuhku terasa semakin menggigil dan agak bergetar karena terpaan angin malam yang cukup kencang namun tugasku belum selesai karena Pak Deri baru saja mulai menggenjot kemaluanku dari arah belakang.

Kedua tangan laki laki itu berpegangan pada pinggangku dan menahannya kuat kuat sementara pinggulnya terus menghentak hentak dengan cepat dan bertenaga membuat diriku agak terguncang. Saat itu kepalaku yang menyentuh lantai terasa diinjak oleh kaki seseorang yang menggunakan sebuah sandal jepit.

AKu tak bisa melihat orang yang menginjak kepalaku dengan seenaknya karena kepalaku tertekan kuat oleh kakinya. Dalam keadaan kepalaku yang diinjak tubuhku terus digenjot oleh Pak Deri dengan sekuat tenaga sehingga menimbulkan suara kecipak yang cukup keras karena benturan kedua tubuh kami.

Beberapa saat kemudian laki laki itu berhasil menumpahkan spermanya dalam kemaluanku dan menarik batang kemaluannya. Rupanya Pak Deri masih belum puas lalu ia menggunakan jarinya untuk mengaduk aduk liang kemaluanku yang sudah banjir oleh spermanya setelah puas baru ia berhenti mengaduk aduk dan berjalan menjauh.

Mereka membiarkanku menelungkup diatas terpal dengan tangan yang masih terikat kebelakang. Kulihat para laki laki itu berkumpul didekat pos sambil tertawa tawa dan menghisap rokok mereka. Aku berharap mereka semua terlah selesai menuntaskan hasrta birahi mereka padaku sehingga aku bisa segera beristirah dan memulihkan tenagaku.

Pak Deri segera memapah tubuhku kedalam pos dan melepaskan ikatan dipergelangan tanganku saat itu aku melihat Dulah dan Odet sudah berada disana dan mengobrol dengan Pak RT.
 
“Gimana pak RT sudah beres kan urusannya. Kata Dulah.
 
“Masalah kami dengan kalian para buruh kita anggap sudah selesai tapi masalah sama nona majikan kalian masih belum beres. Kata Pak RT sambil menghisap rokoknya.

“Loh pak kok belum selesai sih. Aku kan sudah melayani kalian semua tadi. Jawabku dengan kesal.
 
“Lah iya donk. Neng carline kan udah berkali kali bikin bikin mesum diwilayah ini dan meresahkan warga. Masa cuma bayar sekali aja udah selesai. Mana bisa begitu neng.. kata Pak RT.
 
“Ooh iya neng juga belum bayar uang tutup mulut buat kita semua kan. Kata Pak Deri
“pokoknya besok neng carline harus siapin sejumlah uang yang kita mau. kalau ngak. kamu tahu sendiri kan akibatnya. Ancam Pak RT.

“Denger ya moy !! asal lo tau aja !! gua ini salah satu penguasa di kampung ini. jadi lebih baik lo nurut aja !!! jangan sampai nanti gua suruh semua pemuda dikampung ini buat perkosa lo dan keluarga lo rame rame. Baru tau rasa Lo !! ujar Pak Rizal sambil terus menghinaku dengan perkataan kasar dan rasisnya.
 
“Jangan pak !! kumohon jangan lakukan itu. Aku pasti akan memberikan uangnya sama kalian tapi tolong jangan ganggu keluargaku.
Ujarku dengan suara memelas.

“Sudah sudah !! biar bagaimana pun bapaknya sudah sering kasih jatah bulanan ke gua. Jadi lebih baik kita lepasin dia sekarang. Nanti kalau dia ingkar janji baru kita kasih pelajaran yang lebih berat lagi. Ujar Pak RT.
 
“Nah sekarang kamu boleh pulang ke rumahmu. Tapi ingat jangan kasih tau siapapun soal kesepakatan ini. ujar Pak RT dengan nada mengancam.

Aku tak punya pilihan lain karena semua rahasiaku ada ditangan mereka selain itu keselamatan dan nama baik keluargaku pun menjadi taruhannya sehingga aku terpaksa menuruti kemauan mereka. Setelah itu kami semua membubarkan diri pulang kerumah masing masing sepanjang perjalanan aku tertunduk lemas karena melihat hidupku yang semakin terjerumus dalam permainan terlarang yang menghancurkan semua kehidupanku saat ini.

Setelah membersihkan diriku dari sisa sisa sperma maka aku pun segera merebahkan diriku diatas ranjang yang terasa begitu lembut dan nyaman. Pikiranku kembali melayang layang dan teringat berbagai macam ancaman yang dilontarkan para laki laki paruh baya tsb yang membuatku merasa kesal sekali. 

Sepertinya aku menyesal sekali dengan keputusanku yang pergi keluar tadi hingga aku diperas oleh komplotan tsb namun dibalik itu semua aku juga mendapat pengalaman baru setelah disetubuhi oleh mereka ditengah hujan dan tempat terbuka yang memberikan kepuasan tersendiri bagi diriku.

Komentar

  1. Trusin Hu, sering2 bikin lanjutannya.

    BalasHapus
  2. Makasih hu..fans ceria nih dari dulu

    BalasHapus
  3. Request agar serinya bisa dilanjutkan, adiknya yang Evelyn kan masih belum kebagian dikerjain tuh sama para buruhnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener, carline-nya jd hamil trus adiknya Evelyn ikut "bantuin" melayani :)

      Hapus
    2. Mamanya kan sudah hamil di part 3, lalu cicinya juga sudah hamil di part 4, tapi kalau Carline-nya ikutan hamil juga jadinya sudah gak bisa diapa apain lagi dong untuk cerita2 berikutnya?

      Hapus
  4. Lanjutannya blm ada nih? Ini cerita favorit gw dari kisah bb hu.. Di baca berulang2 tetep bikin horny.. Cici nya jgn di hilangin donk, suka bgt liat cewek judes di gb rame2

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau bisa si Carline, mamanya, cicinya dan adeknya berempat sekeluarga digangbang rame2 oleh para buruhnya, kalau perlu didepan papanya sekalian

      Hapus
  5. lancrottkaan ini favorit potensinya banyak gassss hidupkan kembali kisah bb wkwkwkwk

    BalasHapus
  6. ini cerita potensial amoy baguss lancrotkan suhuu

    BalasHapus
  7. Daripada amarah para buruh. Seri ini jauh lbh seru untuk di baca... Pliss update cerita ny di lanjutkan lagi

    BalasHapus
  8. Moga dilanjutkan Lust In Broken Home

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Draft Amarah Para Buruh 21

Draft Amarah Para Buruh 20

Lust in Broken Home 4

Terjebak Didalam Kelas

Akibat Kena Gendam Tetanggaku

Kisah Tragis Dikebun Karet

Amarah Para Buruh 10

Amarah Para Buruh 17

Binalnya Ibu Tiriku 4