Pagi
itu cuaca terlihat kurang bersahabat karena sudah sejak malam hujun terus
mengguyur dengan derasnya. Sebagai seorang professional membuat
Ariani tetap melanjutkan aktivitasnya meliput berita tentang sebuah bencana
banjir yang sedang melanda kotanya.
Setelah
seminggu berlalu akhirnya bencana banjir yang cukup parah itu berangsur surut
hingga sebagian masyarakat sudah pulang dari tempat pengungsian ke rumahnya
masing masing. Ketika sedang berada dikantornya Ariani mendapat sebuah tugas
baru yang cukup menantang baginya. Walaupun seorang wanita namun ia memang
sangat menyukai tantangan hingga dengan senang hati menerima tugas yang
diserahkan kepadanya.
Tugas
itu memang cukup berat dan agak berbahaya karena ia dan sekelompok liputannya
harus berangkat kesebuah daerah terpencil yang cukup jauh dari keramaian.
Menurut informasi yang beredar didaerah itu memang sering terjadi penyerangan
terhadapa para penduduk dan mereka mengaku sebagai kelompok kriminal bersenjata
yang memiliki motif politik untuk memberontak.
Sebagai
orang yang bertanggung jawab dan professional maka ia pun memenuhi tugas tsb
walaupun saat itu Aiani sedang menikmati bulan madunya yang baru 1 bulan dan
tidak dapat mengelak, sedang suaminya memang agak keberatan karena Ariani harus
bertugas di daerah pedalaman selama 1 minggu. Ia khawatir akan keselamatan
istrinya yang baru 1 bulan dinikahinya, namun karena tidak ingin menghambat
karir istrinya dengan terpaksa Dono mengijinkannya.
Setibanya
di bandara Timika Papua, Ari dijemput oleh rekan krunya. Dari bandara mereka
langsung menuju hotel dan mempersiapkan peralatan yang akan mereka bawa. Dari
hotel, keesokan harinya rekan Ariana dijemput dengan sebuah mobil dan langsung
berangkat ke tempat yang telah mereka rencanakan. Rombongan tersebut terdiri
dari 1 orang kru kantor, dan satu orang lagi penunjuk jalan ditambah dengan
Ariana sendiri.
Setibanya
di tempat tujuan, kru tersebut harus menyeberangi sungai yang amat deras dan
dalam mempergunakan sebuah perahu. Ketika sampai di seberang sungai mereka
harus berjalan kaki lagi selama 5 jam dari tempat itu, perjalanan itu melewati
hutan pedalaman yang amat besar.
Di
tempat yang telah disepakati dengan para pemberontak tersebut mereka menunggu
dengan sangat khawatir sebab mereka telah terlebih dahulu tiba. Kurang lebih 1
jam menunggu, para pemberontak tersebut datang dengan pasukannya lengkap. Di
dalam gubuk yang telah disediakan, Ariana diperkenalkan dengan Weweko yang
memimpin pasukan pemberontak tersebut, namun mereka terlebih dahulu digeledah
peralatannya tidak terkecuali pakaian Ariana mereka geledah. Ini adalah tahap
pertama Ariana mengalami pelecehan sexual dengan nakal.
Ariani |
Setelah
wawancara dilalukan selama 1 jam, teman-teman Ariana disuruh pulang ke tempat
semula dengan mata ditutup tidak terkecuali Ariana. Sambil senjata ditodongkan
ke arahnya para teman Ariana bergerak keluar daerah pertemuan. Ariana dibawa ke
dalam hutan tanpa sepengetahuannya karena matanya ditutup. Di dalam hutan
belantara itu Weweko menggiring Ariana sampai di tendanya yang dikawal ratusan
pasukan Pemberontak. Sebagai pimpinan ia amat berkuasa dan ditakuti anak
buahnya. Setibanya di tenda, Weweko memerintahkan anak buahnya untuk membuka
penutup mata Ariana. Dengan kaget bercampur takut Ariana bertanya mengenai
teman-temannya namun dengan santai Weweko mengatakan bahwa Ariana akan mereka
tawan sebagai sandera, Ariana sadar bahwa ia telah masuk ke dalam jebakan
Weweko dengan terpisahnya ia dari temannya.
“Mau
diapakan saya!” tanya Ariana galak. Ariana berteriak keras.
Dengan
senyum menakutkan, Weweko berkata, “Sebaiknya nona diam dan menuruti kemauan
saya… sekarang kamu adalah milik saya dan saya berkuasa atas diri nona. Tidak
seorangpun mampu membebaskan nona dari hutan papua ini.”"Sudah lama saya
tidak mencicipi tubuh wanita apalagi secantik nona… Apakah nona mau jadi istri
saya?” kata Weweko kemudian.Ariana bergidik ngeri. Ia tidak bisa membayangkan
kebuasan pria Papua ini dalam bercinta. Jika ia diperkosa sudah pasti ia tidak
dapat melepaskan diri. Ia hanya diam dan memandang sosok Weweko yang tinggi,
hitam, bau dan menjijikan nalurinya. Ia terbayang bagaimana buasnya Weweko
menggagahinya jika itu terjadi.
Ia
masih ingat pesan suaminya, namun nasi telah menjadi bubur, ia telah jatuh ke
tangan OPM. Ariana hanya diam duduk dalam keremangan malam yang dingin di dalam
tenda yang hanya beralaskan bulu hariamau. Sementara di luar tenda ia melihat
para pengawal Weweko dan Weweko sedang berpesta pora dengan menikmati daging
babi panggang dan meminum arak. Mereka bernyanyi sepuasnya. Berbeda dengan
Ariana, di dalam tenda ia hanya diam dan merasakan dinginnya malam di hutan
Papua yang terkenal ganas dan dingin itu. Sesaat kemudian datanglah Weweko
membawa makanan untuk Ariana juga minuman untuk menghangatkan badan, namun
Ariana hanya memakan sedikit daging ikan. Ia tidak menyukai daging babi, ia
tidak terbiasa makan babi, namun atas paksaan Weweko ia akhirnya memakannya
juga. Ia juga meminum arak sedikit supaya badannya hangat. Sedang ia dari tadi
merasakan dinginnya hutan Papua sampai ketulangnya dan membuat Ariana
menggigil.
Dengan
mata berbinar, Weweko mendekati Ariana dan berusaha memegang dagunya, namun
dikibaskan oleh Ariana. Saat itu, Weweko hanya memakai Koteka dan muka dicat
seperti pakaian tradisional Papua, sedang di bagian vitalnya yang panjang hanya
ditutupi penutup seadanya, seakan ia akan mengadakan hubungan sexual.”Jangan
marah manis?” Weweko berujar.”Alangkah asyiknya jika malam yang dingin ini kita
berbagi kehangatan dan saling memberi kemesraan.” katanya.”Cis!” Ariana
meludah.”Tidak sudi aku bermesraan dengan kamu, biadap!” katanya.Dengan senyum
simpul sambil menjilat ludah yang dibuang Ariana tadi, Weweko berusaha memeluk
dan menaklukan Ariana. Bau tubuh Weweko membuat Ariana ingin muntah, namun ia
tidak bisa berbuat apa-apa untuk melawan.
Di
dalam tenda itu hanya ada ia dan Weweko. Dengan paksa Weweko membuka baju
kemeja Ariana dengan robekan di dadanya sehingga tersembul dada montok yang
putih tertutup BH. Ini membuat Weweko semakin berusaha untuk menaklukan Ariana.
Dengan tangannya Ariana memalangkan tangannya pada dada yang terbuka itu.
Payudara yang montok itu tidak bisa ditutupi seluruhnya. Sambil memegang tangan
dan memeluknya, Ariana akhirnya menyerah dalam pelukan Weweko.
Tidak
ada yang terucap dari bibirnya, ia hanya diam, pasrah menanti apa yang akan
terjadi. Dengan sekali sentak Ariana ditelentangkan di atas bulu alas tenda
itu. Kesempatan ini tidak disia-siakan Weweko ia terus menjelajahi dada dan
bibir Ariana dengan buas. Inchi demi inchi tidak luput dari perhatian Weweko ia
terus memburu setiap sudut di tubuh Ariana. Saat itu BH Ariana telah tanggal
dari tempatnya. Dengan tangannya, Weweko berusaha memilin dan menggigit ujung
dari susu Ariana, membuat Ariana hanya menutup matanya, ia tidak sanggup
melihat apa yang dikerjakan Weweko atas tubuhnya. Secara naluri seks, birahinya
mulai bangkit ditambah udara malam yang begitu dingin.
Sejurus
kemudian, celana jeans Ariana dibuka Weweko dan terpampanglah batang paha mulus
yang di tengahnya ditutupi segitiga pengaman berwarna merah. Langsung saja
tangan Weweko menggusur CD Ariana itu dan dengan jari-jarinya yang besar dan
kasar, ia masukkan ke dalam lubang kewanitaan Ariana. Sementara itu mulut
Weweko tidak beranjak dari dada Ariana. Dengan naluri binatangnya Weweko
melebarkan kaki Ariana dan terkuaklah belahan kewanitaan Ariana yang ditumbuhi
bulu dengan daging kecil di belahan itu. Goa
itu mulai basah oleh tingkah laku jari tangan Weweko, dan tidak lama kemudian
dengan lidahnya Weweko mejilat daging kecil itu selama 15 menit. Secara
tiba-tiba mulut Weweko disemprot oleh air mani Ariana dan tertelan oleh Weweko.
Inilah saat bagi pria Papua yang ditunggu-tunggu.
Apabila
sampai menelan air mani wanita maka ia akan menambah keperkasaannya. Dengan
merubah posisi, Weweko membuka penutup batang kemaluannya yang terbuat dari
tumbuhan itu maka terlihatlah kelaminnya yang panjang dan besar tersebut. Ia bersiap-siap
untuk memasukkan batang kemaluannya ke dalam mulut Ariana, namun Ariana yang
sudah orgasme harus ia ransang dulu dengan memilin payudara dan mengorek-ngorek
isi lubang kemaluannya dulu.Tidak lama kemudian, Ariana telah teransang,
barulah Weweko memasukan batang kemaluannya ke dalam lubang kemaluan sempit
itu.
”Nona
harus mencoba punya saya, jangan coba curang, ya?” kata Weweko dengan
kasar.Ariana yang sudah tidak mengerti dengan keadaan dirinya hanya menurut dan
seluruh batang kemaluan Weweko telah masuk kedalam mulutnya dan mencoca
menjilatnya dengan gerakan maju mundur. Tidak kurang dari 14 menit, barulah
Weweko menyemprotkan maninya ke mulut Ariana. Ariana diharuskan menelannya
karena sesuai kepercayaan Papua, apabila seorang wanita telah menelan mani
prianya, maka wanita itu akan sulit melepaskan diri dari pria Papua yang
menyenggamainya. Beberapa saat setelah Weweko berusaha kembali merubah arah dan
posisi mereka, yang saat itu telah berhadap-hadapan dengan tubuh penuh
keringat, kedua insan dua ras tersebut berusaha menyudahi perjalanan kenikmatan
ragawinya pada tahap akhir.
Dengan
terlebih dahulu Weweko memegang kendali, Weweko memancing birahi Ariana. Ariana
teransang dan penetrasi tahap akhir akan dilakukan. Dengan menelentangkan tubuh
Ariana di atas bulu itu, kedua paha Ariana ia buka dan di pinggulnya Weweko
meletakan buntalannya sehingga terlihat isi kemaluan Ariana. Kedua kaki Ariana
diangkat ke bahu Weweko yang bidang. Saat itu batang kemaluan Weweko tegak
menghadap ke lubang kemaluan Ariana yang dengan supernya ingin mengaduk-aduk
isi lubang kemaluan Ariana. Beberapa saat kemudian, dengan sedikit paksa,
batang kemaluan Weweko masuk sebagian ke dalam lubang kemaluan itu. Beberapa
saat kemudian, ia tembakkan langsung dengan ganas, memaju-mundurkan batang
kemaluannya di dalam lubang kemaluan itu. Ariana sempat kesakitan dan air
matanya keluar, namun mulutnya telah ditutupi oleh bibir Weweko. Sementara itu
tangan Weweko memegang pantat Ariana supaya selama ia bergerak tidak terlepas.
Ia khawatir
Ariana akan mengeluarkan batang kemaluannya dari lubang kemaluannya saat Ariana
kesakitan. Ariana hanya dapat memegang tangan dan bahu Weweko hingga berdarah
tercakar sebab Ariana amat kesakitan akibat gerakan dan gesekan batang kemaluan
Weweko mengaduk-aduk lubang kemaluannya. Akhirnya Ariana pingsan beberapa saat
dan pada saat ia mulai sadar kembali, Weweko melakukan aktifitasnya yang
tertunda tadi, kurang lebih 20 menit, ia menggenjot batang kemaluannya keluar
masuk lubang kemaluan sempit itu.
Akhirnya
ia melepaskan air maninya di dalam lubang kemaluan Ariana sebanyak-banyaknya.
Ia tidak memperdulikan kesakitan bagi Ariana. Yang ada pada dirinya adalah agar
kepuasanya terpenuhi karena ia sudah berbulan bulan tidak merasakan tubuh
wanita.
Sampai
pada pagi harinya, Weweko terus berusaha memuaskan nafsunya kepada tubuh Ariana
yang tidak berdaya itu beberapa kali. Sampai pada akhirnya, pada saat
pelariannya, Weweko selalu mengikut-sertakan Ariana di dalam hutan Papua itu,
ia menganggap Ariana adalah istrinya dan Ariana harus mau mengikuti kemauannya
baik itu dalam hubungan seksual maupun dalam masalah pelarianny
Komentar
Posting Komentar