Langsung ke konten utama

Nafsu Birahi Yang Tak Terkendali

aku seorang pegawai sebuah perusahaan Garment di kawasan Bandung timur. Aku bekerja sebagai seorang supervisor produksi di bagian jahit. Memang kebanyakan pegawai/karyawan di tempatKu bekerja adalah perempuan. Mereka berasal dari sekitar pabrik atau orang luar yang kost di sekitar itu. Aku memiliki seorang asisten supervisor perempuan yang masih berusia 20 tahun. Namanya Mirna Rohaeti. Gadis manis yang cukup pintar dan rajin bekerja. Selama bekerja dengan asistenKu itu, Aku sering memperhatikan tingkah laku dan keadaan asistenKu.

Dari mulai Mirna memakai pakaian hingga cara kerja dan berbicara gadis itu. Memang Mirna orangnya pandai bergaul dan terkadang membuat laki-laki yang ada di pabrik suka padanya. Potongan tubuhnya cukup gemuk untuk gadis seukurannya. Namun cara Mirna berpakaian memang lain dibandingkan dengan gadis-gadis lainnya yang memang terlihat biasa saja. Mirna lebih senang menggunakan celana jeans yang ketat. Hal itulah salah satu yang membuatKu sering memandangi Mirna. Aku selalu memperhatikan pantat Mirna yang cukup montok, terlebih Mirna memiliki Payudara kecil yang justru smembuatKu semakin dongkol karena rencana yang kubuat selalu gagal.


Mirna tinggal di sebuah rumah kontrakan di sekitar pabrik. Gadis itu tinggal sendiri di rumah kontrakan tersebut. Kalau boleh dibilang, Mirna cukup berani untuk tinggal sendirian, padahal rumah kontrakannya berada di daerah yang sepi dengan jarak antar rumah cukup jauh. Terlebih-lebih bilamana saat kerja siang hari, Mirna baru sampai di rumah kontrakannya jam 11 malam, disaat sudah sangat sepi.
Mirna

Malam itu, setelah pulang kerja Aku sengaja menunggu di pabrik sampai agak sepi. Aku berencana akan pergi ke rumah kontrakannya Mirna secara mendadak dengan alasan ada sesuatu yang urgent. Aku berfikir Mirna tak akan menolak. Aku berencana akan memaksa gadis itu untuk melayani nafsu sexsKu dan kalaupun gadis itu berontak Aku sudah berencana akan memperkosa gadis itu.

Sekitar jam 11.30 malam Aku mulai bergerak menuju arah rumah kontrakan Mirna. Mirna saat itu memang sudah berada di rumahnya. Setelah melihat sekeliling dan merasa keadaan sepi. Aku mulai memasuki pagar rumah dan mengetuk pintu.

” Tok.. tok.tok…” Aku mulai mengetuk pintu.
Pintu terbuka, dan alangkah kagetnya Mirna melihat kedatanganKu secara tiba-tiba. Untung gadis itu telah selesai mandi dan masih menggunakan kerudungnya.

” Eh. Bapak.. Mirna sampai kaget… Ada apa yach malam-malam kesini ?” Mirna bertanya.
” Nggak, Ti. Saya ada keperluan sebentar. Soalnya ini urgent. Dan harus selesai besok pagi. Kira-kira kamu nggak keberatan kan kalau saya berbicara sebentar dengan Mirna !” Aku menjawab dengan tenang.

” Nggak apa-apa Pak, tapi jangan lama-lama. Soalnya udah malam entar nggak enak sama orang-lain, ya Pak yach…!”
” Iya, cuman sebentar ko. Paling 10 menit…Ok..!” JawabKu
Mirna mempersilahkan Aku untuk masuk. Begitu masuk ke dalam Aku memperhMirnakan sekeliling rumah itu. Mirna mempersilahkan .Aku duduk di karpet.
” Sebentar Pak, Mirna ke belakang dulu…!”Mirna berkata
” Iya tapi nggak usah repot-repot, Saya khan cuman sebentar ko.!” Aku menimpali.
Ketika Mirna berbalik, Aku memperhatikan gadis itu dari belakang. Saat itu Mirna mungkin lupa belum memakai Underwear sehingga dari balik cahaya Aku melihat lekuk-lekuk kaki gadis itu mulai dari betis sampai pinggangnya. Aku semakin melotot ketika ternyata gadis itu memakai celana dalam merah jambu yang jelas-jelas cukup terlihat jelas di mataKu. Batang kemaluanKu menjadi tiba-tiba membesar dan nafsu birahiKu semakin meningkat.

Aku bergerak kearah pintu dan pelan-pelan mengunci pintu itu dan memasukkan kuncinya ke dalam celanaKu. Akupun mulai bergerak kearah dapur secara perlahan-lahan agar tak terdengar oleh gadis itu. Memasuki dapur Aku melihat Mirna sedang mempersiapkan minum untukKu. Pelan-pelan Aku dekMirna Mirna dari arah belakang dan secara tiba-tiba Aku pukul pundak Gadis itu. Karena dipukul tiba-tiba Mirna tidak dapat menghindar dan jatuh tak sadarkan diri. Cepat-cepat Aku merangkul gadis itu agar tak jatuh.

Dengan sigap Kupangku gadis itu ke kamar dan merebahkan Mirna yang sudah pingsan di atas kasur tanpa dipan. Setelah itu Aku kedapur dan minum minuman yang mau disuguhkan kepadaKu dan kembali ke kamar. Sambil mengatur nafasKu yang ngos-ngosan karena sudah tidak tahan. Tangan kananKu bergerak meraba Payudara gadis itu. Mulanya pelan-pelan tapi lama kelamaan semakin keras, bahkan kedua tanganKu dengan ganas meremas-remas payudara Mirna yang kalau terlentang kelihatan rata.

Saking keenakannya meremas Payudara Mirna Aku lupa dengan waktu yang sudah menunjukkan jam 12 malam. Karena takut gadis itu terbangun dari pingsannya. Cepat-cepat Aku mengambil tali plastic yang memang sudah Kupersiapkan. Aku pun mengikat tangan dan kaki Mirna serta menyumpal mulut gadis itu dengan celana dalam Mirna yang ada di lemari. Tiba-tiba Mirna terbangun dan membuka mata.
” eeeh…eh…” Erangnya merasakan sakit akibat pukulanKu.

Mirna kaget karena dia tak dapat berbicara sedangkan kedua tangan dan kakinya terikat. Dan lebih kaget lagi ketika di hadapannya melihat AtDedenya tertawa terkekeh-kekeh menyaksikan Mirna yang tak berdaya.
” Rasain deh lu, makanya jadi cewek jangan sombong. Jadi aja kepaksa Saya kerjain deh.?” Aku berbicara.
” Kepaksa, malam ini kamu harus bisa memuaskan Aku, Atasanmu.”..

Mirna semakin takut karena dia tahu apa yang akan terjadi pada dirinya. Dia akan diperkosa oleh atasannya sendiri. Dia hanya menangis tanpa suara yang jelas karena mulutnya disumbat. Dan tiba-tiba dihadapan Mirna, Aku mulai membuka pakaianKu hingga telanjang. Batang kemaluanKu sudah berdiri sejak Aku masuk ke rumah Mirna. Mirna hanya bias menutup mata tak mau melihat pemandangan di depannya.

Aku bergerak mendekati Mirna dan membuka sumpalan pada mulut Mirna. Belum sempat berteriak, mulut Mirna tiba-tiba Kusumpali dengan batang kemaluanKu yang sudah menegang dan membuat Gadis itu tersedak. Tapi tak bisa berbuat apa-apa karena Aku memegang kepala gadis itu. Rasa mual membuat Mirna hampir muntah dan berusaha melepaskan kemaluanKu di mulutnya. Aku gerak-gerakkan kontolKu di mulut gadis itu. Selama sepuluh menit Aku jejali mulut gadis itu dengan batang kemaluanKu. Dan tiba-tiba Kukeluarkan kemaluanKu dari mulut gadis itu. Mirna mencoba berteriak tapi Aku cepat-cepat membekap mulut Mirna dan berkata.

” Diem lu, jangan berteriak atau Saya bunuh kamu?”
Sambil menempelkan pisau dapur yang kebetulan ada di meja. Mirna terdiam karena takut ancamanKu. Dan hanya bisa menangis sampai gadis itu kelelahan dan lemas. Melihat Mirna tak berdaya. Aku membuka ikatan pada gadis itu. Dan tanpa perlawanan yang berarti Aku buka pakaian Mirna satu persatu hingg tubuh Mirna telanjang bulat. Aku hanya meninggalkan kerudung kepala gadis itu di kepalanya. Tubuh polos Mirna di mataKu terlihat sangat indah. Tak henti-hentinya Aku melihat dan berguman.

” Tubuh indah…. Indah sekali…. baru kali ini Aku melihat tubuh seindah ini !”
Di hadapanKu Mirna hanya menangis pelan karena keadaan tubuhnya telah lemah. Gadis itu memang terlihat lucu dengan kerudungnya. Dan Aku sangat suka melihat tubuh telanjang Mirna dengan rambutnya yang agak berantakan, membuatKu semakin terangsang.

” Gile mir, kemaluanmu itu lo….bulunya tipis tapi waduh…..?” gumamKu
Aku bergerak dan melangkahi Mirna dengan kedua kakiKu berada di atas badan Mirna. Kududuki perut Mirna dan tiba-tiba kedua tanganKu meremas-remas Payudara gadis itu. Mirna menjerit-jerit ketika Aku memijat-mijat putting susunya. Melihat Mirna berteriak, cepat-cepat Aku membekap dan berkata, “Lu bias diem ngga…!?”.
Mirna terdiam takut akan ancamanKu. Aku berdiri dan bergerak ke ruang tamu. Aku mengambil sesuatu dari kantongKu. Sebuah kamera digital.

” Sekarang Mirna harus difoto dulu yach buat kenang-kenangan..”.
Aku mulai memoto Mirna yang sudah telanjang dari berbagai posisi.
Selesai itu Aku menyimpan kembali kameranya. Mungkin sekitar 50 foto Kujeppret. RencanaKu foto itu akan kugunakan untuk menakut-nakuti gadis itu dan sebagai koleksi spesialku.
Aku mulai mendekMirna Mirna kembali. Batang kemaluanKu sudah mengecil
karena kelamaan.
” Sekarang, Lu harus nyobain kontolKu ini…pasti nikmat.?” Aku berkata.
” jangaaaaaan pak…jangaaaaaaaan ? Mirna memelas.

Tapi Aku tak peduli dengan ucapan gadis itu. Dan setelah jongkok di kasur depan Mirna, Aku angkat paha Mirna dan melebarkannya. KepalaKu menunduk memperhatikan kemaluan Mirna yang ditumbuhi bulu-bulu tipis. KepalaKu bergerak dan mulutKu mulai menjilMirna memek gadis itu. Mirna terengah-engah merasakan kemaluannya ada yang menjilati. Hanya suara erangan gadis itu saja yang terdengar. Sementara mulutKu menjilati kemaluan Mirna, tanganKu bergerak ke atas dan memijat-mijat payudara Mirna serta mempermainkan putting susu gadis itu.. Mirna menggeliat antara sakit, geli dan takut.

Tiba-tiba Mirna mengangkat pinggulnya dan melemah. Rupanya Gadis itu telah orgasme. Dari vagina gadis itu keluar cairan. Ketika melihat bibir vagina gadis itu telah basah, cepat-cepat Aku arahkan kontolKu yang udah menegang dan mendekatkannya ke liang vagina gadis itu. Sambil memegang pinggul gadis itu, Aku menggerakkan pinggulKu, dan ” hup…”
Walaupun dengan susah payah akhirnya kontolKu masuk amblas ke dalam lubang kemaluan Mirna.

Mirna menjerit kesakitan. Kurasakan batangKu hangat dan serasa ada yang memijat-mijat. Aku mulai mengerakkan kontolKu maju mundur. TanganKu memegang pundak gadis itu sedang mulutKu menciumi putting susu Gadis itu. Mirna mendesah-desah, membuatKu semakin bergairah dan kuganti permainanKu. Kubalikkan tubuh Mirna. Dan memposisikan tubuh telanjang gadis itu seperti Anjing. Dari arah belakang kembali Kuhujamkan batangKu ke liang memek gadis itu. GerakanKu semakin cepat.

Kedua tanganKu semakin kasar meremas-remas susu gadis itu. Mirna semakin mengerang-ngerang kesakitan. Tapi Aku tak peduli. Terus saja Aku maju mundurkan pinggulnya dengan cepat. Sampai akhirnya tubuhKu mengejang dan menyemprotkan spermaKu di kemaluan gadis itu. Setelah diam beberapa saat membiarkan batangKu tertanam di lubang vagina Mirna. 

Aku lepaskan batangKu dan membalikkan tubuh Mirna serta mengangkat kepala gadis itu serta memaksa Mirna menjilati batangKu yang masih basah oleh sperma dan darah. Setelah selesai dan merasa puas, Aku mengenakan kembali pakaianKu. Membiarkan tubuh Mirna telanjang lemas. Setelah itu Aku bergerak mendekati Mirna yang masih terisak-isak.

” Udah dulu yach, lain kali lagi aja..”
” Awas jangan bilang siapa-siapa atau fotomu ini akan aku sebarkan di pabrik.. Biar orang lain tahu tubuh kamu yang indah ini..”
” Jadi diam dan jangan beritahu orang lain. ”

Merasa Mirna tak akan melawan. Sebelum meninggalkan gadis itu Kukecup bibir gadis itu. Dan berkata.
” Aku pulang dulu sayang dan terima kasih, lain kali Aku datang lagi he.he.he…”


Aku pergi meninggalkan Mirna yang tetap menangis. Kira-kira, selama satu tahun bekerja di pabrik itu, Aku selalu memaksa Mirna melakukan hubungan sex denganKu selama 10 kali. Sampai akhirnya Aku keluar dari perusahaan itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Draft Amarah Para Buruh 21

Draft Amarah Para Buruh 20

Lust in Broken Home 4

Lust In Broken Home 5

Terjebak Didalam Kelas

Akibat Kena Gendam Tetanggaku

Kisah Tragis Dikebun Karet

Amarah Para Buruh 10

Amarah Para Buruh 17

Binalnya Ibu Tiriku 4